• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Kesantunan Berbahasa

BAB V PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

5.2 Paparan Data

5.2.1 Realisasi Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa dalam tindak tutur menolak direalisasikan dengan strategi memberi alasan, meminta maaf, berterima kasih, menunda dan dengan konstruksi kalimat berpagar.

Pada tabel 5.1 berikut disajikan data-data realisasi kesantunan berbahasa dengan strategi memberi alasan pada tindak tutur menolak yang ditunjukkan oleh masyarakat Barus dalam interaksi komunikasi di ranah keluarga dan lingkungan tetangga.

Tabel 5.1 Strategi Kesantunan dengan Memberi Alasan Pada Tindak Tutur Menolak

No. Contoh Tuturan Konteks (1) (2) (3) (4) (5) (6) A : B : A : B : A : B : A : B : A : B : A :

Jadi kami bekko ka ruma Teti da.

(Jadi kami nanti ke rumah Teti ya.)

Nandak pai pulo ambo bekko. Barisuk sajola munak datang yo. (Hendak pergi pula saya nanti, Besok sajalah kalian datang ya.)

Kok pai munak Ri, lalukan ikko ka si emi yo.

(Kalau kalian mau pergi (nanti) antarkan ini ke (rumah) Emi ya.)

Indak bakareta pulo ambo, Ti.

(Saya tidak bawa sepeda motor, Ti.)

Bisa agaknyo ambo pakke sabanta kareta munak tu, Er.

(Pinjam sebentar sepeda motormu, Er.)

Nandak pai ambo, Ning. (Saya mau pergi, Ning.)

Karajokkanla PR tu, Dan.

(Kerjakanlah PR itu, Dan.)

Manunggu Kuti ambo. (Saya menunggu Kuti.)

Basula pinggan tu, Pia.

(Cucilah piring itu, Pia)

Ala manunggu kawan ambo, Oncu. Bekkola. (Teman saya sudah menunggu, Oncu. Nanti saja.)

Di Angku nasi lamak ko?

Seseorang mengkonfirmasikan kembali rencana kunjungannya ke rumah temannya namun permintaan tersebut ditolak. seseorang menolak permintaan kakaknya untuk mengantarkan uang kepada adiknya yang tinggal di tempat lain.

Seseorang menolak permintaan tetangganya yang ingin meminjam sepeda motor.

Seorang anak yang menolak perintah ibunya untuk mengerjakan PR.

Seseorang yang menolak perintah bibinya untuk menyuci piring.

(7) (8) (9) B : A : B : A : B : A : B :

(Maukah Kakek nasi lemak ini?)

Dak ambo makkan sipuluk.

(Saya tidak (bisa) makan (makanan yang terbuat dari) beras pulut.)

Co ambikkan dulu ai Oncu nan di meja tu.

(Coba ambilkan dulu air (minum) Oncu yang di atas meja itu,)

Si Kuti nan dakkek bana itu, Oncu.

(Kuti yang lebih dekat (ke meja) itu, Oncu.

Ala jadi ba’antekkan lauk tadi? (Sudah diantarkan ikan tadi?)

Dibaok Aya kareta, Oncu..

(Sepeda motor dibawa Ayah, Oncu.)

Naik kereta sajo la kito pai, Ning. (Naik sepeda motor saja kita pergi, Kak.)

Bajalan sajo la. Dakkek anyo. (Jalan kaki saja. Dekat, kok)

menolak tawaran makanan. Seseorang yang menolak perintah bibinya untuk mengambilkan air minum.

Seorang anak yang menolak perintah ibunya untuk mengantarkan ikan. Seseorang yang menolak usul tetangganya untuk pergi dengan sepeda motor.

Contoh tuturan yang bercetak tebal pada pada tabel 5.1 di atas merupakan tuturan menolak dengan strategi memberi alasan. Tuturan (1B) Nandak pai pulo ambo bekko (Saya akan/hendak pergi nanti) merupakan pemarkah kesantunan yang digunakan penutur untuk menolak permintaan mitra tuturnya yang ingin datang bertamu dengan alasan bahwa ia tidak berada di rumah pada saat yang dimaksudkan mitra tuturnya tersebut. Demikian juga halnya dengan pertuturan (3). Situasi pada

pertuturan (3) penutur (A) bermaksud meminjam sepeda motor (B).. Permintaan tersebut ditolak oleh (B) dengan alasan bahwa ia juga akan pergi memakai sepeda motor tersebut. Pemarkah kesantunan pada tuturan menolak penutur (B) Nandak pai ambo, Ning adalah alasan akan pergi.

Pemarkah kesantunan pada pertuturan (2), (4), (5), (6), (7), (8) dan (9) juga ditunjukkan oleh kalimat bercetak tebal. Pada pertuturan (2) penutur (A) meminta tolong kepada (B) untuk mengantarkan uang kepada adiknya. Permintaan tersebut ditolak oleh (B) dengan memberikan alasan bahwa ia tidak membawa sepeda motor sehingga akan merepotkan bagi dia jika masih harus menuruti permintaan (A). Tuturan yang bercetak tebal pada pertuturan-pertuturan tersebut merupakan pemarkah kesantunan dalam tindak tutur menolak dengan strategi memberi alasan

Tabel 5.2 Strategi Kesantunan dengan Meminta Maaf Pada Tindak Tutur Menolak

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) (2) A : B : A : B :

Baokla lauk ko. (Bawalah ikan ini.)

Maap, Oncu. Di ruma dak ado na mamakkan lauk gadang.

(Maaf, Oncu. Di rumah tidak ada yang (bisa) memakan ikan besar.)

Singgala munak sabanta, Ri. Manggule Pari ambo. (Singgahlah kalian sebentar, Ri. Saya menngulai (ikan) Pari.)

Ya maap bana, Mak. Ala manunggu aya si Adit di rumah, tabaok ambo kunci.

Seseorang yang menolak tawaran untuk membawa pulang ikan.

Seorang anak yang menolak tawaran gulai ibunya.

(Aduh, maaf sekali, mak. Ayah si Adit sudah menunggu. Kunci (rumah) terbawa oleh saya.)

Dari data di atas ditunjukkan bahwa unsur-unsur perangkat kesantunan berbahasa yang digunakan masyarakat Pasisi Barus dalam tindak tutur menolak dengan strategi meminta maaf adalah dengan pola maap + kata sapaan. Kata maap

diikuti oleh kata sapaan terhadap mitra tutur seperti yang terlihat pada tuturan maap, Oncu. Pada tuturan ini kata maap diikuti oleh kata sapaan Oncu, yang merupakan sapaan untuk adik dari ayah atau ibu yang paling bungsu. Pada data tuturan ya maap bana, Mak, kata maap diikuti oleh kata sapaan Mak.

Tabel 5.3 Strategi Kesantunan dengan Berterima Kasih pada Tindak Tutur Menolak

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) (2) A : B : A : B :

Makkanla kito dulu ha. (Makanlah kita dulu ya.)

Mo kasi, Mami. Nandak pai pulo kami ikko.

(Terima kasih, Mami. Hendak pergi pula kami (sekarang) ini.)

Masukla dulu.

(Masuklah dulu)

Mo kasi, Ning. Barang pabilo la singga kami.

(Terima kasih, kapan-kapan kami saja kami singgah)

Seseorang yang menolak tawaran makan.

Seseorang yang menolak tawaran untuk singgah.

Kesantunan bahasa pada tindak tutur menolak yang direalisasikan dengan strategi berterima kasih menunjukkan pola Mo kasi + Kata sapaan. Kedua unsur perangkat kesantunan ini ditunjukkan pada tuturan Mo kasi, Mami. Mami merupakan kata sapaan yang dipergunakan masyarakat Pasisi Barus untuk adik perempuan ibu.

Tabel 5.4 Strategi Kesantunan dengan Menunda pada Tindak Tutur Menolak

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) (2) (3) (4) A : B : A : B : A : B : A :

Karajokanla pr, Rizki. Jangan bamain juo.

(Kerjakanlah PR-nya, Rizki. Jangan main terus.)

Sabanta, Mak. Makkan ambo daulu.

(Sebentar, Mak. Saya makan dulu.)

Mak, balikan di ambo sarawa macam punyo Kuti tu yo.

(Mak, belikan untuk saya celana seperti punya Kuti itu ya.)

Bekko la kok ala pulang Aya dari lawik.

(Nanti saja kalau Ayah sudak pulang dari laut.)

Ala jadi bablender bumbu gule tadin?

(Sudah diblender bumbu untuk gulai tadi?)

Tunggu sabanta lai, Mak. (Tunggu sebentar lagi, Mak.)

Baokkanla ikko, Eri.

(Bawakanlah ini, Eri.)

Seorang anak yang menolak permintaan ibunya untuk mengerjakan PR.

Seorang ibu yang menolak permintaan anaknya supaya dibelikan celana. Seorang anak perempuan yang menolak permintaan ibunya untuk memhaluskan bumbu gulai.

(5) B :

A : B :

Sabanta, bekko ambo japuk lai.

(Sebentar, nanti saya ambil lagi.)

Makkan, Ucci? (Mau makan, Ci?)

Sabanta lai la. Sumbayang ambo dulu.

Menolak permintaan membawakan barang.

Menolak tawaran makan.

Tuturan yang menunjukkan kesantunan berbahasa dalam tindak tutur menolak dengan strategi menunda, oleh masyarakat Pasisi Barus ditunjukkan dengan menggunakan kata sabanta dan bekko. Kedua perangkat kesantunan ini juga terkadang diikuti kata sapaan untuk mitra tutur.

Tabel 5.5 Strategi Kesantunan dengan Kalimat Berpagar Pada Tindak Tutur Menolak

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) A :

B :

Lalukan ikko ka etek Ati yo, Ri? (Singgahkan ini ke (rumah) etek Ati ya, Ri?

Kok bisa jangan lai ambo, Teti. Nandak lakke ambo ha.

(Kalau bisa jangan saya Teti. Saya mau cepat (pergi).)

Seseorang menolak permintaan kakanya untuk mengantarkan barang.

Strategi kalimat berpagar untuk menunjukkan kesantunan berbahasa pada tindak tutur menolak menggunakan perangkat konjungsi subordinatif, seperti yang terlihat pada data kok bisa jangan lai ambo (kalau bisa jangan saya lagi). Unsur perangkat kesantunan pada tuturan tersebut adalah konjungsi kok bisa (kalau bisa).

5.2.2 Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Meminta

Kesantunan berbahasa juga direalisasikan oleh masyarakat Barus dalam tindak tutur permintaan. Sejumlah contoh ujaran yang merupakan realisasi kesantunan berbahasa dalam meminta adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Strategi Kesantunan dengan Kalimat Berpagar pada Tindak Tutur Meminta

No. Contoh Tuturan Konteks

(1)

(2)

(3)

Kok jadi munak pai, Ri, lalukan ikko ka si Emi yo?

(Kalau kalian jadi pergi, Ri, antarkan ini ke (rumah) si Emi ya.)

Kok indak litak ang, Pan,tolong daulu pindakan lamari ketek tu ka kamar Aya Endek.

(Kalau kamu tidak capek, Pan, tolong dulu pindahkan lemari kecil ini ke kamar Aya Endek.)

Kok sampat Mamak, parancak ikko da.

(Kalau sempat Mamak, perbaiki ini ya.)

Dituturkan oleh seorang kakak yang meminta adiknya mengantarkan sesuatu. Dituturkan oleh seorang ibu yang meminta anak laki- lakinya untuk memindahkan lemari.

Dituturkan oleh seseorang yang meminta tetangganya untuk memperbaiki kursi kayu.

Pada tindak tutur meminta, kesantunan direalisasikan dengan menggunakan kalimat berpagar yang berupa klausa konjungsi subordinatif. Pada data tuturan Kok jadi munak pai, Ri, lalukan ikko ka si Emi yo (Kalau kalian jadi pergi, Ri, antarkan ini kepada Emi ya). Unsur perangkat kesantunan pada data tersebut adalah klausa Kok jadi munak pai yang merukan klausa konjungsi subordinatinf yang menggunakan konjungsi kok (kalau/jika).

Tabel 5.7 Strategi Kesantunan dengan Bersikap Pesimis pada Tindak Tutur Meminta

No. Contoh Tuturan Konteks

(1)

(2)

(3)

(4)

Bisa agaknyo ambo pakke sabanta kareta munak tu, Er.

(Bisakah saya pinjam sebentar sepeda motormu, Er.)

Sampat anyo Teti mangantekkan urang ko? (Apakah Teti sempat mengantarkan anak-anak ini?)

Talok Umak anyo manjago urang ko? (Apakah Ibu bisa menjaga anak-anak ini?)

Talok anyo sorang ang

mangangkeknyo tu? (Apakah kamu bisa mengangkat itu sendirian?

Dituturkan oleh seseorang yang bermaksud meminjam sepeda motor tetangganya. Dituturkan oleh seorang adik yang meminta kakaknya untuk mengantarkan anak- anak mereka ke sekolah. Dituturkan oleh seorang anak yang meminta ibunya menjaga anak-anak.

Dituturkan oleh seorang ibu yang meminta anaknya memindahkan barang berat..

Perangkat kesantunan pada tindak tutur meminta dengan strategi bersikap pesimis atau menunjukkan kesangsian adalah frase modalitas bisa agaknyo, sampat anyo, talok anyo yang diletakkan di awal kalimat. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kata anyo dapat ditempatkan sebelum kata sapaan dan dapat juga dipergunakan setelah kata sapaan. Pola Modal + anyo + Kata sapaan + Kata Kerja ditunjukkan pada contoh data Sampat anyo Teti mangantekkan urang ko? (Apakah

Teti sempat mengantarkan anak-anak ini?). Sedangkan pola Modal + Kata Sapaan +

anyo ditunjukkan pada data tuturan Talok Umak anyo manjago urang ko? (Apakah

Umak bisa menjaga anak-anak ini?).

Tabel 5.8 Strategi Kesantunan dengan Ujaran Tidak Langsung pada Tindak Tutur Meminta

No. Contoh Tuturan Konteks (1) (2) (3) (4) (5)

Ado ai hangek situ, Pia?

(Ada air (minum) hangat di situ, Pia?)

Ala nandak habis gulo, Oncu. (Gula sudah hampir habis, Oncu.)

Ado sare, Uning?

(Ada (daun) serai, Uning?)

Indak di Uning lai blender ko? (Apakah blender ini tidak Uning

pakai lagi?

Ikko ha ado tugas urang si Rizki mancari gambar tumbuhan pemakan serangga.

(Ini ada tugas si Rizki mencari gambar tumbuhan pemakan serangga)

Dituturkan oleh seorang nenek yang meminta cucunya untuk mengambilkan air hangat Dituturkan oleh seorang anak yang meminta bibinya untuk membeli gula.

Seseorang yang meminta daun serai kepada tetangganya

Seseorang meminta blender yang sebelumnya dipinjam tetangganya.

Seseorang yang meminta bantuan untuk mencarikan gambar kepada tetangganya.

Perangkat kesantunan berupa penggunaan kata sapaan juga ditunjukkan pada tindak tutur meminta yang direalisasikann dengan strategi bentuk ujaran tidak langsung dan meminimalkan tekanan. Bentuk ujaran tidak langsung di sini maksudnya adalah dengan tidak mengutarakan secara langsung tujuan penutur kepada mitra tutur. Misalnya pada tuturan Ado sare Uning? (Uning punya daun serai?). Pada tuturan ini tujuan penutur bukan untuk menanyakan apakah mitra tutur mempunya barang tersebut atau tidak namun sebenarnya maksud penutur adalah ingin meminta barang tersebut.

Tabel 5.9 Strategi Kesantunan dengan Meminimalkan Tekanan pada Tindak Tutur Meminta

(1) Yang tadi sajo ndak Tiya?

(kalau yang tadi saja, bagaimana Tiya?

Seseorang yang meminta untuk memilih gambar yang sebelumnya.

5.2.3 Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Memerintah

Dari data yang diperoleh, kesantunan berbahasa juga direalisasikan dalam tuturan memerintah seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10 Strategi Kesantunan dengan Kalimat Berpagar pada Tindak Tutur Memerintah

No. Contoh Tuturan Konteks

(1)

(2)

Kok ado anyo, agi sajola.

(Kalau (uangnya) ada, berikan saja.)

Kok dak ado karajo ang, Mam, pahangke’i dulu galas-galas di meja tu.

(Kalau kamu tidak ada pekerjaan, Mam, angkati gelas-gelas (yang) di (atas) meja itu.

Seseorang yang menyuruh istrinya untuk memberikan uang kepada anaknya.

Seseorang yang menyuruh adiknya untuk mengangkat gelas-gelas di meja.

Perangkat yang menunjukkan kesantunan pada tuturan memerintah dengan strategi kalimat berpagar seperti yang ditunjukkan pada data di atas adalah dengan menggunakan klausa konjungsi subordinatif. Sebagai contoh pada tuturan Kok dak ado karajo, ang Mam, pahangke’i dulu galas-galas di meja tu (kalau kamu tidak ada kesibukan, Mam, angkat dulu gelas-gelas di meja itu). Klausa konjungsi subordinatif

Kok dak ado karajo ang, Mam menggunakan konjungsi kok (kalau/jika). Tabel 5.11 Strategi Kesantunan dengan Bersikap Pesimis pada

No. Contoh Tuturan Konteks

(1)

(2)

Talok sorang ang mambaoknyokko, Mam.

(Apakah kamu sanggup membawa ini sendirian, Mam?)

Talok ang anyo mampature lampu ko, Pan?

(Apakah kamu bisa memperbaiki lampu ini, Pan?)

Seseorang yang menyuruh adiknya untuk mengangkat barang.

Seseorang yang menyuruh cucunya untuk memperbaiki lampu.

Pola kalimat tuturan dan unsur perangkat kesantunan pada tindak tutur memerintah dengan strategi bersikap pesimis hampir sama dengan pola kalimat tuturan dan unsur perangkat kesantunan pada tindak tutur meminta, yakni menggunakan modalitas talok anyo, dan talok ang anyo. Begitu juga kesantunan berbahasa yang ditunjukkan pada tindak tutur memerintah dengan strategi menggunakan ujaran tidak langsung yang penjelasannya hampir sama dengan penjelasan pada realisasi kesantunan dalam meminta.

Tabel 5.12 Strategi Kesantunan dengan Ujaran Tidak langsung pada Tindak Tutur Memerintah

No. Contoh Tuturan Konteks

(1)

(2) (3) (4)

Dakkek kompor lauk tu. (ikannya di dekat kompor.)

Ala sanjo, Pia.

(Hari sudah senja, Pia.)

Saketek lai ai di cerek ko. (Air di ceret ini tinggal sedikit.) Ado si Imam di situ, Dan? (Adakah si Imam di situ, Dan?)

Seorang ibu yang menyuruh anak perempuannya untuk membersihkan ikan.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya masuk ke rumah. Seorang ayah yang menyuruh istrinya memasak air.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya memanggil anaknya yang lain.

(5) Ala tarang ari, Mam.

(Hari sudah terang (siang), Mam. Seorang ibu yang menyuruh anaknya bangun pagi.

Tabel 5.13 Strategi Kesantunan dengan Meminimalkan Tekanan pada Tindak Tutur Memerintah

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Bajalan sajola antekkan, baapo? (Kalau jalan kaki saja, bagaimana?)

Basula pinggan tu, Pia. (Cucilah piring itu, Pia.)

Karajokanla PR, Rizki. Jangan bamain juo.

(Kerjakanlah PR-mu Rizki. Jangan main terus.)

Naikla ka rumah, Dan. La patang ari.

(Masuklah ke rumah, Dan. Hari sudah petang.)

Baokla ka sikko. (Bawalah ke sini)

Co ambikkan dulu ai Oncu nan di meja tu.

(Coba ambilkan dulu air minum

Oncu yang di meja itu.)

Buekkan ikko di ate meja tu. (Letakkan ini di atas meja itu.)

Balikan dulu karambi di hajja tu sakajak.

(Belikan dulu kelapa di (warung) Hajjah itu sebentar.)

Ambikkan munak dulu tampek- tampeknyokko.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya mengantarkan barang dengan berjalan kaki saja.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya mencuci piring. Seorang ibu yang menyuruh anaknya mengerjakan PR

Seorang ibu yang menyuruh anaknya masuk ke dalam rumah.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya mengambilkan sesuatu.

Seseorang yang menyuruh keponakannya untuk

mengambilkan air minum di atas meja.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya menaruh bumbu ikan di atas meja.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya membeli kelapa di warung.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya mengambilkan

(11) (12) (13) (14)

(Ambilkan dulu (wadah) untuk tempat (ikan) ini)

Puekkan sajo ka dalam tasnyo. (Taruh saja di dalam tasnya.)

Pelokkan jo ka kareta tu. (Taruh ke sepeda motor itu.)

Lantingkan jo ka banda. (Lemparkan ke parit)

Puekkan ikko di situ jo. (Taruh ini di situ)

wadah.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya memasukkan buku adiknya ke dalam tas. Seseorang yang menyuruh seorang anak meletakkan sesuatu ke sepeda motornya. Seorang ibu yang menyuruh anaknya melemparkan sampah ikan ke parit. Seorang ibu yang menyuruh anaknya meletakkan sesuatu ke atas meja.

Sedangkan kalimat tuturan memerintah dengan strategi meminimalkan tekanan menunjukkan pola perangkat kesantunan yang lebih bervariasi. Pertama, Kata kerja + la seperti pada contoh Basula pinggan tu, Pia (Cuculah piring itu, Pia). Kedua, Kata kerja + kan seperti pada contoh Buekkan ikko di ate meja tu (Taruhkan ini di atas meja). Ketiga, Kata kerja + la + jo seperti pada contoh Puekkan ikko di situ jo (letakkan ini disitu). Partikel jo dapat juga dipergunakan di tengah kalimat tuturan seperti pada contoh data lantingkan jo ka banda (Lemparkan ke parit).

5.2.4 Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Melarang

Pada tabel 5.14 berikut disajikan data tuturan melarang yang menunjukkan kesantunan berbahasa pada masyarakat barus.

Tabel 5.14 Strategi Kesantunan dengan Meminimalkan Tekanan pada Tindak Tutur Melarang

No. Contoh Tuturan Konteks

(2)

(3)

ado lai kawan nan dilua.

(Tidak usah lagi keluar, bagaimana? Tidak ada lagi teman (mu) yang berada di luar)

Rancaknyo jangan lai pakke itu. Pendek bana.

(Bagusnya jangan lagi kamu pakai (rok) yang itu. Terlalu pendek.)

Elok lai jangan baok inyo.

(Lebih baik jangan kamu bawa dia).

anaknya keluar rumah.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya untuk mengganti pakaian yang dipakainya.

Seorang ibu yang menyuruh anaknya untuk tidak membawa cucunya ke pasar. Tabel 5.15 Strategi Kesantunan dengan Ujaran Tidak Langsung pada

Tindak Tutur Melarang

No. Contoh Tuturan Makna Ilokusi (1)

(2)

Nandak kamano lai? Ala kalam ari. (Mau kemana lagi? Hari sudah gelap)

Indak litak na bamain tu sajo, Rizki.

(Apakah tidak capek bermain terus, Rizki?)

Seorang ibu yang yang menyuruh anaknya untuk tidak keluar rumah.

Seorang ibu yang melarang anaknya bermain terus menerus.

Kesantunan berbahasa pada tindak tutur melarang juga direalisasikan dengan strategi meminimalkan tekanan dan menggunakan ujaran tidak langsung. Perangkat kesantunan yang digunakan dalam strategi meminimalkan tekanan adalah dengan penggunaan kata baapo, rancaknyo, elok.

Tindak tutur menawarkan adalah salah satu strategi kesantunan dalam berbahasa. Data tuturan menawarkan yang diperoleh dalam penelitian ditunjukkan dalam tabel 5.16 berikut:

Tabel 5.16 Strategi Kesantunan dengan Menawarkan pada Tindak Tutur Menawarkan

No. Contoh Tuturan Konteks

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Di Angku nasi lamak ko?

(Maukah Angku (kue) nasi lemak ini?)

Nandak mangapo kian? Kok penting padia ambo talepon mak lakke awaknyo pulang.

(Ada perlu apa? Kalau memang penting biar saya telepon agar dia segera pulang.)

Makkan, Ucci? (Apakah Ucci mau makan?

Ambo pelok kian la, Ci?

(Saya buatkan sekarang, Ci?)

Diprint, kak? (Mau diprintkan, kak?)

Pulang, Angku? Antekkan la, Kuti.

(Mau pulang, Angku? Antarkanlah, Kuti.)

Seseorang yang menawarkan makanan kepada seorang kakek.

Seseorang yang menawarkan untuk menelepon suaminya untuk segera pulang.

Seseorang yang menewarkan mengambilkan makan siang untuk neneknya.

Seseorang yang menawarkan menyiapkan makan siang untuk neneknya.

Seseorang menawarkan untuk mencetakkan gambar. Seseorang yang menawarkan untuk mengantarkan pulang.

Dokumen terkait