• Tidak ada hasil yang ditemukan

163 PT BAYAN RESOURCES Tbk Laporan Tahunan 2010 Annual Report

Dalam dokumen PT. Bayan Resources Tbk - Annual Reports (Halaman 165-167)

PT BAYAN RESOURCES TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 5/76Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in million Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

26. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN, DAN KONTINJENSI(lanjutan)

26. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES(continued)

s. Iuran kehutanan s. Forestry fee

WBM WBM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (“PP”) No. 2 tanggal 4 Februari 2008, seluruh perusahaan yang memiliki aktivitas di dalam area hutan produksi dan hutang lindung namun kegiatannya tidak berhubungan dengan kegiatan kehutanan memiliki kewajiban untuk membayar iuran kehutanan sebesar Rp 1,2 sampai Rp 3 per hektar per tahun. Iuran ini berlaku mulai 2008. WBM mengakui dan membayar iuran ini dengan dasar akrual. Grup berpendapat bahwa tidak ada aktivitas lain yang berhubungan dengan iuran tersebut.

Based on Government Regulation (“GR”) No. 2 dated 4 February 2008, all companies which have activities in production and protected forest areas which are not related to forestry activities will have an obligation to pay a forestry fee ranging from Rp 1.2 to Rp 3 per hectare annually. This fee is effective from 2008. WBM has either paid the fee or recognised this fee on an accrual basis. The Group believes that it does not have other operations subject to this fee.

t. Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 t. Mining Law No. 4/2009 Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan

Perwakilan Rakyat Indonesia meloloskan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru (“Undang-Undang”), yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009, menjadi UU No. 4/2009. Sistem PKP2B dimana beberapa anak perusahaan Grup beroperasi sudah tidak tersedia bagi para investor. Meskipun Undang-Undang mengindikasikan PKP2B yang ada, seperti yang dimiliki Grup, akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak, ketentuan peralihan tidaklah jelas dan mengharuskan klarifikasi lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Terdapat sejumlah permasalahan yang sedang dianalisis pemegang PKP2B, termasuk Grup. Beberapa diantaranya termasuk:

On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed a new Law on Mineral and Coal Mining (the “Law”), which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 4/2009. The CCoW system under which several of the Group’s subsidiaries operate will no longer be available to investors. While the Law indicates that existing CCoWs, such as those held by the Group, will be honoured, the transition provisions are unclear, and will require clarification in government regulations. There are a number of issues which existing CCoW holders, including the Group, are currently analysing. Among others these include:

 ketentuan peralihan atas PKP2B. Undang-Undang menjelaskan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak. Namun, Undang-Undang juga menetapkan bahwa PKP2B yang ada harus disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun terhadap ketentuan Undang-Undang (kecuali untuk penerimaan negara – yang tidak didefinisikan, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak); dan

the CCoW transition provisions. The Law notes that existing CCoWs will be honoured until their expiration. However, it also states that existing CCoWs must be amended within one year to conform with the provisions of the Law (other than terms related to State revenue – which is not defined, but presumably includes royalties and taxes); and

 keharusan bagi pemegang PKP2B yang telah memulai aktivitasnya untuk, dalam waktu satu tahun sejak diberlakukannya Undang-Undang, menyerahkan rencana kegiatan pertambangan untuk keseluruhan area kontrak. Jika rencana ini tidak dilaksanakan, area kontrak dapat dikurangi menjadi hanya seluas area yang diperbolehkan untuk Izin Usaha Pertambangan berdasarkan Undang- Undang.

the requirement for CCoW holders which have already commenced some form of activity to, within one year of enactment of the Law, submit a mining activity plan for the entire contract area. If this plan is not fulfilled, the contract area may be reduced to that allowed for Mining Business Licences under the Law.

164

PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual Report

PT BAYAN RESOURCES TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 5/77Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in million Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

26. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN, DAN KONTINJENSI(lanjutan)

26. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES(continued)

t. Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 (lanjutan)

t. Mining Law No. 4/2009(continued)

Diperkirakan para pemegang PKP2B, dengan dukungan dari asosiasi industri pertambangan, akan mempertahankan hak mereka berdasarkan kontrak yang sekarang berlaku. Terdapat kemungkinan bahwa ketentuan arbitrase akan dipakai jika pemerintah mencoba untuk memaksa perubahan ketentuan PKP2B tanpa persetujuan pemegang PKP2B. Grup sedang menganalisa dampak situasi ini terhadap operasinya, dan yakin bahwa tidak terdapat dampak yang signifikan dalam waktu dekat, karena industri pertambangan dan pemerintah bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan - permasalahan yang ada.

It is expected that CCoW holders, with the support of mining industry associations, will vigorously defend their rights under their existing contracts. It is possible that the arbitration provisions of the CCoWs will be invoked if the government attempts to force changes in CCoW terms without the agreement of the contractors. The Group is analysing the impact of this situation on its operations, and believes that there will be no significant impact in the near term, as the industry and the government work towards a consensus on these issues.

Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, DJMBP menerbitkan Surat Edaran (“SE”) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan KP yang menjadi dasar operasi FSP, BT, dan BAS. Beberapa di antaranya adalah:

Following the issuance of the Law, DGMCG issued Circular No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights under which FSP, BT, and BAS operate. The Circular states that, among others:

 KP yang ada pada saat diberlakukannya Undang-Undang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010.

Mining Rights in force at the time the new Mining Law was enacted will remain valid until the expiration of the Mining Right but must be converted to a Mining Business Licence by 11 January 2010 at the latest.

 Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan

oleh DJMBP. 

The procedures for IUP issuance will be issued by the DGMCG.

 Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.

All existing exploration and exploitation Mining Rights holders are required to deliver an activities plan for the whole Mining Right area covering the period until expiration of the Mining Right term, within six months of the enactment of the new Mining Law, i.e. by 11 July 2009.

Pada bulan Februari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua peraturan pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan melalui sistem IUP yang baru. PP No. 23 memperjelas prosedur untuk memperoleh IUP. PP No. 23 menyatakan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diakui oleh Pemerintah, namun demikian perpanjangan atas PKP2B tersebut akan dilakukan melalui penerbitan IUP. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya PP No. 23.

In February 2010, the Government of Indonesia released two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e. Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010 (“GR No. 22” and “GR No. 23”). GR No. 22 deals with the establishment of mining areas under the new Mining Business Licence system. GR No. 23 provides clarifications surrounding the procedures to obtain new IUPs. GR No. 23 indicates that existing CCoWs will be honoured by the Government although any extension of existing CCoWs will be through the issuance of an IUP. GR No. 23 also requires a KP to be converted into an IUP within 3 (three) months of the issuance of GR No. 23.

165

Dalam dokumen PT. Bayan Resources Tbk - Annual Reports (Halaman 165-167)

Garis besar

Dokumen terkait