• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan tahap

perencanaan siklus I. peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa

tes kemampuan memahami, lembar observasi, pedoman wawancara dan

kuesioner. Peneliti juga mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa

silabus, RPP, LKS dan media pembelajaran.

Peneliti bersama guru mitra juga menentukan kelompok siswa untuk

pelaksanaan siklus II serta jadwal pelaksanaan siklus II. Berikut adalah

jadwal pelaksanaan siklus II.

Tabel a.1 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

No Hari, tanggal Pertemuan

1 Senin, 10 Maret 2014 1 2 Rabu, 12 Maret 2014 2

3 Jum’at, 14 Maret 2014 3

Tabel a.1 memaparkan jika siklus II dilaksanakan tiga kali

pertemuan. Pertemuan pertema pada hari Senin tanggal 10 Maret 2014,

pertemuan kedua dilaksankaan pada hari Rabu 12 Maret 2014 dan

Peneliti bersama guru mitra juga menentukan kkm untuk tes

kemampuan memahami penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk

pecahan siklus II. Berikut adalah hasil diskusi peneliti dengan guru mitra.

Tabel a.2 Skor Tuntas per Indikator Tes Kemampuan Memahami Siklus II No

Indikator Skor

maksimal Skor Tuntas

1 Memberikan contoh dari suatu konsep

6 5 2 Menyatakan ulang sebuah konsep 6 4 3 Mengubah suatu bentuk ke bentuk lain 3 2 4 Melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk 31 28

Tabel a.2 memaparkan skor maksimal dan skor tuntas untuk

masing-masing indikator tes kemampuan memahami siklus II. Skoe tuntas untuk

indikator satu yaitu memberikan contoh dari suatu konsep ditetapkan

sebesar 5 skor dari skor maksimal 6. Skor tuntas untuk indikator dua

ditetapkan sebesar 4 skr dari skr maksimal 6. Skor tuntas untuk indikator

tiga yaitu mengubah suatu bentuk kebentuk lain ditetapkan sebesar 2 dari

skor maksimal 3. Sedangkan skor tuntas untuk indikator empat yaitu

melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk ditetapkan 28 skor dari

skor maksimal 42.

b. Tindakan dan Pengamatan 1) Tindakan

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Maret

masuk sekolah, sehingga jumlah siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran hanya 19 siswa.

Mengawali pertemuan pertama, guru memberikan apersepsi

dengan bercerita tentang pengalaman guru ketika membuat kado.

Guru bercerita akan menghias kado dengan dua buah pita yang

memiliki ukuran yang berbeda dan dinyatakan dalam bentuk

pecahan yang berbeda pula. Dalam cerita itu guru harus

menyambung kedua pita terlebih dahulu agar dapat digunakan untuk

menghias kotak kado. Kemudian guru bertanya berapa panjang

kedua pita jika disambung.

Beberapa siswa mengatakan jika pita disambung akan panjang

tetapi susah dihitung. Ada juga siswa yang mengatakan jika

disambung harus diukur menggunakan meteran. Kemudian guru

mempersilahkan siswa tersebut untuk mengukur pita yang sudah

disambung menggunakan meteran. Kemudian siswa menjawab

dengan benar ukuran pita tersebut dalam bentuk pecahan desimal.

Kemudian guru meminta siswa tersebut untuk menyatakan panjang

pita dalam bentuk pecahan biasa dan siswa tersebut kebingungan.

Kemudian guru menunjukkan media papan beragai bentuk pecahan

untuk membantu siswa menyelesaikan pertanyaan sebelumnya.

Demonstrasi penggunaan papan berbagai bentuk pecahan itu

dilakukan oleh salah satu siswa dengan bimbingan guru. Ketika

membimbing siswa dalam menggunakan media papan desimal di

Akhirnya peneliti membantu dalam mendemonstrasikan penggunaan

media tersebut.

Setelah memperoleh jawaban dari penggunaan media papan

berbagai bentuk pecahan tersebut guru menanyakan apakah sudah

bisa menggunakan media papan berbagai bentuk pecahan ini.

Kemudian guru mengulang kembali cara penggunaan papan berbagai

bentuk pecahan.

Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk maju

mengambil undian untuk mengawali kegiatan inti. Undian tersebut

berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok. Untuk

membantu siswa menjawab soal itu, guru membagikan papan

berbagai bentuk pecahan kepada masing-masing kelompok. Setelah

masing-masing kelompok memperoleh papan berbagai bentuk

desimal, guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk

berdiskusi menjawab pertanyaan yang ada pada undian

masing-masing. Kemudian masing-masing kelompok maju

mempresentasikan hasil pekerjaannya menggunakan media papan

berbagai bentuk pecahan secara bergantian. Kelompok yang tidak

maju bertugas memberikan tanggapan untuk presentasi kelompok

yang maju. Pada petemuan ini terlihat lebih aktif karena setiap

kelompok yang maju pasti ada yang memberikan tanggapan, baik

menanggapi jawaban kelompok, cara menggunakan media, cara

membaca pecahan atau pun bertanya. Setelah semua kelompok

siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini melalui tanya

jawab dengan siswa. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan

evaluasi untuk pembelajaran hari ini secara individu.

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Maret

2014 di kelas V B. Pada pertemuan ini ada satu siswa yang tidak

masuk sehingga jumlah siswa adalah 21 siswa. Siswa sudah duduk

dalam kelompok masing-masing sejak jam pembelajaran dimulai.

Guru memberikan apersepsi pada pertemuan ini dengan

bercerita tentang pengalaman guru dalam menghias kado lagi. Tetapi

pada cerita ini pita yang dimiliki guru lebih panjang dari pada pita

yang dibutuhkan untuk menghias kado, sehingga pita yang dimiliki

guru harus dipotong. Setelah guru memotong pita tersebut guru

mengukur sisa panjang pita yang dimiliki guru sekarang

menggunakan meteran. Setelah itu guru bertanya kepada siswa

berapa panjang pita yang digunakan untuk menghias kado. Banyak

jawaban yang muncul dari siswa, tetapi hanya 10% siswa yang dapat

menjawab dengan tepat. Kemudian guru menggunakan media papan

desimal untuk membuktikan jawaban siswa. Guru meminta salah

satu siswa untuk maju kedepan kelas mendemonstrasikan

penggunaan papan berbagai bentuk pecahan dengan bimbingan dari

guru.

Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju kedepan

kelas mengambil undian seperti pada pertemuan pertama. Undian

berhubungan dengan berbagai bentuk pecahan. Dalam cerita tersebut

ada pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara kelompok.

Untuk membantu siswa dalam menjawab pertanyaan dalam undian

itu guru membagikan papan berbagai bentuk pecahan kepada

masing-masing kelompok. Setelah kelompok selesai berdiskusi guru

meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok maisng-masing secara bergantian. Sementara itu

kelompok yang tidak maju bertugas memberikan tanggapan kepada

kelompok yang maju. Pada pertemuan ini hanya ada satu kelompok

yang memeberikan tanggapan kepada salah satu kelompok.

Setelah semua kelompok mepresentasikan hasil kerja

kelompoknya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pola

pengurangan berbagai bentuk pecahan dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa megerjakan evaluasi

pembelajaran secara individu.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2014

dengan jumlah 21 siswa. Pembelajaran hari ini mengulang materi

pertemuan sebelumnya pada siklus II. Guru melakukan apersepsi

dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang

sudah dipelajari dua pertemuan terakhir.

Guru meminta masing-masing kelompok membuat pertanyaan

berdasarkan pengalaman sehari-hari yang berhubungan dnegan

penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan kemudian

bertugas menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Setelah selesai

mengerjakan masingmasing kelompok maju mempresentasikan hasil

pekerjaannya. pada pertemuan ini tidak ada kelompok yang

memebrikan tanggapan karena semua jawaban yang diberikan

kelompok dalam presentasi sudah benar. Setelah semua kelmpok

maju presentasi, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pola

penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan melalui

tanya jawba dengan siswa. Dari tanya jawab itu terlihat 75% siswa

sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan. setelah itu kegiatan

dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal tes kemampuan

memahami siklus II secara individu.

2. Pengamatan

Seperti pada siklus I, tahap pengamatan siklus II dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sklus II. Tes kemampuan

memahami siklus II dibagikan kepada siswa untuk dikerjakan secara

individu. Hasil tes kemampuan memahami siklus II digunakan untuk

melihat peningkatan kemampuan memahami penjumlahan dan

penguranngan berbagai bentuk pecahan. Berikut adalah hasil tes

kemampuan memahami siklus II untuk indikator 1 yaitu memberikan

Tabel 2.1 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 1 Siklus II Responden Skor maksim al Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 6 5 4 Tidak tuntas B 6 5 6 Tuntas C 6 5 5 Tuntas D 6 5 2 Tidak tuntas E 6 5 3 Tidak tuntas F 6 5 6 Tuntas G 6 5 6 Tuntas H 6 5 - - I 6 5 6 Tuntas J 6 5 6 Tuntas K 6 5 6 Tuntas L 6 5 6 Tuntas M 6 5 5 Tuntas N 6 5 6 Tuntas O 6 5 5 Tuntas P 6 5 6 Tuntas Q 6 5 5 Tuntas R 6 5 3 Tidak tuntas S 6 5 2 Tidak tuntas T 6 5 5 Tuntas U 6 5 6 Tuntas V 6 5 6 Tuntas

Jumlah siswa tuntas 16

Tabel 2.1 menunjukkan 16 dari 21 siswa kelas V B SD Kanisius

Ganjuran sudah mencapai skor tuntas untuk indikator (1) memberikan contoh

dari suatu konsep tes kemampuan memahami siklus II. Berikut adalah tabel

persentase ketercapaian indikator (1) memberikan contoh dari suatu konsep

dalam tes kemampuan memahami siklus II.

Tabel 2.2 Persentase Ketercapaian Indikator 1 Tes Kemampuan Memahami Siklus II

Indikator Target

capaian

Katercapaian

Siklus 1 Keterangan

1. Memberikan contoh

dari suatu konsep 75% 76%

Target tercapai Tabel 2.2 menunjukkan ketercapaian indikator (1) memberikan contoh

Jika dibandingkan dengan target capaian yang ditetapkan peneliti yaitu

sebesar 75%, maka, dinyatakan target tercapai. Berikut adalah hasil tes

kemampuan memahami siklus II untuk indikator (2) menyatakan ulang

sebuah konsep.

Tabel 2.3 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 2 Siklus II Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 6 4 5 Tuntas B 6 4 2 Tidaktuntas C 6 4 5 Tuntas D 6 4 4 Tuntas E 6 4 5 Tuntas F 6 4 6 Tuntas G 6 4 6 Tuntas H 6 4 - - I 6 4 6 Tuntas J 6 4 6 Tuntas K 6 4 5 Tuntas L 6 4 5 Tuntas M 6 4 4 Tuntas N 6 4 6 Tuntas O 6 4 4 Tuntas P 6 4 6 Tuntas Q 6 4 6 Tuntas R 6 4 2 Tidak tuntas S 6 4 2 Tidak tuntas T 6 4 3 Tidak tuntas U 6 4 6 Tuntas V 6 4 6 Tuntas

Jumlah siswa tuntas 17

Tabel 2.3 menunjukkan 17 dari 21 siswa kelas V B SD Kanisius

Ganjuran mencapai skor tuntas untuk indikator 2 dalam tes kamampuan

memahami siklus II. Berikut ini adalah persentase penghitungan ketercapaian

indikator (2) menyatakan ulang sebuah konsep dalam tes kemampuan

Tabel 2.4 Persentase Ketercapian Indikator 2 Tes Kemampuan Memahami Siklus II

Indikator Target capaian Katercapaia n Siklus 1 Keterangan 2. Menyatakan ulang sebuah konsep 70% 80% target tercapai

Tabel 2.4 menunjukkan persentase ketercapaian indikator (2)b

menyatakan ulang sebuah konsep dalam tes kemampuan memahami siklus II

sebesar 80%. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan peneliti

sebesar 70% maka, dinyatakan target indikator 2 tes kemampuan memahami

siklus II tercapai. Berikut adalah hasil tes kemampuan memahami siklus II

untuk indikator (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk lain.

Tabel 2.5 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 3 Siklus II Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 3 2 3 Tuntas B 3 2 3 Tuntas C 3 2 3 Tuntas D 3 2 3 Tuntas E 3 2 3 Tuntas F 3 2 3 Tuntas G 3 2 3 Tuntas H 3 2 - - I 3 2 3 Tuntas J 3 2 3 Tuntas K 3 2 3 Tuntas L 3 2 2 Tuntas M 3 2 1 Tidak tuntas N 3 2 2 Tuntas O 3 2 2 Tuntas P 3 2 3 Tuntas Q 3 2 3 Tuntas R 3 2 0 Tidak tuntas S 3 2 0 Tidak tuntas T 3 2 1 Tidak tuntas U 3 2 3 Tuntas V 3 2 3 Tuntas

Tabel 2.5 menunjukkan 17 dari 21 siswa sudah mencapai nilai tuntas atau

kkm untuk indikator (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk lain dalam tes

kemampuan memahami siklus II. Berikut dipaparkan persentase

penghitungan ketercapaian indikator 3 dalam tes kemampuan memahami

siklus II.

Tabel 2.6 Persentase Ketercapaian Tes Kemampuan Memahami Indikator 3 Siklus II Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 3.Mengubah suatu bentuk ke bentuk lain

65% 80% target tercapai

Tabel 2.6 menunjukkan ketercapaian indikator 3 yaitu mengubah suatu

bentuk ke bentuk lain dalam tes kemampuan memahami siklus II mencapai

80%. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan peneliti sebesar 65%,

maka, dinyatakan target tercapai. Berikut adalah hasil tes kemampuan

memahami siklus II untuk indikator (4) melakukan operasi hitung dalam

berbagai bentuk.

Tabel 2.7 Hasil Tes Kemampuan Memahami Indikator 4 Siklus II Responden Skor maksimal Skor tuntas Skor yang diperoleh Keterangan A 31 28 30 Tuntas B 31 28 18 Tidak tuntas C 31 28 31 Tuntas D 31 28 25 Tidak tuntas E 31 28 31 Tuntas F 31 28 31 Tuntas G 31 28 31 Tuntas H 31 28 - - I 31 28 31 Tuntas J 31 28 30 Tuntas K 31 28 31 Tuntas L 31 28 21 Tidak tuntas M 31 28 31 Tuntas N 31 28 31 Tuntas O 31 28 31 Tuntas

P 31 28 31 Tuntas Q 31 28 31 Tuntas R 31 28 9 Tidak tuntas S 31 28 31 Tuntas T 31 28 12 Tidak tuntas U 31 28 31 Tuntas V 31 28 31 Tuntas

Jumlah siswa tuntas 16

Tabel 2.7 menunjukkan 16 dari 21 siswa sudah mencapai nilai tuntas

untuk indikator (4) melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk dalam

tes kemampuan memahami siklus II. Berikut adalah tabel hasil penghitungan

persentase ketercapaian indikator 4 dalam tes kemampuan memahami siklus

II.

Tabel 2.8 Persentase Ketercapiaan Tes Kemampuan Memahami Indikator 4 Siklus II Indikator Target capaian Katercapaian Siklus 1 Keterangan 4. Melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk

70% 76% target tercapai

Tabel 2.8 menunjukkan persentase ketercapaian indikator 4 yaitu

melakukan operasi hitung dalam berbagai bentuk dam tes kemampuan

memahami siklus II sebesar 76%. Jika dibandingkan dengan target capaian

yang ditetapkan peneliti sebesar 60% maka, dinyatakan target tercapai.

Seperti pada siklus I, siklus II juga melakukan pengamatan untuk

keterlaksanaan karakter masalah kontekstual dalam PMRI selama

pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk membantu

pengamatan siklus II sama dengan instrumen yang digunakan peneliti ketika

mengamati tindakan siklus I. Berikut adalah data yang diperoleh peneliti dari

Tabel 2.9 Hasil Observasi Keterlaksanaan PMRI Karakter Masalah Kontekstual Siklus II

No Aspek Narasi Singkat

1 Menggunakan masalah kontekstual

a. Menggunakan soal cerita yang dekat dengan kehidupan siswa

Iya, guru bercerita tentang pengalaman kakak dan adik yang menyambung dan memotong pita untuk menghias kado. Dalam cerita tersebut guru menunjukkan panjang pita yang dinyatakan dalam pecahan biasa dan desimal.

b. Permasalahan kontekstual yang disampaikan mampu mengarahkan siswa menemukan konsep

Iya, melalui cerita dalam kehidupan sehari-hari dan contoh benda nyata yang ditunjukkan guru, siswa dapat menyimpulkan kunci dari materi yang akan dipelajari. Terbukti ketka guru menanyakam cara mengetahui panjang pita setelah disambung tanpa menggunakan meteran, ada salah satu siswa yang menjawab dengan menyamakan bentuk pecahan terlebih dahulu. c. Masalah kontekstual yang disampaikan mudah dimengerti siswa

Iya, semua siswa dapat mengerti cerita yang disampaikan guru diawal pembelajaran. karena tidak ada siswa yang bertanya dan semuanya menyimak dengan cerita guru dengan baik. 2 Menggunakan permainan a. Permainan yang digunakan membangkitka n semangat siswa

Pada siklus II tidak terlihat adanya permainan secara khusus. Tetapi beberapa siswa

mencoba, menyambung, memotong , dan mengukur pita yang akan digunakan untuk menghias kado.

b. Permainan mengambarka n apa yang akan dipelajari

Kegiatan menyambung, memotong dan mengukur pita menunjukkan materi seperti apa yang akan dipelajari karena panjang masing-masing pita dinyatakan dalam berbagai bentuk pecahan.

3 Menggunakan media dan alat peraga

a. Media dan alat peraga yang digunaka mudah ditemukan/ dekat dengan siswa

Media papan berbagai bentuk pecahan baru prtama kali digunakan oleh siswa, tetapi siswa dapat dengan cepat belajar menggunakan media tersebut. trebukti ketika siswa

mepresentasikan hasil pekerjaannya bersama kelompok maisng-masing hanya ada satu kelompok yang maish salah dalam mengunkan media tersebut.

peraga dapat menarik perhatian siswa

digunakan oleh siswa sehingga siswa sering berebut mencoba media tersebut dan

mendemonstrasikan hasil pekerjaannya didepan kelas.

4. Menggali pengetahuan awal yang dmiliki siswa

a. Pengetahuan awal yang digali sesuai dengan materi

Iya, masalah nyata yang diceritakan diawal pembelajaran menggali pengetahuab awal yang dimiliki siswa sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dalam siklus II guru menggali pengetahuan siswa dalam

mengubah pecahan menjadi sejenis dengan memberikan masalah nyata dalam bentuk panjang pita yang dinyatakan dalam pecahan berbeda jenis.

Tabel 2.9 memaparkan bahwa guru menggunakan masalah kontekstual

berupa cerita pengalaman guru ketika membungkus kado. Seluruh siswa

dapat memahami cerita yang disampaikan guru, terlihat dari siswa yang dapat

menangapi cerita guru dengan celetukan-celetukan. Masalah nyata yang

diceritakan guru tersebut mengarahkan siswa untuk menemukan prosedur

matematika yang harus dilakukan dalam memecahkan soal matematika.

Ketika bercerita guru juga menggunakan alat peraga dua buah pita asli dan

media papan berbagai bentuk pecahan. media dan alat peraga tersebut

merupakan benda yang mudah ditemukan disekitar siswa. Meskipun media

ini baru pertama kali digunakan oleh siswa namun bahan-bahan untuk

membuatnya mudah ditemukan. Media dan alat peraga tersebut dapat

menarik perhatian dan menumbuhkan semangat belajar siswa, terlihat dari

antusisa untuk menggunakan media meskipun pada awalnya ada satu

kelompok yang bingung menggunakan media tersebut. Pada pembelajaran

siklus II tidak ada permainan yang dilakukan oleh siswa. Berikut adalah data

yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan PMRI karakter

Tabel 2.10 Hasil Observasi Keterlaksanaan PMRI Karakter Kontribusi Siswa Siklus II

No Aspek Narasi Singkat

1 Pengungkapan berbagai strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah a. Munculnya berbagai cara yang digunakan dalam pemecahan masalah oleh siswa

Ada dua cara yang muncul dari siswa dalam memecahkan masalah matematika meskipun cara-cara tersebut tidak mengubah langkah utama dalam menyelesaiakan permasalahan.

b. Pemberian waktu mencukupi kepada siswa dalam pemecahan masalah

Waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk memecahkan masalahnya cukup panjang sehingga siswa tidak terburu-buru dalam memikirkan cara atau strategi. Terbukti dari waktu diskusi yang diberikan guru adalah 20 menit untuk satu soal. Guru juga sudah terlihat sabar dalam menunggu jawaban siswa ketika bertanya secara langsung.

c. Pemilihan media oleh siswa yang digunakan dalam pengungkapan strategi yang digunakan

Setiap kelompok memperoleh media satu sehingga setiap siswa bersama kelompoknya dapat memanfaatkan media untuk mencari cara atau strategi dengan maksimal. Ketika mempresentasikan hasil pekerjan

kelompoknya siswa juga menggunakan media.

2 Pemberian tanggapan terhadap strategi yang digunakan

a. Siswa memberi komentar/ saran terhadap hasil pekerjaan siswa lain

Seperti siklus I, salah satu kegiatan pembelajarannya adalah presentasi setiap kelompok. Pada pertemuan pertama setiap kelompok yang maju mempresentasikan selalu memperoleh tanggapan dari temannya baik berupa saran maupun pertanyaan. Pada pertemuan kedua hanya ada satu kelompok yang memberikan pertanyaan kepada temannya. Pada pertemuan ketiga tidak ada yang memberikan tanggapan kepada

kelompok presentasi. Setiap tanggapan yang diberikan oleh siswa pada silus II, berasal dari diri siswa sendiri. Guru jarang mengingatkan siswa untuk menanggapi presentasi temannya. b. Siswa

menyimpulkan hasil pelajaran (guru hanya

Seperti pada siklus I, siswa aktif

menyimpulkan pembelajaran pada setiap akhir pertemuan dan akhir siklus dengan bimbingan dari guru melalui

pertanyaan-mengarahkan siswa)

pertanyaan dari guru.

3 Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk

mengungkapkan pendapatnya terhadap pemecahan masalah

a. Pemberian pertanyaan oleh guru untuk memancing siswa bertanya

Seperti pada siklus I, guru tidak secara khusus memberikan pertanyaan untuk memancing siswa bertanya. Guru hanya mempersilahkan siswa jika ada yang ingin ditanyakan lagi.

4 Pemberian kesempatan oleh guru kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat

Selama pembelajaran siklus II berlangsung guru sangat membuka kesempatan bagi siswa yang ingin berpendapat ataupun bertanya.

5 Pengajuan pertanyaan oleh siswa yang mengarah pada pembangunan konsep pembelajaran

Ada tiga siswa yang aktif bertanya selama pembelajaran berlangsung. Tetapi hanya ada satu pertanyaan dari salah satu siswa tersebut yang mengarah pada pembangunan prosedur atau langkah yang akan guru sampaikan.

Tabel 2.10 memaparkan kontribusi siswa terlihat dari munculnya dua

strategi atau cara dari siswa meskipun dua strategi maupun cara tersebut tidak

mengubah langkah atau prosedur dari penyelesaian masalah. Selama

pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih aktif mengikuti jalannya

pembelajaran, pada pertemuan pertama setiap kelompok presentasi selalu

memperoleh tanggapan dari teman-temannya, pada pertemuan kedua ada satu

kelompok yang memberikan tanggapan, dan pada pertemuan ketiga tidak ada

siswa yang menanggapi presentasi kelompok lain. Selam apembelajaran

siklus II berlangsung ada tiga siswa yang berani bertanya kepada guru seputar

materi yang belum dipahami. Berikut adalah data yang diperoleh dari lembar

observasi keterlaksanaan PMRI karakter interaktivitas selama pembelajaran

Tabel 2.11 Hasil Observasi Keterlaksanaan PMRI Karakter Interaktivitas Siklus II

No Aspek Narasi Singkat

1 Guru dan siswa

a. Membangun norma kelas

Diawal pembelajaran siklus II guru hanya mengingatkan kembali aturan yang harus ditaati selama mengikuti pembelajaran Karen asturan yang ditetapkan sama dengan aturan pada siklus I.

b. Mengadakan tanya jawab selama pelajaran berlangsung

Selama pembelajaran siklus II

berlangsung, guru aktif melakukan taya jawab dengan seluruh siswa. Guru juga mempersilahkan siswa yang ingin bertanya atau menwab pertanyaan dari teman sebelum guru menjawab

pertanyaan tersebut. c. Melakukan demonstrasi dengan menggunakna media pembelajaran

Guru mndemonstrasikan penggunaan media pada siklus II didepan kelas. Tetapi tiba-tiba guru lupa cara penggunaan media tersebut sehingga peneliti membantu guru

mendemonstrasikan penggunaan media. setelah itu guru meminta siswa secara sukarela untuk mendemonstrasikan media yanga kan digunakan. d. Membimbing siswa dalam memecahkan masalah berupa soal yang diberikan

Selama siklus II guru selalu memberikan soal-soal yang berbentuk soal cerita untuk membimbing siswa dalam menemukan cara atau strategi.

e. Memasilitasi negosiasi antar siswa

Seperti pada siklus I, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan negosiasi dengan teman sekelompoknya maupun teman beda kelompok.

f. Melakukan penilaian proses

Penilaian proses dilakukan guru melalui lembar pengamatan ranah conscience dan compassions serta dapat dilihat dari refleksi yang dituliskan siswa g. Melakukan

peniliaan produk

Penilaian produk dilakukan guru dengan memberikan evaluasi disetiap akhir pertemuan dan tes kemampuan memahami diakhir siklus. h. Memberikan

penguatan

Penguatan yang diberikan guru sama seperti penguatan pada siklus I, bagi

Dokumen terkait