• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.4 Pendekatan Sistem dalam Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang

5.4.4 Simulasi Model

5.4.6.3 Simulasi Skenario Sub-Model Sosial

Pada sub model sosial dilihat perkembangan perilaku berusaha sapi perah, perbandingan pendidikan dan kesehatan peternak terhadap penduduk. Hasil

simulasi skenario yang dibangun, perilaku berusaha sapi perah pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 96,3%; menurut hasil simulasi skenario kondisi moderat 82,8%; menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik 58,4%; dan menurut hasil simulasi skenario kondisi eksisting adalah 66,2%. Peningkatan perilaku berusaha sapi perah peternak menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik lebih lambat atau lebih kecil dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi eksisting. Perkembangan atau perbedaan perilaku peternak dalam berusaha sapi perah hasil simulasi per skenario kondisi dalam periode tahun 2005 sampai 2030 secara grafis tampak pada Gambar 37; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 37 Simulasi tingkat perilaku berusaha sapi perah.

Keterangan Gambar 37:

Perilaku = Praktek peternak sapi perah mengurus USP Garis nomor 1 = skenario eksisting

Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

5.4.6.4 Simulasi Skenario Sub-Model Ekologi

Berdasarkan hasil simulasi skenario yang dibangun, jumlah sapi piaraan pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 1.895 ekor; menurut hasil simulasi skenario kondisi moderat 1.483 ekor; menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik 1.233 ekor; dan menurut hasil simulasi skenario kondisi eksisting adalah 1.311 ekor. Pertambahan jumlah sapi piaraan menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik lebih lambat atau lebih kecil dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi eksisting. Perkembangan jumlah sapi piaraan per skenario dalam periode tahun 2005 sampai 2030 secara grafis tampak pada Gambar 38; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 38 Simulasi jumlah sapi piaraan.

Keterangan Gambar 38:

Tot_Sapi = Jumlah sapi (gabungan sapi perah dan non perah) Garis nomor 1 = skenario eksisting

Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

Jumlah sapi perah pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 1.318 ekor; hasil simulasi skenario kondisi moderat 1.000 ekor; hasil simulasi skenario kondisi pesimistik 810 ekor; dan hasil simulasi skenario kondisi eksisting 869 ekor. Pertambahan jumlah sapi perah menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik lebih lambat atau lebih kecil dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi eksisting. Perkembangan jumlah sapi perah hasil simulasi per skenario dalam periode tahun 2005 sampai 2030 secara grafis tampak pada Gambar 39; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 39 Simulasi jumlah sapi perah.

Keterangan Gambar 39: SP = Jumlah sapi perah

Garis nomor 1 = skenario eksisting Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

Jumlah sapi non perah pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 578 ekor; menurut hasil simulasi skenario kondisi

moderat 484 ekor; menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik 423 ekor; dan menurut hasil simulasi skenario kondisi eksisting adalah 443 ekor. Pertambahan jumlah sapi non perah (non laktasi) terjadi pada setiap skenario kondisi dengan jumlah yang berbeda. Pertambahan jumlah sapi non perah menurut hasil simulasi skenario kondisi pesimistik lebih kecil dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi eksisting. Pertambahan jumlah sapi non perah menurut hasi simulasi skenario kondisi eksisting lebih kecil dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi moderat dan optimistik. Perkembangan jumlah sapi non perah hasil simulasi per skenario dalam periode tahun 2005 sampai 2030 secara grafis tampak pada Gambar 40; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 40 Simulasi jumlah sapi non perah.

Keterangan Gambar 40:

SNP = Jumlah sapi non perah

Garis nomor 1 = skenario eksisting Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

Jumlah sisa lahan untuk tanam pakan sapi pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 768,61 hektar; berkurang seluas 30.931,84 hektar selama 20 tahun sejak tahun 2011; atau berkurang rata-rata 1.546,592 hektar per tahun karena digunakan untuk pengembangan USP. Hasil simulasi skenario kondisi optimistik tersebut lebih besar dari hasil simulasi skenario kondisi moderat (rata-rata 1.544,67 hektar per tahun); hasil simulasi skenario kondisi pesimistik (rata-rata 1.543,49 hektar per tahun); dan hasil simulasi skenario kondisi eksisting (rata-rata 1.543,86 hektar per tahun). Perkembangan atau perbedaan jumlah lahan hasil simulasi per skenario dalam periode tahun 2005 sampai 2030 secara grafis tampak pada Gambar 41; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 41 Simulasi jumlah sisa lahan untuk tanam pakan sapi.

Keterangan Gambar 41:

SNP = Jumlah sapi non perah

Garis nomor 1 = skenario eksisting Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

Jumlah sisa limbah sapi yang tak terolah pada tahun 2030 menurut hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 117.269,09 kg per tahun; hasil simulasi skenario kondisi moderat 829.897,49 kg per tahun; hasil simulasi skenario kondisi pesimistik 1.442.851,14 kg per tahun; dan hasil simulasi skenario kondisi eksisting 1.311.418 kg per tahun. Perkembangan dan perbedaan per tahun secara grafis tampak pada Gambar 42; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 42 Simulasi limbah kotoran sapi yang tidak terkelola.

Keterangan Gambar 42:

Limb_Tdk_Tkl = Limbah sapi yang tak terkelola Garis nomor 1 = skenario eksisting

Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

Jumlah CH4 (metana)yang lepas ke atmosfir pada tahun 2030 berdasarkan hasil simulasi skenario kondisi optimistik adalah 4.597.481,46 liter per tahun lebih rendah dibandingkan dengan hasil simulasi skenario kondisi moderat 39.765.921,34 liter per tahun dan hasil simulasi skenario kondisi pesimistik

92.182.156,17 liter per tahun. Perkembangan dan perbedaan per tahun secara grafis tampak pada Gambar 43; dan perincian per tahun dalam Lampiran 2.

Gambar 43 Simulasi jumlah CH4 yang lepas ke atmosfir.

Keterangan Gambar 43:

CH4_Atm = Gas metana (CH4)yang lepas ke Atmosfir Garis nomor 1 = skenario eksisting

Garis nomor 2 = skenario optimistik Garis nomor 3 = skenario moderat Garis nomor 4 = skenario pesimistik

5.4.6.5 Perbandingan Antar Skenario

Simulasi model dilakukan terhadap skenario optimistik, moderat, dan pesimistik, untuk mengetahui perilakunya masing-masing. Kajian dilakukan terhadap tiga peubah yang dianggap menentukan arah model pengembangan kebijakan usaha sapi perah skala mikro berwawasan lingkungan, yaitu ekologi (jumlah sapi piaraan, jumlah sapi perah, jumlah sapi non perah, jumlah limbah atau kotoran sapi yang tidak terkelola dan jumlah CH4 yang lepas ke atmosfir); ekonomi (jumlah pelaku USP, jumlah pengelola biogas, jumlah pengelola pupuk organik, dan jumlah kontribusi pendapatan USP terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga peternak); sosial (perilaku berusaha sapi perah). Perbandingan antar skenario ternyata menunjukkan perbedaan pada berbagai peubah yang dikaji, akibat adanya perbedaan kombinasi kondisi faktor. Ketiga skenario memberikan hasil yang berbeda pada peubah yang dikaji (sub-sistem ekonomi, sosial dan ekologi).

Skenario kondisi eksisting merupakan model dasar yang telah disusun dan disimulasikan pada analisis kecenderungan sistem berdasarkan kondisi saat ini, oleh karena itu semua skenario lain dibandingkan dengan skenario kondisi eksisting. Berdasarkan hasil simulasi semua skenario diketahui bahwa hasil simulasi optimis akan memberikan perbaikan yang sangat signifikan dengan rataan

sebesar 6,37 kali kondisi eksisting; hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor penting dalam sub ekologi yaitu jumlah CH4 yang lepas ke atmosfir berkurang sebanyak 16,4 kali jumlah saat ini, di mana limbah sapi dikelola atau dimanfaatkan menjadi biogas atau pupuk organik. Untuk kondisi moderat peningkatan yang tidak jauh berbeda pada faktor ekologi sebesar 1,37 kali dan ekonomi 1,36 kali. Perincian perbandingan atau perbedaan hasil simulasi antar skenario kondisi optimistik, skenario kondisi moderat, dan skenario kondisi pesimistik tersebut adalah seperti tertera dalam Tabel 31.

Tabel 31 Perbandingan hasil simulasi antar skenario kondisi optimistik, skenario kondisi moderat, skenario kondisi pesimistik dalam rangka pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang

No Peubah atau Elemen

Perbedaan antar Skenario Kondisi Optimistik Kondisi Moderat Kondisi Pesimistik

1 Sub sistem Ekologi

a. Jumlah sapi 1,45 1,13 0,94

b. Jumlah sapi perah 1,52 1,15 0,93

c. Jumlah sapi non perah 1,31 1,09 0,96

d. Limbah kotoran sapi yang

tidak terkelola 11,18 1,58 0,91

e. Jumlah CH4 (metana) yang

lepas ke atmosfir 16,40 1,90 0,82

Hasil rata-rata dalam sub sistem ekologi 6,37 1,37 0,91

2 Ekonomi

a. Jumlah peternak sapi perah 1,97 1,38 0,84

b. Jumlah pengelola biogas 2,06 1,59 0,82

c. Jumlah pemanfaat pupuk

organik 1,97 1,38 0,84

d. Kontribusi pendapatan USP terhadap pemenuhan kebu-tuhan konsumsi keluarga

1,27 1,10 0,94

Hasil rata-rata dalam sub sistem ekonomi

(2a+2b+2c+2d)/4

1,82 1,36 0,86

3 Sosial

Perilaku berusaha sapi perah 1,45 1,25 0,88

Hasil dalam sub sistem

5.5 Desain Kebijakan Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro