• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sinergitas

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori sinergitas untuk menganalisis hubungan sinergi yang digunakan oleh stakeholder dan permasalahan yang sedang berlangsung. Sinergitas berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti bekerja bersama-sama. Sinergitas sebagai suatu bentuk hubungan sinergi yang tercipta dari sebuah proses atau interaksi dan menghasilkan suatu keseimbangan harmonis sehingga mampu atau diharapkan menghasilkan sesuatu yang optimum. Penciptaan sinergitas dapat terjadi didalam hubungan sinergi dengan beberapa syarat utama yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas (Doctoroff, 1977; Mukhtaromi, dkk 2012).

Menurut Covey (2004) sinergitas adalah hubungan komunikasi tingkat tertinggi yang terbentuk atas integrasi dan kerjasama yang tinggi dari beberapa individu dalam sebuah kelompok atau organisasi sosial. Sinergitas dapat terbangun dari rasa kepercayaan, adanya rasa kertebukaan, kerjasama yang baik antar individu untuk membentuk sebuah kreatifitas guna menemukan pemecahan

masalah atau ide baru dalam alternatif jalan ketiga (jalan tengah) tanpa menimbulkan konflik sosial dengan individu lain.

Hal yang sama disampaikan oleh Williams (2006; Handoko, 2017) menyatakan bahwa sinergitas diartikan sebagai sebuah proses interaksi dari dua bagian atau lebih, yang akan menghasilkan pengaruh gabungan lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari pengaruh masing-masing secara individual.

Sinergitas dapat terjadi dalam beberapa aktor dalam organisasi maupun kelompok. Hubungan sinergitas dapat berkembang dan mengalir antara individu, kelompok dengan bekerja bersama secara terus menerus satu dengan yang lain, sehingga diantara mereka dapat berpikir dan bergerak sebagai satu kesatuan.

Williams yang menyebutkan bahwa sinergitas bukanlah sesuatu yang dapat kita pegang oleh tangan kita tapi suatu istilah yang berarti melipatgandakan pengaruh (multiplier effect) yang memungkinkan energi pekerjaan atau jasa individu berlipat ganda secara bertahap melalui usaha bersama. Sinergitas penting untuk membuat tujuan dan output yang lebih besar. Sinergitas dapat dilakukan dengan positif dan kerjasama antar pihak satu dengan pihak yang lain (Williams, 2006;

Handoko, 2017).

Hal yang sama ditulis oleh Najiyati, dkk (2011; Pramono, 2018) menyatakan bahwa sinergitas sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran atau output lebih baik dan besar. Sinergitas dapat dipahami sebagai operasi gabungan atau perpaduan unsur untuk menghasilkan output yang lebih baik. Sinergitas muncul ketika bagian-bagian organisasi saling berinteraksi untuk menghasilkan dampak gabungan yang lebih besar daripada apabila dilakukan sendiri oleh masing-masing bagian. Untuk

mencapai kondisi yang sinergi atau demi menghasilkan output yang jauh lebih besar, tidak dapat dihindari bahwa terdapat tingkat kebergantungan antara satu pihak dengan pihak yang lain.

Sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu:

a. Komunikasi, dibedakan atas dua bagian yaitu: pertama, komunikasi yang dilakukan dengan berorientasi pada sumber kegiatan guna mendapatkan tanggapan. Kedua, komunikasi yang berorientasi pada penerima memandang bahwa komunikasi sebagai semua kegiatan untuk (penerima) dalam menanggapi

stimulus atau rangsangan.

b. Koordinasi, menyebutkan koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan bersama. Moekijat (1994; Dicky, 2018) menyebutkan 9 syarat mewujudkan

koordinasi yang efektif, yaitu:

1. Hubungan langsung, bahwa koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui

hubungan pribadi langsung.

2. Kesempatan awal, koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat awal

perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan.

3. Kontinuitas, koordinasi merupakan proses yang kontinue dan harus berlangsung pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan.

4. Dinamis, koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan lingkungan baik intern maupun ekstern.

5. Tujuan yang jelas untuk memperoleh koordinasi yang efektif.

6. Organisasi yang sederhana struktur organisasi yang sederhana memudahkan

koordinasi yang efektif.

7. Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dapat mengurangi

pertentangan tetapi juga membantu pekerjaan dengan kesatuan tujuan.

8. Komunikasi yang efektif sebagai persyaratan koordinasi ya ng baik.

9. Kepemimpinan supervisi yang efektif kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan pada tingkat perencanaan maupun pada tingkat.

Sinergitas harus mampu menghadapi tantangan atau masalah yang menjadi penghambat tercapai tujuan organisasi dengan analisis medan kekuatan. Menurut Covey (2004), analisis medan kekuatan diartikan situasi yang saling tergantung, sinergi sangat kuat dalam menghadapi kekuatan negatif yang bekerja melawan pertumbuhan dan perubahan. Lewin (Covey, 2004) mengembangkan model

"Force Field Analysis" yang menggambarkan setiap tingkat kinerja saat ini atau sebagai keadaan keseimbangan antara kekuatan pendorong yang mendorong gerakan ke atas dan kekuatan pengekang yang menghambatnya. Kekuatan pendorong umumnya positif, masuk akal, logis, sadar, dan ekonomis. Dalam perjalanannya, kekuatan penahan sering negatif, emosional, tidak logis, tidak sadar, dan sosial atau psikologis. Kedua kekuatan itu sangat nyata dan harus diperhitungkan dalam menghadapi perubahan. Meningkatkan kekuatan pendorong dapat membawa hasil yang lebih baik untuk sementara waktu. Tetapi selama kekuatan penahan ada, itu akan menjadi semakin sulit. Dengan menggunakan perilaku, keterampilan, dan interaksi untuk bekerja langsung pada kekuatan yang menahan guna mencairkannya, melonggarkannya, dan menciptakan wawasan baru yang benar-benar mengubah kekuatan penahan itu menjadi kekuatan baru yang

positif. Dalam proses ini melibatkan beberapa orang dalam masalah, membuat mereka masuk ke dalamnya, sehingga mereka merasa bahwa masalah itu bagian dari hidup mereka dan menciptakan bagian penting yaitu solusi.

Akhirnya sebuah tujuan baru atau bersama diciptakan, dan seluruh aktor atau pelaku bergerak ke atas, sering kali dengan cara yang tidak seorang pun dapat mengantisipasi. Dan hasil yang terkandung dalam gerakan atau perumusan itu menciptakan ide baru. Individu yang terlibat di dalamnya tergabung satu sama lain dan menciptakan pemikiran baru yang segar, oleh alternatif dan peluang kreatif baru (Covey, 2004).

Sinergitas memiliki makna membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas, dengan perilaku utama yaitu memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati, serta menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

Sinergitas dapat terbangun diantara aktor atau individu dengan membangun kepercayaan. Kondisi saling mempercayai harus dibangun walaupun memerlukan waktu. Ini penting karena kepercayaan (trust) yang bijak dan cerdas adalah hal yang dapat mengubah sesuatu atau mewujudkan dinamika menuju perubahan yang diharapkan. Dalam membangun hubungan saling percaya, masing-masing pihak yakin bahwa segala suatu tindakan untuk mencapai tujuan bersama sangat diyakini akan disambut dukungan dari rekan sekelompoknya.

Percaya terhadap kemampuan rekannya untuk melakukan tugas dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dan dapat diandalkan (Geller 1999; Sulasmi, 2006).