BAB V PENUTUP
5.2 Saran
Penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut dengan aktivasi kimia menggunakan larutan basa untuk mengetahui kemungkinan meningkatkan daya adsorpsi. Selain itu, proses regenerasi adsorben dapat ditingkatkan konsentrasi larutan EDTA dan HNO3 untuk mendapatkan nilai efisiensi desorpsi lebih tinggi dan diaplikasikan terhadap limbah yang mengandung ion logam untuk mengetahui efektivitas adsorpsi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adamson, A. W. (1990). Physical Chemistry of Surface (Fifth Edit). New York:
John Willey and Sons.
Ahmad, A., Rafatullah, Mohd., Sulaiman, O., Ibrahim, M.H., & Siddique, B.M.
(2009). Removal of Cu (II) and Pb (II) Ions from Aqueous Solutions by Adsorption on Sawdust of Meranti Wood. Desalination, 4(2), 300-310.
Alam, Z. (2006). Biosorption of Basic Dye Using Sewage Treatment Plant Biosolid.
Desalination, 164–176.
Amri, A., Supranto, & Fakhrurozi, M. (2004). Kesetimbangan Adsorpsi Optional Campuran Biner Cd(II) dan Cr(II) dengan zeolit alam terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol. Jurnal Natur Indonesia, 6 (2), 111–117.
Anggriawan, A. (2015). Penyisihan Kadar Ion logam Fe Dan Mn Pada Air Gambut Dengan Pemanfaatan Geopolimer Dari Kaolin Sebagai Adsorben. Jurnal Teknik Lingkungan, 4 (3), 20-25.
ASTM E1508. (2012). Standard Guide for Quantitative Analysis by Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy.
ASTM E1252-98. (2013). Standard Practice for General Techniques for Obtaining Infrared Spectra for Qualitative Analysis.
Atkins, P. W. (1997). Kimia Fisika (Alih bahasa: Dra. Irma I. K). Jakarta: Erlangga.
Bakkara, L. (2007). Karakteristik cuka kayu hasil pirolisa limbah serbuk gergajian kayu karet pada kondisi vakum. Palembang.
Bailey, S.E., Bricka, R.M., & Adrian D.D. (1999). A Review of Potentially Low-cost Sorbents for Heavy Metals. Water Research, 33 (11), 2469–2479.
Baral, S.S., Das, S.N. & Rath, P. (2007). Removal of Cr(VI) from Aqueous Solution Using Waste Weed Salvinia cucullata. Chem. Ecol, 23, 105–117.
Barros, LM., Maedo, GR., Duarte, MMI., & Silva, EP. (2003). Biosorption Cadmium Using the Fungus Aspergillus niger. Bras J. Chem, (20), 1-17.
Bernath, P.F. (1995). Spectra of Atom and Molecules. New York: Oxford University Press.
Bryan, G. W. (1976). Heavy Metals Contamination in The Sea (In Johnsto). New York: Marine Pollution.
Castellan, G. W. (1983). Physical Chemistry. London: Addison Publishing Company.
Coates, J. (2000). Interpretation of Infrared Spectra, A Practical Approach.
Encyclopedia of Analytical Chemistry. USA: Chichester.
Cossisch, E.S., Taveres, C.R.G., Ravagnani, T.M.K. (2002). Biosorption of Chromium (II) by Sargassum sp Biomass. Electronics Jurnal, 4 (1), 43-49.
68 Darmono. (1995). Ion logam Dalam Sistim Biologi Mahluk Hidup. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press.
Day, R. A, & A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Deans, J. ., & Dixon, B. . (1992). Uptake of Pb2+ and Cu2+ by Novel Biopolymers.
Water Res, 26, 469–472.
Desriko, Malayu Putra. (2016). Kontribusi Industri Tekstil dalam Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun Terhadap Rusaknya Sungai Citarum. Jurnal Hukum Lingkungan, 3 (1), Hal. 132-152.
Dey Intan, Irwan Said, & Paulus Hengky Abram. (2016). Pemanfaatan Biomassa Serbuk Gergaji sebagai Penyerap Ion logam Timbal. J. Akad. Kim, 5(4), 166-171.
Dogra, S., & Dogra, S. (1984). Phisical Chemistry Through Problem. Wiley Eastern Limited.
Dutta, Monal, & Basu, J. K. (2012). Statistical Optimization for the Adsorption of Acid Fuchsin onto the Surface of Carbon Alumina Composite Pellet : an Application of Response Surface Methodology. Journal of Environmental Science and Technology, 5 (1), 42–53.
Fengel, D & G. Wegener. (1995). Kimia kayu, ultrastruktur, reaksi-reaksi. Suatu pengantar (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Fitriyah, A.W., Utomo, Y., & Kusumaningrum, I.K. (2013). Analisis Kandungan Tembaga (Cu) dalam Air dan Sedimen di Sungai Surabaya. Jurnal Online UM, 3(2), 12-18.
Frederica, Giofany., Hidayati, Diky., & Septiani, Dian. (2016). Kajian Kandungan Logam Berat Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) pada Sedimen Pesisir Teluk Lampung. Analit Analitycal and Envitonmental Chemistry, 1 (1), 17-25.
Hajar, Erna W. I., Reny S., Novi M., & Fransiska J. W. (2016). Efektivitas adsorpsi ion logam Pb2+ Cd2+ menggunakan media adsorben cangkang telur ayam.
Konversi, 5 (1), 34-39.
Halstead, B. (1972). Toxicity of Marine Organisms Caused by Pollutants. M.
Handayani, Ratna. (2005). Perbandingan Daya Serap Arang Aktif Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa sebagai Adsorben Zat Warna Tekstil Direct Blue.
Jurnal FMIPA UNNES, 3(5).
Hanke, L. D. (2001). Handbook of Analytical Methods for Materials. Plymouth:
Materials Evaluation and Engineering Inc.
Haswell, S. J. (1991). Atomic Absorption Spectrometry Theory, Design, and Application. Elsevier Science Publishing Company Inc. New York.
69 Hendra, D., Wulanawati, A., Gustina, K., & Wibisono, H. (2015). Pemanfaatan Arang Aktif Cangkang Buah Bintaro (Cerbera Manghas) sebagai Adsorben pada Peningkatan Kualitas Air Minum. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33 (3), 181-191.
Hengky, S. I. T., & Dewi, U. R. (2009). Pembuatan asap cair dari limbah serbuk gergajian kayu meranti sebagai penghilang bau lateks. Jurnal Teknik Kimia, 1(16), 1-9.
Hermanto, S. (2008). Mengenal lebih jauh teknik analisa kromatografi dan spektrofotometri. Jakarta: UIN syarif hidayatullah.
Hidayati, B., Sunarno & Yenti, S. R, (2013). Studi Kinetika Ion logam Cu2+ dengan menggunakan Adsorben Zeolit Alam Teraktivasi. Jurnal Repository Unri, 3 (2), 76-84.
Igwe, J. ., & Abia, A. . (2006). A Bioseparation process for removing heavy metals from waste water using biosorbents. African Journal of Biotechnology, 5, 1167–1179.
Indrasti, N. S., Suprihatin., & Burhanudin. (2006). Penyerapan Logam Pb dan Cd oleh Eceng Gondok: Pengaruh Konsentrasi Logam dan Lama Waktu Kontak.
J Tek Ind. Pert, 16 (1), 44-50.
Irawan, C., Dahlan, B., & Retno, N. (2015). Pengaruh Massa Adsorben, Lama Kontak dan Aktivasi Adsorben Menggunakan HCl terhadap Efektivitas Penurunan Ion logam Berat (Fe) dengan Menggunakan Abu Layang sebagai Adsorben. Jurnal Teknologi Terpadu, 2(3), 107-115.
Irawanto, R., Damayanti, A., & Purwanti, F. (2015). Konsentasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan Akuatik Coix lacryma-jobi (Jali). Jurnal Konversi dan Pemanfaatan SDA, 2 (1), 138-146.
Kundari, N. A., & Slamet, W. (2008). Tinjauan kesetimbangan adsorpsi tembaga dalam limbah pencuci PCB dengan zeolit. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir, 4 (2).
Koleangan., H. S. J & A. D. Wuntu. (2008). Kajian Stabilitas Termal dan Karakter Kovalen Zat Pengaktif pada Arang Aktif Limbah Gergajian Kayu Meranti Shorea spp). Chem prog, 1 (1), 43-46.
Komarawidjaja, Wage. (2017). Paparan Limbah Cair Industri Mengandung Logam Berat pada Lahan Sawah di Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.Jurnal Teknologi Lingkungan, 18 (2), 173-181.
Krik, R.E., & Othemer, d.F. (1983). Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 5.
New York: The Interscience Encyclopedia Inc.
Lestari, S., E., Sugiharto, & Mudasir. (2003). Studi Kemampuan Biosorpsi Biomassa Saccharomyces cerevisiae yang Terimobilkan pada Silika Gel Terhadap Tembaga (II). Teknosains, 16A (3), 357 – 371.
70 Liang Liu, H., Yann Chen, B., Lan, W. Y., & Cheng, C. Y. (2004). Biosorption of Zn(II) and Cu(II) by the Indigenous Thiobacillusthiooxidans. J. Chem. Eng, 97, 195–201.
Lin, S. (2001). Water and Wastewater Calculation Manual. USA: McGraw-Hill.
Linder, MC. (1992). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis. Jakarta: UI Press.
Manahan, S.C. (1994). Enviromental Chemistry, 6th Edition. Boston: Willard Grand Press.
Mandasari, I., & Purnomo, A. (2016). Penurunan Ion Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Air dengan Serbuk Gergaji Kayu Kamper. Jurnal Teknik ITS, 5 (1), 11-16.
Manurung, T., & Aritta, S. (1999). Prospek industri perkayuan Indonesia dalam era ekolabel. Makalah Diskusi Panel.
Martell, A.E., & Hancock, R.D. (1996). Metal Complexes in Aqueose Solution.New York: Plenum Press.
Mastuti,E., Ardiana, D., & Setyawardhani. (2010). Pengaruh Variasi Temperatur dan Konsentrasi Katalis pada Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Kulit Ketela Pohon. Ekuilibrum, 9 (1), 23-27.
Miftah, I., & Lusiana, A. (2009). Pengaruh Aktivator pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa untuk Adsorpsi Ion logam Berat Pb (II). Chemistry Journal, 3 (1), 43-48.
Muslich, Suryadarma, P., & Hayuningtyas, R. I. R. (2010). Kinetika Adsorpsi Isotermal β-Karoten dari Olein Sawit Kasar Dengan Menggunakan Bentonit.
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Nasikin, M., dan Susanto, BH. (2010). Katalis Heterogen, Edisi Pertama. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Nurdila, F.A., Asri, N.S., & Suharyadi, E. (2015). Adsorpsi Ion logam Tembaga (Cu), Besi (Fe), dan Nikel (Ni) dalam Limbah Cair Buatan Menggunakan Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4). Jurnal Fisika Indonesia, 55 (19).
Nurhasni. (2007). Penyerapan Ion logam Kadmium Dan Tembaga Oleh Genjer (Limnocharis flava). Jurnal Valensi, 1 (1).
Nurhasni., Florentinus, F., & Qosim, S. (2012). Penyerapan Ion Alumunium dan Besi dalam Larutan Sodium Silikat menggunakan Karbon Aktif. Jurnal Valensi, 2 (4), 516-525.
Nurhasni., Hendrawati., & Nubzah Saniyyah. (2014). Sekam Padi untuk Menyerap Ion logam Tembaga dan Timbal dalam Air Limbah. Jurnal Valensi, 4 (1), 130-138.
71 Nurlaili, T., Kurniasari, L., & Ratnani, R.D. (2017). Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Adsorben Zat Warna Methyl Orange dalam Larutan. Inovasi Teknik Kimia, 2(2), 11-14.
Okuo, J. M., Sanni, S. B., & Aigbedio, S. (2006). Selective Biosoption of Heavy Metal Ions from Aqueous Solutions by Pre-Treated Negerian Fresh Water Algae. Trends in Applied Sciences Research, 1 (1), 83–90.
Oscik, J. (1982). Adsorption. England: Ellos Horwood.
Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Ion logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Pavasant, P., Apiratikul, R., V, S., Suthiparinyanont, P. W. S., & Marhaba, T. . (2005). Biosorption of Cu2+, Cd2+, Pb2+, and Zn2+ using Dried Marine Green Macroalga Caulerpa lentillifera. Bioresource Tech, 7 (3), 135–144.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014, Tentang Baku Mutu Air Limbah. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001, Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Potthast, A., Rosenau, T., & Kosma, P. (2006). Analysis of Oxidized Functionaties in Cellulose. Advanced Polymer Science. (205): 1 – 6.
Putra, A., Yelmida., & Bahruddin. (2014). Pengaruh Waktu dan Suhu Reaksi Grafting pada Proses Pembuatan Maleated Natural Rubber. JOM FT Universitas Riau.
Reynolds. (1982). Unit Operation and Processes in Environmental Engineering.
California: Texas A&M University.
Riyanto. (2013). Limbah bahan berbahaya dan beracun. Yogyakarta: Deepublish.
Rizkamala. (2011).Adsorpsi Ion logam Cr (Total) Limbah Cair Industri Pelapisan Ion logam Menggunakan Bulu Ayam. Jurnal Kimia Lingkungan, 4 (1), 91-97.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi keenam. London: Pharmaceutical Press. Hal. 129 – 133, 136 – 138.
Rusmini. (2010). Analisis Besi Dalam Mineral Laterit melalui Proses Kopresipitasi Menggunakan Nikel Dibutil ditiokarbamat. Semarang: UNNES.
Sahmoune, M. N., Louhab, K., & Boukiar, A. (2008). The Adsorption of Chromium from Aqueous Solution Using Dead Biomass. Environment Research Journal, 2 (5), 254–260.
72 Sanusi, H.S. (2006). Kimia Laut, Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan
Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hal. 188.
Sastrawijaya, A.T. (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.
113-114.
Sastrohamidjojo, H. (1992). Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta: Liberty.
Sawyer, C.N., P.L. McCarty., & G.F. Parkin. (1994). Chemsitry For Environmental Engineering and Science. Fifth Edition. Singapore: Mc. Graw Hill.
Schnoor, J.L. (1996). Environmental Modeling: Fate and Transport of Pollutants in Water, Air and Soil. John Wiley & Sons Inc.
Sembiring, Meilita Triana., & Sinaga. (2003). Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). Universitas Sumatra Utara, 3 (2), 13-18.
Skoog, D. A., M, D., West, F., Holler, J., & Crouch, S. R. (2000). Fundamentals of Analytical Chemistry (London). Brooks Cole.
Sofarini, D., Rahman, A., & Ridwan, I. (2010). Studi Analisis Pengujian Ion logam Berat pada Badan Air, Biota dan Sedimen di Perairan Muara DAS Barito.
Jurnal Bumi Lestari, 10 (1), 28-37.
Suhendra, D., & Gunawan, E.R. (2010). Pembuatan Arang Aktif dari Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Penggunaannya pada Penjerapan Ion Tembaga (II). Jurnal Makara, Sains, 14 (1), 22-26.
Sulistyawati, S. (2008). Modifikasi Tongkol Jagung sebagai Adsorben Ion logam Berat Pb (II). [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Supartini. (2009). Komponen kimia kayu meranti kuning (Shorea macrobalanos).
Jurnal penelitian dipterokarpa, 3 (1), 65-72.
Surbakti, A., Sukendi., & Toer, E. (2016). Komposit Karbon Aktif dari Bahan Serbuk Gergaji Kayu Karet dan Nanomagnetik Fe3O4+ PVDF sebagai Bahan Penyerap Limbah Cair Berbasis Logam Berat. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, 3 (1), 42-47.
Suwaidah, I.S., Achyadi, N.S., & Cahyadi, W. (2014). Kajian Cemaran Ion logam Berat Timbal dari Kemasan Kertas Bekas ke dalam Makanan Gorengan. Penel Gizi Makan, 37 (2), 145-154.
Suzuki, M. (1990). Adsorption Engineering. Tokyo: Elsevier.
Tahad, A. (2017). Isoterm Freundlich, Model Kinetika dan Penentuan Laju Reaksi Adsorpsi Besi dengan Arang Aktif dari Ampas Kopi. Jurnal Teknologi Kimia, 2 (2), 13-21.
Tahid. (1994). Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier No II Th VIII.
Bandung: Warta Kimia Analitis.
Tatsumi, I. (1971). Water Work Engineering (JOSUI KOGAKU). Tokyo: Japanese Edition.
73 Widiyatno, T., Yuliawati, T., & Susilo, A.A. (2017). Adsorpsi Logam Berat (Pb) dari Limbah Cair dengan Adsorben Arang Bambu Aktif. Jurnal Teknologi Bahan Alam, 1 (1), 17-23.
Widihati, I.A.G., Ni, G.A.M., Dwi, A.S., & Yohanita, A.N. (2012). Studi Kinetika Adsorpsi Larutan Ion logam Cr Menggunakan Arang Batang Pisang (Musa paradisiaca). Jurnal Kimia, 6 (1), 12-19.
Widowati, Wahyu. (2008). Efek Toksik Ion logam. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal.
240-241.
Wulandari, F., Umiatin., & Budi, E. (2015). Pengaruh Konsentrasi Larutan NaOH pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa untuk Adsorpsi Ion logam Cu2+. Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 16 (2), 1-5.
Yan, G., & Viraraghavan. (2003). Heavy-metal Removal from Aqueous Solution by Fungus Mucor rouxii. Water Res, 37, 4486–4496.
Yu, L.J., Dorris, KL., Shukla, A., & Margrave, JL. (2003). Adsorption of Chromium from Aqueous Solutions by Maple Dust. Journal of Hazard Materials, 100 (1-3), 53-63.
Zugenmaier, P. (2008). Crystalline Cellulose and Derivatives. Heidelberg:
Springer-Verlag. Hal. 2, 7-8.
74 LAMPIRAN Lampiran 1. Data pengujian adsorpsi
1. Konsentrasi Adsorben A. Ion Logam Cu
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cu
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,17 0,4550 94,43 0,6172
2,50 8,17 0,2351 97,12 0,3173
3,75 8,17 0,0000 100 0,2178
5,00 8,17 0,0026 99,96 0,1633
Keterangan: Co = konsentrasi awal (ppm) E = efisiensi adsorpsi (%) Ct = konsentrasi akhir (ppm) Q = kapasitas adsorpsi (mg/g) C Adsorben = konsentrasi adsorben (%)
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cu
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,17 0,8096 90,09 0,5888
2,50 8,17 0,0000 100 0,3268
3,75 8,17 0,0000 100 0,2178
5,00 8,17 0,0000 100 0,1634
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cu
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,17 0,0008 99,99 0,6535
2,50 8,17 0,0000 100 0,3268
3,75 8,17 0,0000 100 0,2178
5,00 8,17 0,0000 100 0,1634
75 B. Ion logam Cd
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cd
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,5634 0,0000 100 0,6851
2,50 8,5634 0,0000 100 0,3425
3,75 8,5634 0,0000 100 0,2283
5,00 8,5634 0,0000 100 0,1712
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cd
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,5634 0,0000 100 0,6851
2,50 8,5634 0,0000 100 0,3425
3,75 8,5634 0,0000 100 0,2283
5,00 8,5634 0,0000 100 0,1712
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cd
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 8,5634 0,0000 100 0,6851
2,50 8,5634 0,0000 100 0,3425
3,75 8,5634 0,0000 100 0,2283
5,00 8,5634 0,0000 100 0,1712
76 C. Ion logam Mn
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Mn
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 9,9109 0,0000 100 0,7928
2,50 9,9109 0,0000 100 0,3964
3,75 9,9109 0,0000 100 0,2643
5,00 9,9109 0,0000 100 0,1982
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Mn
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 9,9109 0,5815 94,13 0,7463
2,50 9,9109 0,0695 99,29 0,3936
3,75 9,9109 0,0000 100 0,2643
5,00 9,9109 0,0000 100 0,1982
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Mn
C Adsorben (%) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
1,25 9,9109 4,889 50,67 0,4017
2,50 9,9109 3,0980 68,74 0,2725
3,75 9,9109 1,5237 84,62 0,2236
5,00 9,9109 0,32215 96,74 0,1917
77 2. Konsenterasi adsorbat
A. Ion logam Cu
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cu
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,17 0,0000 100 0,2178
30 24,7795 2,0879 91,57 0,6051
50 45,785 4,2852 90,64 1,1066
70 77,106 7,9184 89,73 1,8450
Keterangan: Co = konsentrasi awal (ppm) E = efisiensi adsorpsi (%) Ct = konsentrasi akhir (ppm) Q = kapasitas adsorpsi (mg/g) C adsorbat = konsentrasi ion logam (ppm)
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cu
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,17 0,0000 100 0,3268
30 24,7795 2,0461 91,74 0,9093
50 45,785 3,7883 91,72 1,6798
70 77,106 10,81 85,98 2,6518
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cu
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,17 0,0000 100 0,3268
30 24,7795 6,5625 73,51 0,7287
50 45,785 12,244 73,25 1,3416
70 77,106 31,569 59,05 1,8215
78 B. Ion logam Cd
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cd
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,563 0,0000 100 0,6851
30 21,417 5,1148 76,11 1,3042
50 47,107 11,3352 75,93 2,8617
70 70,748 28,7045 59,42 3,3634
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cd
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,5634 0,0000 100 0,6851
30 21,417 3,3516 84,35 1,4452
50 47,1075 9,2788 80,30 3,0263
70 70,748 14,1856 79,94 4,5250
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cd
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 8,5634 0,0000 100 0,6851
30 21,417 10,94135 48,91 0,8380
50 47,1075 25,4105 46,05 1,7357
70 70,748 54,7035 22,67 1,2835
79 C. Ion logam Mn
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Mn
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 9,9109 0,0000 100 0,7928
30 21,291 0,0000 100 1,7033
50 55,4475 9,7667 82,38 3,6544
70 76,9225 19,9637 74,04 4,5567
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Mn
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 9,9109 0,0000 100 0,2643
30 21,291 2,1311 89,99 0,5110
50 55,4475 9,3049 83,21 1,2304
70 76,9225 19,1622 75,08 1,5402
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Mn
C Adsorbat (ppm) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
10 9,9109 0,32215 96,74 0,1917
30 21,291 2,7430 87,11 0,3710
50 55,4475 9,9289 82,10 0,9104
70 76,9225 20,0457 73,94 1,1375
80 3. pH ion logam
A. ion logam Cu
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cu
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 25,235 21,0896 16,43 0,1105
5 25,235 14,7767 41,44 0,2788
6 25,235 17,8356 29,32 0,1973
7 25,235 23,4437 7,10 0,0477
Keterangan: Co = konsentrasi awal (ppm) E = efisiensi adsorpsi (%) Ct = konsentrasi akhir (ppm) Q = kapasitas adsorpsi (mg/g) Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cu
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 25,235 11,9017 52,84 0,5333
5 25,235 0,0000 100 1,0094
6 25,235 13,9994 44,52 0,4494
7 25,235 14,7767 41,44 0,4183
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cu
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 25,235 20,2036 19,94 0,1213
5 25,235 18,2969 27,49 0,2775
6 25,235 23,3211 7,58 0,0765
7 25,235 21,5381 14,65 0,1479
81 B. Ion logam Cd
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Cd
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 23,9983 16,5893 30,87 0,5927
5 23,9983 16,4853 31,31 0,6010
6 23,9983 16,9185 29,50 0,5663
7 23,9983 18,0451 24,81 0,4762
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cd
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 23,9983 8,9289 62,80 1,2055
5 23,9983 8,5823 64,24 1,2332
6 23,9983 13,8683 42,21 0,8104
7 23,9983 14,1282 41,13 0,7896
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Cd
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 23,9983 12,2998 48,75 0,9359
5 23,9983 4,7955 80,02 1,5362
6 23,9983 13,8653 42,22 0,8106
7 23,9983 14,1196 41,16 0,7903
82 C. Ion logam Mn
Data pengaruh sampel tanpa aktivasi terhadap ion logam Mn
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 28,3576 24,7509 12,72 0,2886
5 28,3576 22,5714 20,40 0,4629
6 28,3576 24,9477 12,02 0,2728
7 28,3576 24,9759 11,93 0,2720
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Mn
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 28,3576 22,2409 21,57 0,1631
5 28,3576 20,7715 26,75 0,2023
6 28,3576 0,0000 100 0,7562
7 28,3576 0,0000 100 0,7562
Data pengaruh sampel aktivasi kimia terhadap ion logam Mn
pH Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
4 28,3576 23,4924 17,15 0,0973
5 28,3576 11,5824 59,15 0,3355
6 28,3576 18,8873 33,39 0,1894
7 28,3576 21,4957 24,20 0,1372
83 4. Suhu dan waktu
A. Ion logam Cu
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cu
T/t (oC/menit) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Cd
T/t (oC/menit) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
84 C. Ion logam Mn
Data pengaruh sampel aktivasi fisika terhadap ion logam Mn
T/t (oC/menit) Co (ppm) Ct (ppm) E (%) Q (mg/g)
Data regenerasi sampel terhadap ion logam Cu
Eluen Co (ppm) Ct (ppm) Ed (%)
Data regenerasi sampel terhadap ion logam Cd
Eluen Co (ppm) Ct (ppm) Ed (%)
EDTA 0,01 M 24,8900 22,3533 89,81
HNO3 0,5 M 21,4782 16,9391 78,86
H2O 22,6384 1,5768 6,96
Data regenerasi sampel terhadap ion logam Mn
Eluen Co (ppm) Ct (ppm) Ed (%)
EDTA 0,01 M 5,2779 3,3490 63,45
HNO3 0,5 M 4,9906 2,5096 50,28
H2O 2,0946 0,3423 16,34
85 Lampiran 2. Grafik kapasitas adsorpsi
Grafik konsentrasi adsorben ion logam Cu
Grafik konsentrasi adsorben ion logam Cd
Grafik konsentrasi adsorben ion logam Mn
0
86 Grafik konsentrasi adsorbat ion logam Cu
Grafik konsentrasi adsorbat ion logam Cd
Grafik konsentrasi adsorbat ion logam Mn
0
87 Grafik pH ion logam Cu
Grafik pH ion logam Cd
Grafik pH ion logam Mn
0
88 Grafik suhu dan waktu ion logam Cu
Grafik suhu dan waktu ion logam Cd
Grafik suhu dan waktu ion logam Mn
0
89 Lampiran 3. Data isotherm adsorpsi
Data perhitungan isotherm adsorpsi aktivasi fisika ion logam Cu
C (ppm) Co (ppm) Ce (ppm) Qe (mg/g) Ce/Qe Log Ce Log Qe Persamaan isotherm langmuir pada ion logam Cu
y = 0,3252x + 0,7925
Persamaan isotherm freundlich pada ion logam Cu y = 0,8634x – 0,3847
90 Data perhitungan isotherm adsorpsi aktivasi fisika ion logam Cd
C (ppm) Co (ppm) Ce (ppm) Qe (mg/g) Ce/Qe Log Ce Log Qe
10 8,5634 0,0000 0,6851 0 0 -0,1642
30 21,417 3,3516 1,4452 2,3191 0,5252 0,1599 50 47,1075 9,2788 3,0263 3,0660 0,9674 0,48091 70 70,748 14,1856 4,5250 3,1349 1,1518 0,6556
Persamaan isotherm langmuir pada ion logam Cd y = 0,1985x + 0,7996
Persamaan isotherm freundlich pada ion logam Cd y = 0,7035x – 0,182
91 Data perhitungan isotherm adsorpsi aktivasi fisika ion logam Mn
C (ppm) Co (ppm) Ce (ppm) Qe (mg/g) Ce/Qe Log Ce Log Qe
10 9,9109 0,0000 0,2643 0 0 -0,5779
30 21,291 2,1311 0,5110 4,1704 0,3286 -0,2916 50 55,4475 9,3049 1,2304 7,5625 0,9687 0,09005 70 76,9225 19,1622 1,5402 12,4414 1,2824 0,1875
Persamaan isotherm langmuir pada ion logam Mn y = 0,5919x + 1,5157
Persamaan isotherm freundlich pada ion logam Mn y = 0,5974x – 0,5333
92 Lampiran 4. Data perhitungan kinetika adsorpsi
Data perhitungan orde nol pada ion logam Cu (mol/L) Suhu (oC) Ct pada
Data perhitungan orde satu pada ion logam Cu (mol/L) Suhu
Data perhitungan orde dua pada ion logam Cu (mol/L) Suhu
93 Data perhitungan orde nol pada ion logam Cd (mol/L)
Suhu
Data perhitungan orde satu pada ion logam Cd (mol/L) Suh
Data perhitungan orde dua pada ion logam Cd (mol/L) Suhu
94 Data perhitungan orde nol pada ion logam Mn (mol/L)
Suhu
Data perhitungan orde satu pada ion logam Mn (mol/L) Suhu
Data perhitungan orde dua pada ion logam Mn (mol/L) Suhu
95 Lampiran 5. Data perhitungan persamaan archenius
Data perhitungan energi aktivasi orde nol pada Cu
Suhu (K) Konstanta laju (k) 1/T (K) ln k
303 7x10-6 0,0033 -11,8696
318 -3x10-5 0,0031 -10,4143
333 5x10-5 0,0030 -13,1223
348 -2x10-6 0,0028 -9,9034
Hasil dari plot kurva regresi antara suhu (1/T) sebagai X dan ln konstanta laju (k) sebagai Y didapatkan persamaan regresi sebagai berikut.
y = -555,3x + 11,662, dengan nilai R2 = 0,0259 didapatkan harga slope = 555,3
nilai Energi aktivasi (Ea) yang diperoleh adalah Ea = 555,3 x 8,314 J/mol K
Ea = 4,616 kJ/mol
Nilai faktor frekuensi (A) yang diperoleh adalah A = 𝑒11,662
A = 116,075
Maka, persamaan Archenius k = 116,075 e-4,616/RT
Data perhitungan energi aktivasi orde nol pada Cd
Suhu (K) Konstanta laju (k) 1/T (K) ln k
303 -1x10-5 0,0033 0
318 1x10-5 0,0031 -11,5129
333 2x10-5 0,0030 -10,8197
348 2x10-5 0,0028 -10,8197
Hasil dari plot kurva regresi antara suhu (1/T) sebagai X dan ln konstanta laju (k) sebagai Y didapatkan persamaan regresi sebagai berikut.
y = 2305,9x – 79,319, dengan nilai R2 = 0,5859 didapatkan harga slope =2305,9
nilai Energi aktivasi (Ea) yang diperoleh adalah Ea = 2305,9 x 8,314J/mol K
96 Ea = 19,17 kJ/mol
Nilai faktor frekuensi (A) yang diperoleh adalah A = 𝑒−79,319
A = 3,566 x 10-35
Maka, persamaan Archenius k = 3,566 x 10-35 e-19,17/RT
Data perhitungan energi aktivasi orde nol pada Mn
Suhu (K) Konstanta laju (k) 1/T (K) ln k
303 -3x10-5 0,0033 0
318 -6x10-6 0,0031 0
333 5x10-5 0,0030 -9,9034
348 -1x10-6 0,0028 0
Hasil dari plot kurva regresi antara suhu (1/T) sebagai X dan ln konstanta laju (k) sebagai Y didapatkan persamaan regresi sebagai berikut.
y = 756,77x – 25,787, dengan nilai R2 = 0,0788 didapatkan harga slope = 756,77
nilai Energi aktivasi (Ea) yang diperoleh adalah Ea = 756,77 x 8,314 J/mol K
Ea = 6,291 kJ/mol
Nilai faktor frekuensi (A) yang diperoleh adalah A = 𝑒−25,787
A = 6,321 x 10-12
Maka, persamaan archenius k = 6,321 x 10-12 e-6,291/RT
97 Lampiran 6. Grafik orde kinetika adsorpsi
Grafik orde nol ion logam Cu
Grafik orde satu ion logam Cu
Grafik orde dua ion logam Cu
y = 2E-07x + 0,0002
98 Grafik orde nol ion logam Cd
Grafik orde satu ion logam Cd
Grafik orde dua ion logam Cd
y = -4E-07x + 8E-05
99 Grafik orde nol ion logam Mn
Grafik orde satu ion logam Mn
Grafik orde dua ion logam Mn
y = -1E-06x + 0,0004
100 Lampiran 7. Perhitungan
Efisiensi Adsorpsi (%) = Co−Ce
Co x 100%
= 24,7795 ppm − 1,04615 ppm
24,7795 ppm x 100%
= 95,77%
Kapasitas Adsorpsi (mg/g) = Co−Ce
W x V
= 24,7795 ppm −1,04615 ppm
0,5 gram x 0,02 L = 0,9493 mg/g
Keterangan:
Co = Konsentrasi awal adsorbat (ppm) Ce = Konsentrasi akhir adsorbat (ppm) W = Massa adsorben (gram)
V = Volume larutan (L)
Konsentrasi Cu 10 ppm
Konsentrasi Cu (ppm) = y = bx + a Abs = b cons + a
Abs = 0,127 cons + 0,1144 1,3568 = 0,127 cons + 0,1144 Cons = 1,3568 – 0,1144
0,127
Cons = 9,7826 ppm
Konversi CA (ppm) ke CA (mol/L) CA ion logam Cu = 16,4181 ppm CA ion logam Cu = 16,4181
1000 = 0,001641 = 0,001641
63,5 = 2,55 x 10-4 mol/L
101
2. Larutan baku adsorbat 1000 ppm Ppm = berat zat terlarut Cd = Berat molekul CdSO4.8H2O
berat molekul Cd x 1 g = 352,60
112,411 x 1 g = 3,137 g
102
Ion logam Mn dari senyawa kompleks MnSO4.H2O Mn = berat molekul MnSO4.H2O
berat molekul Mn x 1 g = 169,02
54,94 x 1 g = 3,076 g
3. Pembuatan larutan HNO3 0,5 M HNO3 = 65%
Molaritas HNO3 = 10 x % x ρ
BM
= 10 x 65% x 1,40 63,01
= 14,4 M V1 x N1 = V2 x N2
ml x 14, 4 M = 100 ml x 0,5 M ml = 50
14,4
= 3,47 ml 4. Pembuatan Na2HPO4.2H2O
0,2 M = g
177,99 x 1000
250 ml
= 8,8995 g
5. Pembuatan C6H8O7.H2O 0,1 M = g
210,14 x 1000
250 ml
= 5,2535 g
103 Lampiran 9. Pembuatan pH buffer
1. Buffer pH 4
Buffer pH 4 dibuat dengan cara melarutkan natrium posphat 0,2 M sebanyak 38,55 ml dengan asam sitrat 0,1 M sebanyak 61,45 ml kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditera sampai tanda batas.
2. Buffer pH 5
Buffer pH 5 dibuat dengan cara melarutkan natrium poshpat 0,2 M sebanyak 51,50 ml dengan asam sitrat 0,1 M sebanyak 48,50 ml kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditera sampai tanda batas.
3. Buffer pH 6
Buffer pH 6 dibuat dengan cara melarutkan natrium poshpat 0,2 M sebanyak 63,15 ml dengan asam sitrat 0,1 M sebanyak 36,85 ml kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditera sampai tanda batas.
4. Buffer pH 7
Buffer pH 7 dibuat dengan cara melarutkan natrium poshphat 0,2 M sebanyak 82,35 ml dengan asam sitrat 0,1 M sebanyak 17,65 ml kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditera sampai tanda batas.
104 Lampiran 10. Panjang Gelombang Maksimum Larutan Uji
Ion logam Cu (324,7 nm)
Penentuan panjang gelombang maksimum ion logam Cu Kurva kalibrasi ion logam Cu
kurva standar ion logam Cu
y = 0,1203x + 0,0883 R² = 0,9974
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
0 5 10 15
Abs
Conc (ppm)
Conc (ppm) Abs
2.0000 0,3047
4.0000 0,5891
6.0000 0,8261
8.0000 1,0549
10.0000 1,2744
105 Ion logam Cd (228,8 nm)
Penentuan panjang gelombang maksimum ion logam Cd Kurva kalibrasi ion logam Cd
Conc (ppm) Abs
2.0000 0,9260 4.0000 1,0573 6.0000 1,1033 8.0000 1,2020 10.0000 1,2419
kurva standar ion logam Cd
y = 0,0388x + 0,8731 R² = 0,9653
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
0 5 10 15
Abs
Conc (ppm)
106 Ion logam Mn (279,5 nm)
Penentuan panjang gelombang maksimum ion logam Mn Kurva kalibrasi ion logam Mn
Conc (ppm) Abs
2,0000 0,4184
4,0000 0,7037
6,0000 0,9876
8,0000 1,1220
10,0000 1,2831
kurva standar ion logam Mn
y = 0,1074x + 0,2507 R² = 0,9842
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
0 5 10 15
Abs
Cons (ppm)
107 Lampiran 11. Baku mutu air limbah
108 Lampiran 12. Hasil spektrum FTIR
Spektrum gugus fungsi adsorben sebelum adsorpsi
Spektrum gugus fungsi adsorben setelah adsorpsi
Spektrum gugus fungsi adsorben sebelum dan sesudah adsorpsi
O-H
C=O C-O
109 Lampiran 13. Hasil analisis SEM
Adsorben sebelum adsorpsi
110 Adsorben setelah adsorpsi
111 Lampiran 14. Gambar alat, bahan dan proses penelitian
Lokasi pengambilan sampel pencucian sampel
Pengayakan sampel penjemuran sampel
Sampel dihaluskan Sampel sudah halus
112
Sampel di Furnace sampel di oven
Sampel diaktivasi pH sampel aktivasi asam
Ion logam yang digunakan adsorben sebelum adsorpsi
113
Sampel yang diadsorpsi pH buffer yang digunakan
pengukuran pH AAS
FT-IR SEM