• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PIKIR DAN RUANG LINGKUP

2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PKL

2.3.5 Sasaran

Guna mencapai sasaran memfungsikan kembali secara optimal sarana-sarana perkotaan tanpa mengurangi fungsi kaki lima sebagai usaha informal, maka perlu dilaksanakan rencana

strategi pengembangan PKL seperti diuraikan sebelumnya.

Pada dasarnya pendekatan penyelesaian permasalahan PKL dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu (1) penyelesaian masalah lokasi PKL, dan (2) penyelesaian masalah PKL itu sendiri. Sasaran akhir yang penting yaitu PKL diharapkan akan menjadi pengusaha formal.

Prinsip dasar yang dikembangkan yaitu : (1) Pengaturan tempat usaha yang tetap; (2) Mengalihkan ke pada profesi usaha yang lebih baik; (3) Berkurangnya PKL tersebut secara alamiah sesuai dengan terjadinya perkembangan kota; (4) Berfungsinya kembali sarana dan prasarana sebagai yang telah tercantum dalam rencana tata kota dan perkembangan kota itu sendiri.

Sasaran yang dimaksud di sini adalah merupakan sasaran yang dalam pelaksanaannya bertujuan menciptakan lokasi yang sesuai dayadukung lingkungan dan dengan pembatasan-pembatasan waktu tertentu bagi usaha yang mungkin akan kena gusur karena adanya perluasan kota seperti pembangunan jalan dan sebagainya. Keadaan tersebut akan tergambar dari proses yang terjadi, yaitu :

1. Pada awalnya jumlah PKL membengkak/bertambah jumlahnya dan kemudian dengan adanya sensus dan inventarisasi yang dilanjutkan dengan mengalihkannya menjadi pengusaha non kaki lima berangsur-angsur akan mengecil.

2. Berdasarkan hasil inventarisasi seluruh lokasi PKL yang resmi dan tidak resmi dan dari hasil analisis dampak lingkungan terhadap kegiatan PKL

diprogramkan dan dilakukan pemindahan lokasi yang sudah tidak sesuai dengan dayadukung lingkungan;

3. Program penyebaran tersebut sejauh mungkin disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan dayadukung lingkungan lokasi tersebut atau pada tempat-tempat yang mampu menampung kegiatan-kegiatan PKL.

4. Bagi para PKL yang tidak lagi berusaha yang kebetulan tidak cocok dengan bakatnya, akan dibantu untuk mengalihkan profesinya ketempat yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. 5. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu: apabila bidang profesi yang

baru digelutinya tidak menguntungkan bagi dirinya, maka kemungkinan besar pengalihan profesinya kembali sebagai PKL akan timbul. Faktor kelayakan usaha yang sesuai dengan profesinya tersebut harus memenuhi secara teknis dan komersial atau ekonomis dan dapat atau cukup untuk memenuhi kebutuhannya yang layak.

6. Bagi para pedagang yang benar-benar tetap berusaha sebagai PKL akan senantiasa diberikan pembinaan agar dapat mandiri, tertib dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pada pengusaha-pengusaha tersebut.

7. Pembelian dan penyewaan lahan untuk pengendalian sementara kegiatan kaki lima :

Bilamana lahan tersebut lokasinya sesuai untuk pasar, maka

lokasinya dapat dikembangkan untuk dijadikan pasar resmi, yang selanjutnya dikelola secara resmi oleh Koperasi PKL.

Apabila lahan tersebut lokasinya tidak sesuai untuk pasar, maka

lokasi lahan tersebut tidak dikembangkan menjadi pasar resmi akan tetapi dipergunakan sebagai penampungan sementara. Jika sampai waktunya lahan tersebut dipakai atau digunakan sesuai untuk peruntukannya, maka para PKL dialihkan kepada lokasi lain atau menyalurkannya ke jalur-jalur penyaluran yang telah ditentukan sebelumnya.

!"#$"%&'()*+&,*%-*'."%-"%&,*)"-"%-&!"!$&+$'" 45!

Menyewa lahan kepada pemilik lahan untuk dijadikan tempat

usaha untuk jangka waktu tertentu selama lahan tersebut belum digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Memberikan kesempatan kepada Koperasi PKL untuk

melakukan pengelolaan PKL.

Untuk mengimbangi PKL yang berada pada lokasi yang kurang strategis, adalah dengan memberikan kesempatan kepada pengusaha t ers ebut u ntuk m engi si l okas i P K L yang diselenggarakan secara musiman mingguan, bulanan di tingkat wilayah kota yang lokasinya ditentukan secara tetap.

Peranan koperasi atau asosiasi PKL dalam pembinaan sangat menentukan terutama dalam penyampaian informasi pembinaan kepada mereka secara cepat dan dengan komunikasi yang dapat mereka terima, hal ini disebabkan karena :

Mobilitas yang tinggi dari PKL yang tercermin dengan sifatnya

yang menghadang konsumen;

Pertumbuhan yang tinggi yang disebabkan sulitnya mengestimasi

pertambahan jumlah PKL, mengingat sangat dipengaruhi oleh situasi sosial, politik dan ekonomi;

Pendidikan yang rendah, yang tercermin dari cara mereka melayani

konsumen dan pemilihan peralatan yang mereka gunakan, serta kecenderungan mereka memakai tempat yang menggunakan ruangan yang luas dan tidak bersifat vertikal.

Kebijakan pada pendekatan lokasi, pihak pembina menyusun konsep perbaikan yang untuk dimungkinkan dapat membeli lahan atau menyewa lahan sebagai tempat lokasi PKL yang sudah ditentukan dayadukungnya, serta sesuai dengan tata ruang perkotaan di masa mendatang.

Faktor lain yaitu lokasi yang dilakukan untuk berdagang tersebut: harus layak untuk berusaha/berdagang bagi PKL. Penyewaan atau pembelian lahan dapat dilakukan dengan

memberikan cicilan harian, cicilan mingguan dan sebagainya dengan bunga yang lunak. Peraturan untuk penataan ini dapat dilakukan dan sebagai jaminannya untuk modal investasi yang telah diberikan yaitu: berupa lahan dan kios tersebut. Pemilik yang diserahi yang merupakan pemilik sah tidak boleh memindah-tangankan secara tidak sah. Apabila ada pengalihan hak milik, harus seizin dari dinas koperasi dan UKM dan pemilik baru harus bertanggung jawab terhadap kondisi usaha kaki lima, pencicilan dan sebagainya. Pengalihan penguasaan terhadap pemilikan usaha tersebut haruslah ke tangan PKL yang pribumi, hal ini bertitik tolak dari kebanyakannya mereka dalam kondisi lemah yang perlu dikembangkan. Pemilik yang lama tidak diperkenankan untuk berusaha pada lokasi yang tidak resmi dan petugas pemda yang bertanggung jawab terhadap hal ini harus selalu memonitor kegiatan yang sewaktu-waktu akan muncul di tempat tersebut.

Kebijakan lain yang perlu diberikan yaitu bahwa penyebaran lokasi yang sangat padat/sempit ke daerah yang agak jarang PKL. Alternatif lain dapat dilakukan lokasi ke arah yang yang vertikal dengan sistem pasar/usaha yang bertingkat. Penempatan lokasi yang akan ditetapkan harus diperhitungkan dengan perluasan jalan, perluasan kota dan kebijakan yang mungkin segera dilakukan pada rencana kota yang belum dilakukan.