• Tidak ada hasil yang ditemukan

R ENC ANA S IS TEM P ER KOTAAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU MAKMUR DAN SEJAHTERA TAHUN 2025

4. Mengembangkan tata pemerintahan yang baik, melalui peningkatan kinerja aparatur, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada

2.2.2 Rumusan Strategi Penataan Ruang

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi :

sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten;

memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan

sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;

kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;

tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi;

jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif;

harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan

Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana dan lainya adalah :

a. memantapkan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi;

b. menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan fungsi hutan lindung dan perlindungan setempat (sempadan sungai, mata air, rawa) yang berbasis masyarakat;

c. meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan;

d. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati;

e. menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan fungsi kawasan lindung terutama hutan lindung dan fungsi sub DAS Ogan, Lematang, dan Komering; dan

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 2. Strategi untuk Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya

alam yang berbasis konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui :

a. mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit listrik tenaga gas, tenaga uap, mikro hidro, surya, panas bumi, air dan lain-lain;

b. mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat, pertambangan rakyat; dan

c. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi yang terbarukan (renewable energy).

3. Strategi dalam rangka Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi, ektensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan dilakukan melalui :

a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi dan ektensifikasi lahan.

b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi

d. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan

4. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka Pengembangan pertambangan sektor dengan pemanfaatan dan eksploitasi sumberdaya alam adalah :

a. Mengembangkan upaya prospeksi, eksplorasi, dan pengusahaan sumber daya mineral, batubara dan energi dengan menerapkan prinsip pertambangan yang baik dan benar serta memanfaatkan teknologi mutakhir yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;

b. Mengembangkan pemanfaatan mineral, batubara dan energi untuk pemenuhan kebutuhan dalam energi dan ekspor serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan melalui program pemberdayaan masyarakat dan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar;

d. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif; dan

e. Mengembangkan kawasan minapolitan.

5. Strategi yang perlu d iambil untuk Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana adalah melalui:

mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang;

b. membangun sarana dan prasarana sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan); dan

c. menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya.

6. Strategi yang perlu diambil untuk Mempertahan Kawasan Pertahanan dan Keamanan sebagai Obyek Militer tempat pendidkan dan latihan milieter khusus TNI agkatan darat melalui:

a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan; dan

B

BBAAABBB 333

R

RReeennncccaaannnaaa SSStttrrruuukkktttuuurrr RRRuuuaaannnggg WWWiiilllaaayyyaaahhh

K

KKaaabbbuuupppaaattteeennn OOOgggaaannn KKKooommmeeerrriiinnnggg UUUllluuu

3

33...111 DDDaaasssaaarrr PPPeeerrruuummmuuusssaaannn RRReeennncccaaannnaaa SSStttrrruuukkktttuuurrr RRRuuuaaannnggg

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :

1. PKN yang berada di wilayah kabupaten; 2. PKW yang berada di wilayah kabupaten; 3. PKL yang berada di wilayah kabupaten; 4. PKLp yang berada di wilayah kabupaten 5. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan

6. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi :

1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi;

2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :

a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi;

b. Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan

c. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp);

b. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan

c. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3

33...222 KKKeeebbbuuutttuuuhhhaaannn PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn dddaaannn PPPeeelllaaayyyaaannnaaannn WWWiiilllaaayyyaaahhh

Persoalan mendasar yang dihadapi oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah semakin sempitnya luas kawasan budidaya yang diringi dengan menurunnya rasio ketersediaan lahan pertanian (pertaninan tanaman pangan dan perkebunan) untuk tiap-tiap keluarga. Hal ini akan menimbulkan perosalan besar dikemudian hari terutama penurunan kesejahteraan masyarakat dan penurunan kualitas lingkungan.

Untuk itu diperlukan adanya perubahan struktur ekonomi dari kegiatan berbasis lahan menjadi kegiatan yang tidak terlalu tergantung pada lahan. Sesuai dengan potensi kawasan, untuk itu pengembangan entensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan (rakyat dan swsasta) serta diikuti oleh kegiatan peternakan, perikanan, pariwisata, serta industri dengan pengolahan dan pemasarannya.

Adapun Kota Baturaja sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) tetap pada perannya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan kesehatan. Sementara itu Peninjauan dan Pengandonan yang

merupakan ibukota Kecamatan Peninjauan dan Pengandonan dijadikan pusat hirarki kedua setelah ibukota Kabupaten sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) yang kedudukannya diorientasikan sebagai pusat pengembangan energi (migas, batubara), pusat kawasan minapolitan di Kecamatan Pengandonan, Muara Jaya dan Ulu Ogan. Sedangkan Batumarta II, Tanjung Lengkayap dan Ulak Pandan perlu didorong sebagai pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) yang kedudukannnya diorientasikan sebagai pusat kawasan cepat tumbuh, perkebunan, kehutanan dan pertambangan serta pariwisata.

Berdasarkan skenario pengembangan di atas, maka diperlukan pengembangan prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai berikut :

1. Penyediaan fasilitas sosial ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap kawasan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan perdagangan disamping bangunan pelayanan umum lainnya.

2. Peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kegiatan usaha unggulan kawasan, seperti jalan produksi, sarana produksi pertanian, industri pengolahan, fasilitas pendukung pariwisata, dan lain-lain.

3. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah untuk pelayanan lokal dan regional seperti PLTU, PLTG, PLTA, PLTMH atau, Panas Bumi , TPA, PDAM dan lain-lain.

4. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana transportasi guna peningkatan aksesibilitas terhadap seluruh IKK atau kawasan perkotaan dan kabupaten sekitar serta untuk mobilitas barang, melalui peningkatan ataupun pembangunan jaringan jalan, terminal, stasiun kereta api.

5. Pembangunan infrastruktur utama untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier seperti industri pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan.

6. Peningkatan sistem jaringan jalan nasional dan jaringan kereta api khusus angkutan batubara.

7. Pembangunan fasilitas dan Infrastruktur pendukung lainnya seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pusat pelatihan, lembaga pemasaran, jaringan telekomunikasi nirkabel, bengkel industri, dll.

3

33...333 KKKeeebbbiiijjjaaakkkaaannn SSStttrrruuukkktttuuurrr RRRuuuaaannnggg NNNaaasssiiiooonnnaaalll dddaaannn PPPrrrooovvviiinnnsssiii SSSuuummmaaattteeerrraaa SSSeeelllaaatttaaannn UUUnnntttuuukkk

K

KKaaabbbuuupppaaattteeennn OOOgggaaannn KKKooommmeeerrriiinnnggg UUUllluuu

Kebijakan struktur ruang wilayah nasional dan Provinsi Sumatera Selatan yang berlaku untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah :

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Baturaja

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah Peninjauan dan Pengandonan.

3. Jalan Nasional : adalah jalan arteri primer yang merupakan jalan lintas tengah Sumatera (Pelembang-Prabumulih-Muara Baturaja-Martapura-Lampung) atau (Padang-Lubuk Linggau-Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim-Baturaja-Martapura-Lampung).

4. Jaringan Rel Kereta Api Palembang-Prabumulih-Baturaja-Martapura-Lampung

5. Termasuk dalam pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW).

Sedangkan kebijakan RTRW Provinsi dalam rencana struktur ruang adalah sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Baturaja dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa

2. Sistem Jaringan Prasarana adalah : Jaringan jalan Kolektor Primer Prabumulih Baturaja, Baturaja Muara Dua dan akses jalan Kolektor Primer Kayu Agung-Peninjauan-Lubuk Batang Baru-Baturaja.

3. Rencana jaringan kereta api khusus angkutan batubara (Tanjung-Enim melintasi wilayah Kecamatan Lubuk Batang-Baturaja dan Martapura-Lampung)

4. Terminal Regional Batu Kuning (tipe A). 5. Sasiun Kereta Api Baturaja

6. Pembangunan PLTU, PLTG, PLTA, Panas Bumi berbasis energi non terbarukan 7. Pengembangan TPA Regional