BAB III METODE PENELITIAN
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sugiyono (2011:168) menyebutkan instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto (1986: 57) menyebutkan bahwa
sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu
sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau skornya. Sedangkan Purwanto
(2008: 114) menjelaskan bahwa validitas berhubugan dengan
kemampuan untuk mengukur sesuatu secara tapat yang diinginkan
diukur.
Sugiyono (2011:169) menyatakan instrumen tes harus memenuhi
Sedangkan untuk instrumen non tes cukup memenuhi content validity
(validitas isi). Validitas isi adalah penguian validitas dilakukan atas
isinya untuk memastikan apakah butir soal mengukur secara tepat
keadaan yang ingin diukur (Purwanto , 2008: 120). Purwanto juga
menjelaskan bahwa validiatas isi dapat dilakkan melalui experts
judgment yaitu memintakan pendapat orang-orang yang memiliki
kompetensi dalam suatu bidang untuk menilai ketepatan isi butir soal.
Sedangkan validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan
dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan
kisi-kisinya (Purwanto, 2008: 127). Instrumen diuji cobakan pada siswa yang
sudah menerima materi dan hasilnya dihitung menggunakan rumus
korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh
Pearson (Arikunto, 1986: 61). Rumus korelasi product moment adalah
sebagai berikut:
√
Keterangan:
= koefisien korelasi Antara variabel x dan variabel y, dua variabel lain yang dikorelasikan ( ̅ ̅)
= jumlah perkalian antara x dan y = kuadrat dari x
= kuadrat dari y
Peneliti melakukan uji validitas untuk instrumen pembelajaran dan
instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP,
Lembar Kegiatan Siswa dan Lembar Kerja Siswa serta penilaian.
Sedangkan instrumen penelitian meliputi tes kemampuan memahami
melakukan uji validitas konstruksi (construct validity) dan validitas isi
(content validity) untuk instrumen tes kemampuan memahami siklus I
dan II. Sedangkan untuk instrumen pembelajaran, lembar kuesioner dan
pedoman wawancara, peneliti hanya melakukan uji validitas isi (content
validity) melalui experts judgment.
Instrumen pembelajaran berisi silabus, RPP, Lambar Kegiatan
Siswa, Lembar Kerja Siswa dan penilaian. Peneliti memberikan 4
pilihan skor untuk para ahli, skor 1 berarti sangat perlu perbaikan, 2
berarti perlu perbaikan, 3 berarti baik, dan 4 berarti sangat baik. Hasil
dari experts judgment tersebut digunakan untuk mengetahui kelayakan
perangkat yang direncanakan. Berikut adalah hasil experts judgment
untuk perangkat pembelajaran.
Tabel F.1.1 Hasil Skor Penilaian RPP Komponen yang dinilai Experts judgment Dosen Guru 1 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 6 4 4 7 4 4 8 4 4 9 3 4 10 3 4 11 4 4 12 4 4 13 4 4 14 3 4 15 4 4 16 4 4 17 4 4 Rata-rata 3, 76 3, 88 Rata-rata keseluruhan 3, 82
Tabel F.1.1 menunjukkan hasil validasi isi melalui experts judgment
terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini.
Experts judgment dilakukan oleh satu orang dosen USD selaku ahli
pertama dan satu guru mata pelajaran matematika selaku ahli kedua.
Rata-rata skor yang diberikan oleh ahli pertama adalah 3, 76 sedangkan
ahli kedua memberikan rata-rata skor 3, 88. Berdasarkan kedua rata-rata
skor tersebut, diketahui skor rata-rata dari kedua ahli sebesar 3, 82.
Selain skor yang ditunjukkan tersebut, peneliti masih harus melakukan
perbaikan pada beberapa bagian insrumen seperti penggunaan bahasa
Indonesia dan tata tulis baku.
Berikut adalah hasil dari uji validitas isi melalui experts judgment
untuk instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan memahami
siklus I dan II, lembar kuesioner serta panduan wawancara. Peneliti
memberikan 4 pilihan skor kepada para ahli, skor 1 berarti sangat perlu
perbaikan, skor 2 berarti perlu perbaikan, 3 berarti baik dan 4 berarti
sangat baik. Berikut adalah tabel hasil validasi melalui experts judgment
kepada para ahli untuk tes kemampuan memahami siklus II.
Tabel F.1.2 Hasil Validasi Tes Kemampuan Memahami Siklus I Judgment
Experts
Komponen yang dinilai Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
Dosen 3 3 3 3 3 3 2 2, 85
Guru 4 2 4 4 3 3 3 3, 28
Rata-rata keseluruhan 3,60
Tabel F1.2 menunjukkan hasil validasi isi melalui experts judgment
kepada para ahli. Ahli yang melakukan validasi untuk instrumen ini
adalah dosen USD selaku ahli pertama dan guru matematika selaku ahli
skor rata-rata hasil validasi oleh guru SD adalah 3,28. Berdasarkan kedua
skor rata-rata tersebut diketahui rata-rata skor yang diberikan kedua ahli
adalah 3, 60. Selain skor yang ditunjukkan tersebut, peneliti harus
memperbaiki beberapa bagian tes kemampuan memahami siklus I seperti
pemilihan kalimat dalam merumuskan pertanyaan agar mudah dipahami
siswa.
Tabel F.1.3 Hasil Validasi Tes Kemampuan Memahami Siklus II Judgment
Experts
Komponen yang dinilai Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
Dosen 3 3 3 2 3 3 3 2, 85
Guru 4 3 4 3 3 3 3 3, 28
Rata-rata keseluruhan 3, 60
Tabel F.1.3 menunjukkan hasil validasi isi melalui experts judgment
kepada para ahli. Ahli yang melakukan validasi untuk instrumen ini
adalah dosen USD selaku ahli pertama dan guru SD bidang matematika
selaku ahli kedua. Skor rata-rata hasil validasi oleh ahli pertama adalah
2, 85 sedangkan skor rata-rata hasil validasi oleh guru SD adalah 3, 28.
Berdasarkan dua skor rata-rata tersebut diketahui skor rata-rata keduanya
adalah 3, 60. Selain skor yang ditunjukkan tersebut, peneliti masih harus
memperbaiki perumusan dalam menyusun pertanyaan dna perintah.
Tabel F.1.4 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Judgment
Experts
Komponen yang dinilai Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8
Dosen 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Dosen 3 3 4 3 3 3 3 3 3, 12
Rata-rata keseluruhan 3, 06
Tabel F.1.4 menunjukkan hasil validasi isi melalui experts judgment
kepada para ahli. Ahli yang melakukan validasi untuk instrumen ini
sedangkan skor rata-rata hasil validasi oleh ahli kedua adalah 3, 12.
Berdasarkan kedua skor rata-rata tersebut diketahui rata-rata dari kedua
ahli adalah 3, 06. Selain skor yang ditunjukkan tersebut, peneliti masih
harus melakukan beberapa perbaikan seperti perumusan kalimat item
kuesioner agar tidak bermakna ganda.
Tabel F.1.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Judgment
Experts
Komponen yang dinilai Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 Dosen 2 3 3 3 3 3 2 2, 71 Dosen 4 4 3 4 3 4 4 3, 71 Guru 3 3 2 3 3 3 4 3 Rata-rata keseluruhan 3, 14
Tabel F.1.5 menunjukkan hasil validasi isi melalui experts judgment
kepada para ahli. Ahli yang melakukan validasi untuk instrumen ini
adalah dua dosen USD selaku ahli pertama dan kedua dan satu orang
guru bidang bahasa Indonesia selaku ahli ketiga. Skor rata-rata hasil
validasi oleh ahli pertama adalah 2, 71 dan skor rata-rata hasil validasi
oleh ahli kedua adalah 3, 71 serta ahli ketiga memberikan skor rata-rata
sebesar 3. Berdasarkan ketiga skor rata-rata tersebut diketahui rata-rata
skor dari ketiga ahli adalah 3, 14.
Selanjutnya peneliti melaksanakan uji validitas konstruk (construct
validity) terhadap tes kemampuan memahami siklus I dan II dengan
mengujikan instrumen tes kepada siswa kelas VI. Pemilihan siswa untuk
uji validasi konstruk (contruct validity) dikarena siswa kelas VI sudah
pernah menerima materi yang diujikan. Peneliti menggunakan bantuan
SPSS 16.0 untuk menghitung kevalidan item soal baik tes kemampuan
memahami siklus I dan siklus II. Kriteria kevalidan item dilihat
yang dinayatakan dalam sig. (2- tailed). Jika rhitung lebih besar dari pada
rtabel maka dinyatakan valid. Berikut adalah hasil uji validitas tes
kemampuan memahami siklus I.
Tabel F.1.6 Penghitungan SPSS 16.0 Tes Kemampuan Memahami siklus I
No item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan
1a 0, 587** 0, 006 Valid 1b 0, 519* 0, 19 Valid 1c 0, 021 0, 931 Tidak valid 2a 0, 606** 0, 005 Valid 2b 0, 481* 0, 032 Valid 3a 0, 508* 0, 022 Valid 3b 0, 456* 0, 043 Valid 3c 0, 305 0, 192 Tidak valid 4 0, 625** 0, 003 Valid 5 0, 597** 0, 005 Valid 6 0, 354 0, 125 Tidak valid Tabel F.1.6 menunjukkan jika nomor soal yang valid adalah 1a. 1b,
2a, 2b, 3a, 3b, 4 dan 5. Nomor-nomor diatas sudah mewakili
masing-masing indikator kemampuan memahi yang harus dicapai maka peneliti
tidak mengganti dengan soal lain dan menggunakan semua soal valid
tersebut dalam tes kemampuan memahami siklus I.
Hasil uji coba tes kemampuan memahami siklus II juga
menggunakan SPSS 16.0 dengan kriteria kevalidan item dilihat
berdasarkan rhitung yang dinyatakan dalam Pearson Correlation dan rtabel
yang dinyatakan dalam sig. (2- tailed). Jika rhitung lebih besar dari pada
rtabel maka dinyatakan valid. Berikut adalah hasil uji validitas tes
Tabel F.1.7 Penghitungan SPSS 16.0 Tes Kemampuan Memahami Siklus I
No item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan
1a 0, 598** 0, 005 Valid 1b 0, 619** 0, 004 Valid 1c 0, 732** 0, 000 Valid 2a 0, 291 0, 214 Tidak valid 2b 0, 005 0, 985 Tidak valid 2c 0, 305 0, 190 Tidak valid 3a 0, 568** 0, 009 Valid 3b 0, 692** 0, 001 Valid 3c 0, 76** 0, 000 Valid 4a 0, 771** 0, 000 Valid 4b 0, 833** 0, 000 Valid 5a 0, 726** 0, 000 Valid 5b 0, 772** 0, 000 Valid 6a 0, 613* 0, 004 Valid 6b 0, 683* 0, 001 Valid 7a 0, 459* 0, 042 Valid 7b 0, 156 0, 512 Tidak valid 7c -0, 453* 0, 045 Valid 8a 0, 619** 0, 004 Valid 8b 0, 54 0, 820 Tidak valid 8c 0, 188 0, 428 Tidak valid 8d 0, 066 0, 783 Tidak valid Tabel F.1.7 menunjukkan jika soal-soal yang valid adalah nomor
1a,1b, 1c, 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, 5a, 5b, 6a, 6b, 7a, 7c, dan 8a. Nomor-nomor
diatas sudah mewakili masing-masing indikator kemampuan memahami
yang harus dicapai, maka peneliti tidak mengganti dengan soal lain dan
menggunakan semua soal valid untuk tes kemampuan memahami siklus
II.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan sejauhmana tes yang diberikan ajeg
dari waktu ke waktu (Surapranata, 2009:49). Arikunto (1986: 75)
kepercayaan, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jka tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dengan
kata lain, reliabilitas dapat terlihat jika suatu soal yang diujikan dari
waktu yang berbeda-beda tetapi menunjukkan hasil atau skor yang ajeg.
Uji reliabilitas soal uraian tidak dapat dilakukan seperti uji
reliabilitas soal obyektif. Seperti yang dikatakan Arikunto (1986: 98)
bahwa suatu butir soal urian menghendaki gradualisasi penilaian dan
untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu juga
dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk obyektif. Skor
untuk masing-masing butir soal dcantumkan pada kolom item menurut
apa adanya. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha Cronbach.
Sukardi (2008: 50) menyatakan bahwa Alpha Cronbach digunakan ketika
mengukur tes sikap yang mempunyai item standar pilihan ganda atau
dalam bentuk tes esai. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut.
) Keterangan :
: reliabilitas yang dicari
: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total
Berikut ini adalah kualifikasi penghitungan reliabilitas suatu instrumen
(Masidjo, 2010: 209).
Tabel F.2.1 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas tes kemampuan memahami
siklus I dan II mengunakan SPSS 16.0.
Tabel F.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memahami Siklus I dan II Tes Cronbach Alpha Kualifikasi
Siklus I 0, 621 Cukup Siklus II 0, 720 Tinggi
Tabel F.2.2 menunjukkan kualifikasi reliabilitas tes kemampuan
memahami siklus I dan II. Hasil penghitungan dengan teknik Cronbach
Alpha tes kemampuan memahami siklus I sebesar 0, 621 dan termasuk
dalam soal yang memiliki tingkat reliabilitas cukup. Hasil penghitungan
dengan teknik Cronbach Alpha tes kemampuan memahami siklus II
sebesar 0, 720 dan termasuk dalam soal yang memiliki tingkat reliabilitas
tinggi.
3. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran (IK) dalam penelitian ini didasarkan pada
interprestasi indeks kesukaran (IK) sebagaimana dalam tabel berikut
(Zainal Arifin, 2011: 292).
Tabel F.3.1 Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interprestasi IK
P < 0,30 Sukar 0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
P > 0,70 Mudah
Tabel F.3.1 menunjukkan interval kesukaran suatu item soal. Jika
suatu butir soal memiliki indeks kurang dari 0, 30 maka soal tersebut
tergolong sukar. Jika suatu butir soal memiliki indeks antara 0, 31 sampai
0, 70 maka soal tersebut tergolong sedang. Sedangkan butir soal yang
Indeks kesukaran suatu item dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
IK =
Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran
B = Jumlah jawaban yang benar diperoleh siswa dari suatu item
N = Kelompok siswa
Skor maksimal= Besarnya skor yang dituntut benar yang diperoleh siswa dari suatu item
Tabel F.3.2 Hasil Penghitungan IK per Soal Tes Kemampuan Memahami Siklus I
No. Item IK Keterangan
1a 0, 66 Sedang 1b 0, 73 Mudah 1c 0, 70 Sedang 2a 0, 66 Sedang 2b 0, 71 Mudah 3a 0, 77 Mudah 3b 0, 80 Mudah 3c 0, 72 Mudah 4 0, 73 Mudah 5 0, 85 Mudah 6 0, 75 Mudah
Tabel F.3.2 menunjukkan hasil perhitungan indeks kesukaran untuk
tiap butir soal tes kemampuan memahami siklus I dari hasil uji coba pada
siswa kelas VI. Dari hasil penghitungan tersebut diketahui tiga dari
sebelas butir soal tes kemampuan memahami siklus I berada pada indeks
sedang. Butir-butir soal tersebut diantaranya adalah soal nomor 1a, 1c
dan 2a. Sedangkan delapan butir soal sisanya berada pada indeks soal
mudah. Butir-butir soal tersebut diantaranya adalah soal nomor 1b, 2b,
Tabel F.3.3 Hasil Penghitungan IK per Soal Tes Kemampuan Memahami Siklus II
No. Item IK Keterangan
1a 0, 57 Sedang 1b 0, 55 Sedang 1c 0, 55 Sedang 2a 0, 66 Sedang 2b 0, 73 Mudah 2c 0, 70 Sedang 3a 0, 80 Mudah 3b 0, 60 Sedang 3c 0, 65 Sedang 4a 0, 75 Mudah 4b 0, 73 Mudah 5a 0, 66 Sedang 5b 0, 73 Mudah 6a 0, 75 Mudah 6b 0, 76 Mudah 7a 0, 76 Mudah 7b 0, 73 Mudah 7c 0, 50 Sedang 8a 0, 72 Mudah 8b 0, 57 Sedang 8c 0, 63 Sedang 8d 0, 59 Sedang
Tabel F.3.3 menunjukkan hasil perhitungan indeks kesukaran untuk
tiap butir soal tes kemampuan memahami siklus I dari hasil uji coba pada
siswa kelas VI. Dari hasil penghitungan tersebut diketahui 12 dari 22
butir soal tes kemampuan memahami siklus II berada pada indeks
sedang. Butir-butir soal tersebut diantaranya adalah soal nomor 1a, 1b,
1c, 2a, 2c, 3b, 3c, 5a, 7c, 8b, 8c, dan 8d. Sedangkan 10 butir soal sisanya
berada pada indeks soal mudah. Butir-butir soal tersebut diantaranya