• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Jaringan Telekomunikasi

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Tahun 2016 (Halaman 141-146)

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANG

Peta 2.7 Rencana Jaringan Telekomunikasi

LAPORAN AKHIR 2 - 69

2.4.9. Rencana Pelestarian Bangunan dan Lingkungan

Rencana pelestarian bangunan dan lingkungan pada wilayah perencanaan adalah dengan tetap mempertahankan arisitektural lokal yang ada. Hal ini disebabkan karena Kawasan perencanaan memiliki kualitas arsitektur tinggi dengan adanya berbagai bangunan berarsitektur lokal. Secara simbolis Kawasan perencanaan menunjukkan atau melambangkan keberadaannya sebagai kawasan kota tua dengan fungsi kegiatan utama adalah perdagangan dan jasa.

Rencana pelestarian (konservasi) di kawasan perencanaan adalah:

 Perlindungan kawasan limitasi berupa Kawasan Sempadan Pantai  Perlindungan hutan mangrove.

 Perlindungan terhadap kawasan bangunan bernilai sejarah.

2.5 KOMPONEN PERANCANGAN KAWASAN

2.5.1 Rencana Peruntukan Lahan Mikro

Sasaran yang ingin dicapai dalam menetapkan peruntukan lahan mikro adalah mengupayakan hubungan dan keterkaitan antara peruntukan lahan di kawasan perencanaan dengan kawasan sekitarnya. Peruntukan lahan mikro harus disinkronkan dengan peruntukan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kota Mojokerto. Peruntukan lahan mikro di kawasan perencanaan adalah sebagai kawasan, Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, Permukiman dan Pergudangan, industri dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang kemudian dibagi ke dalam beberapa blok peruntukan. Kebijakan peruntukan lahan dikawasan ini harus berdasarkan Rencana terpadu dengan mempertimbangkan konteks kawasan spesifik dan pola peruntukan lingkungan sekitar.

Dari analisis menunjukan bahwa kawasan perencanaan mempunyai peranan penting dalam konteks peruntukan lahan sekitarnya. Kawasan perencanaan juga harus mengupayakan keterkaitan bagi beragam peruntukan lahan yang terdapat dikawasan sekitarnya.

Peruntukan lahan mikro merupakan pendetailan dari peruntukan lahan mikro yang dirinci berdasarkan setiap blok peruntukan. Peruntukan lahan mikro berperan menentukan alokasi jenis fungsi lahan serta distribusi secara spasial (ruang) di dalam kawasan perencanaan.

LAPORAN AKHIR 2 - 70 Penetapan peruntukan lahan dikawasan perencanaan bertujuan untuk :

1. Mengupayakan keterkaitan secara fungsional diantara berbagai jenis peruntukan di Pusat Kota dan koridor-koridor yang berhubungan langsung dengan kawasan perencanaan.

2. Menetapkan fungsi baru sebagai pendukung aktifitas yang akan dikembangkan.

3. Mempertegas fungsi-fungsi bangunan pada tiap-tiap blok dan sub blok serta dan mengupayakan fleksibilitas ruang, terutama aktivitas yang berhubungan kuat.

Pengalokasian kebutuhan ruang dan bangunan di kawasan perencanaan dilakukan secara mengelompok mengikuti pola kesamaan atau perbedaan fungsi dan aktivitas masing-masing. Kedekatan aktifitas memerlukan ruang penghubung dan aksesibilitas. Oleh sebab itu penentuan blok-blok dalam kawasan perencanaan menjadi dasar dalam mendekatkan hubungan. Peruntukan lahan mikro berdasarkan blok berperan dalam menentukan alokasi jenis fungsi lahan serta distribusi secara spasial (ruang) di dalam kawasan perencanaan.

Rancangan perpetakan lahan akan mengikuti pola blok yang telah ditentukan dalam peruntukan lahan mikro. Pengelompokan kegiatan menjadi dasar dalam penentuan perpetakan lahan di kawasan perencanaan. Pengalokasian kebutuhan ruang dan bangunan di kawasan perencanaan dan sekitarnya dipengaruhi perkembangan koridor-koridor disekitarnya.

Perpetakan lahan dikawasan perencanaan diarahkan menjadi blok-blok kawasan dengan tujuan untuk mempermudah dalam menentukan fungsi dan daya dukung lahan serta keterkaitannya dengan fungsi-fungsi lain disekitarnya. Yang dimaksud dengan perpetakan blok adalah batas persil dengan besaran teratur dan terbatas yang didalamnya terdapat sub blok dalam dimensi yang lebih kecil contoh ini dapat diterapkan untuk kawasan perumahan.

2.5.2 Persyaratan Pemanfaatan Lahan Dengan Sistem Blok

Pemanfaatan lahan untuk peruntukan tertentu yang berada di perpetakan dengan sistem blok dianjurkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bangunan gedung dibangun dengan tipologi dan besaran dan modul teratur dengan satuan besaran tertentu,

LAPORAN AKHIR 2 - 71 b. Bangunan gedung dibangun dengan besaran unit tipikal dan pembangunannya dapat

bersifat massal. Tipologi bangunan dengan unit tipikal biasanya menerapkan besaran/dimensi perpetakan yang tipikal.

c. Bangunan yang telah memiliki ketetapan standar menurut kelasnya.

2.5.3 Pendekatan Pengembangan Lahan

Pengembangan lahan memerlukan prioritas penanganan berdasarkan permasalahan, potensi dan prospek lahan. Penanganan penataan bangunan dan lingkungan dibedakan berdasarkan permasalahan di masing-masing zona. Berdasarkan kondisi saat ini, maka penanganan lingkungan di kawasan perencanaan dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembangunan Baru (New Development)

Pembangunan baru bertitik berat pada kegiatan membangun baru suatu lingkungan berdasarkan rencana tata ruang dan prinsip-prinsip penataan yang baik.

2. Pembangunan Sisipan (Infill Development)

Adalah pembangunan dengan mengisi ruang-ruang lingkungan kota dengan cara melengkapi/meneruskan pembangunan yang telah ada dengan fungsi yang sama dan/atau fungsi baru sesuai dengan kebutuhan lingkungan kota.

3. Pembangunan Peremajaan (Urban Renewal)

Dengan titik berat pada penanganan memanfaatkan ruang lingkungan seoptimal mungkin berdasarkan rencana tata ruang, penciptaan ruang yang lebih berkualitas dan optimalisasi intensitas pembangunan.

4. Pembangunan kembali wilayah perkotaan (urbanredevelopment);

Dengan titik berat pada kegiatan perbaikan serta pembangunan sarana dan prasarana lingkungan termasuk sebahagian tata lingkungan.

5. Pembangunan menghidupkan kembali wilayah perkotaan (urban revitalization);

Dengan titik berat pada penanganan yang dapat tetap menghidupkan kemajemukan fungsi lingkungan kawasan, melalui upaya pelestarian atau perlindungan bangunan dan lingkungannya, seperti kegiatan revitalisasi, regenerasi, dan lain-lain.

LAPORAN AKHIR 2 - 72

2.5.4 Skenario Perancangan Kawasan

Agar Penataan Koridor Jalan J.A. Suprapto - Jalan Residen Pamuji - Jalan Empu Nala berjalan dengan baik, maka diperlukan skenario penataan kawasannya, yang meliputi: 1. Pengembangan wilayah bersifat linear

Mengingat bentuk wilayah kota, di koridor yang bersifat memanjang, maka pengembangan Koridor Jalan J.A. Suprapto - Jalan Residen Pamuji - Jalan Empu Nala memanajang dari bagian barat ke timur.

2. Ruang Terbuka Hijau

 Padu serasi ruang terbuka hijau di Koridor Jalan J.A. Suprapto - Jalan Residen

Pamuji - Jalan Empu Nala, baik yang berupa jalur hijau maupun taman dengan jalur kendaraan, perdestrian bangunan, dan pusat-pusat aktivitas.

3. Penataan Sirkulasi kendaraan

 Penataan jalur pedestrian

 Penataan tempat parkir kendaraan  Mengembangkan moda transportasi

2.5.5 Rencana Dasar Perencanaan

2.5.5.1. Rencana Struktur Tata Bangunan

Rencana pembentukan struktur tata bangunan adalah sebagai berikut:

 Melestarikan bangunan yang bernilai sejarah

 Menyamakan Rencana bangunan di kawasan perencanaan.

Peningkatan kualitas bangunan melalui peningkatan kualitas visual, penataan bentuk dan posisi massa bangunan, pengaturan pola perpetakan, menambahkan elemen pada bangunan sebagai bagian untuk mewujudkan citra kawasan, dan lain sebagainya.

Mengatur kesan tata ruang bangunan yang meliputi pengaturan terhadap KDB, KLB, Garis Sempadan Bangunan, Ketinggian Bangunan, Ketinggian Elevasi/Peil Bangunan, serta orientasi bangunan.

2.5.5.2. Rencana Struktur Tata Lingkungan

Secara umum Rencana struktur tata lingkungan diatur dengan ketentuan sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR 2 - 73

 Mengelola kegiatan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diarahkan.  Tetap menjaga kelestarian lingkungan.

 Menyediakan fasilitas untuk kepentingan masyarakat banyak (umum).

 Jalur-jalur hijau dan tempat-tempat larangan membangun yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

 Garis sempadan bangunan mengikuti peraturan yang berlaku.  Adanya pengelolaan sampah secara kolektif

 Pembuangan limbah rumah tangga sebelum dibuang harus melalui proses yang

memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

 Untuk menjaga keseimbangan sumber daya air maka tiap rumah tangga diwajibkan

membuat sumur resapan air limbah.

2.6 PENETAPAN BLOK-BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN DAN

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Tahun 2016 (Halaman 141-146)