• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

4.2 Saran

Novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z ini merupakan novel yang sangat menarik untuk dibaca. Hal yang paling menarik bagi peneliti adalah penggunaan sudut pandang dari tokoh Ava yang masih merupakan anak kecil berumur 6 tahun. Peneliti menganalisis terbentuknya konflik batin pada tokoh Ava dengan terlebih dahulu meneliti unsur-unsur intrinsik pada cerita ini seperti penokohan dan latar. Maka dari itu, konflik batin pada tokoh Ava juga dapat dianalisis kembali pada penelitian lain dengan mencoba mengkaji unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur ekstrinsik tersebut dapat berupa unsur psikologis para tokoh, maupun unsur sosiologis pada pengarang itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 1986. Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gunung Agung.

Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kristiawan, Andi. 2006. “Konflik Batin Tokoh Sokrasana dalam Novel Di Batas

Angin Karya Yanusa Nugroho Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi pada

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan

Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ngadiyono. 2006. “Konflik Batin Tokoh Kabul dalam Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Nugiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhandayani, Fenty Indah. 2005. “Unsur-unsur Pembentuk Konflik Batin Tokoh Lasi dalam Novel Belantik Karya Ahmad Tohari (Suatu Pendekatan Psikologi Sastra)”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rumpaka, Yohanes Gandar. 2005. “Konflik Batin Tokoh Tris dalam Novel Tikungan Karya Achmad Munif Suatu Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sunendar dkk. 2018. Kamus Besar bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.

Wati, Linda. 2007. “Konflik Batin Tokoh Midah dalam Novel Midah Simanis

Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Pendekatan Psikologis

Sastra)”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Zezsyazeoviennazabrizkie, Ziggy. 2015. Di Tanah Lada. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

SINOPSIS DI TANAH LADA

Novel ini mengangkat kisah seorang anak kecil berumur 6 tahun yang bernama Ava. Ava adalah seorang anak yang sangat suka berbahasa Indonesia. Kecintaannya ini dibuktikan dari tindak tuturnya yang selalu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ava bahkan membawa kamus Bahasa Indonesia ke mana pun ia pergi. Hal itu agar Ava dapat mencari arti dari kata-kata yang tidak ia mengerti ketika dirinya berbicara dengan orang lain.

Ava hidup dalam keluarga yang mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Perlakuan kekerasan yang diterima Ava disebabkan oleh sang ayah. Ava dan juga ibunya kerap kali mendapat kekerasan fisik dan verbal dari ayahnya. Perlakuan KDRT ini membuat Ava tumbuh menjadi anak yang takut pada sang ayah. Ia bahkan menganggap ayahnya seperti hantu dan monster karena menyebarkan ketakutan dengan sering berteriak-teriak dan mengamuk seperti seekor monster.

Kisah bermula ketika keluarga Ava mendapat kabar kematian Kakek Kia. Kematian Kakek Kia memberikan sedikit warisan kepada Ava sekeluarga. Mengetahui bahwa keluarganya mendapat warisan, Ayah Ava semakin dilanda ketamakan sehingga membuatnya menjual rumah tanpa persetujuan istrinya. Hal itu dilakukan agar dirinya memiliki lebih banyak uang yang dapat digunakannya untuk berjudi. Dengan alasan tersebut, Ava dan Mama Ava terpaksa mengikuti paksaan Papa Ava untuk pindah ke Rusun Nero yang berlokasi dekat dengan kasino atau rumah judi.

Di Rusun Nero, Ava berkenalan dengan seorang anak lelaki berumur 10 tahun yang bernama P. Ava kemudian memanggilnya dengan sebutan Pepper. Di Rusun Nero, Ava yang sering ditinggal sendirian oleh kedua orangtuanya membuatnya sering bermain bersama Pepper. Pepper bahkan juga mengenalkan Ava pada Kak Suri, seorang gadis yang tinggal di kamar lain di Rusun Nero. Kak Suri biasanya mengajarkan Bahasa Inggris pada Pepper.

Suatu hari, Papa Ava mengamuk habis-habisan karena menemukan Ava sedang tertidur dalam koper. Ia berusaha mengunci dan menjepit Ava yang masih di dalam koper, bahkan memukul istrinya yang telah mencoba menghentikannya. Setelah kejadian itu, Mama Ava langsung membawa kabur Ava ke sebuah hotel. Di sana, Ava dan ibunya dikunjungi oleh sanak saudara lain, yaitu Tante Lisa dan Om Ari. Ava yang saat itu sudah mempunyai ponsel mengabari Pepper bahwa dirinya sedang berada di hotel. Karena telah mengabari Pepper, Ava pun juga dikunjungi oleh Pepper yang membawa serta Mas Alri.

Setelah bertemu kembali dengan Pepper di hotel, Ava menjadi tidak ingin berpisah dengannya. Hal ini pun membuat Ava ikut bersama Pepper dan Mas Alri kembali ke Rusun Nero tanpa ibunya. Ava dapat pergi tanpa Mama Ava karena saat itu Mama Ava sedang tertidur di kamar hotel. Di Rusun Nero, Ava dan Pepper menghabiskan waktu bersama-sama.

Saat malam tiba, Ava ditawarkan untuk menginap di kamar Pepper. Di sana, Ava melihat bahwa tempat tidur Pepper sangatlah tidak layak. Tanpa kasur, setiap harinya Pepper hanya tidur beralaskan rumah kardus. Saat mereka berdua sudah berada di rumah kardus, Papa Pepper kembali ke rumah. Ava melihat bahwa Pepper juga menjadi sasaran kekerasan dari sang ayah. Tangan Pepper dikenai setrika panas sampai mendapat luka bakar yang serius. Ava menyelamatkan Pepper dengan memukul bagian belakang kepala Papa Pepper. Kemudian, mereka bersama-sama lari menuju kamar Kak Suri. Setelah itu, Pepper pun kemudian dilarikan ke rumah sakit bersama Ava dan Kak Suri.

Setelah mendapat perawatan, Pepper mengajak Ava untuk makan mie instan di kantin rumah sakit. Di sana, mereka pun memutuskan untuk pergi sejauh-jauhnya menghindari ayah mereka yang jahat. Mereka berencana untuk menuju rumah Nenek Isma, nenek dari Ava yang berada di Bandar Lampung. Setelah Ava memberitahu ibunya untuk menemui dirinya di rumah Nenek Isma, Ava dan Pepper pun pergi secara diam-diam dari rumah sakit. Mereka pun langsung menjual ponsel untuk mendanai perjalanan mereka.

Di tengah perjalanan, Ava dan Pepper makan di sebuah warung makan sate. Warung sate tersebut dijaga oleh pasangan suami istri. Pasangan suami istri tersebut menyadari bahwa Ava dan Pepper adalah anak-anak yang minggat dari rumah. Setelah makan, Ava dan Pepper ditawari untuk tidur di rumah Pak dan Bu Tukang Sate. Ava dan Pepper dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

Esok paginya, Ava dan Pepper kembali melanjutkan perjalanan secara diam-diam tanpa memberitahu Pak dan Bu Tukang Sate. Dari sana, mereka langsung menuju Stasiun Dekat Monas. Rencananya, mereka akan memesan tiket bus dan melakukan perjalanan dengan bis bersama-sama. Setelah memesan tiket dan menunggu keberangkatan, Ava dan Pepper tiba-tiba ditemukan oleh Mas Alri. Tiket yang telah dipesan oleh Pepper dengan segera dikembalikan oleh Mas Alri. Mas Alri pun kemudian memaksa untuk mengantar Ava dan Pepper sampai ke tujuan dengan selamat, yaitu rumah Nenek Isma di Bandar Lampung. Mereka bertiga pun melakukan perjalanan bersama-sama menuju pelabuhan menggunakan mobil milik Mas Alri.

Singkat cerita, Ava, Pepper, dan Mas Alri telah sampai ke pelabuhan dan menyebrang pulau dengan kapal. Setelah sampai ke daratan, mereka kembali melanjutkan perjalanan dengan mobil hingga akhirnya sampai ke Pantai Kiluan. Mas Alri mengatakan bahwa mereka akan menginap di penginapan selama satu malam sampai esok untuk melanjutkan perjalanan kembali ke rumah Nenek Isma.

Akhir cerita ditutup ketika Ava terbangun di pagi hari dan tidak mendapati Pepper di sampingnya. Akhirnya, Ava berinisiatif pergi mencari Pepper dan menemukannya di daerah dermaga. Di sana, Pepper tengah merenungi beberapa hal. Pepper kemudian memberitahu Ava bahwa ayah dan ibu kandungnya yang sebenarnya ialah Mas Alri dan Kak Suri. Akhirnya, Ava dan Pepper ingin

bersama-sama menuju bintang di langit. Mereka melompat menuju lautan pantulan bintang yang dingin, gelap, dan hitam.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Livia Florencia Angelica Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 9 Oktober 1998

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Gejayan Gg. Narada No. 4C, Sleman, Yogyakarta Telepon (WA) : 0896 5805 7737

Alamat Asal : Jl. Purnama Gg. Purnama Agung 3 Blok N6, Pontianak

Pendidikan

2016-2020 Fakultas Sastra, Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

2013-2016 SMA Kristen Immanuel Pontianak 2010-2013 SMP Kristen Immanuel Pontianak 2004-2010 SD Kristen Immanuel Pontianak

Dokumen terkait