• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : ABU JIBRIL DAN AKTIFITAS GERAKAN ISLAM

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, penulis perlu untuk

menyampaikan saran terkait topik penelitian Islam Radikal. Bahwa mengingat

pentingnya fenomena Islam Radikal dan demokrasi, maka kiranya perlu untuk

terus melakukan studi-studi tentang bagaimana demokrasi berdampak

91 menciptakan kondisi sosial politik yang kondusif bagi munculnya dan

ekspansinya Islam Radikal. Adalah juga penting untuk meneliti mengapa

demokrasi juga memunculkan Islam Radikal sebagaimana juga terjadi semasa

rezim otoriter Orde Baru yang represif? Apakah gejala radikalisme di alam

demokrasi hanya fenomena sesaat atau berkelanjutan?

Dalam penelitian ini penulis menemukan pentingnya peran

jaringan-jaringan Islam Radikal di luar negeri, terutama Afghanistan, bagi pembentukan

Islam Radikal di tanah air. Maka menurut penulis, penting kiranya pemerintah

mendukung penelitian-penelitian mengenai pengaruh politik di dunia Islam serta

jaringan aktifisme Islam terhadap pembentukan dan pergerakan Islam Radikal di

tanah air. Hal ini perlu dilakukan demi menjaga keamanan nasional dan kestabilan

politik di dalam negeri.

Penulis juga menyarankan agar supaya pemerintah meningkatkan

pengawasan terhadap aktifitas-aktifitas warga negara Indonesia di negara-negara

Islam yang tengah bergejolak atau dilanda perang seperti di Afghanistan, Suriah,

Yaman dst. Karena seperti temuan riset ini, gejolak-gejolak di dunia Islam dapat

menjadi tempat bagi persemaian Islam Radikal bagi warga negara Indonesia yang

92

DAFTAR PUSTAKA

Akaha, Abduh Zulfidar (ed), Terorisme dan Kospirasi Anti Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002.

Al-Makassary, Ridwan, dan Ahmad Gaus Af, ed, Benih-Benih Islam Radikal di Masjid: Studi Kasus Jakarta dan Solo, Jakarta: CSRS UIN, 2010.

Ali, As’ad Said, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Jakarta: LP3ES, 2009.

Aly, Sirojuddin, Revitalisasi Ideologi Nasional Dalam Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: Mazhab Ciputat, 2012.

Anshari, Endang Saifuddin, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, Bandung: Pustaka Perpustakaan Salman ITB, 1981.

Azra, Azyumardi, Pergolakan Politik Islam (Dari Fundamentalisme, Modernisme Hingga Post-Modernisme), Jakarta: Penerbit Paramadina, 1996.

Awwas, Irfan Suryahadi, ed, Risalah Kongres Mujahidin I dan Penegakan Syariah Islam, Yogyakarta: Wihdah Press, 2001.

Bamualim, Chaider S, “Islamic Militancy and Resentment against Hadhramis in Post-Suharto Indonersia: A Case Study of Habib Rizieq Syihab and His Islamic Defenders Front”, Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East, Vol. 31, No. 2, 2011.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Chaidar, Al, Pengantar Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia S.M. Kartosoewirjo: Mengungkap Manipulasi Sejarah Darul Islam/DI-TII Semasa Orde Lama dan Orde Baru, Jakarta: Darul Falah, 1999.

Djelantik, Sukawarsini, Terorisme: Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonedia, 2010.

Effendy, Bahtiar, dan Hendro prasetyo, ed, Radikalisme Agama, Jakarta: PPIM-IAIN, 1998.

Esposito, Jhon L, Identitas Islam (Pada Perubahan Sosial-Politik), Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

Fananie, Zainuddin, dkk, Radikalisme Keagamaan dan Perubahan Sosial, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002.

93 Hasan, Noorhaidi, Laskar Jihad: Islam, Militansi, dan Pencarian Identitas di

Indonesia Pasca-Orde Baru, Jakarta: LP3ES, 2008.

---, dkk, Masjid dan Pembangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso, Ambon, Ternate, dan Jayapura, Jakarta: CSRS UIN, 2011.

Hedropriyono, A.M, Terorisme: Fundamentalis, Kristen, Yahudi, Islam, Jakarta: Kompas, 2009.

Hwang, Julie Chernov, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di Indonesia, Malaysia, dan Turki, Jakarta: freedom Institute, 2011

Imron, Ali, Ali Imron Sang Pengebom, Jakarta: Penerbit Republika, 2007 Jenggis P, Akhmad, Kebangkitan Islam, Yogyakarta: NFP Publishing, 2011. Jibril, Abu, Karakteristik Lelaki Shalih, Pamulang: Ar Rahmah Media, 2005. ---, Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkanya,

Pamulang: Majelis Ilmu Ar-royan, 2009.

---, Virus-Virus Syariat: Upaya Menjauhkan Umat Islam Dari Al-Qur’an, Jakarta: Ar-Rahmah Media, 2008.

M.C, Ricklefs, Islamisation and Its Opponents in Java: a Political, Social, Cultural, and Religious History, Singapura: NUS Press, 2012.

Mubarak, M Zaki, Genealogi Islam Radikal di Indonesia (Gerakan, Pemikiran dan Prospek Demokrasi), Jakarta: LP3ES, 2008.

Mufid, Moh, Politik Dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004. Muhtadi, Burhanuddin, Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta: Gramedia,

2012.

Mulia, Musdah, Negara Islam, Depok: Kata Kita, 2010.

Rahardiansyah, Trubus, Pengantar Ilmu Politik (Konsep Dasar, Paradigma dan Pendekatanya), Jakarta: Universitas Trisakti, 2006.

Rais, M. Dhiauddin, Teori Politik Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Rahmad, M Imdadun, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.

Scoot, Cheyne, and Irfan Abubakar, ed, Contemporary Issues in the Islamic World: The Indonesian Perspective, Jakarta: CSRC UIN, 2008.

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara (Ajaran, Sejarah dan Pemikiran),

94 Triwibowo, Darmawan, ed, Gerakan Sosial: Wahana Civil Society Bagi

Demokratisasi, Jakarta: LP3ES, 2006.

Turmudi, Endang dan Riza Sihbudi, ed, Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta: LIPI Press, 2005).

Wahid, Marzuki, dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara: Kritik Atas Politik Hukum Islam di Indonesia, Yogyakarta: LKiS, 2001.

Yunanto, S, Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, Jakarta: FES and The Ridep Institute, 2003.

Zaidan, Abdul Karim, Masalah Kenegaraan Dalam Pandangan Islam, Jakarta: Yayasan Al-amin, 1984.

Sumber Internet

“Ahmadiyyah” Diunduh 20 November 2012

http://www.ahmadiyya.or.id/index.php/artikel/sejarah-jemaat-ahmadiyah.

--- Diunduh 20 November 2012 http://ahmadiyah.20m.com/

Aminuddin, Choirul. “Abdul Wahid Kadungga, Tokoh Islam Asal Sulawesi Selatan Tutup Usia” Artikel diunduh 20 Juni 2013

http://www.tempo.co/read/news/2009/12/12/058213459/Abdul-Wahid-Kadungga-Tokoh-Islam-Asal-Sulawesi-Selatan-Tutup-Usia.

“Abu Bakar Ba’asyir”, Tempo Interaktif, 17 April 2004 dan ICG Asia Report, No. 43, h. 32. diunduh 20 Juni 2013.

http://tempo.co.id/hg/narasi/2004/04/17/nrs,20040417-02,id.html

“Ba'asyir Dirikan Ormas Baru” Artikel diunduh 21 Februari 2013.

http://regional.kompas.com/read/2008/09/17/13241387/Ba%E2%80%99as

hir%20Mundur%20dari%20Majelis%20Mujahidin%20Indonesia

“Biografi Muhammad Qutbh”. Diunduh 20 Juni 2013

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197024-biografi-singkat-muhammad-quthb/

“Bom Hotel Marriott” artikel diunduh 26 september 2013

http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_bom-marriot.html

“Bush: Perangi Teror, Bukan Perangi Islam” Diunduh 17 September 2013

http://www.gatra.com/

Desastian, “Abu Jibril: Yang Ikut Pancasila Akan Binasa” Diunduh 3 Januari 2014 http://www.voa-islam.com/read/interview/2011/06/08/15186/abu-jibril-yang-ikut-pancasila-akan-binasa/#sthash.3te4f3Fb.dpuf

95 “Dulmatin” Diunduh 3 Juli 2013

http://www.tempo.co/read/news/2010/03/09/064231220/Dulmatin-Tewas-Diberondong-Densus-88.

El-Kadi, Ahmed MD. “Sayyid Qutb” Artikel diunduh 20 Juni 2013

http://www.islam101.com/history/people/century20/syedQutb.htm

Firdaus, Haris. 2010 ”Abu Jibril” artikel diunduh pada 21 september 2012

http://rumahmimpi.net/2010/04/abu-jibril/

“Hasan Al Banna: Mengeja Islam Secara Kaffah” Artikel diunduh 20 Juni 2013

http://www.hasanalbanna.com/kategori/peradaban/pemikiran-islam/

“Indonesia Backgrounder: How The Jemaah Islamiyah Terrorist Network Operates”, ICG (International Crisis Group) Asia Report, No.43, 11

Desember 2002, h. 32. Diunduh 20 Juni 2013.

http://www.meforum.org/2044/jemaah-islamiyah-adopts-the-hezbollah-model

“Jemaah Islamiyah Resmi Masuk Daftar Teroris PBB”. Diunduh 3 Juli 2013

http://www.tempo.co.id/harian/fokus/2003/2,1,53,id.html

Jibril, Abu. 2012 “Berilmu Dahulu, Beramal Kemudian” artikel diunduh 26 september 2012 http://abujibriel.com/

Jones, Sidney (2003), “Jemaah Islamiyah: A Short Description”, diunduh 3 Juli 2013 (Jurnal Kultur, Vol. III, No. 1, tahun 2003, dalam

http://www.crisisgroup.org/en/regions/asia/south-east-asia/indonesia/063-jemaah-islamiyah-in-south-east-asia-damaged-but-still-dangerous.aspx “Kejanggalan Bom Bali” Diunduh 26 september 2013

http://votreesprit.wordpress.com/

“KMM’ Diunduh 3 Juli 2013

http://www.globalsecurity.org/military/world/para/kmm.htm

“KMM gerakan radikal yang diintai pemerintahan Mahathir Mohamad”. Diunduh 3 Juli 2013 http://www.tempo.co.id/majalah/min/uta-7.html

“Mengenal Sejarah Kitab Talmud” Diunduh 3 Januari 2014

http://www.islampos.com/mengenal-sejarah-kitab-talmud-1-59144/ “Muhammad Jibril Mengaku Ditelanjangi” Diunduh 30 September 2013

http://nasional.kompas.com/read/2010/05/11/15212260/Muhammad.Jibril. Mengaku.Ditelanjangi

“Mullah Muhammad Omar” Diunduh 20 Juni 2013 http://www.afghan-web.com/bios/today/momar.html

96 “Najibullah” Diunduh 20 Juni 2013

http://news.liputan6.com/read/20952/persengketaan-panjang-di-bumi-afghan

“Partai Islam Se-Malaysia (PAS)” Diunduh 3 Juli 2013 http://digilib.uin-suka.ac.id/5825/

“Penyelidikan Bom Marriott Mengarah ke Jamaah Islamiyah”. Diunduh 3Juli 2013 http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/08/08/brk,20030808-28,id.html

Pungkashadi, Azhar “Muhammad Jibril Dibesuk” Diunduh 30 September 2013

http://www.indosiar.com/fokus/mohammad-jibril-dibesuk_82000.html “Security Council Committee pursuant to resolutions 1267 (1999) and 1989

(2011) concerning Al-Qaida and associated individuals and entities” Diunduh 3 Juli 2013

http://www.un.org/sc/committees/1267/NSQI08603E.shtml

Silalahi, Levi (2004), “Abu Bakar Ba’asyir”, Diunduh 3 Juli 2013

http://tempo.co.id/hg/narasi/2004/04/17/nrs,20040417-02,id.html

“Syiah” Diunduh 20 November 2012 http://www.syiah.net/2007/10/agama-syiah-dan-landasan-kepercayaannya-bag-1.html.

“Tuntas Kasus Bom Mega Kuningan” Diunduh 26 september 2013

http://nasional.kompas.com/read/2009/10/13/07075585/tuntas.kasus.bom. mega.kuningan

“Universitas Ummul Qura”. Diunduh 20 Juni 2013

https://info@uqu.edu.sa/page/en/655

Zuraya, Nidia “Hujjatul Islam: Rasyid Ridha, Tokoh Reformis Dunia Islam” Artikel diunduh 20 Juni 2013 ( http://www.republika.co.id/berita/dunia- islam/khazanah/12/03/09/m0m63s-hujjatul-islam-rasyid-ridha-tokoh-reformis-dunia-islam-5habis)

97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Wawancara Pertama Dengan Abu Jibril Amir Majelis Mujahidin Indonesia

Pamulang, 18 Desember 2012

(T) : Kalau boleh tau Ustad Abu Jibril ini aslinya orang mana ya?

(J) : Saya Orang Lombok

(T) : Oh orang Lombok, kalo bu Ustad aslinya dari Lombok juga pak?

(J) : Oh gak, istri saya dari Kalimantan

(T) : Loh Lombok-Kalimantan, memang ketemu dimana?

(J) : Ketemu di Jogja saat masih kuliah

(T) : Oh gitu. Oh iya Ustad, kalo masa kecil Ustad di Lombok seperti apa? Bisa diceritakan sedikit?

(J) : Ya….kalau masa kecil sih sama saja dengan anak-anak lain, yah biasa saja lah

(T) : Oh gitu ya. Dulu Ustad sempat kuliah di Jogja itu gimana ceritanya?

(J) : Saya kuliah di Jogja itu tahun 1977 di STIPER, Sekolah Tinggi Perkebunan.

Saat kuliah dulu saya senang berorganisasi karena banyak teman, bisa

saling bertukar ilmu pengetahuan. Saat kuliah dulu saya sempat memimpin

organisasi pemuda HIMAMUMAS, Himpunan Angkatan Muda Masjid.

98 (J) : Tujuan dasarnya itu lebih kepada peningkatan moral generasi muda untuk

lebih aktif lagi dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam.

(T) : Di tahun 1978-1981, kurang lebih 2 setengah tahun Ustad di penjarakan oleh rezim Orde Baru. Apa sebenarnya tuduhan yang dituduhkan oleh rezim Orde Baru pada Ustad?

(J) : Saat itu kekuasaan Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto sangat berambisi

menjadikan Asas Tunggal sebagai satu-satunya asas semua organisasi

masa atau politik. Dan siapa saja yang berseberangan dengan keputusan

itu dituduh subversif. Dan kami pada waktu itu sangat menentang

keputusan itu. Maka kami ditangkap rezim Soeharto dengan alasan

subversive. Dan sekitar tahun 79 sampai tahun 81-an, kurang lebih sekitar

2 setengah tahun saya dipenjara dengan tuduhan tuduhan subversive itu

tanpa proses pengadilan.

(T) : Tahun 1986 Ustad berangkat jihad ke Afghanistan. Apa yang membuat Ustad memutuskan untuk pergi ke sana? Dan maaf, kalau boleh tau siapa yang membiayai dan bagaimana dengan biaya hidup Ustad selama di sana? Dan dari mana Ustad mendapatkan visa?

(J) : Karena pada saat itu satu-satunya kekuatan Islam yang dapat mengusir

musuhNya ialah amalan jihad. Pemerintahan Afghan yang di pimpin oleh

Najibullah yang komunis dijatuhkan oleh kekuatan mujahidin. Para

pemuda dan mahasiswa yang telah dikader saat itu sangat bersemangat

untuk berlatih jihad ke sana. Masing-masing berusaha mencari dana

99 membiayai. Mereka membuat passport dan membeli tiket tujuan ke

Malaysia, dan dari Malaysia ke Pakistan. Dan saya berangkat dari

Malaysia dengan passport Malaysia (Surat Perjalanan Laksana Pulang

Pergi), dan biaya hidup alhamdulilah dari donatur.

(T) : Diantara guru-guru Ustad yang namanya dimuat di buku “Karakteristik Lelaki Shalih” siapa yang paling Ustad kagumi ?

(J) : Untuk didalam negeri Ustad Abdullah Sungkar dan di luar negeri DR.

Muhammad Qutub (adik kandung Syed Qutb)

(T) : Di tahun 2008, Ustad Abu Bakar Ba’ashir memutuskan untuk keluar

dari MMI. Menurut beliau MMI yang ada tidak sesuai dengan syariat Islam. Menurutnya sistem yang diterapkan MMI masih menggunakan sistem yahudi, tata cara pemilihan Amir masih menggunakan sistem periodik (demokrasi). Dan di MMI Amir hanya sebagai koordinator dan bukan pemimpin tunggal.

Padahal, menurut beliau, dalam Islam pemimpin dipilih dan diturunkan bila ia melanggar syariat, meninggal, mengundurkan diri, atau sakit permanen. Dan seorang pemimpin tidak perlu mempertanggung jawabkan kepemimpinanya di kongres melainkan harus bertanggung jawab hanya kepada Allah. Bagaimana menurut Ustad?

(J) : Hal itu benar, tapi baru bisa dibenarkan jika itu sudah tegak kepemimpinan

umat Islam Internasional (Khilafah) dan pemimpinya disebut Khalifah

100 maka pandangan Ustad Abu Bakar Ba’ashir tidak selaras dengan realitas yang terjadi.

(T) : Lalu bagaimana hubungan Ustad dengan Ustad Abu Bakar Ba’ashir saat ini?

(J) : Kami masih menjalin hubungan baik antara sesame Muslim sampai saat ini

(T) : Kebijakan apa saja yang sudah Ustad lakukan selama masa kepemimpinan Ustad di MMI?

(J) : Meneruskan kebijakan-kebijakan sebelumnya, antara lain berfungsi sebagai

motivator umat untuk penegakan syariat Islam dalam lingkup keluarga,

masyarakat, dan pemerintahan negara. Juga membuat fatwa tentang

kasus-kasus tertentu mengenai ajaran-ajaran yang menyeleweng dari Islam

seperti ajaran Ahmadiyah, Syi’ah yang merupakan ajaran sesat dan menyesatkan. Dan lain-lain yang berhubungan dengan penegakan syariat

101

Lampiran 2

Wawancara Kedua Dengan Abu Jibril Amir Majelis Mujahidin Indonesia

Pamulang, 5 Februari 2013

(T) : Dari beberapa karya Ustad yang pernah saya baca, Ustad seringkali menekankan pentingnya jihad untuk umat Islam, sebetulnya yang dimaksud dengan jihad itu apa Ustad? Dan seberapa pentingnya jihad untuk umat Islam?

(J) : Jihad dalam Islam merupakan suatu amalan yang tinggi dan mulia. Jihad

bisa dikatakan sebagai suatu bentuk cobaan atau ujian yang paling berat

untuk umat. Namun, barang siapa yang berjihad di jalan Allah maka

baginya akan diberikan pahala yang berlipat ganda.

(T) : Apa jihad dan perang itu sama Ustad?

(J) : Iya, jihad dapat dikatakan sebagai usaha untuk memerangi kemunkaran.

Dan jihad itu bukan hanya sekedar perang dengan menggunakan senjata,

tapi juga perang melawan hawa nafsu, melawan godaan syetan, serta

melawan orang kafir

(T) : Jadi jihad itu hukumnya wajib Ustad?

(J) : Tentu saja karena jihad merupakan ibadah yang paling utama dan tidak ada

suatu amalpun yang menandingi keutamaan jihad

(T) : Lalu bagaimana tanggapan Ustad mengenai jihad yang seringkali diidentikan dengan tindak terorisme?

102 (J) : Fitnah-fitnah seperti itu sebenarnya datang dari musuh-musuh Islam yang

tujuanya untuk melumpuhkan semangat jihad kaum Muslim supaya umat

Muslim segan untuk berjihad karena takut dikira teroris

(T) : Lalu apa tanggapan Ustad mengenai aksi teror bom yang marak terjadi di Indonesia?

(J) : Kalau yang saya lihat, isu-isu bom seperti itu memang sengaja diadakan

dengan tujuan pengalihan isu, sehingga hal-hal penting yang seakan

memojokan pemerintah jadi dilupakan masyarakat karena adanya teror

bom itu. Semua aksi bom seperti sengaja diciptakan untuk melemahkan

umat Islam. Terorisme itu merupakan undang-undang yang dilegalkan

penguasa thoghut untuk menghentikan dan mematikan gerakan jihad.

Undang-undang anti terorisme yang dilegalkan bertujuan untuk

memojokkan orang yang diduga teroris. Isu terorisme yang diembuskan

pihak-pihak anti-Islam justru adalah gerakan yang menghalang-halangi

perkembangan agama Islam. Islam, tak pernah menakut-nakuti. Orang

103

Lampiran 3

Wawancara Ketiga Dengan Abu Jibril Amir Majelis Mujahidin Indonesia

Pamulang, 29 April 2013

(T) : Mengenai Syariat Islam nih Ustad, apakah sebegitu pentingnya hukum ini untuk ditegakan di Indonesia?

(J) : Tentu saja penting, dan bukan hanya harus ditegakan di Indonesia tapi juga

di seluruh dunia. kenapa? Karena Islam itu agama dengan ajaran yang

sempurna. Syariat Islam diturunkan Allah demi terciptanya kebaikan

hidup di dunia dan akhirat. Apabila syariat tidak ditegakkan maka

masyarakat akan menjadi kacau seperti saat ini.

(T) : Bagaimana caranya menegakan Daulah Islam Ustad?

(J) : Tegaknya Dinul Islam ditandai dengan adanya kekuasaan daulah atau

khilafah, karena dibawah naungan daulah atau khilafah Islamiyah, syariat

Islam dapat diamalkan secara terpimpin yang nantinya secara

berangsur-angsur akan tercipta masyarakat Islami. Syariat Islam dapat ditegakan

dengan berbagai usaha diantaranya melalui jalan dakwah, tabligh,

pendidikan, usaha sosial dan jihad.

(T) : Itu artinya Daulah Islam memang tujuan utama dari perjuangan ini kan Ustad?

(J) : Sebutan ‘Negara Islam’ sebenarnya tidak terlalu penting. Yang utama adalah penerapan syariat Islam. Dan hal itu, memang wajib diperjuangkan.

104 Karena Islam itu memang harus diamalkan secara kafah dan harus ada

didalam sistem kekuasaan.

(T) : Apa semua penduduknya diwajibkan untuk memeluk agama Islam?

(J) : Kelompok manusia itu terbagi atas dua golongan, pertama, kaum Muslim, dan yang kedua adalah golongan kafir. Hubungan kaum Muslim dengan kaum kafir hanya terjalin sebatas hubungan sosial dan urusan yang

sifatnya keduniaan

(T) : Jika kita lihat konteks Indonesia Ustad, memang mayoritas penduduknya Muslim, tapi Indonesia juga kental dengan pluralisme, keberagaman suku, etnis, hingga agama yang bukan hanya satu macam, lantas bagaimana syariat Islam dapat ditegakan di tengah masyarakat dengan kondisi seperti itu?

(J) : Indonesia punya peluang untuk syariat Islam bisa masuk kedalam sistem

kenegaraan karena Islam merupakan agama yang dianut mayoritas

penduduk Indonesia. Dan Indonesia bersyariat harus direbut dengan jalan

revolusi, yaitu revolusi damai dengan jalan dakwah. Akan tetapi bila

ternyata di tengah jalan kita dihalangi dengan kekuatan fisik, terpaksa

105

Lampiran 4

Wawancara Kempat Dengan Abu Jibril Amir Majelis Mujahidin Indonesia

Pamulang, 17 September 2013 (T) : Jihad yang benar itu jihad yang seperti apa Ustad?

(J) : Jihad yang benar itu 13 tahapanya. Jihad melawan napsu ada 4, jihad

melawan seta nada 2, jihad melawan orang kafir ada 4, jihad melawan

orang zalim dan munafik ada 3. Dari 13 jihad tersebut, yang paling tinggi

itu jihad melawan orang kafir. Dan untuk penjelasanya itu ada saya muat

di buku “karakteristik lelaki shaleh”

(T) : Kapan kekerasan diperbolehkan dilakukan dalam jihad Ustad?

(J) : Jihad itu tidak ada kekerasan, jihad itu santun dan lemah lembut, jangan

kita gunakan kekerasan, yang namanya jihad pake pedang itu bisaib. Nah

apakah berperang dengan menggunakan pedang dan senjata itu kekerasan?

Nah kita selalu diprovokasi oleh orang kafir kalo jihad itu kekerasan,

sementara mereka orang-orang kafir membantai itu bukan kekerasan,

sehingga disebut jihad di medan perang itu pake senjata. Maka jihad itu

ada 4 caranya: pertama jihad dengan lisan, kedua jihaddengan harta, ketiga

jihad dengan tangan, dan keempat jihad dengan pedang.

(T) : Ustad selalu bilang kita berjihad untuk melawan musuh-musuh Islam. Sebenarnya yang dimaksud musuh-musuh Islam itu siapa saja Ustad?

106

(T) : Orang Islam yang anti dengan syariat Islam juga disebut musuh Islam ya Ustad?

(J) : Iya itu disebut musuh Islam juga, siapa saja yang anti dengan Islam dan

syariatnya itu disebut musuh Islam

(T) : Dan apakah orang Islam yang menolak syariat itu juga harus diperangi seperti orang kafir?

(J) : Diperangi kalau dia memerangi, kalau dia tidak memerangi ya gak usah

diperangi, kafir kalau dia tidak memerangi ya gak usah diperangi, itulah

yang harus ditegaskan

(T) : Ustad, saat ini di tengah masyarakat, jihad Islam selalu diidentikan dengan terorisme, lantaran orang-orang yang dituduh dan ditangkap sebagai pelaku aksi teror seringkali mengatakan bahwa aksi ini adalah salah satu bentuk jihad melawan orang kafir. Contohnya saja seperti aksi bom bali Ustad, apakah itu bisa disebut sebagai jihad?

(J) : Yang teroris itu bukan orang Islam. Orang yang memfitnah itu yang teroris.

Islam itu tidak pernah memulai dengan peperangan, justru teroris

sebenarnya itu adalah orang-orang barat. Orang zionis banyak membantai

umat Islam, orang Islam tidak pernah membantai manusia, yang

membantai dan menyebarkan teror itu orang kafir, mereka yang tidak

bertuhan, orang yang bertuhan tidak pernah membantai manusia karena

dia punya Tuhan. Dan tuhanya menyuruh dia untuk memberikan kasih

sayang kepada seluruh umat manusia. Nah begitu, harus kita yang

107 segenap kasih sayang, dan yang meneror dan membantai itu orang kafir.

Coba itu liat di Palestina, yang membantai orang Islam siapa? Orang

Yahudi, ribuan anak hapal Qur’an dibantai, di bom, mana rasa belas kasihan mereka? sudah jelas bahwa yang dibantai di muka bumi itu orang

Islam, orang Islam tidak pernah membantai orang kafir. Kamu bisa lihat

Dokumen terkait