• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBLE TAPI KECE

3. Ratu Amplop (1974)

Ratu Amplop dibagi ke dalam tiga sekuen. Pemberian nama sekuen sendiri berdasarkan momen peristiwa yang terjadi pada diri Ratmi si tokoh utama. Adapun sekuen-nya antara lain: Gelar Ratu, Pembuktian, dan Tersadar.

a. Sekuen 1: Gelar Ratu

Adegan pembuka memperlihatkan dewan juri yang sudah sepuh dan beberapa memiliki gangguan pendengaran. Fungsi pokok pertama, “Beni memberikan amplop pada dewan juri” berada pada jalinan adegan saat masing-masing peserta kontes kecantikan mengirimkan walinya untuk memberikan amplop pada dewan juri. Kontes kecantikan ini semarak diikuti oleh perempuan-perempuan cantik. Penonton yang datang dari golongan anak-anak muda. Setelah masing-masing peserta memberikan

86

amplop, juri mengatakan isian amplop tersebut dengan metafora, yang paling sedikit disebut mujair dan yang paling banyak disebut kakap.

Fungsi pokok kedua, “Ratmi tampil sebagai Mbok Jamu saat unjuk bakat”. Fungsi katalis hadir dalam sekuen ini melalui adegan-adegan saat para kontestan beraksi menunjukkan bakatnya sesuai pakaian yang mereka kenakan. Kontestan lain memilih untuk mengenakan pakaian internasional seperti baju kimono, baju ala Marie Antoinette, dan baju ala negeri 1001 malam. Adapula yang menyanyikan lagu India. Namun sebagai peserta terakhir, Ratmi memilih untuk mengenakan kebaya, jarik, dan bersandal jepit. Ia berlaku layaknya Mbok Jamu yang sedang menawarkan jamunya pada dewan juri.

Meskipun unjuk bakat Ratmi banyak dicemooh oleh kontestan lain, namun juri terpikat pada keluwesan Ratmi menjajakan jamu. Inilah yang membawa pada fungsi pokok ketiga, “Ratmi menjadi ratu”. Bagi juri, Ratmi menekankan sisi orisinalitas karena ia mengenakan kebaya dan menjajakan jamu khas Indonesia. Keputusan juri memenangkan Ratmi juga dipengaruhi oleh fungsi pokok pertama, saat Beni menyerahkan amplop Ratmi yang paling banyak jumlahnya. Ratmi bisa duduk di singgasana kayu, mengenakan mahkota dan selempang dengan titel ‘Ratu’, mendapatkan hadiah dari juri, dan tentu saja menjadi sorotan dalam ajang ini.

Gambar 7. Perjuangan Ratmi yang membuahkan hasil, namun segera direbut oleh ketidakpuasan kontestan lainnya. (Ratu Amplop)

87

Fungsi pokok keempat, “Kontestan lain memprotes keputusan juri”. Meskipun Ratmi telah bertransformasi: pakaiannya lebih bagus, sepatunya memiliki hak, serta mengenakan tiara dan jubah, tetap hal ini tidak dapat meredam emosi kontestan lain. Dipimpin oleh Janda Sinting dan Gombloh, para kontestan lain akhirnya melemparkan cake ke muka Beni, Ratmi, juri, dan pembawa acara kontes kecantikan. Ratmi hanya bisa menangis, sedangkan penonton menikmati aksi lempar cake ini.

b. Sekuen 2: Pembuktian

Sekuen kedua ini disebut “Pembuktian” karena konflik yang mengalir disebabkan oleh keinginan Ratmi untuk membuktikan bahwa dirinya memiliki kualitas sebagai ratu. Adegan-adegan pembuka dalam sekuen ini lebih berfungsi sebagai katalis. Adegan saat rekan kerja mencemooh Ratmi yang tidak mungkin memiliki kualitas sebagai Ratu, dipatahkan dengan sisi percaya diri Ratmi yang memperbaiki make-up, seolah dialah Ratu dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi pokok pertama, “Cukong Direktur mengajak Ratmi teken kontrak di hari Minggu”. Direktur memberi tawaran supaya ratmi mau menjadi model botol jamu. Akibat dari fungsi pokok ini adalah Ratmi membatalkan janji kencannya dengan Beni. Selain itu Cukong juga membatalkan rencana pikniknya dengan keluarga.

Fungsi pokok kedua adalah “Pak Maruf menjual bandot untuk memodali Ratmi”. Pak Maruf meminta Beni menjualkan bandot kesayangannya supaya Ratmi memiliki modal menggaet kelas kakap. Selanjutnya adalah adegan-adegan katalis seputar penjualan bandot. Bandot menabrak si Janda yang ternyata adalah tetangga

88

Ratmi. Konflik pun bergulir melibatkan keluarga Janda. Janda mendatangi Pak Maruf untuk mengganti kerugian, dan karena bandot pula Beni bisa berkenalan dengan Cipluk (adik Janda). Beni tertarik pada Cipluk hingga mereka bernyanyi bersama di pinggir sawah. Ini memicu kecemburuan Ratmi.

Gambar 8. Pertemuan Beni dan Cipluk yang membuat Ratmi cemburu. (Ratu Amplop)

Ratmi adalah buruh pabrik jamu yang tinggal di lingkungan kampung dan tinggal bersama bapaknya yang memelihara bandot. Ibu Ratmi telah lama meninggal. Pak Maruf digambarkan sebagai bapak yang selalu memberikan apa yang dimaui Ratmi. Di sisi lain, Pak Maruf menginginkan Ratmi mendapatkan suami dari kelas kakap. Ratmi tinggal di kampung. Berbeda dengan Cukong yang tinggal di rumah gedongan dengan dekorasi tertata apik di dalamnya.

c. Sekuen 3: Tersadar

Sekuen terakhir ini disebut “Tersadar” karena menunjukkan keputusan Ratmi untuk menanggalkan gelar ratunya. Fungsi pokok pertama, “Ratmi berdandan ala Marylin Monroe” merupakan awalan bombastis sebelum Ratmi mengalami kejatuhan. Ratmi membeli seperangkat pakaian bekas: gaun berwarna oranye, sepatu hak tinggi, dan wig pirang dari tukang rombeng untuk ia kenakan saat kencan.

89

Pada hari H kencan, Beni mendatangi rumah Cukong, mengompori istri Cukong untuk menghentikan kencan Ratmi. Inilah fungsi pokok kedua, “Istri Cukong marah Besar”. Istri Cukong langsung menyusul ke restoran, menggagalkan rencana Cukong untuk membuat Ratmi sebagai model perusahaannya. Ratmi terpaksa pulang dan dia harus membayar semua makanan yang telah dipesan dengan menggadaikan wig.

Imbas dari kedatangan istri Cukong ternyata berlanjut ke tempat kerja Ratmi keesokan harinya. Inilah fungsi pokok ketiga, “Ratmi dipecat dan menyadari gelar Ratu tidak berguna”. Fungsi pokok ini juga menggambarkan bahwa istri Cukong –lah yang sebenarnya memiliki kekuasaan di perusahaan. Ia pun memecat Ratmi dengan tidak hormat. Olokan bahwa Ratmi tak pantas menjadi Ratu pun juga dikeluarkan. Saat momen inilah, Ratmi mengatakan bahwa “Kalau tahu begini, saya tidak mau menjadi ratu”.

Fungsi pokok keempat adalah “Beni dan Ratmi dijodohkan”. Adegan dalam fungsi ini menonjolkan diri Ratmi yang kini sudah semeleh (menerima apa adanya). Ia menemani Beni yang datang bersama ibunya, mempertanggungjawabkan uang hasil penjualan bandot kemarin. Terdapat pembicaraan mengenai perjodohan antara Ratmi dan Beni. Meskipun saat ini Beni pengangguran, ia berjanji akan bekerja untuk dapat menghidupi Ratmi.

Tidak terima dengan kesan damai tersebut, Janda Sinting malah mengolok-olok Ratmi lagi. Fungsi pokok kelima, “Pertengkaran karena cemooh Janda Sinting”, dipicu dari keisengan Janda yang mengirimkan karangan bunga bertuliskan ‘Ikut Berduka Cita atas wafatnya sang Ratu’. Ratmi tidak terima dengan olok-olok

90

tersebut. Dibantu oleh Beni, Ratmi dan tim Janda (Janda, Ida, dan Gombloh) beradu fisik dengan saling menjambak rambut masing-masing.

Gambar 9. Beni si perusuh menggagalkan rencana Ratmi dan mempertemukan Ratmi dengan istri Cukong yang galak, namun ia juga menjadi sandaran Ratmi saat

terpuruk. (Ratu Amplop)

Fungsi pokok terakhir, “Beni meninggalkan Ratmi”, merupakan efek dari pertengkaran tersebut. Keputusan Beni untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Ratmi disebabkan perkataan Pak Maruf yang marah karena Beni tanpa sengaja menyerangnya. Begitu Beni mengajak Emaknya pulang, film pun berakhir.