• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penggunaan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Pembelajaran Akidah Akhlak

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Khusus Penelitian

1. Proses Penggunaan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Pembelajaran Akidah Akhlak

Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah itu siswa belajar keterampilan-keterampilan melalui penyelidikan dan berfikir sehingga

dapat memandirikan peserta didik dalam belajar dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran dalam arti siswa adalah pebelajar, pelaku atau subyek pembelajaran. Dalam kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari mata pelajaran atau sesuatu dengan cara yang lebih efektif untuk menunjang keberhasilan.

Sehingga siswa menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, lingkungan yang dipelajari siswa dapat berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dapat dijadikan bahan belajar.

Kemudian siswa akan mengkontruk atau membangun ide gagasan dan pemahamannya sendiri berdasarkan pengalamannya. Sehingga siswa tidak terkesan hanya menerima dan vakum dan hanya guru yang aktif dalam proses pembelajaran akan tetapi siswa difasilitasi dan diberikan kesempatan untuk mencari, menemukan dan mengembangkan ide atau gagasannya. Maka dalam hal ini guru hanyalah sebagai motivator dan fasilitator belajar siswa. Dan siswa dituntut untuk menemukan konsepnya secara mandiri dengan cara menemukan dan membangun pengetahuannya dengan memadukan pegetahuan yang telah dimiliki dan pengetahuan yang baru.

Model pembelajaran Problem Based Learning, merupakan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan dan inkuiri. Dengan pendekatan pembelajaran Problem Based Learning, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada masalah-masalah autentik, yang berhubungan dengan kehidupan nyata sehari-hari, siswa dilatih untuk berfikir kreatif dan mandiri. Selain itu model ini menghendaki siswa untuk mencari pemecahan masalah dengan melalui pengembangan hipotesis dan penyelidikan sehingga peran aktif siswa sangat ditekankan.

Dengan adanya penggunaan model pembelajaran problem based

learning pada saat pembelajaran Akidah Akhlak maka siswa akan lebih

mudah memahami materi ajar secara komprehensif serta mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menggunakan model problem based learning pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Dalam hal ini guru mata pelajaran Akidah Akhlak perlu untuk menyusun dan merancang perencanaan pembelajaran sampai dengan menyusun bahan evaluasi pembelajaran.

Adapun dalam Penelitian ini tentang efektifitas penggunaan model

problem based learning dalam penguasaan materi Akidah Akhlak, akan

pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi saat pembelajaran Akidah Akhlak.

Terkait dengan upaya guru dalam mempersiapkan sebuah perencanaan sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan yang meliputi penetapan tujuan, merancang situasi masalah, dan organisasi sumber daya dan rencana logistik dapat diketahui dari hasil petikan wawancara dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri 1 Lampung Timur dan siswa kelas VIII, berikut penjelasannya:

a. Penetapan Tujuan

Dalam hal ini model problem based learning dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaannya bisa saja para peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dapat diketahui berdasarkan hasil petikan wawancara berikut ini.

(W1/A.1/3)

Perencanaan merupakan hal penting dalam proses pembelajaran, mempersiapkan dan menyusun sebuah perencanaan pembelajaraan tidak lain agar dalam proses pembelajaran seorang guru dapat melakukan proses pembelajaran yang sistematis.

Selain itu juga guru memiliki tujuan yang direncanakan saat membuat perencanaan pembelajaran terkait dengan model problem

(W1/A.5/3)

Target atau tujuan yang hendak dicapai terkait dengan penggunaan model problem based learning ini adalah siswa memiliki keterampilan menyelidiki suatu masalah yang ada di sekitar mereka, siswa menjadi pebelajar yang mandiri, dan siswa diharapkan memiliki pola berfikir yang dewasa.

Untuk tercapainya tujuan yang hendak dicapai guru selalu memberikan motivasi dan membantu siswa saat pembelajaran sedang berlangsung.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak tersebut, didukung dengan pernyataan beberapa siswa yang menjadi anak didik dari guru yang bersangkutan terkait dengan cara guru untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan, berikut petikan wawancaranya:

(W2/A.2/3)

Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum dipahami sehingga siswa terbantu untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang sedang didiskusikan.

(W3/A.2/3)

Guru membimbing dan menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum dipahami.

(W4/A.2/3)

Dengan cara membahas materi apa yang akan dipelajari kemudian menjelaskan masalah yang terkait.

(W5/A.2/3)

Guru menanyakan dan memberi arahan kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi.

Guru memberikan arahan dengan cara melatih terus menerus bagaimana memecahkan suatu masalah sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun perencanaan terkait dengan penetapan tujuan guru sangat memperhatikan tujuan yang hendak dicapai dan berusaha agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan cara membimbing siswa, memberikan arahan dengan melatih siswa tentang memecahkan masalah, dan menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum dipahami sehingga siswa terbantu untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang sedang didiskusikan.

b. Merancang Situasi Masalah

Guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Merancang situasi masalah ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut hasil dari petikan wawancara terkait dengan merancang situasi masalah yang dilakukan oleh guru akidah akhlak.

(W1/A.6/3)

Cara yang dilakukan untuk merancang situasi masalah adalah dengan memberikan masalah yang tidak sulit bagi siswa agar siswa mampu berdiskusi dan memecahkan masalah yang sudah diberikan, serta memeberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih masalah yang akan didiskusikan sehingga menambah

semangat dan motivasi siswa dalam proses pemecahan masalah saat proses pembelajaran berlangsung.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak tersebut, didukung dengan pernyataan beberapa siswa yang menjadi anak didik dari guru yang bersangkutan terkait dengan cara guru untuk merancang situasi masalah, berikut hasil petikan wawancaranya:

(W2/A.3/3)

Dengan memberikan pemahaman bahwa masalah yang disajikan adalah masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa termotivasi agar harus mampu memecahkan masalah yang didiskusikan. Pemberian masalah juga dianggap mudah oleh siswa.

(W3/A.3/3)

Agar siswa termotivasi dalam menyelesaikan pertanyaan atau masalah yang disajikan guru memberikan pemahaman bahwa masalah yang disajikan adalah masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari.

(W4/A.3/3)

Agar siswa termotivasi dalam menyelesaikan pertanyaan atau masalah yang disajikan guru memberikan pemahaman bahwa masalah ini adalah masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari jadi setiap siswa harus bisa memecahkan masalah ini.

(W5/A.3/3)

Dengan mengatakan bahwa jika ingin paham materi maka harus serius dalam berdiskusi dan tidak bermain-main.

(W6/A.3/3)

Guru mengatakan bahwa masalah ini adalah masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari jadi saya harus bisa memecahkan

masalah ini, dengan begitu saya akan menjadi anak yang baik dalam berperilaku di masyarakat

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun perencanaan terkait dengan merancang situasi masalah dapat tercapai dengan cara memberikan masalah yang tidak sulit bagi siswa, guru memeberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih masalah yang akan didiskusikan, serta dengan memberikan pemahaman bahwa masalah yang disajikan adalah masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa termotivasi harus mampu memecahkan masalah yang didiskusikan. c. Organisasi Sumber Daya dan Rencana Logistik

Dalam pembelajaran berbasis masalah atau problem based

learning siswa dimungkinkan bekerja dengan ragam material dan

peralatan, dan dalam pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut hasil dari petikan wawancara terkait dengan organisasi sumber daya dan rencana logistik yang dilakukan oleh guru akidah akhlak:

(W1/A.7/3)

Dengan cara memperhatikan apa yang dapat dikombinasikan dengan model problem based learning seperti LCD, vidio, atau gambar, dan temtap-tempat yang mendukung seperti perpustakaan agar dapat membantu siswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah yang diberikan sehingga penggunaan model problem based learning menjadi efektif.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak tersebut, didukung dengan pernyataan beberapa siswa terkait dengan cara guru dalam organisasi sumber daya dan rencana logistik, berikut hasil petikan wawancaranya:

(W2/A.4/3)

Alat bantu atau media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa belajar dengan hanya menggunakan buku.

(W3/A.4/3)

Guru tidak menggunakan alat bantu pada saat pembelajaran berlangsung

(W4/A.4/3)

Guru menggunakan gambar yang barkaitan dengan materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran.

(W5/A.4/3)

Dalam pembelajarannya guru menggunakan gambar yang barkaitan dengan materi yang sedang diajarkan.

(W6/A.4/3)

Tidak ada alat yang digunakan guru saat diskusi hanya buku saja yang ada di perpustakaan.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun perencanaan terkait dengan organisasi sumber daya dan rencana logistik kurang diperhatikan oleh guru karena alat bantu yang guru gunakan hanya buku.

Kemudian mengenai pelaksanaan model problem based learning, meliputi beberapa kegiatan yaitu diantaranya adalah orientasi siswa pada

masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan mandiri dan kelompk, analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Kemudian Hasil petikan wawancara dengan guru Akidah Akhlak dan beberapa siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Lampung Timur mengenai kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

a. Orientasi Siswa pada Masalah

Dalam kaitannya dengan orientasi siswa pada masalah, dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang digunakan guru berkaitan dengan orientasi siswa pada masalah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

(W1/A.9/3)

Cara yang dilakukan guru agar siswa selalu berorientasi pada masalah yang ada disekitar yaitu memberikan masalah dan meminta para siswa untuk mempelajarinya, memberikan stimulus respon kepada siswa tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut, meminta semua kelompok mengajukan pertanyaan jika ada yang belum dipahami, dan meminta siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait dengan masalah yang sudah diberikan yang terdapat disekitar mereka.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi Akidah Akhlak tersebut sejalan dengan pernyataan beberapa peserta didik diantaranya sebagai berikut:

(W2/A.6/3)

Dengan cara meminta setiap kelompok agar fokus kepada masalah dan melakukan tanya jawab dan berdiskusi, kemudian jika ada yang bertanya maka guru memberikan penjelasan.

(W3/A.6/3)

Dengan cara membimbing dan mendekati kelompok terutama jika ada siswa yang bertanya

(W4/A.6/3)

Dengan cara memberikan pengarahan dan meminta agar setiap kelompok berusaha untuk memecahkan masalah yang dibahas dengan mengumpulkan informasi setelah itu didiskusikan dengan teman kelompok

(W5/A.6/3)

Dengan cara memberikan pengarahan, dan juga meminta siswa untuk fokus kepada masalah serta berusaha untuk dapat menyelesaikan masalah dengan berdiskusi antar kelompok

(W6/A.6/3)

Dengan cara mendekati kelompok kemudian memberi arahan dan meminta siswa untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara guru agar siswa dapat berorientasi pada masalah dimana siswa mampu melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan agar menjadi pebelajar yang mandiri

yaitu dengan cara memberikan masalah dan meminta para siswa untuk mempelajarinya, memberikan stimulus respon kepada siswa tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut, meminta setiap kelompok agar fokus kepada masalah dan melakukan tanya jawab dan berdiskusi, dan meminta siswa untuk mengumpulkan informasi terkait dengan masalah yang sudah diberikan yang terdapat disekitar mereka. b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Dalam kaitannya dengan mengorganisasikan siswa untuk belajar, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja sama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Cara yang digunakan guru berkaitan dengan mengorganisasikan siswa untuk belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

(W1/A.11/3)

Cara yang dapat dilakukan agar setiap kelompok dapat kompak dalam memecahkan suatu masalah adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa dan membimbing siswa serta mengusahakan agar setiap siswa fokus pada masalah yang sudah diberikan dengan cara meminta siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan masalah yang diberikan, dan menanyakan tentang proses pengumpulan informasi tersebut.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi Akidah Akhlak tersebut sejalan dengan pernyataan beberapa peserta didik diantaranya sebagai berikut:

(W2/A.7/3)

Cara guru agar siswa dapat kerja sama dan saling membantu dengan kelompoknya untuk menyelidiki masalah secara bersama yaitu memberikan arahan agar siswa dapat menjaga kekompakan kelompok dan saling sharing dengan teman kelompoknya.

(W3/A.7/3)

Cara guru agar siswa dapat kerja sama dan saling membantu dengan kelompoknya untuk menyelidiki masalah secara bersama yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah.

(W4/A.7/3)

Memberikan perintah agar melakukan sharing dan tanya jawab dengan teman sekelompok.

(W5/A.7/3)

Guru meminta setiap siswa untuk kompak dalam berdiskusi agar mudah memecahkan dan memepelajari masalah yang sedang dibahas.

(W6/A.7/3)

Dengan cara mendekati beberapa kelompok dan menanyakan hal-hal yang sulit dan memerikan arahan kepada kelompok tersebut.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara guru dalam mengorganisasikan siswa untuk belajar dimana dalam hal ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja sama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki

masalah secara bersama yaitu dengan cara memberikan motivasi kepada siswa dan membimbing siswa serta mengusahakan agar setiap siswa fokus pada masalah yang sudah diberikan dengan cara meminta siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan masalah yang diberikan, menanyakan tentang proses pengumpulan informasi tersebut, memberikan arahan agar siswa dapat menjaga kekompakan kelompok serta saling sharing dan tanya jawab dengan teman kelompoknya.

c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

1) Dalam kaitannya dengan upaya guru membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah adalah guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berfikir tentang suatu masalah dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut.

Cara yang digunakan guru berkaitan dengan hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

(W1/A.12/3)

Untuk membantu siswa agar dapat memecahkan masalah yang diberikan yaitu dengan memberikan bimbingan kepada masing-masing siswa dengan meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi Akidah Akhlak tersebut sejalan dengan pernyataan beberapa peserta didik diantaranya sebagai berikut:

(W2/A.11/3)

Cara guru membantu siswa dalam menyelidiki permasalahan yang diberikan yaitu dengan menjelaskan kembali masalah yang diberikan agar semua siswa lebih paham dengan masalah yang sedang dibahas serta meminta siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

(W3/A.11/3)

Cara guru membantu siswa dalam menyelidiki permasalahan yang diberikan yaitu dengan menjelaskan kembali masalah yang diberikan agar semua siswa lebih paham dengan masalah yang sedang dibahas serta meminta siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

(W4/A.11/3)

Dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan dan memberikan perintah untuk bertanya bagi siswa yang belum paham.

(W5/A.11/3)

Dengan menjelaskan masalah yang diberikan dan memerintahkan untuk kelompok agar mencari iformasi yang berkaitan dengan masalah dan materi ajar.

Cara guru membantu siswa dalam menyelidiki permasalahan yang diberikan yaitu dengan Meminta kami untuk mencari poin poin permasalahan yang diberikan

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan guru untuk membantu siswa agar dapat memecahkan masalah yang diberikan yaitu dengan memberikan bimbingan kepada masing-masing siswa dengan meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami, Meminta siswa untuk mencari poin poin permasalahan yang diberikan, menjelaskan kembali masalah yang diberikan agar semua siswa lebih paham dengan masalah yang sedang dibahas serta meminta siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

2) Poin yang kedua dalam kaitannya dengan upaya guru membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah adalah guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut, merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas siswa. Cara yang digunakan guru berkaitan dengan hal ini dapat dilakukan

dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya: (W1/A.13/3)

Dengan cara meminta kepada para siswa agar mereka melakukan sharing dan tanya jawab baik kepada saya atau kepada teman kelompoknya dalam pengumpulan informasi-informasi terkait dengan masalah yang dibahas sehingga secara otomatis mereka akan saling berbagi ide gagasan saat proses pemecahan masalah berlangsung.

Pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi Akidah Akhlak tersebut sejalan dengan pernyataan beberapa peserta didik diantaranya sebagai berikut:

(W2/A.10/3)

Cara guru dalam membantu siswa dalam bertukar gagasan dengan kelompok yaitu memberikan arahan pada siswa untuk selalu melakukan tanya jawab kepada teman satu kelompoknya.

(W3/A.10/3)

Cara guru dalam membantu siswa dalam bertukar gagasan dengan kelompok yaitu memberikan arahan pada siswa untuk selalu melakukan tanya jawab kepada teman satu kelompoknya.

(W4/A.10/3)

Memberikan perintah untuk selalu melakukan tanya jawab kepada teman satu kelompok.

(W5/A.10/3)

Dengan cara memberikan arahan untuk berdiskusi dan

saling membantu untuk memecahkan masalah setelah itu dicatat di buku.

Cara guru dalam membantu siswa dalam bertukar gagasan dengan kelompok yaitu dengan mengarahkan untuk mencoba berpendapat dari hal-hal yang kecil.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan guru untuk membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah adalah meminta kepada para siswa agar mereka melakukan sharing, tanya jawab, berdiskusi dalam pengumpulan informasi-informasi terkait dengan masalah yang dibahas sehingga secara otomatis siswa akan saling berbagi ide gagasan saat proses pemecahan masalah berlangsung.

3) Poin yang ketiga dalam kaitannya dengan upaya guru membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah adalah puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis pemecahan masalah dalam hal ini yaitu model problem based learning adalah penciptaan dan peragaan artefak. Seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape. Cara yang digunakan guru berkaitan dengan hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

Guru meminta siswa untuk membuat laporan yang terkait dengan masalah berupa catatn di buku.

(W3/A.19/3)

Guru meminta siswa untuk membuat laporan yang terkait dengan masalah berupa catatn di buku.

(W4/A.19/3)

Kaitannya dengan pembuatan laporan yang terkait dengan masalah atau pertanyaan siswa mencatat di buku hal-hal yang berkenaan dengan masalah.

(W5/A.19/3)

Setiap kelompok diminta untuk membuat laporan dengan mencatat di buku hal-hal yang penting

(W6/A.19/3)

Siswa membuat laporan yang terkait dengan pertanyaan dengan catatan di buku.

Berdasarkan dari hasil petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis pemecahan masalah dalam hal ini yaitu model problem based

learning hanya sebatas membuat catatan laporan berupa catatan di

buku saja.

d. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Dalam kaitannya dengan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis masalah tugas guru pada tahap akhir pembelajaran adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang

mereka gunakan. Cara yang digunakan guru berkaitan dengan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut hasil petikan wawancaranya:

(W1/A.14/3)

Agar siswa dapat mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri dapat dilakukan dengan cara mengajak para siswa untuk bersama-sama mengoreksi informasi yang sudah mereka dapatkan terkait dengan masalah yang sudah diberikan dan membahas kekurangan saat proses pemecahan masalah sehingga siswa dapat menilai sendiri proses berfikir mereka. Pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi Akidah Akhlak tersebut berkenaan dengan cara siswa menganalisis dan keterampilan penyelidikn sejalan dengan pernyataan beberapa peserta didik diantaranya sebagai berikut: