• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi

BAB 4 PERKEMBANGAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT SEMESTER

4.2 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I

4.2.1 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi

dari pagunya. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, realisasi semester I tahun 2017 meningkat sebesar 1,1 persen, dengan kata lain kinerja penyerapan pada semester I tahun 2017 lebih baik dari periode yang sama tahun 2016. Peningkatan tersebut didorong oleh kinerja penyerapan yang baik pada beberapa fungsi antara lain: (1) fungsi perlindungan sosial sebesar Rp83.618,7 miliar; (2) fungsi pendidikan sebesar Rp51.913,7 miliar; dan (3) fungsi perumahan dan fasilitas umum sebesar Rp7.657,5 miliar. Adapun kinerja penyerapan belanja pemerintah pusat berdasarkan fungsi dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

4.2.1.1 Fungsi Pelayanan Umum

Dalam semester I tahun 2017, realisasi fungsi pelayanan umum mencapai Rp138.697,7 miliar atau 39,0 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp355.818,5 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi pelayanan umum tersebut utamanya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, yang menjadi tanggung jawab Pemerintah, yang dijabarkan dalam beberapa program, antara lain: (1) Program Pelayanan Umum; (2) Program Penelitian Dasar dan Pengembangan Iptek; (3) Program Pembangunan Daerah; (4) Program Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Umum; dan (5) Program

01 PELAY ANAN UMUM 312.182,3 118.456,1 37 ,9 355.818,5 138.697 ,7 39,0 02 PERT AHANAN 109.008,2 40.094,5 36,8 108.293,8 40.223,9 37 ,1 03 KET ERT IBAN DAN KEAMANAN 122.930,4 43.531,7 35,4 121.57 6,1 43.833,3 36,1 04 EKONOMI 336.222,4 117 .015,1 34,8 310.559,9 101.902,6 32,8 05 PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP 11.098,2 3.263,9 29,4 11.919,0 3.192,5 26,8 06 PERUMAHAN DAN FASILIT AS UMUM 38.322,1 6.948,2 18,1 29.683,4 7 .657 ,5 25,8 07 KESEHAT AN 66.651,8 24.050,0 36,1 61.7 24,5 23.214,9 37 ,6 08 PARIWISAT A 5.941,5 1.159,2 19,5 5.394,2 807 ,4 15,0 09 AGAMA 9.7 7 8,4 3.430,1 35,1 9.7 26,6 3.498,3 36,0 10 PENDIDIKAN 146.27 7 ,6 50.520,3 34,5 143.140,9 51.913,7 36,3 11 PERLINDUNGAN SOSIAL 148.283,1 7 2.865,9 49,1 157 .689,2 83.618,7 53,0 1.306.696,0 481.334,8 36,8 1.315.526,1 498.560,5 37 ,9 Sumber : Kementerian keuangan

TABEL 4.2

REALISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI SEMESTER I, 2016 (Miliar Rupiah) NO. FUNGSI APBN Realisasi Semester I APBNP % thd APBNP Realisasi Semester I 2016 2017 T O T A L % thd APBN

APBNP Sem ester IRealisasi % thd

APBNP APBN Realisasi Sem ester I % thd APBN 1. Belanja K/L 767.809,9 262.815,5 34,2 763.575,1 263.934,9 34,6 2. Belanja Non K/L 538.886,1 218.519,4 40,6 551.951,0 234.625,6 42,5 a.l. - Program Pengelolaan Subsidi 177.754,5 72.305,2 40,7 160.055,5 58.741,2 36,7

1.306.696,0 481.334,8 36,8 1.315.526,1 498.560,5 37,9

Sumber : Kementerian Keuangan

TABEL 4.1

REALISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I, 2016-2017 (miliar rupiah)

JUMLAH

2016 2017

Lembaga Eksekutif dan Legislatif, Keuangan dan Fiskal, serta Urusan Luar Negeri. Apabila dibandingkan dengan realisasi semester I pada tahun sebelumnya sebesar Rp118.456,1 atau 37,9 persen dari pagunya, realisasi semester I tahun 2017 pada fungsi pelayanan umum mengalami peningkatan sebesar 1,1 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017, yaitu antara lain: (1) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti; (2) Program Penguatan Inovasi; dan (3) Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman.

Realisasi anggaran pada fungsi pelayanan umum tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mempercepat capaian dan sasaran yang diharapkan, antara lain: (1) pengelolaan

jumlah PNS mengacu pada prinsip zero growth dengan tetap memerhatikan prioritas

kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan; (2) meningkatnya kinerja birokrasi yang efektif dan efisien; (3) meningkatnya akses dan kualitas pelayanan publik; (4) meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi; dan (5) mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis K/L yang berbasis output.

4.2.1.2 Fungsi Pertahanan

Dalam semester I tahun 2017, realisasi anggaran fungsi pertahanan telah mencapai Rp40.223,9 miliar atau 37,1 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp108.293,8 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi pertahanan tersebut utamanya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pertahanan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah yang dijabarkan dalam beberapa program, antara lain: (1) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Darat; (2) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Laut; (3) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Integratif; (4) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Udara; dan (5) Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 36,8 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi pertahanan sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut lebih tinggi sebesar 0,4 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 yaitu antara lain: (1) Program Strategi Pertahanan; (2) Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan; dan (3) Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista/Sarana dan Prasarana Matra Darat. Realisasi fungsi pertahanan dalam semester I tahun 2017 tersebut terutama digunakan untuk: (1) pengadaan alutsista TNI; (2) penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan; (3) Operasi Militer Untuk Perang (OMP); (4) Operasi Militer Selain Perang (OMSP); (5) kerja sama internasional; dan (6) pembinaan potensi teknologi dan industri pertahanan. Di samping itu, realisasi anggaran pada fungsi pertahanan tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mempercepat capaian dan sasaran yang diharapkan, diantaranya: (1) terwujudnya penerapan nilai-nilai bela negara pada masyarakat pada 26 daerah melalui bimbingan teknis, aktualisasi, implementasi, revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara; (2) terpenuhinya kebutuhan bekal pokok munisi khusus melalui pengadaan 4 paket munisi khusus; (3) terlaksananya modernisasi dan peningkatan Alutsista kendaraan tempur (Ranpur) matra darat melalui pengadaan 149 unit Ranpur; dan (4) peningkatan kesiapan dan penambahan jumlah fasilitas serta sarana prasarana (sarpras) pangkalan TNI Angkatan Laut melalui pembangunan dan rehabilitasi 10 dermaga.

4.2.1.3 Fungsi Ketertiban dan Keamanan

Dalam semester I tahun 2017, realisasi anggaran fungsi ketertiban dan keamanan mencapai Rp43.833,3 miliar atau 36,1 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar

Rp121.576,1 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan tersebut utamanya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan ketertiban dan keamanan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah yang dijabarkan dalam beberapa program, antara lain: (1) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Permasyarakatan; (2) Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana; (3) Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat; (4) Program Penanggulangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi; dan (5) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35,4 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi ketertiban dan keamanan sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut lebih tinggi sebesar 0,6 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 yaitu antara lain: (1) Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana; (2) Program Penanggulangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi; (3) Program Pemberdayaan Potensi Keamanan; dan (4) Program Pengembangan Persandian Nasional.

Realisasi fungsi ketertiban dan keamanan dalam semester I tahun 2017 tersebut terutama digunakan untuk: (1) penanganan perkara tindak pidana terhadap keamanan negara dan ketertiban umum; (2) penanganan konflik, kontijensi dan keselamatan transportasi; (3) operasi intelijen; (4) tanggap darurat di daerah terkena bencana; (5) penanggulangan terorisme; dan (6) penyidikan jaringan peredaran gelap narkotika. Disamping itu, realisasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan tersebut sejalan dengan sasaran yang diharapkan, diantaranya: (1) meningkatnya informasi kriminal nasional secara merata di seluruh Polda dan Polres melalui penyajian data informasi kriminal secara terintegerasi

antar satker Polri (mendukung integrated criminal justice) di Mabes Polri, 32 Polda, dan

453 Polres; (2) terwujudnya operasi keamanan dan keselamatan laut melalui 27 operasi bersama kemanan laut terintegrasi nasional; dan (3) meningkatnya daya tahan masyarakat terhadap ideologi radikal untuk menghambat perkembangan terorisme melalui 19 operasi intelijen pencegahan dan kontra propaganda.

4.2.1.4 Fungsi Ekonomi

Realisasi anggaran fungsi ekonomi dalam semester I tahun 2017 mencapai Rp101.902,6 miliar, yang berarti menyerap 32,8 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp310.559,9 miliar. Realisasi anggaran fungsi ekonomi dalam tahun 2017 tersebut telah dipergunakan untuk melaksanakan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang diantaranya melalui: (1) Program Penyelenggaraan Jalan; (2) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (3) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan; (4) Program Pengelolaan Sumber Daya Air; dan (5) Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 34,8 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi ekonomi sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut lebih rendah sebesar 2,0 persen. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh lebih rendahnya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 yaitu Program Penyelenggaraan Jalan dan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara.

Realisasi fungsi ekonomi dalam semester I tahun 2017 tersebut terutama digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain, yaitu: (1) pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional; (2) pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian; (3) pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan; (4) Pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, rawa dan tambak; dan

(5) pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang lalu lintas dan angkutan laut. Realisasi anggaran pada fungsi ekonomi tersebut digunakan dalam rangka mendukung program-program untuk pencapaian sasaran yang diharapkan di bidang ekonomi, antara lain yaitu: (1) meningkatnya perluasan areal pertanian dengan target jumlah cetak sawah seluas 80.000 ha; (2) terlaksananya pembangunan jaringan irigasi baru, dengan target jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat yang dilaksanakan konstruksinya sepanjang 472,4 km; (3) meningkatnya konsumsi listrik per kapita sebesar 1.058 kwh/kapita; (4) meningkatnya rasio elektrifikasi sebesar 92,75 persen; (5) meningkatnya konektivitas jalan nasional, dengan target antara lain yaitu panjang jalan yang dibangun sepanjang 836 km, dan jembatan yang dibangun sepanjang 10.198 m; (6) meningkatnya kemantapan jalan nasional, antara lain dengan melaksanakan preservasi jalan dengan target jalan sepanjang 43.626 km; (7) terlaksananya pembangunan bandar udara baru atau melanjutkan pembangunan bandara baru sebanyak 13 bandara; (8) meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas dengan pembangunan jalur kereta api (tahap pertama) dengan target 553 km’sp; dan (9) meningkatnya daya saing UMKM dan koperasi, tercermin dari koperasi pemula yang mendapat bimbingan dan penguatan permodalan sebanyak 40 koperasi.

4.2.1.5 Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup

Realisasi anggaran fungsi perlindungan lingkungan hidup sampai dengan semester I tahun 2017 mencapai Rp3.192,5 miliar, yang berarti menyerap 26,8 persen dari pagu anggaran fungsi perlindungan lingkungan hidup yang ditetapkan dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp11.919,0 miliar. Realisasi anggaran fungsi lingkungan hidup dalam tahun 2017 tersebut dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan program-program di bidang lingkungan hidup yang menjadi tanggung jawab Pemerintah, antara lain: (1) Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; (2) Program Pengelolaan Pertanahan Daerah; (3) Program Pengendalian Daerah Aliran Sungai (Das) dan Hutan Lindung; (4) Program Pengendalian Perubahan Iklim; (5) Program Penyelenggaraan Informasi dan Geospasial; dan (6) Program Pengelolaan Ruang Laut. Apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3.263,9 miliar atau 29,4 persen terhadap pagu APBN-nya, maka realisasi fungsi lingkungan hidup semester I tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 2,6 persen. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 yaitu antara lain: (1) Program Pengelolaan dan Pertanahan Daerah; (2) Program Pengelolaan Ruang Laut; dan (3) Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

Realisasi anggaran fungsi lingkungan hidup dalam semester I tahun 2017 tersebut digunakan terutama untuk: (1) melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan; (2) meningkatkan status mutu udara perkotaan; (3) pemanfaatan, perlindungan, dan pelestarian keanekaragaman hayati laut; (4) peningkatan populasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi; dan (5) pengadaan bibit tanaman yang berkualitas dalam rangka rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan. Perkiraan realisasi anggaran pada fungsi perlindungan lingkungan hidup yang digunakan dalam melaksanakan program-program di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) meningkatnya tutupan hutan dan lahan di daerah tangkapan air dan sempadan danau melalui perluasan areal rehabilitasi hutan dan lahan; (2) terpulihkannya ekosistem gambut, melalui program pemulihan ekosistem gambut; dan (3) terwujudnya kota bersih, teduh, dan sehat berkelanjutan, melalui penanganan sampah di perkotaan.

4.2.1.6 Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Sampai dengan semester I tahun 2017, realisasi anggaran fungsi perumahan dan fasilitas umum mencapai Rp7.657,5 miliar atau 25,8 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp29.683,4 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi perumahan dan fasilitas umum tersebut utamanya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan program-program, antara lain: (1) Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman; (2) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; (3) Program Pengembangan Daerah Tertentu; (4) Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi; dan (5) Program Pengembangan Perumahan. Apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6.948,2 miliar atau 18,1 persen terhadap pagu APBNP-nya, maka realisasi fungsi perumahan dan fasilitas umum semester I tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 7,7 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I Tahun 2017, yaitu antara lain: (1) Program Pengembangan Perumahan; dan (2) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman.

Realisasi anggaran fungsi perumahan dan fasilitas umum dalam semester I tersebut terutama digunakan untuk: (1) peningkatan pemberdayaan masyarakat desa; (2) pendayagunaan layanan pembiayaan perumahan; (3) pembangunan, pemeliharaan, dan pengembangan rumah susun; (4) peningkatan sistem penanganan persampahan; dan (4) pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dan perkotaan. Realisasi anggaran pada fungsi perumahan dan fasilitas umum yang digunakan dalam melaksanakan program-porgram di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) meningkatnya akses masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) termasuk pekerja/buruh terhadap hunian yang layak dengan membangun satuan rumah susun yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas pendukungnya; (2) meningkatnya kualitas permukiman kumuh perkotaan sebagai bagian dari pengurangan kondisi kumuh di perkotaan; (3) meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan; (4) terbangunnya rumah khusus di daerah pasca bencana/konflik, maritim, dan perbatasan negara; (5) terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan terjangkau bagi MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi; (6) meningkatnya akses terhadap layanan air minum dan

sanitasi yang layak dan berkelanjutan; serta (7) berkurangnya angka backlog perumahan.

4.2.1.7 Fungsi Kesehatan

Sampai dengan semester I tahun 2017, realisasi anggaran fungsi kesehatan mencapai Rp23.214,9 miliar atau 37,6 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp61.724,5 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi kesehatan tersebut digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang diantaranya melalui: (1) Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional; (2) Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan; (3) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan; (4) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; dan (5) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK). Apabila dibandingkan dengan realisasinya pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp24.050,0 miliar atau 36,1 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi kesehatan sampai dengan semester I tahun 2017 meningkat sebesar 1,5 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I Tahun 2017, yaitu antara lain: (1) Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan; (2) Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat; (3) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; dan (4) Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Selain itu penyerapan dalam semester I tahun 2017 juga dipengaruhi oleh: (1) Daftar obat-obatan tidak tersedia stoknya yang masih dalam proses pengadaan barang dan jasa

melalui E-Catalog; (2) permasalahan administrasi seperti adanya revisi anggaran dan

kegiatan terkait penyelesaian RAPBNP tahun 2017 dan masih adanya alokasi yang belum terdistribusikan ke masing-masing satker.

Disamping itu, anggaran fungsi kesehatan yang dituangkan dalam program-program di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) tersalurkannya Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 92,4 juta jiwa; (2) meningkatnya cakupan jumlah peserta KB baru sebanyak 6,96 juta jiwa dan peserta KB aktif sebanyak 30,02 juta jiwa; (3) meningkatnya tingkat persalinan ibu melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 77 persen; (4) meningkatnya persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 91,5 persen; (5) meningkatnya tingkat pengendalian penyakit menular dan tidak menular; (6) meningkatnya jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinas Kesehatan dengan UTD dan RS sebanyak 1.600 Puskesmas; (7) meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional sebanyak 190 kabupaten/kota; dan (8) meningkatnya mutu sarana produksi dan distribusi

obat tradisional dan suplemen kesehatan sesuai dengan good manufacturing practices

(GMP) dan good distribution practices (GDP).

4.2.1.8 Fungsi Pariwisata

Dalam melaksanakan fungsi pariwisata, Pemerintah sampai dengan semester I tahun 2017 telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp807,4 miliar, yang berarti menyerap 15,0 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp5.394,2 miliar. Anggaran yang telah terealisasi sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut dimanfaatkan untuk melaksanakan program-program yang menjadi instrument Pemerintah untuk mendorong pembangunan kepariwisataan pada tahun 2017, program-program tersebut diantaranya: (1) Program Pengembangan Kepariwisataan; (2) Program Pembinaan Olahraga Prestasi; (3) Program Pengembangan Ekonomi Kreatif; serta (4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata. Apabila dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pada fungsi pariwisata lebih rendah sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan pagunya. Penurunan realisasi fungsi pariwisata dalam semester I tahun 2017 terutama dipengaruhi oleh penghematan anggaran pada K/L dalam fungsi pariwisata.

Namun demikian, realisasi semester I tahun 2017 tersebut tetap dimanfaatkan untuk mencapai sasaran-sasaran di bidang pariwisata sesuai dengan yang tercantum di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017, antara lain: (1) memasarkan pariwisata nasional baik di dalam maupun luar negeri; (2) membangun destinasi wisata; (3) membangun industri pariwisata; serta (4) membangun kelembagaan pariwisata yang baik.

4.2.1.9 Fungsi Agama

Realisasi anggaran fungsi agama sampai dengan semester I tahun 2017 mencapai Rp3.498,3 miliar, yang berarti menyerap 36,0 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp9.726,6 miliar. Realisasi anggaran fungsi agama dalam tahun 2017 tersebut dipergunakan untuk melaksanakan pembangunan di bidang kehidupan beragama, diantaranya melalui program-program sebagai berikut: (1) Program Bimbingan Masyarakat Islam; (2) Program Penyelenggaraan Haji Dan Umrah; (3) Program Bimbingan Masyarakat Kristen; (4) Program Bimbingan Masyarakat Katolik; dan (5) Program Penelitian Pengembangan dan

yang sama tahun sebelumnya sebesar 35,1 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi agama sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut meningkat sebesar 0,9 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain yaitu Program Bimbingan Masyarakat Islam, dan Program Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Realisasi fungsi agama dalam semester I tahun 2017 tersebut terutama digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain, yaitu: (1) pengelolaan urusan agama Islam dan pembinaan syariah; (2) pelayanan haji dalam negeri; (3) pengelolaan dan pembinaan urusan agama Kristen; (4) pengelolaan dan pembinaan urusan agama Katolik; dan (5) pendidikan dan pelatihan tenaga teknis keagamaan. Realisasi anggaran pada fungsi agama yang digunakan dalam melaksanakan program dan kegiatan di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) meningkatnya kualitas pemahaman, pengamalan, dan pelayanan keagamaan Islam antara lain melalui jumlah unit masjid yang direhabilitasi sebanyak 400 unit, dan melalui pembangunan unit gedung baru sebagai wujud pelayanan prima sebanyak 256 KUA, serta fasilitasi penyertifikatan tanah wakaf sebanyak 1.000; (2) meningkatnya kualitas dan pemahaman dan pelayanan agama Kristen dengan target jumlah penyuluh agama Kristen penerima honorarium sebanyak 4.140 orang; (3) meningkatnya kualitas dan pemahaman dan pelayanan agama Katolik dengan target jumlah penyuluh agama Katolik penerima honorarium sebanyak 3.800 orang; (4) meningkatnya kualitas pemahaman, pengamalan dan pelayanan agama Hindu, antara lain melalui pembinaan dan pengembangan penyuluh dan tenaga teknis keagamaan Hindu dengan target sebanyak 1.700 orang, serta melalui penguatan dan pemberdayaan lembaga sosial keagamaan Hindu sebanyak 209 lembaga; dan (5) meningkatnya kualitas pemahaman, pengamalan dan pelayanan agama Buddha dengan target lembaga agama Buddha yang melaksanakan pelayanan keagamaan sebanyak 34 lembaga.

4.2.1.10 Fungsi Pendidikan

Dalam melaksanakan fungsi pendidikan, Pemerintah sampai dengan tanggal semester I tahun 2017 telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp51.913,7 miliar, yang berarti menyerap 36,3 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp143.140,9 miliar. Penyerapan anggaran pada fungsi pendidikan tersebut digunakan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di bidang pendidikan, diantaranya melalui program-program sebagai berikut: (1) Program Pendidikan Islam; (2) Program Pendidikan Dasar dan Menengah; (3) Program Guru dan Tenaga Pendidikan; dan (4) Program Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Apabila dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 34,5 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi pendidikan sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut meningkat sebesar 1,7 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, antara lain yaitu: (1) Program Pendidikan Islam; (2) Program Pembelajaran dan Kemahasiswaan; dan (3) Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.

Realisasi fungsi pendidikan dalam semester I tahun 2017 tersebut digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain, sebagai berikut: (1) peningkatan akses, mutu, dan relevansi madrasah; (2) pembinaan sekolah menengah pertama; (3) pembinaan guru pendidikan dasar; dan (4) peningkatan layanan kemahasiswaan dan penyiapan karir. Realisasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dituangkan dalam program dan kegiatan di atas diarahkan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) meningkatnya akses layanan pendidikan dasar, dengan indikator banyaknya jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP sebanyak 19,7 juta siswa; (2) meningkatnya akses layanan pendidikan tinggi dengan salah

satu indikatornya yaitu tercapainya mahasiswa penerima bantuan Bidik Misi sebanyak 362.692 orang; (3) tersedianya layanan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yang tercermin dari banyaknya orang dewasa yang memperoleh layanan pendidikan keaksaraan dengan target sebanyak 100.100 orang, dan banyaknya orang dewasa yang memperoleh layanan pendidikan setara menengah umum dan vokasional dengan target sebanyak 109.500 orang; (4) meningkatnya kualitas kelembagaan IPTEK dan Dikti melalui perluasan akses perguruan tinggi dengan dibukanya 400 prodi baru; (5) meningkatnya kualitas pembelajaran melalui peningkatan kapasitas kelembagaan 46 LPTK; dan (6) meningkatnya guru dan dosen yang memiliki kompetensi profesional yang dicerminkan antara lain dengan target sebanyak 101.125 guru dan 10.000 dosen yang bersertifikasi pendidik.

4.2.1.11 Fungsi Perlindungan Sosial

Sampai dengan semester I tahun 2017, realisasi anggaran fungsi perlindungan sosial mencapai Rp83.618,7 miliar atau 53,0 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp157.689,2 miliar. Realisasi anggaran pada fungsi perlindungan sosial digunakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan sistem perlindungan sosial, yang diantaranya melalui: (1) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; (2) Program Rehabilitasi Sosial; (3) Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial; (4) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Sosial; dan (5) Program Pemberdayaan Sosial. Apabila dibandingkan dengan realisasinya pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 49,1 persen dari pagunya, maka penyerapan anggaran fungsi perlindungan sosial sampai dengan semester I tahun 2017 tersebut meningkat sebesar 3,9 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pada beberapa program di semester I tahun 2017 yaitu antara lain: (1) Program Partisipasi Lembaga Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan; (2) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; dan (3) Program Penanganan Fakir Miskin.

Di samping itu, realisasi anggaran pada fungsi perlindungan sosial yang dituangkan dalam program-program di atas ditujukan untuk pencapaian sasaran yang diharapkan, yaitu: (1) menurunnya tingkat kesenjangan antarkelompok masyarakat yang ditunjukkan dengan rasio gini sebesar 0,39; (2) tersalurkannya Program Keluarga Harapan (PKH) dengan sasaran sebanyak 6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM); (3) meningkatnya cakupan pelayanan dasar dan akses masyarakat kurang mampu terhadap ekonomi produktif; (4) meningkatnya akses penduduk rentan dan kurang mampu terhadap air minum dan sanitasi layak sebesar 70 persen; (5) meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan; (6) meningkatnya akses dan kualitas hidup penyandang disabilitas dan lanjut usia; (7) meningkatnya jumlah pengawasan pelaksanaan perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya; dan (8) tersalurkannya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan target sasaran 1,43 juta Keluarga Sasaran Penerima Manfaat (KSPM).

4.2.2 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut