• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Produksi Berita

Dalam dokumen Partai Golkar dalam Bingkai Khalayak (Halaman 33-38)

Manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Secara umum dikenal empat jenis komunikasi, yakni komunikasi internal, komunikasi antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Seiring dengan perkembangan era informasi yang pesat, komunikasi massa menjadi salah satu solusi agar tidak tertinggal dalam globalisasi. Komunikasi massa secara mudah

32

Dirk Tomsa, Party Politics and the Media in Indonesia: Creating a New Dual Identity for Golkar, Contemporary Southeast Asia, Singapore, 2007, Vol. 29, Iss. 1

xxxiv

merupakan komunikasi yang dilakukan melalui media massa33. Selanjutnya media massa lebih populer disebut dengan nama pers.

Pers, berdasar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999, adalah lembaga dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

Dalam menjalankan kegiatannya, pers memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Bernard C Cohen, seperti yang dikutip Luwi Ishwara, menyebutkan sedikitnya ada lima peran utama yang dimiliki pers yaitu34:

1. Pers sebagai pelapor (informer) peristiwa-peristiwa diluar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka

2. Pers sebagai interpreter yang memberikan penafsiran atau arti pada sebuah peristiwa, misalnya dengan analisis atau komentar berita

3. Pers sebagai wakil dari publik (representative of the public), sehingga reaksi pers adalah reaksi atau respon dari masyarakat umum

4. Pers sebagai anjing penjaga (watchdog) atau pengkritik pemerintah 5. Pers sebagai pembuat kebijaksanaan (advokasi) yang tampak pada

kolom editorial (tajuk rencana), artikel, dan jenis berita yang dipilih dan cara penyajiannya.

33

Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, Malang, 2004, hal: 2 34

xxxv

Pada dasarnya, penerbitan pers berisi tiga komponen.35 Komponen pertama adalah penyajian berita; kedua adalah pandangan atau pendapa; dan ketiga adalah periklanan. Sesuai dengan tujuan penerbitan pers untuk ikut memajukan kecerdasan bangsa dan menegakkan keadilan36, komponen berita mendapat porsi dan spot yang paling besar diantara komponen yang lain.

Kata berita berasal dari kata “Vrit” dalam Bahasa Sansekerta yang berarti “ada” atau “terjadi”. Ada yang menyebut “Vritta” yang berarti “kejadian” atau “yang terjadi”. Kata “Vritta” kemudian berubah menjadi “berita” atau “warta” dalam Bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia rumusan Depdikbud Republik Indonesia, berita diartikan “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.”37

Definisi berita sangat beragam. Menurut Charnley, berita merupakan laporan hangat, padat, dan cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadian itu sendiri.38 Sedangkan Dean M Lyce Spencer mengartikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.39 JB Wahyudi berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik.40

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berita merupakan laporan yang ditulis sesuai fakta, menarik bagi pembaca,

35

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Remaja Rosdakarya, 2000, Bandung, hal: 45 36

Ibid. 37

Ibid, hal: 46 38

Mursito BM, Penulisan Jurnalistik: Konsep dan Teknik Penulisan Berita, Studi Pemberdayaan Komunikasi, Solo, 1999, Hal: 37

39

Totok Djuroto. Op.Cit, hal: 47 40

xxxvi

merupakan kejadian atau peristiwa penting, tidak memihak (obyektif), memiliki nilai kebaruan, dan disiarkan melalui media massa secara berkala. Prinsip obyektivitas adalah hal mutlak yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah berita. Menurut Michael Bugeja, obyektivitas adalah melihat dunia seperti apa adanya, bukan bagaimana yang diharapkan semestinya.41 Prinsip ini bisa diwujudkan dengan asas keberimbangan atau cover both sides.

Setiap berita akan berusaha untuk menjawab enam unsur pertanyaan: Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Keenam unsur pokok ini lazim disebut 5 W dan 1 H, yakni What (apa yang sedang terjadi), Who

(siapa subyek pemberitaan), Where (dimana kejadiannya), When (kapan peristiwa itu terjadi), Why (mengapa peristiwa itu dapat terjadi), dan How

(bagaimana peristiwa itu berlangsung).42

Secara umum, berita dibagi menjadi empat. Pertama, straight news

atau berita langsung (lugas). Menurut Totok Djuroto, informasi yang dituangkan dalam berita diperoleh langsung dari sumber berita. Penulisan berita langsung lebih mengutamakan aktualitas informasinya.43 Dalam berita jenis ini, potongan-potongan peristiwa disusun secara piramida terbalik, yakni potongan yang paling penting diletakkan di atas (lead berita). Semakin ke bawah, informasi yang ditulis dalam berita semakin kurang penting.

Kedua, soft news atau berita ringan. Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberitakan namun sesuatu yang menarik dan menyentuh sisi emosional. Berita ringan, berdasar kejadiannya, bisa dibagi

41

Luwi Ishwara, Op.Cit, hal: 44 42

Mursito BM, Op.Cit, hal: 58 43

xxxvii

menjadi dua, yaitu berita ringan yang berdiri sendiri dan berita ringan yang berfungsi sebagai pendamping berita penting sebelumnya.

Ketiga, feature atau berita kisah. Cara penyajian feature dapat mengabaikan pegangan utama penulisan berita 5 W + 1 H.44 Berita jenis ini merupakan tulisan kejadian yang dapat menyentuh pembaca lewat penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam. Nilai utamanya adalah kemanusiaan atau informasi yang dapat menambah pengetahuan baru. Menurut Walter Fox dan Ken Metzler45, ada sembilan jenis feature, yakni sketsa kepribadian, profil organisasi atau proyek, berita feature (news feature), artikel pengalaman pribadi, feature layanan, wawancara, untaian mutiara, dan narasi.

Keempat, indepth news atau berita mendalam. Berita mendalam pada dasarnya memiliki struktur dan cara penulisan yang sama dengan berita kisah. Perbedaannya terletak pada unsur manusiawi pada berita kisah belum tentu ada dalam berita mendalam. Berita jenis ini digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lengkap, mendalam, dan analitis. Berita mendalam ditulis berdasarkan liputan terencana dan sering membutuhkan waktu yang lama.

Dalam pemberitaan Munas Partai Golkar di Harian Kompas, pemberitaan lebih didominasi dengan bentuk straight news dan soft news. Akan tetapi pada saat beberapa hari pelaksanaan Munas, Kompas menyelipkan beberapa tulisan feature yang menggambarkan sisi lain pelaksanaan Munas. Bahkan pada pemberitaan pada hari pertama pelaksanaan

44

Ibid, hal: 64 45

xxxviii

Munas, Kompas menyediakan satu halaman khusus yang berisi wawancara eksklusif dengan masing-masing kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar.

Dalam dokumen Partai Golkar dalam Bingkai Khalayak (Halaman 33-38)