• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik batin tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie: kajian psikologi sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konflik batin tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie: kajian psikologi sastra"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA. Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia .. Oleh LIVIA FLORENCIA ANGELICA 164114038. PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Skripsi KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Dl TANAH LADA KARYA ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA. Oleh: Livia Eiorencia Angelica NIM: 164114038. ':t. j). 1. ;0. elah disetujui oleh. ~<!' Yt=lKP.~. S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum. Tanggal7Januari2020. Pembimbing. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Skripsi KONFLIK HATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE: KA~PSIKOLOGISASTRA. Dipersiapkan dan ditulis oleh Livia Florencia Angelica NIM: 164114038. Telah dipertahankan di depan Pamtia Penguji Pada tanggal 16 Januari 2020 Dan dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Pamtia Penguji. Tanda Tangan. Nama Lengkap. Ketua. S. E. Pem Adji S.S., M.Hum.. Sekretaris. Dr. Yoseph Yapi Taum.. Anggota. Drs.B. Rahmanto M.Hum.. ~. .~ ... S.E. Pem Adji S.S., M.Hum. ~~?. Dr. Yoseph Yapi Taum. r·~G Yogyakarta, 16 Januari 2020 Fakultas Sastra. L-6, {l~~i~~. ~ .~. "... <I. atang Iskarna, M.Hum. ~an. iii. ••.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 7 Januari 2020 Penulis. Livia Floren a Angelica. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya I1miah untuk Kepentingan Akademis Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Livia Florencia Angelica NIM. : 164114038. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beIjudul "Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Di Tanah Lada Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie: Kajian Psikologi Sastra" beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 7 Januari 2020. Livia Flo encia Angelica. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini kupesembahkan untuk: Papa tercinta, Lie Tek Njan Mama tercinta, Tjhin Lie Kian Adik-adik terkasih, Albert Hansen dan Steven Nelsen Kekasih hati, Tian Nuriandha. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. “Jadi, semua orang adalah satu orang. Kata Mas Alri, makanya setiap kamu melukai orang, kamu melukai diri sendiri juga. Dan, setiap kamu membuat orang senang, kamu membuat kamu sendiri senang.” – Di Tanah Lada oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kekuatan, rahmat, berkat, serta kasih-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Papa dan Mama, Lie Tek Njan dan Tjhin Lie Kian, serta kedua adik lelakiku, Albert Hansen dan Steven Nelsen yang sudah sangat banyak memberikan dorongan semangat, doa dan dukungan kepadaku selama penulisan skripsi. S. E. Peni Adji, S.S., M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran membimbing peneliti selama proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang juga dengan penuh kesabaran membimbing peneliti selama proses kegiatan belajar di Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan peminjaman buku bagi peneliti sebagai kebutuhan penyusunan skripsi. Sahabat-sahabat Geng Cantik, Theresia Alexa Charintha Guru (Alex), Marta Kaka Daha (Marde), Ria Violetta (Ria), dan Juwita Purba (Juju) yang tetap berjuang bersama-sama di sisiku. Menjadi sahabat di saat suka dan duka, bahkan di saat diriku mengalami saat-saat tersulit dan dimusuhi berbagai pihak. Kekasihku, Tian Nuriandha, yang mendapat ucapan terima kasih paling banyak dariku atas cintanya dan berbagai pengorbanannya terhadapku. Aku. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang sudah mempertemukan kita. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dalam bentuk apapun kepada penulis selama proses penulisan skripsi. Untuk semua hal itu, penulis ucapkan terima kasih. Penulis meyakini bahwa tulisan sederhana ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.. Penulis. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Livia Florencia Angelica Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini mengkaji konflik batin yang dialami oleh tokoh Ava yang merupakan tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan serta latar yang terjalin dalam membentuk konflik batin, serta analisis konflik batin itu sendiri yang dialami tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dan pendekatan psikologis. Pendekatan objektif digunakan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan serta latar sehingga membentuk konflik batin tokoh Ava. Pendekatan psikologis digunakan untuk mendeskripsikan konflik-konflik batin yang terjadi pada tokoh Ava. Melalui pendekatan psikologis, peneliti menganalisis kebutuhan-kebutuhan dasar yang tak terpenuhi pada tokoh Ava sehingga menimbulkan terjadinya konflik batin. Hasil analisis tokoh dan penokohan pada novel Di Tanah Lada menunjukkan bahwa tokoh utama pada novel ini adalah tokoh Ava yang masih berumur 6 tahun. Sedangkan tokoh tambahan yang dianalisis oleh peneliti terdiri dari tokoh Pepper, Mama Ava, Papa Ava, Kakek Kia, Kak Suri, dan Mas Alri. Latar dalam penelitian ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat dalam novel ini meliputi latar Jakarta dan Bandar Lampung. Latar waktu dalam novel ini meliputi Rabu, 26 Juni 2013 dan Kamis, 4 Juli 2013. Terakhir, latar sosial dalam novel ini meliputi kehidupan masyarakat metropolitan Jakarta. Hasil analisis psikologis menunjukkan bahwa tokoh Ava mengalami ketidakterpenuhinya beberapa kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar tersebut terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memilikidimiliki dan akan kasih sayang, serta kebutuhan akan penghargaan. Ketidakterpenuhinya kebutuhan dasar tersebut mengakibatkan terjadinya konflik batin pada diri Ava. Konflik batin pada diri Ava juga dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu konflik mendekat-mendekat, konflik menjauh-menjauh, dan konflik mendekatmenjauh. Di atas jenis-jenis konflik batin tersebut, peneliti menemukan bahwa Ava sebagai tokoh utama kadangkala mengalami konflik batin yang disebabkan oleh harapan yang berbeda dengan kenyataan. Konflik-konflik batin yang dialami Ava terbentuk karena ketidakterpenuhinya beberapa kebutuhan dasar. ketidakterpenuhinya kebutuhan dasar tersebut menciptakan sebuah ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada diri tokoh Ava. Perasaan itu terbentuk seringkali karena disebabkan hal-hal kecil yang dapat dianggap remeh oleh orang-orang dewasa, namun tidak oleh tokoh Ava yang masih berumur 6 tahun.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE INTERNAL CONFLICT OF THE MAIN CHARACTER IN DI TANAH LADA’S NOVEL BY ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE: PSYCHOLOGY OF LITERATURE STUDY Livia Florencia Angelica Sanata Dharma University Yogyakarta This research discusses the internal conflict that happens to Ava, the main character in Di Tanah Lada's novel by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. The main purpose of this research is to describe the character and characterization and the background that involved to create the internal conflict, and then an analysis of the internal conflict that happens to Ava in Di Tanah Lada’s novel by Ziggy Z. The approach that used in this research is an objective approach and a psychological approach. The objective approach is used to describe the character and characterization and the background that makes the internal conflict to Ava. Then, the psychological approach is used to describe the internal conflicts that happen to Ava. The psychological approach is used to analyze the basic needs that don’t fulfill in Ava that makes the internal conflict on herself begin. The analysis result of the character and characterization in Di Tanah Lada’s novel shows that the main character in this novel is Ava, the 6 years old kid. Then the figure character that analyzed by the researcher is Pepper, Mama Ava, Papa Ava, Kakek Kia, Kak Suri, and Mas Alri. The background analysis result is consists of a background scene, time setting, and social background. The background scene in this novel is consists of Jakarta and Bandar Lampung. The time setting on this novel is consists of Wednesday, 26th June 2013 and Thursday, 4th July 2013. And the last, the social background in this novel is telling about the life of Jakarta’s metropolitan society. The psychological analysis result shows that Ava has some basic needs that don’t fulfill. That basic need is consists of physiological needs, safety needs, love and belongingness needs, and esteem needs. The basic needs that don’t fulfill in Ava make the internal conflict on herself begin. The internal conflict in Ava is consists of several types, there are approach-approach conflict, avoidance-avoidance conflict, and approach-avoidance conflict. Besides that internal conflict types, the researcher finds that Ava as the main character sometimes has an internal conflict caused by a different expectation from reality. The internal conflicts that experienced by Ava are formed because she has some basic needs that don’t fulfill. The basic needs that don’t fulfill create the fear, worry, and sadness in Ava. This feeling happens often because of some little things that underestimated by adults, but not to Ava that still a 6 years old kid.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman Judul .......................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................................... ii Halaman Pengesahan .............................................................................................. iii Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... iv Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................ v Halaman Persembahan ........................................................................................... vi Halaman Wejangan ............................................................................................... vii Kata Pengantar ..................................................................................................... viii Abstrak .................................................................................................................... x Abstract .................................................................................................................. xi Daftar Isi ................................................................................................................ xii. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4 1.4 Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 5 1.5 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5 1.6 Landasan Teori ........................................................................................... 12 1.6.1 Teori Struktur ............................................................................................ 12 1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan ............................................................................... 12 1.6.1.2 Latar .......................................................................................................... 18 1.6.2 Teori Psikologi ........................................................................................... 20 1.6.2.1 Kebutuhan Dasar Menurut Abraham Maslow ........................................... 20 1.6.2.2 Konflik Batin .............................................................................................. 24 1.7 Metodologi Penelitian ................................................................................ 27 xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.7.1 Pendekatan ................................................................................................. 27 1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29 1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 29 1.7.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .................................... 29 1.8 Sumber Data ............................................................................................... 30 1.9 Sistematika Penyajian ................................................................................ 30. BAB II TOKOH DAN PENOKOHAN SERTA LATAR DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY Z. 2.1 Pengantar .................................................................................................... 32 2.2 Tokoh dan Penokohan Tokoh Utama ......................................................... 33 2.3 Tokoh dan Penokohan Tokoh Tambahan ................................................... 45 2.3.1 Tokoh dan Penokohan Si Anak Pengamen/ P/ Pepper ............................... 45 2.3.2 Tokoh dan Penokohan Mama Ava ............................................................. 49 2.3.3 Tokoh dan Penokohan Papa Ava ............................................................... 52 2.3.4 Tokoh dan Penokohan Kakek Kia .............................................................. 56 2.3.5 Tokoh dan Penokohan Kak Suri................................................................. 59 2.3.6 Tokoh dan Penokohan Mas Alri................................................................. 61 2.4 Latar ........................................................................................................... 64 2.4.1 Latar Tempat .............................................................................................. 65 2.4.2 Latar Waktu ................................................................................................ 80 2.4.3 Latar Sosial ................................................................................................. 82 2.5 Rangkuman ................................................................................................. 86. BAB III KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY Z. 3.1 Kebutuhan Dasar ........................................................................................ 96 3.1.1 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Fisiologis ................................................ 96 3.1.2 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Rasa Aman ..................................... 99. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.1.3 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Rasa Memiliki-dimiliki dan Kasih Sayang ...................................................................................................... 103 3.1.4 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Penghargaan ................................. 105 3.2 Konflik Batin Tokoh Utama ..................................................................... 108 3.2.1 Konflik Mendekat-Mendekat (Approach-Approach Conflict) ................. 110 3.2.2 Konflik Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidace Conflict) .................... 112 3.2.3 Konflik Mendekat-Menjauh (Approach-Avoidance Conflict) ................. 115 3.2.4 Konflik yang Disebabkan oleh Harapan yang Berbeda dengan Kenyataan ................................................................................................. 118 3.3 Rangkuman ............................................................................................... 123. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan............................................................................................... 129 4.2 Saran ......................................................................................................... 143 Daftar Pustaka ...................................................................................................... 144 Lampiran Sinopsis................................................................................................ 146 Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... 149. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata śās-, dalam kata kerja turunan berarti ‘mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi’. Akhiran -tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka dari itu, sastra dapat berarti ‘alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran’ (Teeuw, 1984:23). Novel merupakan salah satu dari sekian banyak jenis karya sastra. Minderop (2010:1) menyebutkan bahwa dalam novel, para tokoh rekaan buatan sang penulis menampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik sebagaimana dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata. Problem-problem kejiwaan tersebut dapat disebut sebagai konflik-konflik psikologis atau konflik batin. Kondisi psikologis maupun kelainan perilaku para tokoh dapat memicu terjadinya kesulitan dan tragedi. Berkaitan dengan pernyataan di atas, penelitian ini membahas novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (selanjutnya akan ditulis Ziggy Z). Objek formal yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah konflik psikologis atau konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada, yakni. 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Ava. Alasan pemilihan topik penelitian ini adalah karena peneliti hendak mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh Ava. Konflik batin tersebut akan dikaji dalam pendekatan psikologi sastra menurut teori kebutuhan dasar manusia oleh Abraham Maslow. Pembentukan konflik batin sangat tergantung dari penokohan dan latar. Maka dari itu, penelitian ini juga mengkaji kedua unsur tersebut sebelum merumuskan konflik batin dari sudut pandang psikologi sastra. Novel Di Tanah Lada (2015) karya Ziggy Z menceritakan tentang kehidupan tokoh Ava, gadis kecil berumur 6 tahun yang tinggal dalam keluarga yang broken home. Tokoh Ava mengalami banyak konflik batin yang sebagian besarnya disebabkan oleh ayahnya yang kerap kali melakukan kekerasan terhadap ia dan ibunya. Konflik batin pada diri Ava sering terjadi saat ayahnya yang temperamental melakukan kekerasan kepadanya secara fisik maupun verbal. Setelah kepindahan keluarga Ava di Rusun Nero, Ava bertemu dengan Pepper, anak lelaki berumur 10 tahun, yang senasib dengannya. Dikatakan senasib karena ayah Pepper juga kerap kali melakukan penyiksaan terhadapnya. Karena itu, mereka menjadi teman baik. Konflik batin kembali terjadi pada Ava saat ibunya ingin bercerai dari ayahnya dan hendak pindah dari Rusun Nero. Konflik batin itu terjadi karena Ava mengerti bahwa dengan kepindahan ia dan ibunya dari Rusun Nero, ia akan berpisah dari Pepper. Suatu hari, Ava kabur dari ibunya dan kembali ke Rusun Nero untuk bertemu dengan Pepper. Ketika Ava ingin tidur bersama Pepper, Ava menyaksikan langsung penyiksaan Ayah Pepper terhadap temannya. Sekali lagi, pertentangan batin terjadi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. pada diri Ava. Setelah Pepper dilarikan ke rumah sakit dan pulih, mereka berdua memutuskan untuk melarikan diri. Pelarian mereka didasarkan dari sebuah keputusan setelah ada pertentangan batin di antara mereka, bahwa mereka perlu menghindar dari ayah mereka yang jahat demi untuk mencari kedamaian. Dari Jakarta, mereka hendak menuju rumah Nenek Isma, nenek dari Ava, yang ada di Bandar Lampung. Tokoh yang memegang peranan penting dalam berjalannya alur cerita disebut sebagai tokoh utama. Tokoh utama juga dapat disebut sebagai tokoh sentral karena memegang kendali penuh dalam pusat sorotan cerita. Dalam novel Di Tanah Lada, tokoh yang memegang peran sebagai tokoh utama adalah tokoh Ava. Selain sebagai tokoh yang mengalami konflik batin, keseluruhan alur dengan konflik-konflik yang ada pada cerita terpusat pada tokoh Ava. Konflik batin atau pertentangan batin terjadi jika seseorang mengalami dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan (Daradjat, 1986:26). Seseorang akan mengalami konflik batin yang berat jika konflik tersebut tidak menemui jalan keluar. Hal itu akan mengakibatkan terjadinya gangguan jiwa bahkan penyakit jiwa. Pembentukan konflik batin dapat disangkutpautkan terhadap tokoh dan penokohan serta latar dalam sebuah karya sastra. Maka, sebelum merumuskan konflik-konflik batin yang terjadi, peneliti terlebih dahulu mengkaji psikologi Abraham Maslow tentang kebutuhan-kebutuhan dasar pada diri seorang manusia..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Setelah mengkaji ketidakterpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar, peneliti akan merumuskan jenis-jenis konflik batin yang terjadi menurut Kurt Lewis. Novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z ini ditulis dengan tokoh dan penokohan serta latar yang memicu banyak persoalan di kehidupan tokoh Ava sehingga banyak menimbulkan konfik dan persoalan batin pada diri Ava. Dengan begitu, peneliti termotivasi untuk meneliti persoalan kondisi psikologis yang dialami oleh tokoh Ava. Di sisi lain, belum banyak diadakannya penelitian terhadap objek material ini, terutama yang mengkaji persoalan konflik batin pada diri tokoh utama.. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Bagaimana tokoh dan penokohan serta latar yang terjalin sehingga membentuk konflik batin pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z? 2) Bagaimana konflik batin tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z?. 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mendeskripsikan tokoh dan penokohan serta latar yang terjalin dalam membentuk konflik batin pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. 2) Mendeskripsikan konflik batin tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.4 Manfaat Hasil penelitian Penelitian ini menghasilkan sebuah deskripsi yang berisi tentang tokoh dan penokohan serta latar yang terjalin dalam membentuk konflik batin, dan juga deskripsi tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Selain itu, manfaat hasil penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini memberikan ilmu dan pengetahuan baru terhadap bidang psikologi sastra berkaitan dengan konflik batin dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Di sisi lain, manfaat secara praktis dalam hasil penelitian ini adalah hasil penelitian dapat dijadikan acuan terhadap penelitian lebih lanjut, khususnya bidang psikologi perihal konflik batin yang terdapat dalam suatu karya sastra.. 1.5 Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian yang mendeskripsikan penerapan teori konflik batin dalam psikologi sastra. Penulis menemukan lima penelitian tersebut yang ditulis oleh Nurhandayani (2005), Kristiawan (2006), Ngadiyono (2006), Wati (2007), dan Rumpaka (2005). Penelitian pertama dilakukan oleh Nurhandayani (2005) dengan judul “Unsur-unsur Pembentuk Konflik Batin Tokoh Lasih dalam Novel Belantik Karya Ahmad Tohari (Suatu Pendekatan Psikologi Sastra)” ini membahas unsur tokoh dan.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. penokohan serta latar yang membentuk konflik batin serta deskripsi konflik batin yang dialami tokoh Lasi dalam novel Belantik karya Tohari. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Lasi, latar cerita yang dialami tokoh Lasi, ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia oleh tokoh Lasi, serta konflik batin yang dialami tokoh Lasi. Hasil penelitian ini adalah deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Lasi yang adalah tokoh berwatak lugu, sederhana, bersikap pasrah, penurut, nrimo, memiliki sifat tegas dalam memegang komitmen pada kesetiaan, sangat menjaga harga dirinya, tidak tega melihat orang lain kesulitan, seorang beragama, beriman pada Tuhan serta bermoral luhur, walaupun ia hanya seorang perempuan desa yang kurang berpengalaman. Adapun latar tempat yang digambarkan ialah Jakarta, Singapura, Karangsoga, dan Surabaya. Serta latar sosial masyarakat Jawa. Tiga kebutuhan dasar yang tak dimiliki tokoh Lasi ialah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang, serta kebutuhan akan penghargaan. Konflik batin terjadi dalam hal pertentangan keinginan hati dan realitas yang dihadapi sehingga menyebabkan rasa cemas, takut, dan pikiran yang kalut. Adapun konflik batin berupa kebingungan antara dua pilihan yang berbeda sehingga mengakibatkan rasa bimbang dan rasa takut dalam memilih pilihan yang salah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Penelitian kedua dilakukan oleh Kristiawan (2006) dengan judul “Konflik Batin Tokoh Sokrasana dalam Novel Di Batas Angin Karya Yanusa Nugroho Tinjauan Psikologi Sastra” ini membahas penyebab konflik batin Sokrasana dalam novel Di Batas Angin karya Yanusa Nugroho. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari penyebab konflik batin tokoh Sokrasana versi Maslow dan versi Freud, serta perbedaan teori Maslow dan Freud. Hasil penelitian ini adalah dari sudut pandang Maslow, tokoh Sokrasana mengalami ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan rasa kasih sayang. Dari sudut pandang Freud, konflik batin tokoh Sokrasana terjadi saat (1) ditinggal pergi Sumantri, (2) diterkam harimau, (3) konflik batin dengan orang lain saat di perkampungan, (4) Sumantri menolak diajak pulang, dan (5) mengalami kematian. Dalam perbedaan teori Maslow dan Freud, Maslow menciptakan teori lima kebutuhan dasar yaitu, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan rasa dimiliki-memiliki dan kasih sayang, serta kebutuhan akan penghargaan. Sedangkan Freud menciptakan tiga sistem dasar psikologi manusia, yaitu id¸ ego, dan super ego. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Penelitian ketiga dilakukan oleh Ngadiyono (2006) dengan judul “Konflik Batin Tokoh Kabul dalam Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra” ini membahas tokoh dan penokohan, latar, serta konflik batin yang dialami tokoh Kabul dalam Novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Kabul, latar cerita yang dialami tokoh Kabul, serta konflik batin yang dialami tokoh Kabul. Hasil penelitian ini adalah deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Kabul yang dilukiskan sebagai insinyur muda yang jujur, bertanggung jawab, tegar, idealis, dan setia kawan. Adapun latar tempat yang digambarkan adalah di daerah perbatasan desa, sungai Cibawor, lokasi proyek, perkemahan pekerja, warung makan, dan rumah-rumah penduduk. Latar sosial dibangun dengan masyarakat yang majemuk dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Masyarakat di sana sudah terbiasa dengan perilaku edan dan sering merugikan pelaksanaan proyek. Kadar animisme para masyarakat juga tinggi. Konflik batin yang dialami tokoh Kabul disebabkan oleh: (1) karena berada dalam lingkungan proyek yang korup dan curang, (2) karena diajak korup, (3) karena tekanan, (4) karena tuduhan pelaksanaan proyek memakai tumbal, (6) karena harus memendam cinta terhadap Wati, dan (7) karena keluar dari proyek. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara psikologi dan sastra. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Penelitian keempat dilakukan oleh Wati (2007) dengan judul “Konflik Batin Tokoh Midah dalam Novel Midah Simanis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Pendekatan Psikologis Sastra)” ini membahas hubungan unsur tokoh dan penokohan dan latar, serta konflik batin yang dialami Midah dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Midah, latar cerita yang dialami tokoh Midah, ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar tokoh Midah, serta konflik batin yang dialami tokoh Midah. Hasil penelitian ini adalah deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Midah yang bersifat kuat, tegar, tidak memegang komitmen pada kesetiaan, sangat menjaga harga dirinya, tahu diri, dan tak dapat melupakan masa lalunya. Adapun latar tempat yang digambarkan ada pada daerah Jakarta yang meliputi Kampung Duri, restoranrestoran, Glodok, di rumah Riah, Daerah Jatinegara, dan di Depot-depot. Latar waktunya menggambarkan era 50-an. Serta latar sosialnya yang terlihat pada status keluarga Midah yang adalah keluarga kaya dan terpandang, serta taat beragama. Kebutuhan dasar yang tak dialami oleh tokoh Midah adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, serta kebutuhan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang. Konflik batin yang dialami tokoh Midah adalah perasaan bimbang dan takut karena mengalami ketidakadilan saat berada di Jakarta karena harus mencari nafkah untuk kebutuhan dan calon anaknya setelah lari meninggalkan suaminya. Tokoh Midah mampu melewati ini semua dengan ketegaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara psikologi dan sastra. Metode penelitian yang.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Penelitian terakhir dilakukan oleh Rumpaka (2005) dengan judul “Konflik Batin Tokoh Tris dalam Novel Tikungan Karya Achmad Munif Suatu Tinjauan Psikologi Sastra” ini membahas unsur tokoh dan penokohan dan latar yang membentuk konflik batin, serta usaha-usaha Tokoh Tris dalam menyelesaikan berbagai konflik batin yang dialaminya dalam novel Tikungan karya Achmad Munif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Tris, latar cerita yang dialami tokoh Tris, konflik batin yang dialami tokoh Tris, serta empat mekanisme pertahanan yang diciptakan oleh tokoh Tris dalam menghadapi konflik batinnya. Hasil penelitian ini adalah deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Tris merupakan orang yang rajin dan semangat bekerja, suka memberi pertolongan kepada orang lain, bimbang dalam menentukan sikapnya, mawas diri, mempunyai rasa marah, serba salah, memiliki loyalitas tinggi, ramah, mempunyai rasa kepedulian terhadap sesama, tidak mudah putus asa, mengalami tekanan batin, cerdas, dan suka membaca. Adapun latar tempat yang digambarkan didominasi di Kota Yogyakarta. Sedangkan latar sosial dilihat dari perilaku masyarakatnya dengan sifat sosial yang menurun, gaya hidup praktis, budaya refresing, kehidupan berorganisasi, dan sifat kritis. Konflik batin yang dialami oleh tokoh Tris terjadi: (1) karena Gepeng adalah seorang pencopet, (2) karena gagal dalam kehidupan rumah tangga, (3) karena Den Mas Soro mendambakan Surti, (4).

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. karena desakan Ibramsyah, Pakdhe Nugroho, dan Busro untuk menolak peraturan kota. Untuk menghilangkan kecemasan, tokoh Tris membentuk empat mekanisme pertahanan, yaitu rasionalisasi, pelarian, kompensasi, dan sublimasi. Selain kecemasan, gangguan jiwa yang dialami Kang Tris adalah sentimentil, trauma, putus asa, dan rendah diri. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Keseluruhan penelitian di atas membahas konflik batin yang terjadi pada diri tokoh. Dalam penelitian Nurhandayani (2005), hasil penelitiannya berupa deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Lasi, latar cerita yang dialami tokoh Lasi, ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia oleh tokoh Lasi, serta konflik batin yang dialami tokoh Lasi. Dalam penelitian Kristiawan (2006), hasil penelitiannya berupa penyebab konflik batin tokoh Sokrasana versi Maslow dan versi Freud, serta perbedaan teori Maslow dan Freud. Dalam penelitian Ngadiyono (2006), hasil penelitiannya berupa deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Kabul, latar cerita yang dialami tokoh Kabul, serta konflik batin yang dialami tokoh Kabul. Dalam penelitian Wati (2007), hasil penelitiannya berupa deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Midah, latar cerita yang dialami tokoh Midah, ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar tokoh Midah, serta konflik batin yang dialami tokoh Midah. Kemudian penelitian Rumpaka (2005), hasil penelitiannya berupa deskripsi tokoh dan penokohan tokoh Tris, latar.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. cerita yang dialami tokoh Tris, konflik batin yang dialami tokoh Tris, serta empat mekanisme pertahanan yang diciptakan oleh tokoh Tris dalam menghadapi konflik batinnya. Kelima penelitian ini membahas konflik batin yang terjadi pada tokohtokoh di dalam suatu karya sastra. Untuk itu, penelitian-penelitian ini akan dijadikan acuan oleh peneliti untuk mengkaji tokoh dan penokohan serta latar yang menyebabkan konflik batin, serta konflik-konflik batin yang terjadi pada tokoh Ava di dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z.. 1.6 Landasan Teori Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan teori-teori yang telah dikumpulkan untuk mendukung data-data lapangan sehingga dapat memperkuat teori serta keakuratan data. Dengan demikian, teori yang akan digunakan adalah (1) teori struktur dan (2) teori psikologi.. 1.6.1 Teori Struktur 1.6.1.1 Teori Tokoh dan Penokohan Menurut Nurgiyantoro, watak, perwatakan, dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan sering juga disamakan artinya dengan perwatakan karena menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watakwatak tertentu dalam sebuah cerita. Seperti yang dijelaskan oleh Jones yang dikutip.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. oleh Nurgiyantoro (1995:165) bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Karakter menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokohtokoh yang cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995:165). Tokoh cerita (character) menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165166) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dengan penerimaan pembaca. Dalam hal ini, pembacalah sebenarnya yang memberi arti semuanya. Dengan demikian, istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiyantoro, 1995:166). Masalah penokohan sebuah karya tak hanya berhubungan dengan perwatakan para tokoh, namun juga cara pelukisan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga mampu mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan. Teknik.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. pelukisan tokoh dibedakan ke dalam dua teknik, yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiyantoro, 1995:194).. a. Teknik Ekspositori Menurut Nurgiyantoro (1995:195), teknik ekspositori sering disebut sebagai teknik analitis, yang merupakan teknik pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita dihadirkan secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.. b. Teknik Dramatik Sedangkan teknik dramatik mirip dengan yang ditampilkan dalam drama, yaitu dilakukan secara tak langsung. Pengarang tak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa (Nurgiyantoro, 1995:198). Penampilan tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik. Biasanya pengarang menggunakan berbagai teknik itu secara bergantian dan saling.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. mengisi, walau ada perbedaan frekuensi penggunaan masing-masing teknik. Berikut penjabarannya. 1) Teknik Cakapan Percakapan yang dilakukan oleh tokoh untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Tidak semua percakapan mampu mencerminkan kedirian tokoh. Namun, percakapan yang baik, efektif, dan lebih fungsional mampu menunjukkan perkembangan plot sekaligus mencerminkan sifat kedirian tokoh pelakunya.. 2) Teknik Tingkah Laku Teknik ini menyaran pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik. Apa yang dilakukan orang dalam tingkah laku dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap yang mencerminkan kediriannya.. 3) Teknik Pikiran dan Perasaan Keadaan pikiran dan perasaan yang dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya juga. Bahkan, tingkah laku pikiran dan perasaan yang kemudian diejawentahkan menjadi tingkah laku verbal dan non-verbal itu. Perbuatan dan kata-kata merupakan perwujudan tingkah laku pikiran dan perasaan. Di samping itu, dalam bertingkah laku secara fisik atau verbal, orang dapat.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. berpura-pura. Namun, orang tak mungkin dapat berlaku pura-pura terhadap pikiran dan hatinya sendiri.. 4) Teknik Arus Kesadaran Teknik arus kesadaran berkaitan erat dengan teknik pikiran dan perasaan. Keduanya tak dapat dibedakan secara pilah, bahkan mungkin dianggap sama karena menggambarkan tingkah laku batin tokoh. Dalam fiksi modern, arus kesadaran banyak dipergunakan untuk melukiskan sifat-sifat kedirian tokoh (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:206). Arus kesadaran sering disamakan dengan monolog batin, yaitu percakapan yang hanya terjadi pada diri sendiri. Penggunaan teknik arus kesadaran atau monolog batin ini dianggap sebagai usaha untuk mengungkapkan informasi yang “sebenarnya” tentang kedirian tokoh karena tak sekedar menunjukkan tingkah laku di indra saja.. 5) Teknik Reaksi Tokoh Teknik reaksi tokoh adalah reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain, dan sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan. Reaksi tokoh terhadap hal tersebut dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang mencerminkan sifatsifat kediriannya..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 6) Teknik Reaksi Tokoh Lain Reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama berupa pandangan, pendapat, sikap, dan lain-lain. Penilaian kedirian tokoh utama oleh tokoh-tokoh lain. Tokoh lain pada hakekatnya melakukan penilaian atas tokoh utama untuk pembaca.. 7) Teknik Pelukisan Latar Suasana latar sekitar tokoh juga sering dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh. Keadaan latar tertentu dapat menentukan kesan tertentu pula di pihak pembaca.. 8) Teknik Pelukisan Fisik Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu. Pelukisan keadaan fisik tokoh terasa penting terutama jika ia memiliki bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat menggambarkan secara imajinatif. Di samping itu, ia juga dibutuhkan untuk mengefektifkan dan mengkonkretkan ciri-ciri kedirian tokoh yang telah dilukiskan dengan teknik lain (Meredith & Fitzgerald dalam Nugiyantoro, 1995:210). Jadi, pelukisan wujud fisik tokoh berfungsi untuk lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh (Nurgiyantoro, 1995:201-210)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 1.6.1.2 Latar Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216). Stanton yang juga dikutip dalam Nurgiyantoro (1995:216) mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Tahap awal suatu karya pada umumnya berupa pengenalan, pelukisan, atau penunjukkan latar agar pijakan cerita dapat semakin konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Pembaca dipermudah untuk “mengoperasikan” daya imajinasinya (Nurgiyantoro, 1995:217). Unsur latar menurut Nurgiyantoro (1995:227-237) dibagi kedalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Berikut penjabarannya. a. Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. realistis penting untuk memberi kesan pembaca seolah-olah hal yang diceritakan sungguh-sungguh ada dan terjadi. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat khas, tipikal, dan fungsional. Ia akan mempengaruhi pengaluran dan penokohan, dan karenanya menjadi koheren dengan cerita secara keseluruhan.. b. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa dalam karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Unsur waktu dapat mempengaruhi perkembangan plot dan cerita. Dengan demikian, latar aktu bersifat fungsional.. c. Latar Sosial Latar sosial merujuk pada perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat yang kompleks dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, padangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas. Latar sosial memiliki peranan yang cukup menonjol. Latar sosial menentukan apakah sebuah latar tempat menjadi khas dan tipikal atau bersifat netral. Dengan kata lain, untuk menjadi tipikal dan lebih fungsional, deskripsi latar.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. tempat harus disertai deskripsi latar sosial, tingkah laku kehidupan sosial masyarakat di tempat yang bersangkutan.. 1.6.2 Teori Psikologi 1.6.2.1 Kebutuhan Dasar Menurut Abraham Maslow Menurut Goble (1987:69-70), teori Abraham Maslow tentang motivasi manusia dapat diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan pribadi serta kehidupan sosial. Sebagian besar hasrat dan dorongan pada seseorang saling berhubungan. Hal ini berlaku untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti cinta selayaknya antar pasangan, antar sahabat maupun saudara. Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan naluriah. Kebutuhan dasar tersebut, bersifat psikologis. Maslow yang dikutip dari Goble (1987:71-77), berpendapat bahwa ada kebutuhan-kebutuhan dasar yang tersusun atas lima jenis kebutuhan, yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang, (4) kebutuhan akan penghargaan, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. Berikut penjabarannya..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan. paling. dasar. dari. antara. kebutuhan. manusia. adalah. mempertahankan hidup secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan menekan kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya terpuaskan. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan-kebutuhan fisiologis memiliki pengaruh besar pada tingkah laku manusia sejauh kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dipuaskan. Namun, kebutuhan-kebutuhan yang lain dan yang lebih tinggi akan muncul setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan. Kemudian akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi lagi setelah kebutuhan ini terpuaskan. Selama hidupnya praktis, manusia selalu mendambakan sesuatu dan jarang mencapai taraf kepuasan yang sempurna (Goble, 1987:72).. b. Kebutuhan Akan Rasa Aman Menurut Maslow, setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan, munculah kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan jenis ini dapat diamati pada anak-anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan neurotik. Anak-anak membutuhkan suatu dunia yang dapat diramalkan, konsistensi, dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika unsur-unsur ini tidak ditemukan, ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang-orang dewasa neurotik bertingkah laku seperti anak-anak yang tidak aman. Ia.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. akan bertingkah laku seakan-akan dalam keadaan terancam bencana besar dan darurat. Ia akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan dan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya (Goble, 1987:73).. c. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki-dimiliki dan Akan Kasih Sayang Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki-dimiliki. Carl Rogers yang dikutip oleh Goble (1987:74) menyebutkan bahwa kebutuhan jenis ini adalah kebutuhan di mana seseorang merasa ingin dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati. Maslow menemukan bahwa tanpa cinta, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat. Terhalangnya pemuasan kebutuhan akan cinta sebagai penyebab utama salah penyesuaian. Menurutnya, haus cinta merupakan sejenis penyakit kekurangan seperti kekurangan garam atau kekurangan vitamin. Cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Dalam hubungan yang sejati, tidak akan ada rasa takut. Di sisi lain, Maslow mengatakan bahwa cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Orang-orang harus memahami cinta. Karena jika tidak, dunia akan hanyut dalam gelombang permusuhan dan kebencian (Goble, 1987:75-76)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. d. Kebutuhan Akan Penghargaan Kebutuhan ini menurut Maslow dibagi menjadi dua kategori, yaitu harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Maslow berteori bahwa kemerdekaan merupakan kebutuhan psikologi dasar. Alfred Alder (Goble, 1987:76) menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki harga diri akan merasa percaya diri, lebih mampu dan juga produktif. Sebaliknya, jika harga dirinya kurang ia kan diliputi rasa rendah diri, tidak berdaya, dapat menimbulkan rasa putus asa serta tingkah laku neurotik. Seseorang yang telah mencapai kemerdekaan sejati (bukan kemerdekaan yang dibayar dengan lenyapnya rasa aman, melainkan kemerdekaan yang tumbuh dari rasa aman) tidak akan dengan sukarela membiarkan kemerdekaannya itu direngut dari tangannya (Goble, 1987:76-77).. e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri Menurut Maslow yang dikutip dari Goble (1987:77), kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan di mana seseorang ingin menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya. Kebutuhan ini membuat seseorang merasa bahwa dirinya harus berkembang sepenuh kemampuannya. Terdapat hasrat pada diri seseorang untuk semakin menjadi apa saja.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. dengan sepenuh kemampuannya sendiri. Kebutuhan ini biasanya muncul sesudah kebutuhan akan cinta dan kasih sayang serta kebutuhan akan penghargaan terpenuhi secara memadai.. 1.6.2.2 Konflik Batin Menurut Sunendar, konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan; ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama. Pertentangan tersebut dapat berupa dua kekuatan yang beradu, pertentangan dalam diri satu tokoh, maupun pertentangan antara dua tokoh (2018:864). Sunendar (2018:864) juga kemudian mendefinsikan bahwa konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga memengaruhi tingkah laku. Konflik batin atau pertentangan batin menurut Daradjat (1986:26) terjadi jika seseorang mengalami dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Seseorang akan mengalami konflik batin yang berat jika konflik tersebut tidak menemui jalan keluar. Hal itu akan mengakibatkan terjadinya gangguan jiwa bahkan penyakit jiwa. Menurut Maslow yang dikutip dari Minderop (2010:48), konflik batin terjadi pada mulanya disebabkan karena manusia berusaha untuk memenuhi potensi dan bakatnya yang kerap kali terhambat oleh masyarakat yang menghambatnya. Kondisi.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. ini membuat seseorang menyangkal keberadaan dirinya untuk mencapai real self atau dirinya yang sesungguhnya. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan seseorang mengalami problem kejiwaan atau konflik batin. Mereka memerlukan suatu terapi agar dapat mengekspresikan dirinya secara bebas dan berupaya melepaskan perasaan dan pikiran yang disembunyikan dan dihindarinya. Menurut Kurt Lewis (dalam Walgito, 2010:261), konflik batin dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu: a. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) Adalah jenis konflik yang timbul apabila seseorang menghadapi dua motif atau lebih yang sama-sama bernilai positif bagi seseorang yang bersangkutan. Seseorang tersebut harus memilih salah satu di antara motif-motif yang ada. Misalnya saja ada seorang anak perempuan yang ditawari kedua jenis makanan yang disukai anak tersebut oleh ibunya. Makanan pertama yang ditawarkan adalah es krim, sementara makanan lain ialah permen lolipop. Anak tersebut diminta untuk memilih satu saja jenis makanan yang akan dimakan. Pernyataan di atas adalah contoh konflik mendekat-mendekat, di mana anak tersebut menghadapi dua macam motif yang sama-sama bernilai positif bagi dirinya. Ia diminta untuk memilih es krim atau permen lolipop yang sama-sama menjadi makanan kesukaannya..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. b. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) Adalah jenis konflik yang timbul apabila seseorang menghadapi dua motif atau lebih yang sama-sama bernilai negatif bagi seseorang yang bersangkutan. Seseorang tersebut juga tidak boleh menolak keduanya, dan harus memilih salah satu di antara motif-motif yang ada. Misalnya saja ada seorang remaja yang dijadwalkan pergi ke tempat kursus belajar. Karena saat itu ia terserang oleh rasa malas, anak tersebut bimbang oleh dua pilihan. Pilihan pertama adalah tetap pergi ke tempat kursus dan bertahan melewati jam-jam yang membosankan dalam pelajaran, atau tetap bertahan di rumah dan tidak pergi ke mana-mana dengan resiko dimarahi oleh kedua orang tuanya. Pernyataan di atas adalah contoh konflik menjauh-menjauh, di mana remaja tersebut menghadapi dua macam motif yang sama-sama bernilai negatif bagi dirinya. Ia harus memilih di antara pilihan untuk tetap pergi ke tempat kursus yang membosankan, atau tetap diam di rumah dengan resiko dimarahi oleh kedua orang tuanya.. c. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict) Adalah jenis konflik yang timbul apabila seseorang menghadapi motif yang mengandung nilai positif, namun juga mengandung nilai negatif. Motif ini dapat menimbulkan konflik pada seseorang yang bersangkutan. Misalnya saja, ada seorang pria bersepeda motor yang tiba-tiba diguyur hujan. Ia bimbang antara dua pilihan. Pilihan pertama adalah berhenti sebentar di sebuah teras toko untuk.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. berteduh, atau tetap melanjutkan perjalanan karena sudah kepalang basah. Pernyataan di atas adalah contoh konflik mendekat-menjauh, di mana pria tersebut menghadapi dua macam motif yang bernilai positif dan negatif. Pilihan untuk berteduh sebentar adalah pilihan yang bernilai positif bagi dirinya, sementara pilihan untuk tetap melanjutkan perjalanan karena sudah kepalang basah adalah pilihan yang bernilai negatif.. 1.7 Metodologi Penelitian Terdapat empat tahap metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu (a) pendekatan, (b) metode dan teknik pengumpulan data, (c) metode dan teknik analisis data, dan (d) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Berikut penjelasannya.. 1.7.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dan psikologis. Ratna (2004:73) mendefinisikan pendekatan objektif sebagai pendekatan yang dilakukan dengan bertumpu di atas karya sastra itu sendiri. Pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur, yang dikenal dengan analisis intrinsik. Pemahaman pada pendekatan ini dipusatkan analisisnya terhadap unsur-unsur dalam dengan mempertimbangkan keterjalinan antar unsur di satu pihak, dan unsur-unsur dengan totalitas di pihak yang lain..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Pendekatan objektif digunakan peneliti untuk mendeskripsikan penokohan dan latar yang terjalin sehingga membentuk konflik batin pada tokoh Ava di dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Unsur-unsur intrinsik ini akan menjelaskan tentang apa yang terjadi pada tokoh Ava sehingga ia bisa memiliki pertentangan batin. Peneliti akan menjabarkan penokohan tokoh Ava maupun orang-orang di sekitarnya, serta latar-latar yang terbentuk di sekitar tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada. Sedangkan pendekatan psikologis menurut Ratna (2004:62-63), merupakan suatu pendekatan yang berfungsi untuk mengkaji suatu karya sastra dengan berdasarkan pada segi psikologi. Kondisi batin tokoh-tokoh yang terdapat pada karya sastra tergambar dari tingkah lakunya. Kondisi batin tersebut maupun faktor-faktor yang mempengaruhi konflik-konflik pada kejiwaannya dapat dikaji melalui psikologi. Pendekatan psikologis digunakan peneliti untuk mendeskripsikan konflikkonflik batin yang terjadi pada tokoh Ava di dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Melalui pendekatan psikologis, peneliti menganalisis kebutuhan-kebutuhan dasar yang tak terpenuhi pada tokoh Ava sehingga menimbulkan terjadinya konflik batin. Konflik batin yang terjadi pada diri Ava sebagian besar disebabkan oleh kekerasan fisik maupun verbal dari sosok ayahnya. Hal itu menyebabkan Ava melarikan diri bersama Pepper guna menghindari ayahnya yang dianggap jahat seperti setan..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan penelitian studi pustaka (library research). Data-data yang didapatkan berasal dari buku dan artikel untuk mendukung permasalahan yang dibahas. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik catat selama proses penelitian berlangsung. Teknik catat adalah pencatatan yang dilakukan pada kartu data yang telah disediakan atau akan disediakan. Teknik ini diterapkan langsung menggunakan alat tulis tertentu (Sudaryanto dalam Muhammad, 2014:214). Melalui teknik catat, peneliti mendata seluruh data konkret yang ditemukan dalam novel Di Tanah Lada dan buku-buku acuan lain yang berkaitan terhadap penelitian ini.. 1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Menurut Ratna (2004:48), metode analisis isi adalah metode yang menganalisis isi karya sastra, seperti pesan-pesan yang sesuai dengan hakikat sastra. Dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan.. 1.7.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif (Moleong, 2006:6).

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. merupakan metode untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll yang kemudian dideskripsikan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.. 1.8 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Berikut perinciannya. Novel. : Di Tanah Lada. Pengarang. : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Tahun Terbit. : Agustus 2015. Penerbit. : PT Gramedia Pustaka Utama. Jumlah Halaman : 244 halaman Cetakan. : Pertama. 1.9 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam penelitian yang berjudul “Konflik Batin Dalam Novel Di Tanah Lada Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Pendekatan Psikologi Sastra” ini terbagi menjadi empat bab. Berikut penjabarannya. Bab pertama berisikan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah dalam penelitian, rumusan masalah yang berupa pertanyaan yang akan dibahas dalam.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. bagian pembahasan, tujuan penelitian yang hendak dicapai, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka yang berisi penelitian terdahulu berkaitan dengan objek penelitian yang sama, landasan teori, metodologi penelitian, sumber data, dan sistematika penyajian. Bab kedua berisi analisis penokohan dan latar yang terjalin dalam membentuk konflik batin pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Bab ketiga berisi analisis penyebab konflik batin karena ketidakterpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar manusia serta konflik batin itu sendiri yang terjadi pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z. Bab keempat atau terakhir berisi kesimpulan dan saran penelitian yang sekaligus menjadi penutup penelitian ini..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TOKOH DAN PENOKOHAN SERTA LATAR DALAM NOVEL DI TANAH LADA KARYA ZIGGY Z. 2.1 Pengantar Pada bab ini, peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik berupa tokoh penokohan dan latar yang memiliki keterkaitan langsung dalam membentuk konflik batin pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada. Terkait dengan landasan teori yang sudah dijelaskan pada bab pertama, permasalahan dalam penelitian ini akan berfokus pada dua sudut, yaitu sudut sastra dan juga sudut psikologi. Untuk sudut sastra, penelitian berfokus pada penokohan dan latar yang terjalin dalam membentuk konflik batin pada tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada. Sedangkan untuk sudut psikologi, penelitian berfokus pada teori kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow yang menjadi dasar untuk menganalisis konflik batin. Ziggy Z dalam novelnya yang berjudul Di Tanah Lada menggambarkan tokoh Ava dengan berbagai macam pertentangan batin. Konflik batin yang dialaminya sebagian besar disebabkan oleh kondisi keluarganya yang broken home. Kondisi broken home dalam keluarganya terjadi karena tindak kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya kepada tokoh Ava dan ibunya. Karena banyaknya kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya, ada suatu gagasan yang dipercayai oleh Ava (terbentuk oleh pola pikiran khas anak kecil berumur 6 tahun) bahwa seluruh ayah di. 32.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dunia ini memiliki sifat yang jahat. Salah satu pertentangan batin yang dialaminya adalah sebenci apapun Ava terhadap ayahnya yang seperti iblis, bagaimana pun sosok “iblis” tersebut adalah ayahnya sendiri. Untuk menjawab berbagai macam permasalahan di atas, peneliti pada bab ini akan menganalisis sikap ataupun penokohan yang digambarkan oleh pengarang, yang dilanjutkan dengan analisis penggambaran latar yang mendukung penokohan tersebut. Analisis pertama-tama akan dimulai dengan analisis penokohan, analisis latar, dan analisis konflik batin yang dialami tokoh dan penokohan Ava dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z.. 2.2 Tokoh dan Penokohan Tokoh Utama Jones menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1995:165). Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiyantoro, 1995:166). Penokohan dibagi ke dalam dua jenis, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis atau biasa disebut sebagai tokoh utama atau sentral adalah jenis tokoh yang mendukung jalannya cerita, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang berpotensi memicu konflik dengan tokoh protagonis (Waluyo, 1994:168)..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Tokoh Ava dalam novel Di Tanah Lada memegang peranan sebagai tokoh yang paling banyak diceritakan oleh pengarang. Oleh karena itu, tokoh protagonis atau tokoh sentral dalam novel ini adalah tokoh Ava. Sebagai tokoh sentral, tokoh Ava bertindak sebagai pelaku kejadian di sepanjang alur cerita dan juga mengalami berbagai konflik. Berikut adalah beberapa kutipan yang mendukung tokoh Ava sebagai tokoh sentral dalam novel Di Tanah Lada. Pada bagian awal cerita, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh Ava. Secara eksplisit dapat disimpulkan bahwa tokoh sentral dalam novel Di Tanah Lada adalah tokoh Ava. Di sisi lain, kutipan ini menunjukkan betapa sukanya Ava terhadap kehidupan di sekolah. Salah satu dari alasan sukanya tersebut adalah ketiadaan sang ayah di sekolah. Berikut kutipannya. (1) Hari ini, aku bangun pagi-pagi sekali. Biasanya, aku bangun pagi karena harus pergi ke sekolah. Tapi hari ini aku bangun pagi meskipun aku tidak harus sekolah. Karena, aku suka sekolah. Kata Bu Guru, aku anak baik. Dan kata Bu Guru, aku anak pintar. Aku punya banyak teman di sekolah. Dan, di sekolah, tidak ada Papa. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:9) Pertentangan batin pada tokoh Ava juga mula-mula diperkenalkan oleh pengarang pada awal cerita. Pengarang menggambarkan bagaimana penggambaran sosok ayah dalam imajinasi Ava. Perlu dilihat bahwa imajinasinya tentang sosok ayahnya sangat menyeramkan sehingga hal itu menjadi sebuah konflik batin tersendiri bagi Ava. Berikut kutipannya. (2) Nama hantunya Papa..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bilang Papa mirip hantu. Tapi kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bicara bohong. Jadi, kurasa lebih baik aku jujur. Menurutku, Papa mirip hantu. Papa mirip hantu karena aku takut hantu, dan aku tahu Mama takut hantu. Dan aku takut Papa. Dan aku tahu kalau Mama juga takut Papa. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:2) Pada bagian tengah cerita, peneliti melihat bahwa tokoh Ava semakin ditonjolkan keberadaannya sebagai pusat pelaku kejadian yang membuktikan bahwa tokoh Ava memanglah tokoh yang berperan sebagai tokoh sentral. Keberadaan tokoh Ava sebagai tokoh sentral dibuktikan dari kutipan berikut yang menceritakan Ava yang sudah cukup mengenal P atau Pepper. Ava melakukan percakapan di telepon bersama Pepper yang sudah ia miliki nomornya. Berikut kutipannya. (3) Kubuka mataku dan membaca layar ponsel. Cuma ada dua nama yang kusimpan dalam ponselku: Mama, dan P Si Anak Pengamen. Aku dihubungi P Si Anak Pengamen. “Halo,” sapaku, lewat telepon. “Halo,” balasnya. “Kamu di mana?” “Tidak tahu,” kataku pelan. Aku mengusap mata. “Di atas tempat tidur. Hei, kamu benar. Aku dapat kasur baru hari ini.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:76) (4) Kukeluarkan ponsel dari sakuku. Kuputuskan untuk menghubungi P Si Anak Pengamen. Aku kan selalu bersama dia kalau aku ditinggal Mama-Papa di rusun. Jadi, karena sekarang aku sedang sendirian lagi, lebih baik aku hubungi dia. “Halo,” sapa P Si Anak Pengamen di ponselku. “Halo,” aku menyapa balik. “Ini Ava.” “Ini P.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:85).

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Pada akhir cerita, Ava sebagai tokoh sentral pelaku kejadian semakin diperkuat dari kutipan berikut. Di mana Ava dan Pepper sudah berenang-renang di laut dan terbawa oleh arus. Berikut kutipannya. (5) Badanku terbawa arus, terapung ke atas. Tapi aku tidak mau ke atas. Kupandang P di sampingku. Dia juga memandangiku. Kami sama-sama tidak mau ke atas. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:237) Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Ava merupakan tokoh utama dalam novel Di Tanah Lada karya Ziggy Z ini. Sebagai seorang tokoh utama, Ava mengambil banyak peranan sebagai pelaku kejadian dalam cerita maupun peran yang dikenai banyak kejadian. Tokoh Ava mengalami berbagai konflik batin dari awal hingga akhir cerita. Selain itu, teknik pelukisan tokoh Ava oleh pengarang dibagi ke dalam dua teknik, yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik. Teknik ekspositori adalah teknik pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung (Nurgiyantoro, 1995:195). Sedangkan teknik dramatik adalah teknik penggambaran tokoh secara tidak langsung mengenai sifat dan sikap para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya (Nurgiyantoro, 1995:198). Terkadang, pengarang mendeskripsikan tokoh Ava secara langsung dengan teknik ekspositori, namun terkadang juga menggunakan teknik dramatik. Oleh karena itu, peneliti akan mendeskripsikan kedirian tokoh utama yang dibagi ke dalam kedua teknik tersebut..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Sebagai seorang anak kecil, Ava digambarkan kediriannya sebagai anak yang sering berpikiran meracau. Kegiatan meracau tersebut biasanya disebabkan karena banyaknya ide-ide atau gagasan yang bermunculan di kepalanya. Hal ini dapat dibuktikan pada halaman 1-2. Di mana pertama-tama, Ava membicarakan cuaca di dunia, suhu di rumahnya, boneka penguin yang dimilikinya selama 6 tahun, serta wujud hantu berbadan besar yang disebutnya sebagai Papa. Pengarang juga menggunakan teknik ekspositori untuk menggambarkan penokohan tersebut dalam kutipan berikut. (6) Aku harus bertanya berkali-kali pada Mama kenapa dia menyiksa tanamantanaman tertentu dengan cairan yang baunya seperti tahi kerbau. Aku tahu bau tahi kerbau karena Mama pernah membawaku ke tempat Nenek Isma, dan Nenek Isma tinggal di dekat kandang kerbau. Kerbau dalam kandang kerbau itu milik Nenek Isma. Nenek Isma punya kerbau. Aku meracau lagi. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:4) Pengarang juga menggambarkan tokoh Ava sebagai seorang anak yang sangat suka berbahasa Indonesia. Bentuk cintanya pada Bahasa Indonesia dibuktikan dari perbuatannya yang selalu membawa kamusnya kemana pun ia pergi di dalam tas ranselnya. Ava akan membolak-balikkan setiap lembaran dalam kamus jika ada kosakata yang tidak dimengerti. Selain mencintai Bahasa Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa Ava adalah anak yang teliti. Ia tidak ingin keliru dalam menafsirkan sebuah kata. Sehingga setiap ada kata yang tak dimengerti, ia akan langsung mencari definisinya di dalam kamus. Hal ini dibuktikan pada kutipan dengan teknik ekspositori dan dramatik berikut. (Pada kutipan no 8, definisi dalam.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. kamus yang ditulis dengan font Courier New tetap dipertahankan seperti yang tertulis dalam novel). (7) Aku diam saja. Aku memang membawa kamus di dalam tasku. Makanya tasku berat. Tapi, kamus itu selalu ada bersamaku. Itu hadiah dari kakek Kia. Katanya, karena aku anak baik yang bertutur kata manis, dia mau aku belajar bahasa dengan baik. Kakek Kia suka mengajariku bahasa yang baik. Aku jadi suka belajar bahasa. Makanya, aku selalu membawa kamus dan selalu mencari kata di dalam kamus. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:44) (8) Aku tidak mengerti kenapa Papa bilang Mama berbuat tolol. Aku mencari dua kata itu di buku kamus punya Mama dan menemukan ini : 1. Berbuat (kk.): mengerjakan (melakukan) sesuatu. 2. Buat (kk.): (1) kerjakan, lakukan; (2) bikin. 3. Tolol (ks.): sangat bodoh; bebal.. Lalu karena aku tidak yakin apa arti ‘bebal’, aku cari lagi, dan menemukan ini: 4. Bebal (ks.): sukar sesuatu; bodoh.. mengerti;. tidak. cepat. menanggapi. Dan supaya lebih yakin, aku mencari arti kata ini : 5. Bodoh (ks.): (1) tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb); (2) tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman).. Jadi, kurasa ‘berbuat tolol’ berarti: mengerjakan sesuatu yang sangat tidak mudah dimengerti. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:3). Dengan teknik ekspositori, pengarang juga menggambarkan tokoh Ava sebagai anak yang sangat takut menyuarakan keinginannya. Ketakutannya itu disebabkan oleh sang ayah yang selalu memarahi atau memaki Ava sesudah memberi tahu apa pun keinginannya. Berikut kutipannya. (9) Aku, sebenarnya, mau makan sate. Tapi itu tidak ditawarkan. Jadi, aku tidak berani bilang. Soalnya, kalau aku bilang aku mau sesuatu ke Papa, Papa akan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. mulai marah-marah dan bilang kalau ‘si cecodot culun itu harus diajari supaya berhenti kurang ajar’. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:159) Karena apapun yang dilakukan Ava selalu salah di mata sang ayah, ia pun menjadi anak yang sangat tidak menyukai ayahnya sendiri. Dengan teknik ekspositori, pengarang menggambarkan penokohan tersebut pada halaman 6. Keluarga Ava yang baru saja menerima warisan dari Kakek Kia. Hal itu membuat Ava berpikir betapa menyenangkannya setelah mempunyai banyak uang. Uang tersebut bisa ia pakai untuk bersenang-senang, seperti membeli banyak permen dan es krim. Ia juga akan senang untuk memiliki banyak ibu meskipun tidak akan senang sama sekali jika memiliki banyak ayah. Dari teknik ekspositori yang telah digunakan pengarang, peneliti dapat menyimpulkan beberapa sifat atau pun penokohan yang dimiliki oleh tokoh Ava pada novel Di Tanah Lada. Ava adalah anak kecil yang sangat suka berpikiran meracau. Segala ide-ide atau gagasan yang menarik banyak bermunculan di dalam kepalanya. Ava juga digambarkan sebagai anak kecil yang sangat suka berbahasa Indonesia. Bentuk rasa sukanya itu ditunjukkan dari buku kamus yang selalu dibawanya kemana-mana. Ava juga adalah seorang anak yang sangat takut menyuarakan keinginannya. Ketakutannya sebagian besar disebabkan oleh sang ayah yang selalu memarahinya setiap kali Ava meminta sesuatu. Terakhir, Ava pun menjadi seorang anak yang sangat tidak menyukai ayahnya. Ketidaksukaannya pada sang ayah terjadi karena tindakan atau keberadaan Ava selalu salah di mata ayahnya..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Selain teknik ekspositori, peneliti menemukan bahwa pengarang juga menggunakan teknik dramatik untuk menggambarkan kedirian tokoh Ava. Teknik dramatik yang digunakan Ziggy Z mencakup teknik pikiran dan perasaan, teknik tingkah laku, dan teknik cakapan. Menurut Nurgiyantoro (1995:198), teknik tingkah laku adalah tindakan nonverbal atau fisik yang dapat dipandang sebagai cerminan kediriannya. Sedangkan teknik cakapan adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Ziggy Z melukiskan tokoh Ava sebagai anak yang masih berumur enam tahun. Penggambaran ini oleh penulis dibuat dengan teknik dramatik berupa teknik cakapan. Berikut kutipannya. (Pada kutipan no 10, kutipan langsung yang ditulis dengan huruf kapital tetap dipertahankan seperti yang tertulis dalam novel). (10) Mama langsung melompat berdiri dan balik berteriak, “MASIH INGAT KAU PUNYA ANAK!? MASIH INGAT?!” Papa balik berteriak lagi, “MASIH INGAT! KARENA KERJAAN DIA CUMA MALAS-MALASAN MENGHABISKAN UANGKU! COBA KAU DIDIK DIA UNTUK BEKERJA! BUKAN UNTUK JADI PEMALAS SEPERTIMU!” “KAU MAU MENYURUH ANAK KITA BEKERJA!? DIA ENAM TAHUN!” (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2015:16) Selayaknya anak berumur enam tahun, kedirian Ava digambarkan sebagai anak yang penuh rasa ingin tahu. Apa pun yang tidak dimengerti, akan langsung ditanyakan pada orang dewasa atau siapa pun yang berada di sekitarnya. Penggambaran ini juga dibuat dengan teknik dramatik berupa teknik cakapan. Berikut kutipannya. (11) “Halo,” sapanya sambil menepuk-nepuk kepalaku. “Ava ya?”.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan latar sosiohistoris Nunu Gie, struktur yang membangun novel Lemon Tea Candy karya Nunu Gie, konflik batin dan kepribadian tokoh utama

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Sang Maharani karya Agnes Jessica, dan (2) mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel

Berdasarkan analisis psikologi sastra, konflik batin tokoh utama dalam novel Pusparatri karya Nurul Ibad meliputi: (1) konflik mendekat-menjauh, yaitu konflik batin

Berdasarkan analisis psikologi sastra, konflik batin tokoh utama dalam novel Pusparatri karya Nurul Ibad meliputi: (1) konflik mendekat-menjauh, yaitu konflik batin

Bagaimanakah upaya tokoh utama mempertahankan imannya dalam menghadapi godaan gadis-gadis Rusia dalam novel BC. 1.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.1.1

konflik batin yang dialami tokoh utama di dalam drama Mars karya Cai Yuexun.. 1.5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk konflik psikologis yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Lutte karya Gitlicious yaitu berupa kecemasan, kebimbangan,

Wujud-wujud konflik eksternal yang dialami oleh Mariah dengan tokoh lain seperti Ibu Azhar, Azhar, Siah, Wirja, Hakim, dan Jaksa yang terdapat dalam novel Terusir