• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Siklus I

Berdasarkan kesepakatan dengan guru mitra, pelaksanaan penelitian

siklus I dimulai pada tanggal 10 februari 2014. Penelitian siklus I

dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Tiap siklus terdiri dari perencanaan,

tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa

kelas V B SD Kanisius Ganjuran Bantul Yogyakarta dengan jumlah 22

siswa. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian untuk siklus I.

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Siklus I

No Hari, tanggal Pertemuan

1 Senin, 10 Februari 2014 1 2 Rabu, 12 Februari 2014 2 3 Rabu, 19 Februari 2014 3

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa siklus I diadakan selama tiga kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin 10 Februari 2014

dilanjutkan pertemuan kedua hari Rabu 12 Februari 2014 dan pertemuan

ketiga hari Rabu 19 Februari 2014.

a. Perencanaan

Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa tes

kemampuan memahami, observasi, kuesioner, dan wawancara pada

tahap perencanaan. Selain instrumen penelitian, peneliti juga

media pembelajaran. Instrumen pembelajaran tersebut terlebih

dahulu dikonsultasikan dengan guru mitra agar dalam pelaksanaan

tindakan, guru lebih memahami tata cara dan tujuan pembelajaran

yang dilaksanakan.

Selain itu peneliti bersama guru mitra juga membagi siswa

kedalam lima kelompok berdasarkan nilai akademik matematika

yang dicapai siswa pada materi sebelumnya. Peneliti bersama guru

mitra juga melakukan diskusi menentukan kkm untuk tiap indikator

kemampuan memahami yang harus dicapai siswa. Berikut adalah

kkm untuk masing-masing indikator kamampuan memahami.

Tabel a.1 Skor Tuntas Tes Kemampuan Memahami Siklus I No

Indikator Skor

maksimal

Skor Tuntas

1 Memberikan contoh dari suatu konsep

4 3

2 Menyatakan ulang sebuah konsep

4 3

3 Mengubah suatu bentuk ke bentuk lain

10 7

4 Melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk

6 4

Tabel a.1 menunjukkan skor tuntas yang harus dicapai oleh

siswa dalam tes kemampuan memahami siklus I untuk mendapatkan

predikat tuntas dari masing-masing indikator. Skor tuntas untuk

Indikator (1) memberikan contoh dari suatu konsep ditetapkan 3 skor

dari skor maksimal 4. Skor tuntas untuk indikator (2) menyatakan

ulang sebuah konsep ditetapkan 3 skor dari skor maksimal 4. Skor

ditetapkan 7 skor dari skor maksimal 10. Sedangkan skor tuntas

untuk indikator (4) melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk

ditetapkan 4 skor dari skor maksimal 6.

b. Tindakan dan Pengamatan 1) Tindakan

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 10

Februari 2014 di kelas V B SD Kanisius Ganjuran. Pada pertemuan ini

siswa diajak lebih memahami pecahan biasa dan campuran melalui

serangkaian kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa yang mengikuti

pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 22 siswa.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35

menit).

Sebelum guru mitra memberikan apersepsi guru membacakan daftar

kelompok siswa yang sudah ditentukan bersama peneliti sebelumnya

kemudian meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok

masing-masing. Siswa terlihat sangat ramai ketika berpindah tempat duduk

bersama teman sekelompoknya. Beberapa siswa berebut tempat duduk

dan ada juga yang menolak untuk dikelompokkan dengan temannya serta

meminta agar diganti satu kelompok dengan teman yang dekat. Tetapi

guru tetap membagi siswa dalam kelompok yang sudah disepakati

dengan peneliti.

Setelah siswa duduk berdasarkan kelompok masing-masing guru

dalam kehidupan sehari-hari. Guru menceritakan sebuah cerita berjudul

“Roti Cokelat Milik Salsa”. Cerita tersebut menceritakan seorang anak

bernama Salsa yang memiliki sebuah roti cokelat. Sebagian dari roti

cokelat tersebut habis dimakan adik Salsa, kemudian setengah bagian

dari sisa roti tersebut habis dimakan Salsa. Kemudian guru bertanya

berapa bagian roti yang habis dimakan Salsa dan adik Salsa serta berapa

bagian sisa roti yang belum dimakan Salsa dan adik Salsa. Sebagian

siswa yang mencoba menjawab pertanyaan tersebut mengatakan jika roti

tersebut habis dimakan Salsa dan adiknya serta tidak ada sisa dari roti

tersebut karena sudah habis dimakan semua. Ada juga siswa yang

menjawab setengah bagian dikurangi setengah bagian berarti habis.

Setelah seluruh pendapat siswa disampaikan guru membagikan roti

cokelat yang sesungguhnya kepada setiap kelompok. Kemudian guru

mengulang kembali cerita yang sebelumnya sudah dibacakan sekaligus

meminta siswa ikut memotong roti yang dimiliki masing-masing

kelompok bersamaan dengan cerita yang diceritakan ulang. Setelah

melakukan kegiatan memotong roti akhirnya muncul jawaban dari siswa

seperti, “roti yang tersisa masih setengahnya setengah bagian” dan “roti

yang habis dimakan setengah dan seperempat bagian kemudian sisanya

seperempat bagian”. Kemudian guru meminta siswa yang menyebutkan sisa seperempat bagian tersebut untuk maju dan menjelaskan

pendapatnya di depan kelas mengunakan roti cokelat baru yang belum

berpendapat di depan kelas, jadi guru harus memancing siswa agar mau

berbicara di depan kelas.

Guru membagikan lilin mainan yang sudah dibentuk seperti kue

ulang tahun dan Lembar Kegiatan Siswa di kegiatan inti. Lembar

Kegiatan Siswa tersebut berisi panduan bagi siswa untuk

memotong-motong kue tart dari lilin mainan tersebut. Ketika guru berkeliling

melihat kerja setiap kelompok, guru menemukan satu kelompok yang

kurang tepat dalam memotong kue tart dari lilin mainan tersebut. Kue tart

yang seharusnya dipotong seperti memotong kue ulang tahun justru

dipotong kotak-kotak. Kemudian guru memberikan kue tart dari lilin

mainan yang baru kemudian memberikan contoh cara memotong kue

yang dimaksudkan. Setelah itu setiap kelompok maju mempresentasikan

hasil pekerjannya di depan kelas secara bergantian. Bagi kelompok yang

sedang tidak maju diminta untuk memberikan tanggapan. Tetapi dari

lima kelompok yang maju, hanya ada dua kelmpok yang memberikan

tanggapan. tanggapan yang diberikan kedua kelompok berupa

pertanyaan.

Setelah semua kelompok maju, guru memimbing siswa untuk

menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini. Guru memancing

siswa untuk menyimpulkan isi pembelajaran hari ini melalui pertanyaan.

Guru bertanya bagaimana cara menjumlahkan atau mengurangkan

pecahan yang memiliki penyebut yang berbeda. Dari 22 siswa pada hari

itu, 30% dapat mengatakan jika cara menjumlahkan atau mengurangi

penyebutnya terlebih dahulu. Diakhir pembelajaran siswa diminta

mengerjakan soal evaluasi secara individu. Soal evaluasi terdiri dari

empat soal cerita.

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada Hari Rabu 12 Februari

2014 dikelas yang sama dengan pertemuan pertama siklus I. pada hari ini

ada dua anak yang tidak masuk sekolah, jadi jumlah siswa pada hari ini

adalah 20 siswa. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya

masing-masing sesuai kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan pertama.

Pertemuan hari ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 X 35

menit).

Apersepsi diberikan guru mitra dengan menceritakan pengalaman

guru berbagi air minum sambil menuangkan air kedalam gelas ukur. Pada

pertemuan kedua siklus I siswa sudah terlihat lebih aktif jika

dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. 50% siswa sudah berebut

untuk membacakan angka desimal yang ditunjukkan gelas ukur dan

menjawab pertanyaan dari guru.

Guru membagikan media papan desimal untuk membantu siswa

menjawab pertanyaan di bagian apersepsi seputar air minum yang

dimiliki guru dan ada dua siswa yang mencoba menjawab pertanyaan

guru menggunakan papan desimal dan jawaban keduanya benar. Setelah

itu guru membagikan papan desimal kepada masing-masing kelompok

untuk membantu mereka mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa. Lembar

Kegiatan Siswa pada pertemuan hari ini meminta siswa untuk membuat

kehidupan sehari-hari kemudian ditukarkan dengan kelompok lain.

Setiap kelompok mengerjakan pertanyaan yang dibuat kelompok lain.

Setelah selesai mengerjakan pertanyaan dari kelompok lain, setiap

kelompok maju mempresentasikan hasil pekerjaannya masing-masing

secara bergantian. Kelompok yang tidak maju bertugas memberikan

tanggapan, tetapi pada hari ini tidak ada yang memberikan tanggapan.

Setelah kegiatan presentasi selesai, guru mitra membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran melalui pertanyaan seperti pada pertemuan

sebelumnya. Guru bertanya apa yang harus dilakukan ketika akan

menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal. Ada seorang siswa

yang menjawab dengan mengurutkan komanya

Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran secara individu di

kegiatan akhir pembelajaran. Ketika mengerjakan evaluasi ternyata

berbeda ketika mengerjakan Lembar Kegaiatan Siswa sebelumnya.

Ketika mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, siswa dapat meletakkan

angka-angka dalam pecahan desimal sesuai nilai tempatnya. Tetapi

ketika mengerjakan evaluasi siswa tidak menggunakan papan desimal,

45% siswa masih salah dalam meletakkan angka-angka yang akan

dihitung tersebut.

Pertemuan tiga siklus I seharusnya dilaksanakan tanggal 14 Februari

2014, tetapi karena ada kendala yaitu debu vulkanik Gunung Kelud

akhirnya pertemuan tiga siklus I diundur sampai hari Rabu 19 Februari

mengikuti kegiatan permbelajaran ada 22 siswa. Pertemuan ini

dilaksanakan selama dua jam pertemuan (2 X 35 menit).

Apersepsi untuk pembelajaran dimulai guru dengan bercerita

pengalaman guru ketika memperoleh potongan harga di supermarket.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa yang mau

bercerita seputar pengalamannya ketika mendapatkan potongan harga

ketika berbelanja di supermarket. Awalnya sangat sulit meminta siswa

bercerita, tetapi akhirnya ada salah satu siswa yang mau menceritakan

pengalamannya ketika memperoleh potongan harga baju di matahari

mall. Ketika siswa tersebut selesai bercerita, guru bertanya potongan

harga yang diberikan supermarket atau swalayan dituliskan seperti apa.

Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk maju menuliskan contoh

potongan harga yang sering dijumpai di beberapa swalayan. Kemudian

guru bertanya bagaimana membaca pecahan itu dan tulisan tersebut

menunjukkan pecahan apa. Guru juga bertanya siapa yang belum pernah

bertemu pecahan ini, ternyata ada seorang anak yang tunjuk jari dan

berkata kalau ia tidak tahu ada potongan harga dan tulisan seperti itu

karena ia belum pernah ke swalayan. Menanggapi anak itu guru mencoba

memberikan contoh lain yaitu perolehan suara ajang musik Indonesian

Idol di televisi dan anak itu terlihat lebih mengerti terlihat siswa tersebut

memberikan contoh lain yaitu perolehan suara saat pemilu di desanya.

Guru membagikan papan persen untuk membantu siswa

mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa pada kegiatan inti. Lembar

seputar pengalamannya bertemu dengan pecahan persen kemudian

ditukarkan dengan kelompok lain. Seperti pertemuan-pertemuan

sebelumnya, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil

pekerjannya di depan kelas dan kelompok yang tidak maju bertugas

memberikan tanggapan. Pada hari ini juga tidak ada siswa yang

memberikan tangapan karena setiap kelompok yang maju presentasi

memaparkan jawaban yang benar.

Kesimpulan pembelajaran hari ini dilakukan oleh guru untuk semua

materi mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga karena

pada hari ini siswa mengerjakan tes kemampuan memahami siklus I.

kegiatan menyimpulkan pembelajaran dibimbing oleh guru melalui

pertanyaan yang mengingatkan kembali ingatan siswa kepada pertemuan

pertama sampai ketiga. Ternyata 30% siswa terlihat bingung menjawab

pertanyaan yang diberikan guru. kemudian guru meminta siswa yang

masih ingat untuk membimbing teman-temannya dalam menyimpulkan

pembelajaran dari pertemuan pertama sampai ketiga. Setelah itu siswa

mengerjakan tes kemampuan memahami siklus I secara individu.

2) Pengamatan

Setelah palaksanaan tindakan selesai, peneliti membagikan tes

kemampuan memahami siklus I kepada siswa untuk dikerjakan secara

individu. Berikut adalah hasil dari tes kemampuan memahami

penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan siklus I untuk

Tabel 2.1 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 1 Siklus I Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 4 3 3 Tuntas B 4 3 2 Tidak tuntas C 4 3 2 Tidak tuntas D 4 3 2 Tidak tuntas E 4 3 4 Tuntas F 4 3 4 Tuntas G 4 3 4 Tuntas H 4 3 4 Tuntas I 4 3 4 Tuntas J 4 3 4 Tuntas K 4 3 4 Tuntas L 4 3 3 Tuntas M 4 3 2 Tidak tuntas N 4 3 2 Tidak tuntas O 4 3 1 Tidak tuntas P 4 3 4 Tuntas Q 4 3 4 Tuntas R 4 3 1 Tidak tuntas S 4 3 3 Tuntas T 4 3 1 Tidak tuntas U 4 3 3 Tuntas V 4 3 3 Tuntas

Jumlah Siswa Tuntas 14

Tabel 2.1 menunjukkan 14 dari 22 siswa kelas V B SD Kanisius

Ganjuran sudah mencapai skor tuntas atau kkm untuk indikator (1)

memberikan contoh dari suatu konsep dalam tes kemampuan memahami

siklus I. Berikut adalah tabel penghitungan persentase ketercapaian

indikator 1 pada tes kemampuan memahami siklus I.

Tabel 2.2 Persentase Ketercapaian Indikator 1 Tes Kemampuan Memahami Siklus I Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 1. Memberikan contoh dari suatu konsep 75% 63, 7% Target belum tercapai

Tabel 2.2 menunjukkan ketercapaian indikator (1) memberikan

contoh dari suatu konsep dalam tes kemampuan memahami siklus I

sebesar 63, 7%. Jika dibandingkan dengan target capaian sebesar 75%

maka, dinyatakan target indikator (1) memberikan contoh dari suatu

konsep pada siklus I belum tercapai. Berikut adalah hasil dari tes

kemampuan memahami siklus I untuk indikator (2) menyatakan ulang

sebuah konsep.

Tabel 2.3 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 2 Siklus I Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 4 3 3 Tuntas B 4 3 2 Tidak tuntas C 4 3 4 Tuntas D 4 3 2 Tidak tuntas E 4 3 4 Tuntas F 4 3 4 Tuntas G 4 3 4 Tuntas H 4 3 3 Tuntas I 4 3 4 Tuntas J 4 3 2 Tidak tuntas K 4 3 4 Tuntas L 4 3 4 Tuntas M 4 3 4 Tuntas N 4 3 3 Tuntas O 4 3 4 Tuntas P 4 3 4 Tuntas Q 4 3 3 Tuntas R 4 3 3 Tuntas S 4 3 3 Tuntas T 4 3 2 Tidak tuntas U 4 3 4 Tuntas V 4 3 4 Tuntas

Jumlah siswa tuntas 18

Tabel 2.3 menunjukkan 18 dari 22 siswa kelas V B SD Kanisius

menyatakan ulang sebuah konsep. Berikut adalah tabel penghitungan

persentase ketercapaian indikator 2 (menyatakan ulang sebuah konsep).

Tabel 2.4 Persentase Ketercapaian Indikator 2 Tes Kemampuan Memahami Siklus I Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 2. Menyatakan ulang sebuah konsep 70% 81,8% Target capaian sudah tercapai

Tabel 2.4 menunjukkan ketercapaian siklus I indikator (2)

menyatakan ulang sebuah konsep mencapai 81, 8%. Jika dibandingkan

dengan target capaian sebesar 70% maka, dinyatakan target indikator 2

pada siklus I sudah tercapai. Berikut adalah hasil tes kemampuan

memahami siklus I indikator (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk lain:

Tabel 2.5 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 3 Siklus I Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 10 7 5 Tidak tuntas B 10 7 4 Tidak tuntas C 10 7 6 Tidak tuntas D 10 7 8 Tuntas E 10 7 10 Tuntas F 10 7 10 Tuntas G 10 7 8 Tuntas H 10 7 9 Tuntas I 10 7 10 Tuntas J 10 7 7 Tuntas K 10 7 10 Tuntas L 10 7 6 Tidak tuntas M 10 7 6 Tidak tuntas N 10 7 5 Tidak tuntas O 10 7 6 Tidak tuntas P 10 7 10 Tuntas Q 10 7 10 Tuntas R 10 7 4 Tidak tuntas S 10 7 9 Tuntas T 10 7 4 Tidak tuntas

U 10 7 10 Tuntas V 10 7 10 Tuntas

Jumlah siswa tuntas 13

Tabel 2.5 menunjukkan 13 dari 22 siswa kelas V B SD Kanisius

Ganjuran sudah mencapai skor tuntas atau kkm untuk indikator (3)

mengubah suatu bentuk ke bentuk lain. Berikut adalah tabel penghitugan

persentase ketercapaian indikator (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk

lain.

Tabel 2.6 Persentase Ketercapaian Indikator 3 Tes Kemampuan Memahami Siklus I

Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 3. Mengubah suatu bentuk ke bentuk lain 65% 59% Target capaian belum tercapai

Tabel 2.6 menunjukkan ketercapaian indikator (3) mengubah suatu

bentuk ke bentuk lain melalui tes kemampuan memahami siklus I sebesar

59%. Jika dibandingkan dengan target capaian sebesar 65% maka,

dinyatakan target indikator (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk lain

dalam tes kemampuan memahami siklus I belum tercapai. Berikut adalah

hasil tes kemampuan memahami siklus I indikator (4).

Tabel 2.7 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 4 Siklus I Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 6 4 5 Tuntas B 6 4 2 Tidak tuntas C 6 4 5 Tuntas D 6 4 4 Tuntas E 6 4 6 Tuntas F 6 4 6 Tuntas G 6 4 5 Tuntas H 6 4 6 Tuntas I 6 4 6 Tuntas J 6 4 6 Tuntas K 6 4 6 Tuntas

L 6 4 6 Tuntas M 6 4 5 Tuntas N 6 4 4 Tuntas O 6 4 6 Tuntas P 6 4 6 Tuntas Q 6 4 6 Tuntas R 6 4 2 Tidak tuntas S 6 4 6 Tuntas T 6 4 2 Tidak tuntas U 6 4 6 Tuntas V 6 4 5 Tuntas

Siswa yang tuntas 19

Tabel 2.7 menunjukkan 19 dari 22 siswa kelas V B SD Kanisius

Ganjuran sudah mencapai skor tuntas atau kkm untuk indikator (4)

melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk. Berikut adalah tabel

penghitungan persentase ketercapaian indikator (4) melakukan operasi

hitung dalam berbagai bentuk.

Tabel 2.8 Persentase Ketercapaian Indikator 4 Tes Kemampuan Memahami Siklus I Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 4. Melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk 70% 86% Target capaian sudah tercapai

Tabel 2.8 menunjukkan ketercapiaan siklus I indikator (4)

melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk sebesar 86%. Jika

dibandingkan dengan target capaian sebesar 65%, maka dinyatakan target

indikator 4 tes kemampuan memahami siklus I sudah tercapai

Peneliti tidak hanya melakukan pengamatan untuk peningkatan

kemampuan emmahami siswa, tetapi juga pengamatan terhadap

keterlaksanaan masalah kontekstual dalam PMRI selama pembelajaran

dalam PMRI dilakukan dengan bantuan lembar observasi dan panduan

wawancara. Lembar observasi pada penelitian ini dikutip dari penelitian

Erni Kurniasih yang berjudul “Pengembangan Perangkat yang

Mengakomodasikan Pemodelan Dalam Menyelesaikan Masalah

Penjumlahan Pecahan Dengan Pendekatan PMRI Kelas IV A SD Negeri

Adisucipto 1”. Berikut adalah hasil pengamatan dengan lembar observasi

untuk karakteristik masalah kontekstual dalam PMRI selama pelaksanaan

siklus I.

Tabel 2.9 Data Observasi Keterlaksanaan PMRI Karakter Masalah Kontekstual Siklus I

No Aspek Narasi Singkat

1 Menggunakan masalah kontekstual

a. Menggunaka n soal cerita yang dekat dengan kehidupan siswa

Guru bercerita tentang roti milik Salsa untuk pecahan biasa dan campuran, cerita

pengalaman guru ketika berbagi air minum untuk pecahan desimal, dan cerita tentang pengalaman memperolah potongan harga di swalayan untuk pecahan persen. Guru juga menunjukkan contoh benda nyata secara langsung seperti roti cokelat dan gelas yang ada ukurannya. Pada pertemuan ketiga yang membahas tentang pecahan persen guru hanya bercerita tanpa menunjukkan contoh nyata kepada siswa. Soal cerita juga digunakan ketika siswa mengerjakan soal-soal latihan (LKS dan evaluasi serta tes akhir siklus). Tetapi siswa kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal cerita. Terlihat ketika siswa

mengerjakan LKS secara kelompok maupun evaluasi secara individu, siswa sering bertanya,

“bu ini ditambah atau dikurangi?”. Selain itu

pada setiap pertemuan setelah guru bercerita diawal pembelajaran, guru meminta siswa menuliskna contoh pecahan yang akan dibahas. Pada pertemuan pertama uru meminta siswa untuk menuliskan pecahan biasa dan

campuran, pada pertemuan kedua guru meminta siswa emnuliskan contoh pecahan desimal dan pada pertemuan ketiga guru

meminta siswa menuliskan pecahan persen. Setelah itu guru menanyakan ciri-ciri yang terlihat dari pecahan-pechan yang dituliskan. Setiap guru menanyakan ciri-ciriya, siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan baik meskipun dengan kalimat yang kurang tepat

seperti, “pecahan biasa itu bagian dari bilangan utuh”, “pecahan desimal itu pecahan biasa

yang penyebutnya sepuluh”, “pecahan desimal memiliki tanda koma”, “pecahan persen itu memiliki tanda persen dibelakang angka”.

b. Permasalaha n kontekstual yang disampaikan mampu mengarahkan siswa menemukan konsep

Masalah kontekstual yang disampaiakan guru melalui cerita-cerita dalam kehidupan sehari-hari siswa membantu siswa dalam mengenali konsep yang dipelajari. Terlihat pada

pertemuan ketiga, guru bercerita seputar pengalamannya memperoleh potongan harga ketika belanja di swalayan. kemudian ada sisw ayang mengaku tidak mengerti dengan cerita potogan harga tersebut. Kemudian guru mencoba menceritakan contoh yang lainnya yaitu perolehan suara kontes menyanyi Indonesian Idol yang ditayangkan di televise. Kemudian guru meminta siswa untuk

memberikan contoh lain dari penerapan

pecahan persen di kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut dapat memberikan contoh perolehan suara ketika pemilihan kepala desa di desanya. c. Masalah kontekstual yang disampaikan mudah dimengerti siswa

Ya, terlihat dari beberapa siswa menyeletukkan kalimat yang dimaksudkan guru ketika

bercerita. Pada pertemuan ketiga guru menceritakan pengalaman guru ketika berbelanja di swalayan dan mendapatkan potongan harga. Salah satu siswa tidak

mengerti contoh nyata tentang potongan harga tersebut sehingga guru memberikan beberapa contoh lain sampai siswa tersebut mengerti.

2 Menggunakan permainan a. Permainan yang digunakan membangkitk an semangat siswa

Iya, pada pertemuan pertama menggunakan plastisin yang dibentuk menyerupai kue tart. Permainan ini cukup menarik bagi siswa, terlihat dari antusias siswa mengikuti instruksi guru untuk memotong, membagi dan

menghitung pecahan yang terbentuk. Tetapi permainan dengan plastisin di pertemuan pertama ada sedikit hambatan karena instruksi yang diberikan kurang jelas, instruksi hanya

dituliskan di dalam amplop tanpa penegasan dari guru lagi. Kurangnya instruksi

menyebabkan ada satu kelompok yang salah ketika memotong plastisin berbentuk kue tart ulang tahun tersebut. kue yang seharusnya dipotong seperti memotong kue ulang tahun justru dipotong menjadi kotak-kotak. b. Permainan

mengambark an apa yang akan

dipelajari

Iya, potongan-potongan plastisin menunjukkan bagian-bagian seperti pecahan.

3 Menggunakan media dan alat peraga

a. Media dan alat peraga yang digunakan mudah ditemukan/ dekat dengan siswa

Media yang digunakan pada pertemuan pertama menggunakan plastisin, kedua menggunakan papan desimal, dan pertemuan ketiga menggunkan papan persen. Ketiga media tersebut cukup mudah dibuat dan bahan-bahan yang dibutuhkan mudah didapat. Tetapi media papan desimal menggunakan paku sterofom sehingga sedikit berbahaya bagi anak-anak.

Alat peraga yang digunakan pada pertemuan pertama adalah roti cokelat asli dan pada pertemuan kedua menggunakan air dan gelas ukur. Kedua alat peraga tersebut mudah didapat dan sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari serta tidak berbahaya bagi siswa. b. Media dan alat peraga dapat menarik perhatian siswa

Iya, terlihat dari antusias para siswa dalam mencoba dan mempresentasikan hasil pekerjannya menggunakan media tersebut. Selain itu pembelajaran menggunakan media dan alat peraga yang disipakan guru membantu siswa untuk bekerjasama dengan temna

sekelompoknya. Siswa yang tadinya menolak karena pembagian kelompok menjadi lupa setelah pembelajaran menggunakan alat peraga dan media.

4. Menggali pengetahuan awal yang dmiliki siswa

a. Pengetahuan awal yang digali sesuai dengan materi

Iya, cerita masalah dalam kehidupan sehari-hari mengingatkan ingatan siswa pada hal-hal yang dalam keseharian sering mereka temui tetapi kurang diperhatikan. Masalah dalam cerita yang disampaikan guru juga mengarah pada materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Dokumen terkait