• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pertemuan Dusun dan Penggalian Gagasan

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL (Halaman 107-112)

Sebelum proses sosialisasi dan penggalian gagasan melalui kelompok-kelompok masyarakat, terlebih dahulu diadakan pertemuan di tingkat dusun untuk membuat peta sosial kemiskinan dan tingkatan kesejahteraan bersama-sama warga dusun setempat. Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada pertemuan di tingkat dusun sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep dan prosedur PPK-R2PN , dengan menggunakan poster diseminasi.

2. Memberi kesempatan kepada paserta yang hadir untuk melakukan tanya jawab. 3. Selesai sosialisasi tentang PPK-R2PN , Kader Desa memfasilitasi peserta untuk

menentukan sendiri tingkatan kesejahteraan yang ada dimasyarakat dengan menggunakan alat klasifikasi kesejahteraan. Penentuan tingkatan kesejahteraan dengan menggunakan alat klasifikasi kesejahteraan hanya dilakukan pada pertemuan tingkat dusun yang pertama kali. Untuk pertemuan di tingkat dusun lainnya tinggal mengkonfirmasikan hasil klasifikasi kesejahteraan yang telah dibuat

Penjelasan III : Forum-Forum Musyawarah PPK 10 pada pertemuan dusun pertama kali, untuk menentukan tingkat kesejahteraan dusun tersebut.

4. Selanjutnya fasilitasi peserta untuk membuat peta sosial kemiskinan dan tingkatan kesejahteraan berdasarkan tingkatan pendapatan yang telah dibuat dengan menggunakan metode pemetaan sosial (lihat Penjelasan 2 PTO Fasilitasi dan Pelatihan, bagian acuan teknik fasilitasi penggalian gagasan).

5. Menjelaskan kepada peserta bahwa, setelah pertemuan tingkat dusun akan dilanjutkan dengan sosialisasi sekaligus penggalian gagasan di tingkat kelompok.

Hasil pembuatan peta sosial kemiskinan dan tingkatan kesejahteraan, selanjutnya digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan penggalian gagasan di kelompok-kelompok masyarakat. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pertemuan tingkat kelompok sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep dan prosedur PPK-R2PN , dengan menggunakan dan poster. 2. Memberi kesempatan kepada yang hadir untuk melakukan tanya jawab seputar

PPK-R2PN .

3. Menyampaikan informasi mengenai pengembangan daerah atau rencana kegiatan pemerintah atau swasta yang akan dilaksanakan di dusun/desa atau di sekitar desa.

4. Fasilitasi proses penggalian gagasan pada pertemuan kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Peserta diajak untuk mengemukakan dan membahas permasalahan yang ada di dusun/desa yang menyangkut kepentingan umum dengan tidak mengabaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat miskin yang ada di dusun/desa (penjelasan lebih lanjut mengenai proses ini dapat mengacu kepada Penjelasan 2 PTO mengenai Fasilitasi dan Pelatihan).

Peserta mengungkapkan gagasan kegiatan Pembangunan perumahan

(H);pembangunan atau rehabilitasi gedung sekolah dan penyediaan

fasilitas untuk peningkatan pendidikan (S);Pembangunan atau rehabilitasi kantor atau balai desa(Go);.berdasarkan masalah-masalah yang ada.

Minta peserta mendiskusikan urutan prioritas kegiatan Pembangunan atau rehabilitasi Prasarana pendukung perdesaan (I) seperti :Jalan; jembatan; air bersih; irigasi; MCK komunal; Polindes; pasar desa dan lainnya yang dapat menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa untuk selanjutnya diusulkan ke musyawarah khusus perempuan (bila anggota kelompok atau peserta yang hadir hanya perempuan) atau ke musyawarah desa II (bila anggota kelompok atau peserta yang hadir hanya laki-laki atau campuran).

Gagasan pembangunan prasarana pendukung perdesaan (I) prioritas tersebut kemudian dituliskan pada daftar gagasan.(Lihat Formulir Daftar Gagasan Kelompok / Dusun )

Penjelasan lebih lanjut mengenai cara-cara penggalian gagasan dapat mengacu kepada Penjelasan 2 PTO mengenai Fasillitasi dan Pelatihan.

6. Kades Desa memandu pemilihan wakil kelompok yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka untuk hadir pada musyawarah khusus perempuan atau musyawarah desa II. Selesai pemilihan, Kader Desa menegaskan kembali bahwa disamping wakil-wakil terpilih, terbuka kesempatan bagi siapa saja yang berminat untuk hadir.

Penjelasan III : Forum-Forum Musyawarah PPK 11 7. Kader Desa menjelaskan proses penentuan gagasan Pembangunan Perumahan

(H);Pembangunan atau Rehabilitasi Gedung Sekolah dan penyediaan fasilitas

untuk peningkatan pendidikan (S);Pembangunan atau rehabilitasi Kantor atau Balai Desa(Go);sebagai usulan kelompok perumahan dan usulan desa akan dilakukan pada musyawarah desa (khusus perempuan ).

8. Kader Desa membacakan gagasan yang muncul dan nama wakil-wakil dari kelompok sekaligus menjelaskan kembali kepada peserta musyawarah bahwa gagasan-gagasan Pembangunan Perumahan (H);Pembangunan atau Rehabilitasi Gedung Sekolah dan penyediaan fasilitas untuk peningkatan pendidikan

(S);Pembangunan atau Rehabilitasi Kantor atau Balai Desa(Go); dari masyarakat

otomatis mendapatkan pendanaan dari PPK-R2PN, Pengambilan keputusan pendanaannya akan dilakukan pada pertemuan Musyawarah Desa. Khusus Perempuan. Untuk Pembangunan Prasarana Pendukung perdesaan (I) tidak otomatis mendapatkan pendanaan dari PPK-R2PN , tetapi harus dikompetisikan dengan gagasan atau usulan lainnya. Pengambilan keputusan pendanaannya akan dilakukan pada pertemuan musyawarah antar desa.

9. Kader Desa meminta kesepakatan dari warga masyarakat yang hadir untuk melakukan pertemuan lagi bila pertemuan pertama dianggap belum banyak yang hadar dan mengemukakan gagasannya.

10. Membuat Berita Acara proses sosialisasi dan penggalian gagasan kelompok 11. Penutup.

Penjelasan III : Forum-Forum Musyawarah PPK 12

Hal-hal yang harus Diperhatikan

Persiapkan materi (tulis di kertas lebar dengan huruf besar dan mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak yang relatif jauh).

Seluruh warga masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi dan mengajukan usulan kegiatan secara berkelompok. Khusus untuk kegiatan usaha ekonomi produktif, hanya dapat diajukan oleh kelompok yang sudah berjalan aktf minimal selama satu tahun.

Sosialisasi dan penggalian gagasan bisa dilakukan pada pertemuan-pertemuan rutin kelompok/dusun yang sudah ada. Paling sedikit ada dua kali pertemuan di setiap dusun (satu pertemuan khusus dengan perempuan) di samping pertemuan-pertemuan kelompok.

Sosialisasi PPK-R2PN di kelompok/dusun tidak harus dilakukan dalam suasana pertemuan yang formal. Manfaatkan berbagai kesempatan untuk memperkenalkan PPK-R2PN , terutama ketika orang berkumpul.

Utamakan pertemuan kelompok yang sudah ada, baik kelompok formal maupun non formal misalnya kelompok tani, kelompok penebas, kelompok bakulan, kelompok arisan, kelompok pengajian, kelompok kerja dan kelompok lainnya yang ada di desa.

Untuk pertemuan dusun, pilih waktu yang diperkirakan sebanyak mungkin masyarakat dapat hadir.

Buat suasana pertemuan yang memungkinkan semua masyarakat merasa bebas untuk bertanya dan mengemukakan gagasannya.

Kader Desa harus banyak memberi perhatian kepada masyarakat yang sulit untuk mengungkapkan gagasannya.

Bila kelompok perempuan kurang aktif dalam mengungkapkan gagasannya, usahakan untuk membuat pertemuan khusus perempuan secara informal atau adakan diskusi-diskusi dalam kelompok kecil yang memungkinkan perempuan untuk menyampaikan gagasan secara bersama.

Hindari intervensi yang mengharuskan masyarakat memenuhi keinginan orang lain yang tidak cocok dengan keinginannya.

Pastikan diseminasi dan penggalian gagasan sudah dilakukan kepada seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan.

Bila dirasa masyarakat yang kurang mampu belum mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengungkapkan gagasannya, lakukan pertemuan dengan melibatkan mereka.

Penjelasan III : Forum-Forum Musyawarah PPK 13

3.4. Musyawarah Desa Khusus Perempuan

Musyawarah Desa khusus perempuan merupakan pertemuan di tingkat desa yang hanya dihadiri oleh perempuan untuk membahas gagasan tentang Perumahan(H) dan Pembangunan Prasarana Pendukung Perdesaan (I) yang berasal dari kelompok perempuan.

Tujuan : a. Menetapkan keluarga inti calon penerima bantuan perumahan serta membentuk Kelompok Perumahan (KP)

b. Mensosialisasikan Tipe Desain Rumah untuk membantu masyarakat memilih rumah yang akan dibangun perkelompok. c. Menyusun usulan kegiatan prasarana pendukung perdesaan (I)

untuk dibawa ke MD-II

d. Memilih wakil perempuan untuk hadir dalam musyawarah antar desa II.dan terlibat dalam penulisan usulan

e. Ditetapkannya calon Pendamping Teknik (PT) dan Pendamping Pembukuan (PP) dari desa untuk diajukan ke MAD-2. dan

f. Ditetapkannya Tim penulis usulan (TPU) kegiatan Pembangunan atau rehabilitasi Prasarana Pendukung Perdesaan (I), kemudian membuat desain dan menghitung RAB nya.

Waktu : Setelah sosialisasi dan penggalian gagasan di kelompok/dusun.

Tempat : Balai desa atau tempat pertemuan lainnya

Peserta : Wakil-wakil perempuan dari dusun-dusun, wakil-wakil dari kelompok perempuan yang ada di desa dan perempuan desa lainnya yang berminat untuk hadir.

Pemandu : Kader Desa (perempuan) dibantu oleh lainnya dan FK.

Materi :  Petunjuk Teknis Operasional

 Penjelasan 1 Petunjuk Teknis Operasional mengenai Sosialisasi  Penjelasan 2 Petunjuk Teknis Operasional mengenai Fasilitasi dan

Pelatihan.

 Penjelasan 5 Petunjuk Teknis Operasional mengenai Tugas, Tanggungjawab dan Proses Pemilihan pelaku-pelaku PPK-R2PN .

Alat  Poster PPK-R2PN

 Daftar hadir

 spidol, kertas plano, isolasi/selotape, dll

Persiapan : 1. Kader Desa memastikan informasi pelaksanaan Musyawarah Khusus Perempuan telah tersebar di masyarakat, baik melalui papan-papan informasi atau disampaikan secara lisan dalam pertemuan–pertemuan perempuan yang ada di desa.

2. Mengumpulkan informasi mengenai rencana pengembangan daerah atau kegiatan pemerintah dan swasta di dalam dan di sekitar desa tersebut.

Penjelasan III : Forum-Forum Musyawarah PPK 14 3. Kader Desa mengidentifikasi dan menuliskan seluruh gagasan pembangunan perumahan(H) dan pembangunan prasarana pendukung perdesaan (I) yang berasal dari kelompok perempuan pada kertas lebar dengan huruf besar dan mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak yang relatif jauh.

Proses Musyawarah Desa Khusus Perempuan

1. Penjelasan mengenai tujuan diadakannya Musyawarah Khusus Perempuan.

2. Penjelasan kembali hal-hal pokok mengenai PPK-R2PN , khususnya yang berkaitan dengan syarat/kriteria usulan, jenis kegiatan, swadaya, dan sanksi.

3. Menyepakati jenis kegiatan pembangunan perumahan(H) dan pembangunan prasarana pendukung perdesaan (I) sebagai Usulan Perempuan yang akan diajukan ke musyawarah antar desa II.

Kader Desa membacakan gagasan-gagasan unggulan yang didapat dari sosialisasi dan penggalian gagasan di kelompok-kelompok perempuan.

Peserta diajak untuk mengemukakan dan membahas permasalahan yang ada di dusun/desa yang menyangkut kepentingan umum dengan tidak mengabaikan masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat miskin yang ada di dusun/desa. Pembahasan permasalahan dengan menggunakan alat bantu Analisis diagram penyebab kemiskinan, hasil klasifikasi kesejahteraan dan peta sosial yang dibuat dalam pertemuan dusun (penjelasan lebih lanjut mengenai proses ini dapat mengacu kepada Penjelasan 2 PTO mengenai Fasilitasi dan Pelatihan, bagian acuan teknik fasilitasi dalam musyawarah desa khusus perempuan

Peserta menyepakati usulan kegiatan Pembangunan Perumahan(H) dan pembangunan Prasarana Pendukung Perdesaan (I) sebagai usulan perempuan yang akan diajukan ke musyawarah antar desa II berdasarkan kriteria prioritas usulan. Selanjutnya, peserta menyepakati usulan kegiatan simpan pinjam yang akan diajukan ke musyawarah antar desa II. Kriteria prioritas dapat dilihat dalam Penjelasan 2 Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan.

Kader Desa menuliskan hasil kesepakatan tersebut pada formulir rekapitulasi usulan hasil musyawarah khusus perempuan.

4. Pemilihan tiga wakil perempuan yang dianggap mampu menyampaikan aspirasi perempuan, khususnya berkaitan dengan usulan yang diajukan untuk hadir pada musyawarah antar desa II dan III.

5. Pemilihan wakil perempuan yang akan terlibat dalam penulisan usulan (bisa dipilih dari wakil perempuan yang akan hadir dalam musyawarah antar desa II.

6. Kader Desa membacakan kembali seluruh hasil kesepakatan Musyawarah Khusus Perempuan dan menuliskannya dalam berita acara.

7. Kader Desa mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa selain wakil perempuan terpilih, siapa saja berhak untuk hadir dalam Musyawarah desa II.

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL (Halaman 107-112)