• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rosita Dewi 1) , Sugeng Pudjiono 2) 1)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Kementerian KLHK

2)

Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan ABSTRAK

Keberhasilan kegiatan usaha persuteraan alam sangat ditentukan oleh kegiatan budi daya tanaman murbei (Morus spp). Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya produktivitas tanaman murbei yang ditanam oleh petani. Oleh karena, itu perlu dikem- bangkan tanaman murbei hibrid hasil persilangan yang memiliki produksi daun yang tinggi dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan produksi hibrid unggul yang sudah ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan awal tanaman murbei hibrid SULI 01 dan dua jenis murbei hibrid harapan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap, dengan dua perlakukan, yaitu tiga jenis hibrid murbei (SULI 01, HB 1, dan HB 2) dan 3 (tiga) perlakuan jarak tanam yaitu 1 x 1 m, 1,2 x 0,4 m dan 1,2 x 0,8 m. Parameter yang diamati ada 3 (tiga), yaitu tinggi tanaman, bobot daun, dan jumlah daun. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis hibrid murbei berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun dengan rata-rata tinggi tanaman terbaik adalah HB2 (150, 33 cm) diikuti SULI 01 (149,78 cm) dan jumlah daun terbaik adalah jenis hibrid HB2 87,67 helai. Sementara perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot daun dan jumlah daun.

Kata kunci: jarak tanam, murbei, pertumbuhan, SULI 01. ABSTRACT

Succes of natural silk activity is largely determined by the activities of mulberry (Morussp) cultivation. The problem faced nowadays is low productivity of mulberry which growth by the farmer. Therefore it is necessary to develop hybrid mulberry as a result of crosses which have a high leaf production and the factors that can increase the production of new hybrid that has been discovered. This research aims to determine the influence of plant spacing on the early growth of hybrid mulberry SULI 01 and two types of new expectation hybrid mulberry. The research was an experiment study were arranged in Completely Randomized Design with two treatments that are three types of hybrid mulberry (SULI 01, HB 1 and HB 2) and three plant spacing 1x1 m, 1,2 x0,4 m and 1,2 x 0,8m. The parameters were observed is three parameters: plant height, leaf weight and number of leaves. Results of analysis of variance showed that the type of hybrid mulberry affect the parameters for plant height and number of leaves, the best plants are HB2 (150, 33cm) followed SULI 01 (149.78 cm) and leaves the best type of hybrid HB2 87.67 strands. While the plant spacing had no significant effect on plant height, weight of the leaves and number of leaves.

PENDAHULUAN

Prospek usaha sutera masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan kokon dalam negeri per tahun mencapai 72.000–90.000 ton/tahun, dan kebutuhan benang sutera mencapai 900 ton/tahun (Andadari et al. 2014) dan target tersebut masih relatif jauh dapat terpenuhi dengan kondisi pengembangan komoditi ini sekarang. Lebih lanjut disebutkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan di atas, berarti dibutuhkan bibit ulat sutera 240.000 boks/tahun dan 10.000 ha tanaman murbei.

Badan Litbang dan Inovasi (dahulu Badan Litbang Kehutanan) telah melepas jenis ulat sutera unggul dan murbei unggul. Pelepasan hibrid unggul ulat sutera PS.01 berdasarkan SK.794/Menhut-II/2013, sementara tanaman murbei unggul hasil pemuliaan Badan Litbang Kehutanan disebut dengan Hibrid SULI (diambil dari nama penemunya peneliti Litbang Kementerian LHK yaitu Sugeng Pudjiono dan Lincah Andadari) 01 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 793/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013 (Andadari et al. 2014).

Upaya pemuliaan tanaman murbei untuk mendapatkan hibrid baru terus dilakukan dan sudah menghasilkan beberapa hibrid murbei harapan yang berpotensi untuk diluncurkan secara resmi. Sebelum secara resmi diluncurkan, maka saat ini hibrid-hibrid harapan ini sedang dalam masa penelitian mendalam dari berbagai aspeknya sehingga saat diluncurkan sudah memilik data relatif lengkap tentang keunggulannya. Salah satu aspek yang harus terus diujicoba adalah peningkatan produktivitas daun murbei dengan melakukan upaya intensifikasi, misalnya dengan memerhatikan jenis/dosis pemupukan, sistem pemangkasan dan atau pengaturan jarak tanam. Disebutkan Sulthoni (1991) dalam Pudjiono (2000) bahwa salah satu kendala utama bagi persuteraan alam di Indonesia adalah produktivitas kebun murbei yang masih relatif rendah, yaitu sekitar 8 ton/ha/th bila dibandingkan dengan produktivitas kebun murbei di RRC yang mencapai 22 ton/ha/th.

Pengaturan jarak tanam menjadi salah satu unsur dalam upaya intensifikasi mengingat ketersediaan lahan untuk pengembangan tanaman menjadi satu per- masalahan tersendiri. Candrakirana (1993) menyatakan intensifikasi merupakan upaya peningkatan produksi secara maksimal setiap satuan luas yang dapat ditem- puh melalui panca usaha tani, yaitu: 1) Penggunaan bibit unggul; 2) Pemupukan

yang tepat; 3) Perbaikan teknik bercocok tanam (kultur teknik yaitu penyesuaian antara varietas tanaman dengan jenis tanah dan iklimnya); 4) Irigasi; dan 5) Pemberantasan hama dan penyakit. Untuk murbei, maka perbaikan teknik bercocok tanam termasuk di dalamnya adalah teknik pemangkasan, pengaturan jarak tanam, dan pemupukan. Khususnya untuk pengaturan jarak tanam maka pola penanaman yang banyak diusahakan oleh petani yaitu pola agroforestry yang kemungkinan besar menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menarik para petani baru menanam murbei dengan tetap bisa memanen hasil bumi yang lain. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluar mencari jarak tanam optimal sehingga pemanfaatan lahan menjadi efektif dengan tidak merugikan kondisi tanaman dalam memproduksi daun.

Penentuan jarak tanam untuk sebuah komoditas sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain jenis tanaman, bentuk tajuk tanaman, perakaran, kondisi lahan, kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang akan dilakukan (baik teknik maupun peralatan) dan produk yang dihasilkan. Jarak tanam juga akan berhubungan erat dengan efisiensi pemanfaatan lahan. Pengaturan jarak tanam sangat mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi. Asumsi bahwa semakin rapat tanaman maka produksi tinggi adalah tidak tepat. Jarak tanam yang terlalu rapat juga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat diterima dengan baik oleh tanaman sehingga proses fotosintesis terhambat dan produksi buah tidak maksimal, meskipun tanaman diberikan pupuk yang cukup yang banyak mengandung fosfor (Sarpian, 2003). Oleh karena itu, perlu diketahui untuk setiap jenis tanaman yang dibudidayakan, jarak tanam yang optimal sehingga penggunaan lahan dan produksi yang diperoleh dapat sesuai. Danuwinata (1998) menyatakan bahwa jarak tanam memengaruhi populasi tanaman dan efisiensi dalam pengunaan cahaya, kompetisi antar tanaman dalam penggunaan air dan zat hara baik antar tanaman pokok maupun antar tanaman pokok dengan gulma yang pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan dan hasil. Penelitian ini merupakan tahapan awal untuk mengetahui pengaruh jenis hibrid murbei baru dan pengaturan jarak tanam terhadap parameter-parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, bobot daun dan jumlah daun pada tanaman yang belum mengalami pemangkasan.

METODE PENELITIAN