• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samaran

BAB I PENDAHULUAN

B. Relevansi Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samaran

Perlu diakui bahwa pendidikan yang tengah diterapkan saat ini masih saja berpaku pada hal yang bersifat materi. Hal ini dapat kita lihat di berbagai lembaga pendidikan yang semakin gencar menyuarakan bahwa hasil cetakan dari suatu lembaga akan mendapat pekerjaan, bahkan sebelum anak didiknya lulus dari lembaga tersebut telah diiming-imingi dengan pekerjaan. Pandangan yang demikian menjadikan buram pentingnya pendidikan, sehingga tidak salah jika kita sering menemukan fenomena bahwa seseorang akan rela melakukan apa saja untuk mendapat pekerjaan, entah itu melakukan tindakan suap-menyuap, ataupun melakukan hal yang non manusiawi pada lawan kompetisinya yang sama- sama mengincar posisi pekerjaan tersebut. Terlenanya kita dengan iming- iming menjadikan pencapaian target pekerjaan yang diharapkan justru cenderung mengabaikan aspek akhlak.

Setiap pendidik seharusnya mengubah pola pengajaran dari sekedar mentransfer ilmu menuju penanaman nilai-nilai spiritual dan akhlak sebagai way of life bagi peserta didik. Buktinya, ilmu yang disampaikan

hanya sebatas teori tanpa adanya bentuk implementasi sehingga hanya terbungkus dengan pengetahuan (Ilahi, 2014:25). Belakangan ini terjadi berbagai kejadian yang dilakukan oleh manusia yang berilmu. Sebagai contoh adanya suap menyuap dikalangan penjabat tinggi, ini membuktikan bahwa pendidikan yang ia terima tidak mampu membawa praktek yang nyata dengan apa yang ia dapatkan. Tidak hanya di dalam kalangan pejabat saja, namun di kalangan pelajar juga terjadi beberapa kemerosotan nilai, seperti beberapa kasus tentang seks dibawah umur, maraknya tawuran pelajar antar sekolah, dan lain-lain. Kejadian ini membuktikan kurangnya pengawasan dan penanaman nilai terhadap individu, sehingga menimbulkan krisis keteladanan dan krisis moral.

Pendidikan saat ini sudah harus beranjak menuju pemaduan antara teori dan praktik yang diimbangi dengan aspek spiritualitas. Tantangan globalisasi bukan hanya menjadikan runtuhnya nilai-nilai pendidikan, namun juga menghambat regenerasi kepemimpinan yang mempunyai kesadaran pendidikan dan berakhlaqul karimah. Dengan berbagai kemewahan dan kemegahan yang ditawarkan oleh arus globalisasi ini membuat lunturnya akhlak. Pengaruh globalisasi yang lahir dari kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi harus disikapi dengan netralitas, agar mampu menyeimbangkan antara pendidikan dan mengikuti arah zaman ini. Dengan demikian, akan mampu membawa pendidikan ke dalam tahap aplikatif bukan hanya terbungkus teori.

Pendidikan saat ini, bisa dikatakan mempunyai kesesuaian dengan apa yang telah dilihat oleh C. Snouck Hurgronje. Dengan meningkatnya pembelajaran yang ada di pesantren pada tahun 1890, sedangkan 20 tahun kemudian sekolah-sekolah sistem Belanda akan menarik peminat lebih banyak dengan diperkenalkannya sistem pendidikan tersebut. Dia menganggap para lulusan menengah dan universitas merupakan hasil yang ideal bagi golongan terdidik Indonesia, yang pada saatnya akan menggantikan kedudukan Kiai dan pewaris pemimpin pemerintahan sebagai kelompok intelect. Namun, kelompok ini tidak mampu menggantikan pemimpin agama dan masyarakat yang berdimensikan akhlak (Dhofier, 2015:70-71).

Pernyataan di atas dapat dikatakan, lemahnya kesadaran dalam memaknai pendidikan mengakibatkan nilai yang terkandung di dalamnya menjadi buram. Untuk itu, seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai konsep pendidikan akhlak menurut Kiai Sholeh Darat, penulis memberikan kesimpulan bahwa konsep pendidikan akhlak yang diterapkan oleh Kiai Sholeh Darat akan mengatasi dampak dari degradasi konsep pendidikan akhlak yang berkembang saat ini. Dengan alasan, konsep pendidikan akhlak yang ditawarkan oleh Kiai Sholeh Darat yaitu melalui pembiasaan-pembiasaan ritual ibadah yang mampu memaknai ibadah dari segi dzahir dan batinnya.

Kiai Sholeh Darat lebih menonjolkan pembiasaan melalui ritual ibadah ini, karena terdapat keterkaitan yang cukup erat antara keduanya.

Jadi, setiap ibadah yang dijalankan oleh umat muslim bukan hanya menjadi aktivitas rutin, namun mengandung pendidikan akhlak yang secara tidak langsung akan tertanam dalam diri masing-masing individu. Dalam ibadah Shalat misalnya, Shalat menjadi salah satu bentuk ibadah yang memiliki peran edukatif yang tinggi dan luas, karena memiliki daya penunjang dalam pembentukan akhlak manusia. Ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Al-‘Ankabut ayat 45:

َﻚْﻴَﻟِإ َﻲِﺣوُأ ﺎَﻣ ُﻞْﺗا

ِﻦَﻋ ٰﻰَﻬْـﻨَـﺗ َة َﻼﱠﺼﻟا ﱠنِإ َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأَو ِبﺎَﺘِﻜْﻟا َﻦِﻣ

ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟاَو ِءﺎَﺸْﺤَﻔْﻟا

ُﺮْﻛِﺬَﻟَو

َنﻮُﻌَـﻨْﺼَﺗ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻌَـﻳ ُﻪﱠﻠﻟاَو ُﺮَـﺒْﻛَأ ِﻪﱠﻠﻟا

ۗ◌

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Al Qur’an, t.th:402).

Selain shalat, puasa yang diwajibkan untuk umat manusia juga merupakan sarana mendidik untuk berempati, senantiasa jujur, berbuat baik, tidak berdusta, dan lain-lain. Ritual zakat, tujuannya yaitu untuk menyucikan harta benda, makna menyucikan adalah mendidik dengan akhlak yang baik. Orang yang berzakat akan belajar mengasihi sesama dan bermurah hati. Demikianlah, ibadah mengalir menuju pendidikan akhlak. Dalam ibadah haji pun demikian, terdapat faidah dalam bidang akhlak dengan diberlakukannya larangan membunuh binatang yaitu pemahaman

persamaan hak, saling menghargai, anjuran berkata-kata baik, dan lain- lain.

Uraian bahwa pendidikan akhlak mampu ditempuh melalui jalur ibadah, tidak hanya ditemukan dalam satu pembahasan khusus di kitab karangan Kiai Sholeh Darat, sebab nyatanya, di setiap kitab-kitab yang ditulis, selalu mengandung penanaman akhlak meski secara tersirat. Dalam Kitab Lathoifut Thoharoh misalnya, meskipun kitab tersebut termasuk kategori kitab yang membahas tentang fiqh, namun di dalamnya disandingkan dengan pendidikan akhlak. Dalam bab yang membahas wudhu saja, Kiai Sholeh Darat tidak hanya merangkai kalimat tentang bagaimana tata cara wudhu yang baik, namun mencantumkan mengapa seseorang harus membasuh wajah, mengusap tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kedua kaki. Seperti yang diungkapkan dalam paragraf berikut:

“Mongko masuhono siro kabeh ing rahi niro ingkang wus kelawan pot madep marang dunyo lan keluput kelawan ginawe ningali aghyar tegese pahesan dunyo wasuhono kelawan banyu tubat lan istighfar lan malih masuhono siro kabeh ing tangan iro karo saking labete oleh iro gendolan makhluq lan labete oleh iro gumantung kelawan makhluq iyo wasuhono kelawan banyu tubat lan istighfar. Lan malih nuli ngusapo siro kabeh ing sirah iro kelawan banyu tawadlu’ limaulah tegese angasoraken awak iro marang nyandaro niro. Lan nuli masuhono siro ing suku niro karo sartone wanglu niro, sangking layate watak iro bongso tin, tegese wateke endut wasuhono kelawan kelakuan kang mahmudah” (Darat, t.th:6-7).

Pembiasaan berawal dari peniruan, yang ada di bawah bimbingan orangtua dan guru. Al-Ghazali menerangkan, anak adalah amanah orangtuanya, hati bersihnya adalah permata murni, yang kosong dari setiap

tulisan dan gambar. Hal itu siap menerima tulisan dan cenderung pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah ia di dunia dan akhirat, orang tuanyapun mendapat pahala bersama (Rabbi & Muhammad Jauhari, 2006:106).

Dengan demikian, beberapa pendidikan akhlak yang diusung oleh Kiai Sholeh Darat sangat relevan apabila memang benar-benar teraplikasikan dengan baik. seperti yang disimpulkan oleh In’amuzzahidin bahwa pendidikan di Indonesia masih kering akan siraman spiritual (In’amuzzahidin, 2011:82). Maka dari itu, dengan pendidikan akhlak yang diusung oleh Kiai Sholeh Darat akan mampu membawa pendidikan di era sekarang ini menuju pendidikan yang berorientasi pada aspek afektif dan tidak meninggalkan aspek kognitif serta mendampinginya dengan aspek spiritualitas.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pemaparan yang meneliti tentang “Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif KH Muhammad Sholeh Darat Al Samarani”, penulis berusaha menyimpulkan apa yang telah dijelaskan oleh Kiai Sholeh Darat dalam beberapa karyanya. Penulis menyimpulkan dengan berdasarkan pada rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini, yaitu:

1. Konsep pendidikan akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samarani adalah Konsep pendidikan akhlak yang lebih menekankan pada pembiasaan- pembiasaan dalam melakukan ritual ibadah, seperti dalam berwudhu, mendirikan solat, menjalankan puasa, menunaikan zakat, dan pergi ke tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Namun, Kiai Sholeh Darat juga mengutamakan kepada manusia untuk selalu berhati- hati dalam bertingkah laku dan beribadah, karena hadirnya nafsu syahwat yang menggoda manusia. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat menganjurkan kepada manusia untuk selalu merasakan ibadahnya. Selain itu, Kiai Sholeh Darat juga menganjurkan untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji atau dapat dikatakan sebagai proses tazkiyatun nafs.

2. Adapun relevansi pendidikan akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samarani dengan pendidikan saat ini berujung pada kesimpulan bahwa konsep yang diusung Kiai Sholeh Darat sangat relevan, mengingat era

pendidikan saat ini lebih mengutamakan segi kognitif daripada afektif. Hasilnya pun juga baik, terpelajar, namun, apabila mereka terjun ke dalam dunia masyarakat mereka tidak akan mampu menggantikan dari segi afektif, yang terdidik dalam bidang akhlaknya.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian ini, terdapat beberapa saran yang harus diperhatikan yaitu:

1. Pendidikan saat ini hendaknya lebih mengutamakan dari segi pematangan aplikasi pendidikan, agar mampu membawa pendidikan pada tempat tujuan adanya pendidikan.

2. Pendidikan saat ini juga hendaknya harus menekankan pada akhlak dan tidak sekedar menekankan pada pencapaian nilai yang didapatkan oleh para peserta didik.

3. Pendidikan dari segi kognitif memang tidak bisa ditinggalkan, tetapi apabila aspek afektif mengiringinya akan membuat lebih baik, serta jika spiritualitas menjadi dasar dari keduanya, maka akan jauh lebih baik. 4. Orang tua hendaknya menggunakan metode pembiasaan-pembiasaan,

dimulai dengan aktifitas yang sederhana, sebab akhlaqul karimah akan diperoleh, apabila orang tua, lembaga pendidikan, dan lingkungan saling mendukung terbentuknya akhlaqul karimah.

5. Bagi para pendidik, jika ingin anak didiknya berakhlaqul karimah, maka pendidik harus benar-benar mampu menjadi teladan yang baik saat di depan anak maupun di belakang anak.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Abdullah, Amin. 2011. Studi Agama Normativitas atau Historisitas? Cetakan Ke- 5. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Abdullah, Mudhofir. 2011. Masail Al Fiqhiyah: Isu-isu Fiqh Kontemporer Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Teras.

Al Ashee, Ibnu Husein. 2004. Pribadi Muslim Ideal Cetakan Ke-1. Semarang: Pustaka Nuun.

Al Banna, Jamal. Terj. Hasibullah Satrawi dan Zuhairi Misrawi. 2008. Manifesto Fiqh Baru 1 (Memahami Diskursus Al Quran). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Kerja Sama dengan Dar Al Fikr Al Islamy Kairo. Al Ghozali, Al Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad. Tanpa Tahun. Al

Ihya’ ‘Ulumuddin. Al Andalusia: Dar Ar Royyan.

Al Haddad, Al Habib Abdullah bin Alawi. 2007. Bekal Hidup Bahagia Dunia Akhirat Terjemah Risalatul Mu’awanah. Surabaya: Mutiara Ilmu. Al Makin. 2016. Keragaman dan Perbedaan (Budaya dan Agama dalam Lintas

Sejarah Manusia). Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga. Al Qur’anul Karim. T.th. Surakarta: CV. Al Waah.

Amril. 2002. Etika Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, Rosihan. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anwar, Rosihan. dkk. 2011. Pengantar Study Islam Cetakan Ke-2. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2001. Fiqh. Jakarta : Pustaka Rizki Putra.

As Saqaf, ‘Abdurrahman bin Abdillah bin ‘Abdil Qadir. 2015. Durusul Qawa’idul Fiqhiyyah. Jami’ah Al Ahqaf Hadramaut.

Asy Syarqawi, Hasan. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Asy’arie, Musa. 1999. Filsafat Islam (Sunnah Nabi dalam Berfikir). Yogyakarta: LESFI.

Azra, Azyumardi. 2005. Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII Cetakan Ke-2 Edisi Refisi. Jakarta: Prenada Media.

Az Zarnuji, Syaikh. Terj. Abdul Kodir Al Jufri. 2009. Terjemah Ta’lim Muta’allim. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Bakhtiar, Amsal. 2015. Filsafat Agama (Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Creswell, Jhon W. Terj. Achmad Fawaid. 2010. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahlan, Abdul Choliq. 2006. Spiritualitas Islam dalam Sastra Sufi Melayu. Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin Teologia Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang Volume 17 Nomor 1, Juli 2006.

Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Darat, KH. Sholeh. Terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah. 2016. KH.

Sholeh Darat Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara (1820-1903 M) Syarah Al-Hikam. Depok: Penerbit Sahifa.

________________. 1422 H. Matnu Al Hikam. Semarang: Toha Putra. ________________. Tanpa Tahun. Fasholatan. Surabaya: Bombai Miri.

________________. 1374 H. Majmu’at Asy Syari’at Al Kafiyah lil Awam. Semarang: Toha Putra.

________________. 1422 H. Kitab Munjiyat. Semarang: Toha Putra.

________________. 1325 H. Minhajul Atqiya’. Bombay: Matba’ Muhammad. ________________. Tanpa Tahun. Lathoifut Thaharah wa Asrorush Sholah.

Semarang: Toha Putra.

Dhofier, Zamakhsyari. 2015.Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia Cetakan Ke-5. Jakarta: LP3ES, Anggota IKAPI.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang- undang dan Peraturan Pemerintah RI. Jakarta.

Dzahir, Abu Malikus Salih. 2012. Sejarah dan Perjuangan Kyai Sholeh Darat Semarang (Syeikh Haji Muhammad Saleh bin Umar As Samarany). Semarang: Panitia Haul Kyai Sholeh Darat.

Djazuli. 2006. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam Cetakan Ke-6 Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group. Djazuli, Ahmad. 2006. Kaidah-kaidah Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Engineer, Asghar Ali. Terj. Tim FORSTUDIA. 2004. Islam Masa Kini. Yogyakarta: Kerjasama Pustaka Belajar dengan FORSTUDIA.

Esha, Muhammad In’am. 2010. Falsafah Kalam Sosial. Malang: UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI).

Faruq dkk., Umar. 2005. Pidato 3 Bahasa. Surabaya: Pustaka Media.

Gojali, Nanang. 2013. Tafsir dan Hadits Tentang Pendidikan Cetakan Ke-1. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2013. Terj. Kamran As’at Irsyady dan Fakhri Ghozali. Tasawuf Islam dan Akhlak Cetakan Ke-2. Jakarta: Amzah.

Hakim, Taufiq. 2016. Kiai Sholeh Darat dan Dinamika Politik di Nusantara Abad XIX-XX M. Yogyakarta: Institute of Nation Development Studies (INDeS).

Hakim, Atang Abdul dan Jaih Mubarok. 2012. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hardiman, F. Budi. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Hassan, A. Qadir. 1994. Ilmu Mushthalah Hadits Cetakan Ke-6. Bandung: Diponegoro.

Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis & Solusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

In’amuzzahidin, M. 2011. Pemikiran Sufistik Muhammad Shalih Al Samarani dalam Kitab Matn Al Hikam dan Majmu’at Al Asy’ariah Al Kafiyah Li Al Awam. Jurnal Penelitian Walisongo Vol. XIX, No. 2, Nopember 2011.

Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Izutsu, Toshihiko. Terj. Agus Fahri Husein, Misbah Zulfa Elisabeth, dkk. 1994. Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam (Analisis Semantik Iman dan Islam). Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya Anggota IKAPI. Jamil, H.M. 2013. Akhlak Tasawuf. Ciputat: Referensi.

Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.

Kattsoff, Louis O. Terj. Soejono Soemargono. 2004. Pengantar Filsafat Cetakan Ke-9. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Keputusan Muktamar NU, Munas dan Konbes Nahdlotul Ulama’. Terj. Djamaluddin Miri. 2007. Ahkamul Fuqaha (Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlotul Ulama’ (1926-2004 M.)). Surabaya: Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur bekerja sama dengan Khalista.

Khoiriyah. 2013. Memahami Metodologi Studi Islam Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit Teras.

Kodir, Abdul. 2015. Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga Reformasi di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Kuntowijoyo. 1997. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Penerbit Mizan. Mardani. 2015. Hukum Islam (Pengantar Hukum Islam di Indonesia) Cetakan Ke-

2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mardimin, J. 2016. Perlawanan Politik Santri (Kajian Tentang Pudarnya Kewibawaan dan Pengaruh Kiai, Perlawanan Politik Santri, serta Dampaknya Bagi Perkembangan Partai-partai Politik Islam di Pekalongan). Salatiga: Satya Wacana University Press.

Masyhuri, Agoes Ali. 2013. Belajarlah Kepada Lebah dan Lalat Menuju Kokoh Spiritual, Mapan Intelektual. Surabaya: Khalista Surabaya.

Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Cetakan Ke-1. Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik, dan Masyarakat (PSAPM) bekerja sama dengan Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Munir, Ghazali. 2008. Warisan Intelektual Islam Jawa dalam Pemikiran Kalam Muhammad Shalih Al Samarani. Semarang: Walisongo Press.

Munthoha, Wijayanto, dkk. 1998. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press.

Musa, Ali Masykur. 2014. Membumikan Islam Nusantara: Respons Islam terhadap Isu-isu Aktual Cetakan Ke-1. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Anggota IKAPI.

Nasution, Harun. 2013. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah Analisa dan Perbandingan Cetakan Ke-5. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Nata, Abuddin. 2013. Metodologi Studi Islam Cetakan Ke-20. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

_____________. 1997. Filsafat Pendidikan Islam Cetakan Ke-1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

_____________. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

_____________. 2008. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Nurdin, Ali, Syaiful Mikdar, dkk. 2009. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam Cetakan Ke-7. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rabbi, Muhammad dan Muhammad Jauhari. Terj. Dadang Sobar Ali. 2006. Akhlaquna. Bandung: Pustaka Setia.

Rahman, Fazlur. Terj. Anas Mahyuddin. 1995. Membuka Pintu Ijtihad Cetakan Ke-3. Bandung: Penerbit Pustaka.

Rahman, Mustofa, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Ratna, Nyoman Kutho. 2008. Postkolonialisme Indonesia Relevansi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ricklefs, M.C. Terj. Tim Penerjemah Serambi. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Sachedina, Abdulazis, Fazlur Rahman, dkk. Terj. Ali Noer Zaman. Agama Untuk Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).

Saebani, Ahmad dan Abdul Hamid. 2012. Ilmu Akhlak Cetakan Ke-2. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Saeed, Abdullah. Terj. Shulkhah dan Sahiron Syamsuddin. 2016. Pengantar Study Al Quran. Yogyakarta: Baitul Hikmah Press.

Salim, Abdullah. 1995. Majmu’at Al Syari’at Al Kafiyat li Al Awami Karya Kiai Saleh Darat (Suatu Kajian Terhadap Kitab Fikih Berbahasa Jawa Akhir Abad 19). Semarang: Unissula Press.

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan Al Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan Anggota IKAPI.

_________________. 2013. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al Qur’an Cetakan Ke-1. Tangerang: Penerbit Lentera Hati Anggota IKAPI.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suhandjati, Sri. 2013. Mitos Perempuan Kurang Akal dan Agamanya dalam Kitab Fiqh Berbahasa Jawa. Semarang: RaSAIL Media Group.

Supriadi, Dedi. 2014. Ushul Fiqh Perbandingan Cetakan Ke-1. Bandung: CV Pustaka Setia.

Syarifuddin, Amir. 2005. Garis-garis Besar Fiqh Cetakan Ke-2. Jakarta: Prenada Media.

Syarqawi, Hasan Muhammad. Ter. A.M. Basamalah. 1994. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Syukur, Amin.2011. Sufi Healing (Terapi dalam Literatur Tasawuf). Jurnal Penelitian Walisongo Vol. XIX, No. 2, Nopember 2011.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian Ke-3 Pendidikan Disiplin Ilmu) Cetakan Ke-2. PT IMTIMA (Imperial Bhakti Utama).

Tim Penulis JNM. 2015. Gerakan Kultural Islam Nusantara. Yogyakarta: Jamaah Nahdliyin Mataram (JNM) Bekerja Sama dengan Panitia Muktamar NU Ke-23.

Tono, Sidiq, M. Sularno, dkk. 1998. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Indonesia.

Ulum, Amirul. 2016. K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani Maha Guru Ulama Nusantara. Yogyakarta: Global Press.

___________. 2016. Kartini Nyantri. Yogyakarta: Pustaka Ulama.

Ulwan, Abdullah Nashih. 1995. Tarbiyatul Aulad Fi Al Islam (Pendidikan Anak dalam Islam Juz 1). Jakarta: Pustaka Amani.

_____________________. 1995. Tarbiyatul Aulad Fi Al Islam (Pendidikan Anak dalam Islam Juz 2). Jakarta: Pustaka Amani.

Umar, Nasaruddin. 2014. Islam Fungsional (Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai- nilai Keislaman). Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas- Gramedia.

Wallace, Alfred Russel. Terj. Ahmad Asnawi, dkk. 2015. Sejarah Nusantara (Terjemah The Malay Archipelago) Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi.

Widagdho, Djoko, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Online:

https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-sumber-data-jenis- jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/, diakses pada 3 Januari 2017. Jam 02.38 WIB.

http://karyatulis.singkatpadat.com/pengertian-perspektif.htm, diakses pada 29 Desember 2016. Jam 12.06 WIB.

http://makalah-update.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan- metode.html, diakses pada 03 Januari 2017. Jam 02.54 WIB. http://santrisuwung.blogspot.co.id/2013/10/sumber-sumber-akhlak.htmldiakses

pada 28 Januari 2017. Jam 01.04 WIB.

http://pengertiankomplit.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pendidikan- akhlak.html, diakses pada 20 Februari 2017, jam 15.51 WIB.

http://naimsoekarno81.blogspot.co.id/2012/03/pendidikan-akhlak.html, diakses pada 20 Februari 2017. Jam 15.38 WIB

http://mahadir-aziz.blogspot.co.id/2012/05/sumber-dan-dasar-pendidikan- islam.html, diakses pada 20 Februari 2017. Jam 16.33 WIB Sumber Wawancara:

Wawancara dengan Lukman Hakim Saktiawan atau yang akrab dipanggil dengan nama Gus Lukman, salah satu cicit K.H. Muhammad Sholeh Darat, pada 5 Desember 2016 di rumahnya, Jl. Kakap Darat Tirto 212 Kel. Dadapsari, Kec. Semarang Utara, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Wawancara dengan M. Muhsin Jamil selaku Dekan Ushuludin UIN Walisongo

Semarang, beliau merupakan salah satu anggota dari KOPISODA (Komunitas Pecinta Sholeh Darat). Wawancara berlangsung pada 26 Januari 2017 di ruang Dekan Fakultas Ushuludin UIN Walisongo Semarang.

Wawancara dengan Moh. Ichwan DS selaku Sekretaris dari KOPISODA dan pegiat kajian kitab K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani serta seorang jurnalistik. Wawancara berlangsung pada 26 Januari 2017 di kediaman beliau Jl. Kelapa Gading no VI Plamongan Indah Pedurungan Semarang.

Lampiran 3