• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kula nuwun, kula pun kondur! (Permisi, saya sudah pulang!)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

P: Kula nuwun, kula pun kondur! (Permisi, saya sudah pulang!)

MT: Oh iyo le, leren sik! (Oh iya le, istirahat dulu!)

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi di ruang tamu pada siang hari, saat penutur pulang dari sekolahan. Penutur seorang guru SDN Jubelan 1, Kecamatan Sumowono, berusia 26 tahun, laki-laki. Mitra tutur adalah ibu dari penutur. Penutur bermaksud menyapa mitra tutur bahwa penutur sudah sampai rumah, yang ditandai dengan kata kula nuwun. Suasana ketika terjadi tuturan tersebut terjadi dalam keadaan santai dan kondusif.)

Tuturan (A2) merupakan wujud basa-basi yang dapat dilihat dari konteks tuturannya itu. Tuturan terjadi pada siang hari di ruang tengah rumah. Penutur merupakan seorang guru SD berusia 26 tahun, laki-laki dan mitra tutur adalah ibu dari penutur. Suasana di ruang tengah santai karena pada saat itu keluarga sedang menonton televisi di ruang tengah. Penutur bermaksud untuk menyapa mitra tutur bahwa penutur sudah pulang.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (A2) termasuk dalam kategori acknowledgements subkategori salam. Hal itu dikarenakan tuturan tersebut digunakan mengawali pembicaraan dengan mitra tutur.

Selain itu, tuturan (A2) termasuk dalam wujud basa-basi karena tuturan tersebut digunakan untuk menunjukkan rasa sopan penutur terhadap mitra tutur yang tidak lain adalah ibu penutur. Pada saat itu mitra tutur sedang menonton televisi di ruang tengah bersama dengan cucunya. Tuturan tersebut juga bertujuan untuk mengawali sebuah pembicaraan hal tersebut sejalan dengan teori Harimurti Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan “Kula nuwun” muncul otomatis dalam situasi tutur karena pada saat itu penutur sedang melihat mitra tutur yang sedang duduk di ruang tengah pada siang hari. Hal tersebut merujuk pada teori Arimi (1998:340) dalam tesisnya yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara

otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala peristiwa tutur yang muncul. Jadi, tuturan (A2) tersebut menunjukkan bahwa penutur ingin memecah suasana rumah yang sepi untuk mengawali pembicaraan dengan menyapa mitra tutur yang sedang duduk di ruang tengah.

Tuturan A3

P: Ibu, Bapak wis kondur ya! (Ibu, Bapak sudah pulang ya!) MT: Oh iya Pak!

(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada pagi hari di ruang tamu. Tuturan terjadi

pada saat penutur akan pergi ke sekolah. Penutur seorang guru SDN Pagersari 02, Kecamatan Bergas, berusia 53 tahun, laki-laki. Mitra tutur adalah istri penutur. Tuturan terjadi di ruang tamu pada pagi hari. Penutur bermaksud menyapa istri ketika peutur sudah pulang dari sekolah dengan menyatakan Ibu, Bapak sudah

pulang ya!)

Tuturan (A3) merupakan wujud basa-basi yang dapat dilihat dari konteks tuturannya itu. Tuturan terjadi pada pagi hari di ruang tengah rumah. Penutur merupakan seorang guru SD berusia 53 tahun, laki-laki dan mitra tutur adalah istri dari penutur. Suasana di ruang tengah santai karena pada saat itu keluarga sedang bersiap-siap untuk melakukan aktifitas. Penutur bermaksud untuk menyapa mitra tutur bahwa penutur akan segera berangkat ke sekolah.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (A3) termasuk dalam kategori acknowledgements subkategori salam. Hal itu dikarenakan tuturan tersebut digunakan mengawali pembicaraan dengan mitra tutur.

Selain itu, tuturan (A3) termasuk dalam wujud basa-basi karena tuturan tersebut digunakan untuk memecahkan keadaan yang sepi terhadap mitra tutur. Pada saat itu mitra tutur sedang menjahit di ruang tengah. Tuturan tersebut juga bertujuan untuk mengawali sebuah pembicaraan hal tersebut sejalan dengan teori Harimurti Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan “Bapak, wis kondur ya!” muncul otomatis dalam situasi tutur karena pada saat itu penutur sedang melihat mitra tutur yang sedang menjahit di ruang tengah pada siang hari. Hal tersebut merujuk pada teori Arimi (1998:340) dalam tesisnya yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala peristiwa tutur yang muncul. Jadi, tuturan (A3) tersebut menunjukkan bahwa penutur ingin memecah suasana rumah yang sepi untuk mengawali pembicaraan dengan menyapa mitra tutur yang sedang menjahit di ruang tengah.

4.3.1.2 Terima kasih

Basa-basi terima kasih merupakan subkategori dari basa-basi berbahasaacknowledgment. Subkategori ini dianalisis berdasarkan wujud basa-basi. Wujud tuturan basa-basi berupa transkrip tuturan lisan basa-basi.Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam subkategori tersebut.

Tuturan B2

P: Bu, iki mau aku entuk oleh-oleh seko murid (Bu, ini tadi aku dapat oleh-oleh dari murid)

MT: Yaampun, apik men. Mbok nggo aku wae Sar (Yaampun, bagus sekali. Buat aku saja Sar)

P: Ya iki nggo Ibu, makane tak gowo mulih (Ya ini buat Ibu, makanya aku bawa pulang) MT: Woalah, iya to. Makasih lho!

(Woalah, iyakah? Makasih lho!)

(Konteks tuturan: tuturan terjadi di ruang tengah pada siang hari. Penutur seorang

guru SD Bernadus Semarang, berusia 29 tahun, perempuan. Mitra tutur adalah ibu dari Penutur. Suasana ketika terjadi tuturan santa dan kondusif. Mitra tutur bermaksud untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya kepda penutur, yang ditandai dengan kata makasih lho!)

Tuturan (B2) merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi pada siang hari di ruang tengah. Penutur merupakan seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru SMA berusia 29 tahun dan mitra tutur merupakan ibu penutur. Suasana di ruang tengah ketika tuturan terjadi dalam keadaan santai. Mitra tutur mengucapkan terima kasih kepada penutur.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (B2) termasuk dalam kategori acknowledgements subkategori terima kasih. Hal ini dikarenakan tuturan tersebut merupakan bentuk ekspresi rasa terima kasih dari penutur terhadap bantuan yang telah diberikan oleh mitra tutur. Mitra tutur menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penutur sesaat setelah menerima oleh-oleh.

Selain itu, pada tuturan (B2) terdapat tuturan “Makasih lho!” yang memperkuat bahwa tuturan (B2) merupakan wujud basa-basi subkategori terima kasih. Tuturan (B2) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan tersebut penutur

bermaksud mempertahankan dan mempererat hubungan dengan mitra tutur. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan (B2) terjadi secara spontan karena pada saat itu mitra tutur langsung menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penutur setelah menerima oleh-oleh. Merujuk pada tesis Arimi (1998:340) yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala peristiwa tutur yang muncul. Oleh karena itu, tuturan (B2) merupakan wujud basa-basi murni karena tuturan tersebut dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa yang terjadi dan sesuai dengan kenyataan bahwa mitra tutur telah menolong penutur. Jadi, pada tuturan (B2) terlihat bahwa mitra tutur ingin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada penutur.

Tuturan B4

P: Nok, suwun lho Ibu wes didamelke teh. (Nak, terima kasih lho Ibu sudah dibuatkan teh.) MT: Tapi ora kelegen to Bu?

(Tapi tidak kemanisan kan Bu?)

(Konteks tuturan: tuturan terjadi di ruang makan pada sore hari. Penutur seorang

guru SMP Negeri 1 Baran, berusia 48 tahun, perempuan. Mitra tutur adalah anak perempuan penutur. Suasana tuturan tersebut terjadi dalam keadaan santai. Penutur bermaksud untuk mengekspresikan rasa terima kasih kepada mitra tutur yang ditandai dengan kata Nok, terima kasih lho)

Tuturan (B4) merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi di ruang keluarga pada sore hari. Penutur merupakan seorang guru SMP yang berusia 48 tahun dan mitra tutur merupakan anak perempuan dari penutur. Suasana di ruang makan ketika tuturan terjadi dalam keadaan santai dan kondusif. Penutur menyatakan terima kasih kepada mitra tutur karena sudah membuatkan teh.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (B4) termasuk dalam kategori acknowledgements subkategori terima kasih. Hal ini dikarenakan tuturan tersebut merupakan bentuk ekpresi rasa terima kasih dari penutur karena mitra tutur membuatkan teh. Selain itu, pada tuturan (B4) terdapat tuturan “Suwun lho” yang memperkuat bahwa tuturan (B4) merupakan wujud basa-basi subkategori terima kasih.

Tuturan (B4) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan tersebut penutur bermaksud mempererat hubungan dengan mitra tutur. Tuturan “Suwun lho” yang disampaikan penutur secara langsung. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan “Suwun lho” dikatakan penutur untuk menunjukkan sikap menghargai mitra tutur karena sudah membuatkan teh. Hal ini sejalan dengan teori Arimi (1998:340) dalam tesisnya yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis

dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai gejala peristiwa tutur yang muncul.

Tuturan B6

P: Tan, tulung jupukna teh-e bapak nang mburi kae! (Tan, tulung ambilkan teh bapak di belakang itu!) MT: Ya pak

(Ya pak)

P: Suwun ya Nok (Terima kasih ya Nak)

(Konteks tuturan: tuturan terjadi di ruang tengah pada malam hari. Penutur seorang

guru SDN Pagersari 02, berusia 53 tahun, laki-laki. Mitra tutur adalah anak perempuan penutur. Suasana tuturan tersebut terjadi dalam keadaan santai. Penutur bermaksud mengekspresikan rasa terima kasih kepada mitra tutur).

Tuturan (B6) merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi di ruang tengah pada malam hari. Penutur merupakan seorang guru SD yang berusia 53 tahun dan mitra tutur merupakan anak perempuan dari penutur. Suasana di ruang tengah ketika tuturan terjadi dalam keadaan santai dan kondusif. Penutur menyatakan terima kasih kepada mitra tutur karena mitra tutur telah mengambilkan teh seperti yang penutur minta.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (B6) termasuk dalam kategori acknowledgements subkategori terima kasih. Hal ini dikarenakan tuturan tersebut merupakan bentuk ekpresi rasa terima kasih dari penutur karena mitra tutur membuatkan teh. Selain itu, pada tuturan (B6) terdapat

tuturan “Suwun ya nok” yang memperkuat bahwa tuturan (B6) merupakan wujud basa-basi subkategori terima kasih.

Tuturan (B6) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan tersebut penutur bermaksud mempererat hubungan dengan mitra tutur. Tuturan “Suwun ya nok” yang disampaikan penutur secara langsung. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan “Suwun ya nok” dikatakan penutur untuk menunjukkan menyatakan rasa terima kasih kepada mitra tutur karena sudah mengambilkan teh. Hal ini sejalan dengan teori Arimi (1998:340) dalam tesisnya yang mengatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai gejala peristiwa tutur yang muncul.

4.3.1.3 Meminta/Mengundang

Basa-basi meminta/mengundang merupakan subkategori dari basa-basi berbahasaacknowledgment.Subkategori ini dianalisis berdasarkan wujud basa-basi. Wujud tuturan basa-basi berupa transkip tuturan lisan basa-basi.Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam subkategori tersebut.

Tuturan C2