• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebesar 20 persen Uraian Penerimaan

6.5 Rekomendasi Kebijakan

Dari hasil analisis diketahui bahwa adanya kebijakan pemerintah dapat memengaruhi keunggulan komparatif dan kompetitif yang merupakan indikator dari dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi kebijakan yang mendukung peningkatan dayasaing pengusahaan komoditas belimbing dewa di Kota Depok yang didasari dari informasi dan hasil analisis yang diperoleh. Adapun rekomendasi kebijakan yang diajukan adalah :

113 1. Pemerintah dapat memanfaatkan dayasaing belimbing domestik untuk mengurangi jumlah impor belimbing dan mulai memperhatikan kegiatan ekspor dengan menstimulus peningkatan produktivitas belimbing dewa. Dengan dayasaing yang dimiliki, berarti Indonesia lebih baik memproduksi sendiri dibandingkan dengan mengimpornya, karena Indonesia mampu memproduksinya dengan efisien. Dengan demikian, pemerintah harus menggali potensi atau memberikan stimulus kepada para petani belimbing untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga Indonesia dapat memenuhi kebutuhan belimbing dalam negeri dan melakukan ekspansi pasar dengan melakukan kegiatan ekspor belimbing. Sehingga, Indonesia dapat menghemat pengeluaran dan meningkatkan devisa negara.

2. Harga output belimbing memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap keuntungan usahatani, sehingga pemerintah perlu melakukan proteksi terhadap harga output belimbing dengan menjaga stabilitas harga belimbing domestik serta menjaga volume impor belimbing. Stabilitas harga output belimbing di lokasi penelitian dilaksanakan oleh Puskop. Berdasarkan informasi di lokasi penelitian, diketahui bahwa Puskop sedang mengalami masalah/kendala seperti yang telah diuraikan dalam gambaran umum pemasaran komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat medukung dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga Puskop dapat kembali menjalani peran dan fungsi sebagaimana mestinya

3. Biaya input produksi belimbing dapat memengaruhi tingkat keuntungan usahatani. Biaya input produksi yang besar membuat para petani belimbing melakukan peminjaman modal untuk membeli input produksi yang dibutuhkan atau bahkan ketika modal yang diperoleh tidak mencukupi atau petani tidak mendapat pinjaman maka petani akan mengurangi penggunaan input produksi yang dibutuhkan sehingga kualitas belimbing menjadi menurun atau rendah. Melihat kondisi tersebut, untuk membantu penyediaan input produksi dan mengatasi kendala yang dihadapi petani dalam pengadaan input produksi maka diharapkan pemerintah melalui Puskop dapat membentuk sebuah unit bisnis pengadaan input produksi yang memberikan

114 kredit input produksi kepada petani anggota. Sehingga petani tidak perlu lagi melakukan pinjaman uang kepada tengkulak ataupun lembaga keuangan lainnya yang mengenakan tingkat bunga yang cukup tinggi untuk membeli input produksi yang dibutuhkan. Petani akan membayar kredit setelah panen. 4. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi penelitian, sebagian besar

petani responden menjual hasil panennya kepada tengkulak (55,77 persen). Hal ini dikarenakan adanya ikatan emosional (balas jasa atas peminjaman modal) dan sistem pembayaran yang lebih cepat (cash) dibandingkan di Puskop. Oleh karena itu, Puskop diharapkan dapat memperbaiki sistem pembayaran yang dilakukan, yaitu jika tidak mampu membayar secara cash, Puskop dapat memberikan pembayaran dimuka (down payment) sebesar 15- 25 persen pada saat petani menyerahkan belimbingnya dan melunasinya setelah 3-7 hari dari penyerahan belimbing tersebut. Sehingga petani masih dapat menikmati atau menyambung hidup atau melanjutkan pembiayaan produksi belimbing dari uang hasil panennya. Setelah adanya unit bisnis yang memberikan kredit input produksi, ikatan emosional petani terhadap Puskop diharapkan dapat terbentuk. Dikarenakan Puskop merupakan lembaga pemasaran resmi yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani belimbing maka Puskop tidak akan (tidak boleh) menekan harga beli belimbing terhadap petani meskipun petani memiliki hutang budi (karena Puskop didirikan memang untuk menyejahterakan petani belimbing di Kota Depok). Ikatan emosional yang terbentuk dan perbaikan sistem pembayaran diharapkan dapat menciptakan loyalitas sehingga petani akan selalu menjual hasil panennya kepada Puskop.

5. Kualitas belimbing dapat menentukan harga output belimbing yang akan memberikan kontribusi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh petani. Oleh karena itu, petani diharapkan dapat terus meningkatkan atau mempertahankan kualitas belimbing yang dihasilkannya. Pemerintah diharapkan juga dapat mendukung petani untuk menghasilkan belimbing yang berkualitas dengan cara memberikan pelatihan, pembinaan dan penyuluhan yang intensif dan efektif. Namun saat ini, pembinaan dan penyuluhan yang diterima oleh petani belimbing di lokasi penelitian dirasa

115 masih belum intensif. Kurang intensifnya penyuluhan pertanian yang didapat oleh para petani belimbing dewa di Kota Depok dikarenakan kurangnya personil penyuluh pertanian yang ada di Kota Depok. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah Kota Depok dapat menambah personil penyuluh pertanian agar penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif, optimal dan efektif sehingga para petani dapat memperoleh bimbingan atau pemecahan masalah/kendala yang dihadapi di lapangan. Dengan demikian, petani belimbing dewa dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas belimbing sesuai yang diharapkan.

6. Industri pengolahan merupakan suatu bagian yang sangat penting didalam pengusahaan komoditas belimbing dewa sehingga dapat meningkatkan nilai tambah yang menguntungkan bagi petani. Namun, industri seperti ini belum cukup berkembang di Kota Depok. Pabrik pengolahan belimbing yang telah dibangun menggunakan dana bantuan Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) pada kenyataannya sampai saat ini masih belum beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah Kota Depok diharapkan dapat menstimulasi agar pabrik pengolahan belimbing yang telah dibangun dapat segera beroperasi sehingga dapat meningkatkan keuntungan serta dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan pelatihan- pelatihan mengenai pembuatan produk turunan belimbing serta workshop kewirausahaan kepada masyarakat agar masyarakat dapat terdorong untuk membuka usaha yang bergerak di bidang hasil pengolahan (produk turunan) belimbing, baik skala rumah tangga atau industri bagi yang memiliki modal besar.

7. Pemerintah, petani dan seluruh stakeholders komoditas belimbing dewa di Kota Depok diharapkan tidak akan pernah menyerah untuk terus melakukan perbaikan sistem dan sumberdaya manusia hingga tujuan akhir dari adanya komoditas unggulan daerah dan program belimbing sebagai icon kota dapat tercapai.

116 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Pengusahaan komoditas belimbing dewa di Kota Depok memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang merupakan indikator dayasaing. Sehingga komoditas belimbing dewa di Kota Depok memiliki dayasaing dan peluang ekspor yang besar serta diindikasi mampu bersaing dengan komoditas sejenis baik dari produk impor yang ada di dalam negeri maupun komoditas sejenis di mancanegara.

2. Kebijakan pemerintah terhadap output mendukung peningkatan keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, kebijakan pemerintah terhadap output mampu mendukung peningkatan dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Namun kebijakan pemerintah terhadap input justru menurunkan keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas belimbing dewa, sehingga kebijakan pemerintah terhadap input produksi belum mampu mendorong peningkatan dayasaing komoditas belimbing dewa di lokasi penelitian. Secara keseluruhan kebijakan pemerintah terhadap input-output pada sistem komoditas belimbing dewa di Kota Depok telah melindungi petani belimbing dewa di Kota Depok secara efektif. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat mendukung dan menguntungkan bagi pengembangan serta peningkatan dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok.

3. Perubahan jumlah produksi, upah tenaga kerja, harga pupuk, dan harga buah belimbing dewa akan berpengaruh terhadap jumlah penerimaan ataupun biaya produksi yang dikeluarkan sehingga akan berpengaruh pula terhadap tingkat dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Penurunan jumlah produksi sebesar 10 persen, peningkatan harga tenaga kerja sebesar 20 persen serta peningkatan harga pupuk sebesar 10 persen dapat menurunkan keunggulan komparatif dan kompetitif (dayasaing) komoditas belimbing dewa di Kota Depok. Sedangkan penurunan harga output sebesar 15 persen membuat komoditas belimbing dewa di Kota Depok tidak lagi

117 memiliki dayasaing. Harga output belimbing dewa menjadi komponen yang paling sensitif terhadap perubahan.

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan hasil analisis yang diperoleh maka dapat dirumuskan beberapa saran, antara lain adalah :

1. Bagi pemerintah, peningkatan dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok dapat ditempuh melalui pemberian stimulus untuk peningkatan produktivitas belimbing, membantu memecahkan kendala yang dihadapi Puskop sebagai lembaga pemasaran yang dapat menjaga kestabilan harga belimbing di tingkat petani, memperbaiki infrastruktur jalan kebun, menambah personil penyuluh pertanian agar penyuluhan kepada petani lebih intensif dan efektif serta memberi stimulus agar pabrik pengolahan yang telah dibangun menggunakan dana bantuan PPK-IPM dapat segera beroperasi. 2. Bagi petani, meningkatkan atau mempertahankan kualitas belimbing yang

dihasilkan dengan menerapkan SOP dan GAP belimbing dewa secara keseluruhan serta aktif dalam kelompok tani dan mengikuti pelatihan, pembinaan dan penyuluhan. Karena kualitas belimbing dapat menentukan harga output belimbing yang memberikan kontribusi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh petani yang pada akhirnya dapat meningkatkan dayasaing komoditas belimbing dewa di Kota Depok

3. Bagi lembaga pemasaran, khususnya Puskop yaitu memperbaiki kinerja sumberdaya manusia, memperbaiki sistem pembayaran kepada para petani serta membentuk unit usaha pengadaan input produksi dan memberikan kredit input produksi kepada petani guna menciptakan loyalitas petani sehingga petani akan selalu menjual hasil panennya kepada Puskop. Dengan demikian, Puskop dapat mengendalikan harga belimbing di tingkat petani agar stabil dan menguntungkan bagi petani.

4. Bagi pihak akademisi yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan, dapat membahas mengenai manajemen rantai pasok komoditas belimbing dewa di Kota Depok atau strategi pengembangan industri pengolahan belimbing dewa di Kota Depok dalam rangka peningkatan dayasaing.

i

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN