• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan atau rumusan strategi pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis. Hal ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1) tahap masukan (input stage) dengan melakukan identifikasi dan evaluasi faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks IFE dan EFE; 2) tahap penggabungan (matching stage) yakni melalui matriks IE dan matriks SWOT untuk menentukan alternatif strategi; 3) tahap pengambilan keputusan (decision stage) melalui metode analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menentukan strategi prioritas.

Rancangan atau rumusan strategi pengembangan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas juga memperhatikan visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2011-2015 yang telah dituangkan dalam RPJMD melalui Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 18 Tahun 2010 serta memperhatikan visi dan misi Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas. 6.1 Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Anambas

Visi dan misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala daerah selama periode kepemimpinannya, hal ini dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Adapun visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2011-2015 adalah “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang sejahtera, maju, mandiri, berpayungkan budaya melayu yang dilandasi iman

dan taqwa” (Bappeda Anambas, 2011).

Makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan masyarakat Anambas yang sehat, layak dan manusiawi.

2. Masyarakat yang maju bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang berkepribadian, berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi.

3. Masyarakat yang mandiri bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

4. Berpayungkan budaya melayu yang dilandasi iman dan taqwa mengandung makna bahwa pembangunan tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik semata, namun pembangunan masyarakat seutuhnya yang senantiasa selaras dengan kebudayaan daerah dan nilai-nilai keagamaan.

Pencapaian visi tersebut perlu dirumuskan dalam beberapa misi. Adapun misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata diseluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi lebih sehat dan berpendidikan.

3. Meningkatkan mutu Sumberdaya Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak mulia.

4. Menciptakan aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintahan yang bersih.

5. Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya melayu.

6.2 Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga untuk percepatan pancapaian visi dan misi tersebut, khususnya pada sektor atau bidang kelautan dan perikanan, maka perlu didukung oleh visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Anambas. Visi dan misi dinas harus sejalan dengan visi dan misi kabupaten. Adapun visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015 adalah “Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai sentra produksi dan perdagangan

kelautan dan perikanan Asia Tenggara”.

Visi tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya yang dijabarkan dalam misi-misi dinas, yakni sebagai berikut:

1. Mengembangkan produksi kelutan dan perikanan menjadi andalan daerah yang berkelanjutan.

2. Mengoptimalkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

3. Pengelolaan potensi kawasan pesisir, pulau-pulau kecil dan terluar secara terpadu dan berwawasan lingkungan

4. Mengembangkan pusat-pusat industri dan perdagangan sektor kelautan dan perikanan.

5. Mewujudkan kemitraan dalam mendukung optimalisasi wilayah desa, pesisir dan laut.

6.3 Rancangan Strategi Pengembangan Wilayah melalui Pendekatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Berdasarkan hasil analisis kajian dan dengan memperhatikan visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas serta visi dan misi DKP, sehingga dibuat rumusan rancangan strategi pengembangan wilayah melalui pendekatan minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai berikut:

7. Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan.

8. Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan. 9. Memprioritaskan program yang mendukung minapolitan.

10. Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan.

11. Menetapkan Anambas sebagai kawasan minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat.

12. Membangun jaringan kerja sama dengan berbagai lembaga.

Strategi, program dan kegiatan yang dirancang menurut kajian ini tidak mungkin dilaksanakan sekaligus, karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, seperti sumberdaya manusia sebagai pengelolanya, sumberdaya keuangan,

sehingga mesti dirumuskan program dan kegiatan yang paling prioritas dengan jangka waktu yang lebih singkat serta program dan kegiatan yang paling urgen untuk mendukung program minapolitan budidaya perikanan laut yang akan dikerjakan lebih dahulu pada tahun pertama, seperti :

1. Program pembangunan infrastruktur bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Anambas yang diprioritaskan pada tahun pertama adalah kegiatan “Pembangunan Balai Benih Ikan”.

2. Program penyediaan prasarana dan sarana bidang kelautan dan perikanan

adalah kegiatan “Bantuan prasarana dan sarana pembudidaya”. 3. Program peningkatan produksi hasil perikanan, yakni:

a. Studi Kelayakan sekaligus DED pembangunan balai benih

b. Studi Kelayakan sekaligus DED pembangunan pabrik pakan ikan

4. Program pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan “Bimtek tentang penanganan penyakit ikan budidaya”.

Program dan kegiatan tersebut di atas diharapkan terlaksana pada tahun pertama, sedangkan yang lainnya dapat dilaksanakan pada tahun ke-2 atau ke-3. Supaya rancangan strategi ini dapat diimplementasikan dilapangan, dibuat suatu rancangan program dan kegiatan yang menunjang percepatan Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Lebih rinci Strategi, Program dan Kegiatan yang dirumuskan dari hasil kajian ini dapat dilihat pada Tabel 34.

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan kajian, yaitu untuk melakukan identifikasi potensi sumberdaya sektor perikanan dan untuk merumuskan alternatif strategi bidang kelautan dan perikanan guna mendukung program minapolitan, sehingga hasil kajian ini dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

3. Hasil kajian potensi sumberdaya sub sektor perikanan bahwa:

a. Hasil perhitungan terhadap distribusi/kontribusi PDRB berdasarkan harga berlaku (ADHB) dengan Migas periode 2008-2010, bahwa sub sektor perikanan memberikan kontribusi rata-rata sebesar 13,62 persen dan tanpa migas sebesar 57,68 persen, sedangkan kontribusi PDRB atas harga konstan (ADHK) sub sektor perikanan dengan Migas memberikan kontribusi rata- rata sebesar 16,60 persen dan tanpa migas sebesar 61,62 persen. Sehingga sub sektor perikanan merupakan sektor unggulan yang dapat dijadikan penggerak roda perekonomian di Kabupaten Kepulauan Anambas.

b. Hasil perhitungan analisis LQ, sub sektor perikanan berdasarkan PDRB harga berlaku (ADHB) dengan Migas periode 2008-2011 menunjukkan nilai LQ rata-rata sebesar 3,84 dan tanpa Migas sebesar 15,05. Sedangkan hasil perhitungan berdasarkan PDRB harga konstan (ADHK) dengan Migas rata- rata nilai LQ sebesar 5,11 dan tanpa Migas nilai LQ sebesar 18,10; sementara sektor/sub sektor lainnya, kecuali sub sektor Migas memiliki nilai LQ lebih rendah dari 1 (satu), berarti bukan sektor basis. Dapat disimpulkan bahwa sub sektor perikanan, baik berdasarkan PDRB dengan Migas maupun tanpa Migas merupakan sektor basis atau sektor unggulan yang memiliki keunggulan komparatif yang dapat dikembangkan supaya dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah terutama kepada masyarakat dan nelayan.

2. Rancangan atau rumusan strategi, melalui analisis faktor-faktor internal dan eksternal, analisis SWOT dan QSPM menghasilkan 6 (enam) strategi prioritas dalam pengembangan program minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu: a) Membangun infrastruktur bidang kelautan dan perikanan; b) Membuat kajian dan perencanaan bidang kelautan dan perikanan; c) Memperioritaskan program yang mendukung minapolitan; d) Meningkatkan pembinaan dan keterampilan nelayan; e) Menetapkan Anambas sebagai kawasan minapolitan melalui regulasi pemerintah pusat; dan f) Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga.

7.2 Saran

Keberhasilan program minapolitan di Kabupaten Kepulauan Anambas, perlu dukungan, perhatian dan kebijakan dari pemerintah pusat serta pemerintah daerah sebagai salah satu stakeholder kunci suksesnya pembangunan di daerah. Disamping itu juga sangat besar pengaruhnya partisipasi dan kepedulian serta peran aktif masyarakat. Berdasarkan kajian ini agar dapat diimplimentasikan dan dilaksanakan dengan baik, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas perlu melakukan usaha peningkatan produktivitas sektor-sektor perekonomian yang belum begitu berdampak terhadap distribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi wilayah Anambas.

2. Rancangan atau rumusan prioritas strategi hasil kajian ini perlu mendapat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas, agar memprogramkan dan membangunan infrastruktur bidang kelautan dan perikanan, khususnya prasarana dan sarana budidaya perikanan sehingga program minapolitan benar- benar sukses dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dokumen terkait