• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterangan:

= koefisien determinasi

Variabel bebas yang dipilih dalam uji ini digunakan sebagai variabel terikat dan variabel bebas lainnya dianggap sebagai variabel bebas. Apabila nilai VIF > 10, maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas dan variabel bebas tersebut sebaiknya tidak digunakan dalam persamaan regresi.

5. Residunya bersifat saling bebas

Asumsi kelima dalam evaluasi asumsi regresi linier berganda adalah bahwa residu-residu yang saling berurutan seharusnya bersifat saling bebas. Ini berarti tidak berpola, tidak berkorelasi tinggi dan tidak banyak deretan residu positif atau residu negatif terus-menerus yang cukup panjang. Apabila residu yang berurutan saling berkorelasi maka disebut autokorelasi. Autokorelasi biasanya terjadi ketika data dikumpulkan selama suatu periode tertentu karena suatu kejasian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya mempengaruhi kejadian di periode selanjutnya. Untuk menguji asumsi ini digunakan statistic Durbin-watson. Nilai statistic Durbin-Watson dapat dihitung dengan rumus:

   

68 Keterangan:

d = nilai statistik Durbin-Watson

et = nilai residu untuk setiap pengamatan

Nilai dari statistik Durbin-Watson dapat berkisar dari 0 – 4. Apabila nilai statistik d = 2,00 berarti tidak terdapat autokorelasi diantara residunya. Pada saat niali d mendekati 0, hal ini menunjukkan adanya autokorelasi positif. Autokorelasi negatif sangat jarang ditemukan. Apabila terjadi autokorelasi negatif, biasanya residu yang dihasilkan besar, tetapi tandanya berlawan. Hipotesis dari uji ini adalah:

H0: Tidak ada korelasi antarresidu (ρ = 0) H1: Terdapat korelasi positif antarresidu (ρ > 0) Aturan keputusan untuk uji Durbin-Watson

Nilai d < dl Æ tolak H0 Nilai d > dl Æ terima H0

Nilai d di antara dl dan duÆ hasil inkonklusif Keterangan:

ρ = koefisien korelasi dalam populasi

dl = batas bawah nilai d (dilihat dari table nilai kritis statistik d)

du = batas atas nilai d (dilihat dari table nilai kritis statistik d) 4.6. Definisi Operasional

1. Konsumen adalah orang yang sedang melakukan pembelian di Giant, Botani Squarepada saat dilakukan penelitian.

2. Responden adalah orang yang sedang melakukan pembelian di Giant, Botani Square pada saat dilakukan penelitian yang bersedia mengisi kuesioner. 3. Usia adalah rentang waktu responden dari lahir hingga saat ini.

4. Jenis kelamin adalah identitas responden dalam berperilaku sebagai perempuan atau laki-laki.

69 5. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dipeluk oleh responden. 6. Suku bangsa adalah asal garis keturunan responden berdasarkan ras yang ada

di Indonesia.

7. Warga negara adalah identitas responden sebagai masyarakat dalam suatu negara.

8. Keturunan adalah silsilah diri responden berdasarkan ras yang ada di dunia. 9. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang menjadi tanggungan

dalam keluarga tersebut.

10. Tempat tinggal adalah lokasi dimana responden bermukim.

11. Status pernikahan adalah ikatan kewajiban terhadap rumah tangga responden saat ini telah menikah atau belum menikah.

12. Pendidikan terakhir adalah pendidikan terakhir yang telah ditempuh responden.

13. Pekerjaan adalah pencaharian yg dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yg dilakukan untuk mendapat nafkah responden saat ini.

14. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima responden selama satu bulan terakhir berdasarkan pekerjaan yang dijalani.

15. Kebutuhan beras adalah jumlah beras yang diperlukan oleh keluarga responden dalam satu bulan.

16. Frekuensi adalah seberapa sering responden belanja beras kemasan

manufacture brand di dalam satu bulan.

17. Jumlah belanja beras adalah total pembelian beras kemasan oleh responden setiap kali berbelanja di Giant.

18. Pengenalan kebutuhan adalah motivasi responden dalam membeli beras

manufacture brand diGiant.

19. Pencarian informasi adalah sumber informasi yang diterima responden mengenaiberas kemasan manufacture brand diGiant.

20. Evaluasi alternatif adalah pertimbangan yang dilakukan responden Giant, Botani Square dalam melakukan keputusan pembelian beras kemasan

manufacture brand diGiant.

21. Perilaku pembelian adalah sikap responden dalam melakukan pembelian beras kemasan manufacture brand diGiant.

70 22. Perilaku pasca pembelian adalah sikap responden setelah melakukan

pembelian dan konsumsi beras kemasan manufacture brand diGiant.

23. Produk Giant merupakan sesuatu yang dijual atau ditawarkan oleh Giant kepada konsumen untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

24. Harga produk Giant adalah besar uang yang ditetapkan pada beras kemasan

71 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Hero Supermarket

Giant merupakan anak perusahaan dari PT. Hero Supermarket, Tbk. PT. Hero Supermarket, Tbk. merupakan sebuah perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang berbentuk perseroan. Pencetus dan pendiri PT. Hero Supermarket, Tbk. adalah Bapak Mohammad Saleh Kurnia yang mengawali usahanya dengan mengikuti jejak orang tuanya yang sudah berdagang sejak di kota kelahirannya, Cibadak, Sukabumi Jawa Barat. Sekitar tahun 1948 keluarga Kurnia hijrah ke Jakarta karena melihat besarnya peluang pasar di Jakarta. Orang tua Bapak Mohammad Saleh Kurnia mengawali usaha barunya di Jakarta dengan mengelola usaha kaki lima “Gerobag Dorong” di Gang Ribal (sekarang lebih dikenal dengan jalan Pintu Besar Selatan I Jakarta Barat) dengan menjual makanan dan minuman. Setelah usahanya berkembang pesat maka pada tahun 1951 didirikan sebuah ruko pada jalan yang sama dengan nama “Toko Hero”. Tahun 1954 toko hero menjadi CV. Hero yang banyak mengimpor makanan dan minuman dari luar negeri.

Almarhum Bapak Mohammad Saleh Kurnia mempelopori berdirinya pasar swalayan modern dalam industri ritel di Indonesia. Bapak Mohammad Saleh Kurnia membuka Hero Mini supermarket pertama kalinya pada tanggal 23 Agustus 1971 dengan 12 karyawan. Hero Mini ini terletak di Jl. Faletehan I No. 23 Kebayoran Baru–Jakarta Selatan, dengan luas gedung kurang lebih 251 m2. Pada tanggal 30 Juni 1989, Hero Supermarket berubah menjadi perusahaan terbuka. Perusahaan ini terdaftar di bursa efek Jakarta. dan merupakan perusahaan ritel pasar swalayan pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas.

Giant dianggap telah berhasil merubah citra HERO Group yang kebanyakan orang menganggap harga di HERO adalah harga untuk golongan menengah keatas. Dengan hadirnya Giant, semua lapisan masyarakat dapat berbelanja dengan harga murah One Stop Shopping. Giant merupakan anak perusahaan HERO lainnya seperti Starmart, Guardian, HERO supermarket dan Shop in adalah toko-toko lain yang sudah cukup popular dibawah naungan HERO

72 Group. Hingga bulan Maret 2010 PT. Hero Supermarket memiliki gerai-gerai sebagai berikut.

Tabel 7. Sebaran Gerai PT. Hero Supermarket Bulan Maret 2010

Nama Gerai Jumlah Gerai

Hero Supermarket 50

Star Mart Convenience Store 120

Guardian Toko Kecantikan dan Apotik 194

Giant 93 Mitra 3 Total 460 Sumber: PT. Hero Supermaket, Tbk.

Selain karena alasan bisnis, berdirinya Giant di Indonesia juga telah turut andil dalam membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Bila dilihat dari sisi kepegawaian Giant sedang membutuhkan tenaga-tenaga muda untuk mengisi berbagai divisi seiring dengan perkembangan Giant dengan membuka banyak cabang di berbagai daerah di Indonesia.

5.2. Visi, Misi, dan Falsafah Perusahaan A. Visi

Menjadi Peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka waktu panjang bagi pemegang saham.

B. Misi

Meningkatkan nilai investasi pemegang saham kami melalui keberhasilan komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya saing yang mantap. C. Falsafah Hero

1. Kita selalu mengutamakan service yang terbaik kepada pelanggan. 2. Kita selalu menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan

73 3. Kita bersama-sama menciptakan kesatuabn manajemen yang

sempurna.

5.3. Fungsi Sosial dan Ekonomi Perusahaan

PT. Hero Supermarket, Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis ritel modern yang mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan melalui penjualan produk yang dimiliki. Selain itu, perusahaan juga melakukan fungsi sosial dan fungsi ekonomi untuk meningkatkan citra dari perusahaaan Fungsi ini diberikan melalui image yang baik dari masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai fungsi sosial dan fungsi ekonomi dari PT. Hero Supermarket, Tbk.

A. Fungsi Sosial PT Hero Supermarket

Dokumen terkait