• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Hakikat Reward dalam Pendidikan

4. Reward Berupa Sticker Pictured

Menurut Purwanto dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis” reward dapat dibedakan menjadi pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan.46 Dalam peneltian ini, reward yang akan diberikan berupa tanda penghargaan dan hadiah. Tanda penghargaan tersebut akan diberikan dalam bentuk stiker. Seluruh stiker yang diperoleh siswa akan ditempelkan di papan prestasi. Pada akhir penelitian ini, bagi siswa yang mengumpulkan stiker paling banyak akan mendapatkan hadiah berupa peralatan sekolah. Reward stiker bergambar adalah penghargaan kepada setiap peserta didik yang mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran dan mematuhi peraturan yang berlaku di kelas dan di sekolah.

Menurut Severe stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika

45

Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, (Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006). h. 69-71

46

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda

mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Selain itu Severe yang dikutip oleh Sujiono menjelaskan tentang kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar bertanggung jawab.47

Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang meningkat dan manayang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong anak untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.48 Dengan demikian mereka akan memahami bahwa dengan menaati peraturan dengan baik akan mendapatkan ganjaran yang menyenangkan dan penghargaan yang baik serta memiliki semangat belajar yang tinggi. Sebaliknya jika ia tidak menaati peraturan dengan baik maka akan mendapatkan ganjaran yang tidak menyenangkan dan merugikan diri sendiri.

Menurut Emma dan Dyan Hersman dalam bukunya “Guru dan Kelas Cemerlang” mengatakan bahwa terdapat rencana perbaikan perilaku siswa.

Instruksi: Bekerja sama dengan siswa dan orang tua siswa untuk menentukan lima macam perilaku yang diharapkan dilakukan oleh siswa. Contoh-contohnya adalah : duduk tenang di kursi sendiri, berbicara dengan nada yang sopan, tidak mengganggu teman, menunggu giliran ketika berbicara. Tiap hari jika siswa berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, berikan stiker atau tanda lainnya. Berikan imbalan pada siswa seminggu sekali sesuai jumlah stiker yang telah didapatkan selama satu minggu, misalnya:

5 Stiker : Diberi tugas melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus (menghapus papan tulis, memimpin barisan, membantu tugas-tugas lainnya)

47

Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B

di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari

selasa pukul 15.40 48

Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B

di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40

10 Stiker : Bebas PR dan tugas-tugas rumah 15 Stiker : Makan siang bersama guru49

Ekspektasi Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Selain itu, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan anak terkait dengan reward, ketika mereka mampu mengumpulkan stiker terbanyak pada hari tertentu sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan maka stiker tersebut dapat ditukarkan dengan aktifitas atau penghargaan lainnya. misalnya, menggambarkan atau menerangkan dengan kata-kata, menggambar, membuat catatan, menggunakan imajinasi, penggunaan kode warna, menerangkan dengan tulisan, menggunakan gambar, diagram, peta, dan grafik dan menggunakan kartu flash.

Untuk mendapatkan kelas yang berdisiplin baik dan berpusat pada pembelajaran perlu melatih siswa-siswinya untuk memenuhi prosedur-prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh guru. Strategi-strategi yang proaktif, bukan reaktif diperlukan untuk memelihara kelas di mana siswa memahami apa yang diharapkan gurunya setiap waktu. Selain itu, siswa juga memerlukan batasan-batasan agar merasa aman berada dalam lingkungannya.

Dengan adanya konsistensi dalam kelas, kepercayaan dan rasa hormat akan tumbuh. Apabila guru ingin menghargainya, maka guru juga harus menghargai siswa. Caranya termasuk menentukan ekspektasi atau peraturan-peraturan dan konsisten dalam penerapannya. Ketika tidak adanya konsistensi di mana segala sesuatunya berubah-ubah dari hari ke hari menyebabkan siswa tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Kondisi ini dapat menyebabkan suasana

49

Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan

emosional, tidak teratur, dan kadang-kadang kemarahan. Sesuai dengan pendapat

Berk yang dikutip oleh Sujiono dalam bukunya “ Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” bahwa padausia 0-6 tahun proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup sebagai manusia.50 Pada masa ini anak akan lebih cepat menangkap apa yang diberikan sehingga proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan. Tahapan tumbuh kembang anak memang sangat menakjubkan.

Managemen kelas yang baik memerlukan waktu dan upaya. Tidak mudah untuk tetap konsisten dan menerapkan konsistensi sepanjang waktu. Namun tanpa konsistensi, perilaku siswa akan memburuk dan proses pembelajaran akan terkendala. Oleh sebab itu pembelajaran efektif yang dilakukan oleh siswa adalah hasil-hasil pengabdian, persiapan dan rencana guru.

C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dokumen terkait