Selain itu, inflasi sepanjang tahun 2014 juga bisa dikatakan masih tinggi. Apalagi, ditambah dengan pengurangan subsidi bahan bakar minyak menjelang akhir tahun yang berdampak terhadap kenaikan harga komoditas tersebut.
Tantangan dari kondisi perekonomian ini memberikan dampak negatif terhadap kemampuan daya beli konsumen. Kondisi tersebut diperkuat oleh indeks keyakinan konsumen dari hasil survei Bank Indonesia yang tidak stabil, bahkan cenderung melemah pada tahun 2014.
Optimisme dunia usaha terhadap situasi perekonomian juga mengalami penurunan. Sentimen yang diindikasikan melalui Indeks Tendensi Bisnis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada kuartal 1-2014 lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu dari 104,72 menjadi 101,95.
PENILAIAN ATAS KINERJA MANAJEMEN
Dalam kondisi yang penuh tantangan tersebut, beragam inisiatif strategi yang diterapkan Direksi sudah cukup baik.
Beberapa inisiatif tersebut, di antaranya efisiensi di bidang operasional, sehingga mampu menurunkan beban usaha sebesar 2,3%. Kebijakan ini membuat Manajemen mampu membukukan keuntungan di tahun 2014.
Inisiatif lain yang dilakukan Manajemen adalah konsolidasi organisasi yang hingga saat ini masih berjalan. Dalam pandangan kami, kebijakan yang diambil Manajemen tersebut akan membuat kinerja organisasi semakin efisien dan efektif. Bahkan dalam jangka pendek berpotensi meningkatkan efisiensi beban operasional.
Kebijakan yang diambil Direksi ini akan berdampak positif terhadap kinerja Perusahaan secara keseluruhan di masa mendatang. Dalam jangka menengah dan panjang, kami harapkan inisiatif Manajemen tersebut dapat memberikan dampak secara signifikan terhadap kinerja positif yang berkesinambungan, baik dari sisi keuangan maupun kegiatan operasional.
In addition, inflation during 2014 can also be considered as high. Moreover, coupled with the reduction of the fuel subsidy at the end of the year, which provided an impact on the increase of commodity prices.
The challenges of this economic condition created a negative impact on the consumers’ purchasing power. This was reflected by instability, which tended to weaken the consumer confidence index in 2014, which was derived from the results of a survey conducted by Bank Indonesia.
Optimism in the business world about the economic situation also decreased. Sentiment as indicated by the Business Tendency Index released by the Central Bureau of Statistics in 1st quarter -2014 was lower than in the previous quarter, decreasing from 104.72 to 101.95.
ASSESSMENT ON THE PERFORMANCE OF THE MANAGEMENT
With these challenging conditions, the various strategic initiatives implemented by the Board of Directors were subsequently good.
Such initiatives as efficiency in the area of operations helped reduced operating expenses by 2,3%. This policy provided the Management the ability to be able to record profit in 2014.
Another initiative taken by the Management was the consolidation of the organization, which is still in process. In our view, this measure taken by the Management will help develop the organization to become more efficient and effective, and even in the short term has the potential to improve the efficiency of operating expenses.
This measure taken by the Board of Directors will provide a positive impact on the overall performance of the Company in the future. In the medium and long term, we expect the Management’s initiatives to significantly provide an impact on continuous positive performance, both in terms of financial and operational activities.
PT Bakrieland Development Tbk Annual Report 2014
33
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris President Commissioner
Supartono
Komisaris CommissionerArmansyah Yamin
Komisaris CommissionerKanaka Puradiredja
Komisaris Independen Independent CommissionerLukman Purnomosidi
Komisaris Independen Independent Commissioner01
04
02
02
05
05
03
03
PT Bakrieland Development Tbk Annual Report 201333
Laporan Dewan Komisaris
Report by the Board of Commissioners
Sepanjang tahun 2014, Manajemen melakukan sejumlah aksi korporasi, yang di antaranya penyelesaian pembelian saham PT Mutiara Masyhur Sejahtera yang memiliki aset lahan potensial seluas ±1.100 Ha di Sidoarjo, Jawa Timur. Lahan itu rencananya akan dikembangkan menjadi proyek residensial tapak kelas menengah yang dilengkapi
fasilitas-fasilitas antara lain commercial area,
apartemen, theme park, hotel, serta area mixed-use.
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri
properti, posisi cadangan lahan (land bank) sangat
penting. Melalui akuisisi MMS, total cadangan lahan yang dimiliki Perusahaan menjadi 1.076 Ha.
Perusahaan juga telah menyelesaikan aksi korporasi yaitu akuisisi PT Jungleland Asia yang memiliki proyek
wahana bermain (theme park) JungleLand seluas
35 Ha di kawasan Sentul, Jawa Barat. Kepemilikan
atas JungleLand akan memperkuat portfolio produk
Perusahaan di sektor wahana permainan dimana Perusahaan sebelumnya telah memiliki The Jungle Water Park dan JungleFest yang menjadi salah satu pusat atraksi wisata di Kota Bogor.
Penguasaan proyek-proyek theme park akan
membuat struktur penghasilan berulang Perusahaan (recurring income) menjadi lebih baik ke depan. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu pelindung bisnis Perusahaan jika terjadi gejolak pada industri inti properti di masa yang akan datang.
PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA
Untuk tahun 2015, rencana Direksi untuk fokus dalam memaksimalkan pemanfaatan lahan yang sudah dimiliki, kami pandang sebagai inisiatif yang sangat baik, mengingat kondisi perekonomian masih dalam ketidakpastian. Dengan rencana tersebut, Direksi
dapat fokus pada keunggulan (strength) yang dimiliki
Perusahaan.
Throughout 2014, the Management conducted a number of corporate actions, including the completion of the purchase of shares of PT Mutiara Masyhur Sejahtera, which owns strategic potential land bank of ±1,100 Ha in Sidoarjo, East Java. This land will be developed into a middle-class residential compound equipped with facilities including a commercial area, apartments, theme park, hotels, and a mixed-use area.
As a company engaged in the property industry, land reserves (land bank) is very important. Through the acquisition of MMS, the Company’s total land bank become 1,076 Ha.
The Company also completed another corporate action, which was the acquisition of PT JungleLand Asia, which owns the JungleLand theme park, with an area of 35 Ha in Sentul, West Java. Ownership of JungleLand will strengthen the Company’s product portfolio in the theme park sector in which the Company has also previously owned, namely The Jungle Water Park and JungleFest, which became a tourist center of attraction for the city of Bogor. Mastering theme park projects will improve the structure the Company’s recurring income in the future. It can also be one of the Company’s business protections in the event of turbulence in the core property industry in the future.
VIEW OF FUTURE BUSINESS PROSPECTS
In 2015, the Board of Directors plans to focus on maximizing the utilization of the land already owned. We view this as a very good initiative, given the state of the economy, which remains uncertain. With this plan, the Board of Directors may focus on the Company’s core strengths.
PT Bakrieland Development Tbk Annual Report 2014