• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penduduk Kabupaten Samosir dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya mendapat air dari beragam sumber seperti air hujan, mata air, sungai, danau, sumur gali dan sumur bor.

Secara umum wilayah yang paling sulit air adalah kecamatan Ronggutr Nihuta. Penggunaan sumber-sumber air dimaksud secara persentase untuk air kemasan tahun 2009 sebesar 0,48%, air isi ulang 0,16%, sumur pompa 4,37%, sumur terlindung 5,48%, sumur tak terlindung 0,78%, mata air terlindung 12,85%, air sungai/ danau 7,05%, air hujan 5,95% dan mata air tak terlindung 39,01% dan lainnya 16,12%. Selanjutnya persentase penggunaan air Kabupaten Samosir dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 6.28 Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten Samosir

Sumber Air Minum 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Air Kemasan Bermerk 0,29 0,48 -

2. Air Isi Ulang - - 0,16

3. Leding Dengan Meteran 5,47 5,95 7,75

4. Leding Eceran 0,29 0,32 0,15

5. Sumur Bor/ Pompa 6,14 2,52 4,37

6. Sumur Terlindung 3,72 6,17 5,48

7. Sumur Tak Terlindung 3,48 11,52 0,78

8. Mata Air Terlindung 7,90 17,18 12,85

9. Mata Air Tak Terlindung 21,62 13,54 39,01

10. Air Sungai/ Danau 24,08 5,19 7,05

11. Air Hujan 4,42 6,96 5,95

12. Lainnnya 22,59 30,17 16,44

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: Out Line Plan SPAM Kabupaten Samosir D. Pipa Transmisi dan Distribusi

Jumlah panjang pipa transmisi dan distribusi saat ini adalah 30.786 M. Diameter pipa yang digunakan adalah dari Diameter paling besar (Intake) 6” sehingga dimeter 2”. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa GIP dan PVC. Pipa yang palin tua pemasangannya ada yang sudah berumer 26 tahun atau dibangun tahun 1985. Jaringan pipa sebagian kecil yakni yang dijalan Simanindo dipasang di kiri, kanan jalan. Selebihnya hanya pada satu sisi jalan saja.

Semua jaringan pada umumnya dipasang pada jaringan jalan hingga lewat kantor Bupati kearah Nainggolan. Sistim jaringan perpipaan ini tertutup dalam arti sambungan, namun sistim yang sebenarnya adalah sistem ujung mati yang ditur oleh Gate Valve disetiap pertemuan. Hal ini dilakukan untuk pengaturan tekanan.

E. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

i Permasalahan:

1. Penyelenggara Air Minum PDAM

Permasalahan penyelenggaraan air minum PDAM, yaitu: a. Masalah pengembangan usaha dan perluasan pelayanan; b. Masalah Penyesuaian tarif;

d. Masalah Keuangan, Kelembagaan atau kapasitas sumber daya manusia serta kepemimpinan dan profesionalisme.

Kebijakan untuk mengatasi PDAM:

- Bahwa perlunya integrasi dana APBN dan APBD maupun kemampuan PDAM dan Swasta untuk mengejar kebutuhan pelayanan air minum yang terus meningkat terutama dalam memenuhi target cakupan pelayanan akses aman nasional sebesar 100% di tahun 2019;

- Kerjasama pemerintah dengan dunia usaha (KPS) belum mampu mencukupi kekurangan (gap) yang ada dalam perluasan akses pelayanan air minum;

- Bantuan teknis dalam rangka menyehatkan PDAM;

- Bantuan manajemen sebagai pembinaan SDM, peningkatan efisiensi, serta

- Bantuan program sebagai optimalisasi fungsi SPAM yang ada, perbaikan komponen, untuk menurunkan biaya operasional dan mengembalikan fungsi sistem.

Pengembangan SPAM memerlukan dukungan yaitu: a. aspek pendanaan;

b. aspek kelembagaan; c. aspek teknis;

d. aspek peran serta masyarakat/swasta; e. aspek pengaturan.

Aspek pengaturan yang ada di tingkat Pusat saat ini sudah cukup lengkap, dimulai dari UndangUndang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, lalu Peraturan Pemerintah Nomor 16 tentang Pengembangan SPAM serta Peraturan-Peraturan Menteri terkait pengembangan SPAM lainnya yang merupakan amanat langsung dari Perundangan dimaksud. Aspek pengaturan yang lengkap di tingkat pusat belum disesuaikan/ditindaklanjuti dengan aspek pengaturan di tingkat daerah. Peraturan-Peraturan terkait pengembangan SPAM di daerah masih terbatas, pada Peraturan Daerah tentang Pembentukan PDAM dan Peraturan Daerah tentang Pelayanan PDAM.

Pengaturanyang lengkap, jelas, dan terpadu, akan sangat menentukan keberhasilan pengembangan SPAM karena merupakan landasan kebijakan upaya dimaksud. Salah satu upaya dalam aspek pengaturan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum adalah dengan melengkapi peraturan terkait pengembangan SPAM di daerah. Menindaklanjuti hal tersebut, sesuai dengan salah satu fungsi BPPSPAM dalam PP 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 46 ayat b, yaitu membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penerapan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM) oleh penyelenggara dan masyarakat. Pada tahun 2014 BPPSPAM melakukan Kegiatan Pendampingan Penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengembangan SPAM untuk Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam rangka untuk mencapai target akses air minum 100 persen di tahun 2019 mendatang PDAM harus:

2. PDAM dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain (swasta) agar cakupan pelayanan kepada masyarakat dapat meningkat:

Public Private Partnership (PPP) baik skema Business to Business (B to B);

 Kerjasama pemerintah swasta (KPS),Pemerintah Daerah daerah dapat bekerja sama dengan pihak swasta.

3. Pengembangan PDAM diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah selaku pemilik PDAM.

Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Samosir adalah sumber daya air yang melimpah, baik air dari Danau Toba maupun sungai-sungai yang banyak mengaliri Pulau Samosir. Berdasarkan informasi dari beberapa orang informan kunci yang ditemui oleh para surveyor maupun tenaga ahli, 10-15 tahun yang lalu, sungai yang ada di Samosir jauh lebih berair. Jumlah sungai yang kering pada musim kemarau lebih sedikit, sementara jumlah sungai yang meluapkan alirannya ke luar badan sungai juga lebih sedikit. Hal ini merupakan indikasi berkurangnya fungsi hutan sebagai daerah resapan air.

Sumber air di Kabupaten Samosir didapat baik di daerah terjal di wilayah perbukitan maupun dataran rendah, sampai ke tepi danau. Sumber air di dataran tinggi berasal langsung dari mata air sedangkan di dataran rendah, walaupun ada beberapa sumber mata air, namun umumnya air berasal dari sungai. Sumber air ini dapat menjadi potensi bagi pembangunan Kabupaten Samosir bila dipelihara dengan baik namun juga dapat tidak memberikan hasil yang bermanfaat bila pengelolaannya tidak tepat. Bahkan sumber daya air ini dapat membawa malapetaka apabila penduduk merubah kondisi alam Samosir sehingga menghilangkan fungsi ekologi tata airnya. Sumberdaya air ini selain sebagai sumber penghidupan penduduk, juga merupakan sumber pengairan bagi tanah-tanah pertanian. Beberapa jenis penggunaan tanah pertanian memang mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairannya, namun sumber air yang berasal dari mata air maupun sungai merupakan sumber andalan bagi pertanian, terutama pertanian lahan basah. Kegiatan pertanian juga mengandalkan sumber air yang ada sepanjang tahun.

Air di Samosir juga berpotensi sebagai sarana wisata. Jalur di sepanjang tepian sungai yang ditanami tanaman keras dan berfungsi sebagai jalur hijau, dapat menjadi objek wisata berbasis alam (agro-eco tourism). Di tepian sungai ini juga potensial sebagai daerah perkemahan remaja sepanjang lokasinya memiliki dataran yang memadai untuk kegiatan perkemahan. Air danau juga menjadi sumber kegiatan, baik wisata, perikanan maupun sumber energi. Namun untuk menjaga kesinambungan fungsi Danau Toba, Pemerintah Kabupaten Samosir tidak dapat melakukannya tanpa bekerja sama dengan

Sebagaimana sumberdaya alam lain, bila tidak diperhatikan penggunaan maupun pengelolaannya, dia dapat berubah menjadi lawan. Demikian juga dengan sumberdaya air yang ada di Samosir ini. Potensinya yang besar bila tidak disertai pemeliharaan pada daerah hulunya berpotensi menjadi banjir bandang yang sewaktu-waktu dapat mengancam penduduk beserta semua harta bendanya. Ancaman ini terutama mengintai mereka yang bertempat tinggal di sepanjang aliran sungai.

Sementara itu, air yang masih berada di dalam tanah, harus hati-hati untuk dimanfaatkan. Pengambilan air tanah dengan cara dibor maupun dengan penggalian sumur di dataran tinggi dan terjal memiliki potensi longsor. Pemanfaatan air di dataran tinggi harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi setempat yang rawan longsor dan jenis tanah yang ada.

Pemanfaatan air sungai juga tetap harus memperhatikan fungsi ekologis agar kualitas dan kuantitas air, sehingga tetap dapat dipertahankan sebagai sumber air minum, peternakan ikan, sumber pengairan kegiatan pertanian lahan basah maupun kering, wisata, memenuhi kebutuhan air rumah tangga, dan sebagainya. Sementara itu pemanfaatan air danau juga harus tetap memperhatikan fungsi ekologis demi kepentingan yang lebih besar seperti jalur transportasi air dan wisata, selain juga sebagai tempat peternakan ikan, sumber air bagi kebutuhan rumah tangga, dan sebagainya.

Kegiatan di atas tanah juga harus memperhatikan kendala setempat yang berupa longsoran dan gelinciran tanah dan batuan induk. Jenis penggunaan tanah yang dikembangkan di daerah terjal di perbukitan, terutama, harus berdasarkan pendekatan ekologis sehingga kendala longsor dan gelinciran dapat diatasi. Kegiatan apapun yang dikembangkan tidak diperkenankan mengubah bentang alam, seperti menggali secara berlebihan, memotong bukit, menggali saluran tanpa memperhatikan arah sesar, jenis tanah, maupun kemiringan topografi, juga mendirikan bangunan dengan menanam pondasi terlalu dalam dan besar sehingga merusak struktur tanah. Pengubahan bentang alam yang tidak sesuai dengan kondisi alam, selain berpotensi sebagai sumber bencana, juga berpengaruh pada potensi wisata alam (eco tourism) yang menjadi ujung tombak pembangunan di Samosir. Karena itu mempertahankan alam sebagaimana aslinya adalah wajib dan tidak dapat di toleransi. Pengubahan bentang alam ini termasuk juga mendirikan bangunan bertingkat yang kiranya dapat mengganggu pemandangan karena terhalang bangunan tinggi. Pendirian bangunan bertingkat juga harus memperhatikan fungsi tata air karena pembangunan dengan pondasi dalam dan lebar cenderung merusak struktur tanah sehingga berpotensi terhadap longsor, serta intrusi air danau yang masuk ke daratan.

Lembah-lembah sungai merupakan daerah yang sangat banyak dimanfaatkan oleh penduduk. Selain karena kemudahan untuk mendapatkan air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk rumah tangga maupun pertanian,peternakan dan perikanan, lembah sungai biasanya juga sangat subur. Kesuburan tanah yang dimiliki tentu sangat menguntungkan penduduk yang sumber penghasilan utamanya dari sektor pertanian. Namun pemanfaatan lembah sungai sesungguhnya sangat berbahaya karena potensial terhadap erosi tanah permukaan.

Erosi tanah permukaan selain mengurangi kesuburan tanah juga mempercepat sedimentasi danau karena besarnya sedimen yang dibawa oleh air sungai yang mengalir ke danau. Karena itu pemanfaatan lembah sungai harus dibatasi. Selain itu jenis kegiatan yang diperkenankan untuk dikembangkanpun terbatas. Sebaiknya penduduk yang bertempat tinggal di sepanjang lembah sungai direlokasi ke tempat yang lebih aman sementara kegiatan pertanian dibatasi hanya jenis perkebunan atau pembudidayaan tanaman keras yang dapat diambil manfaatnya, seperti tanaman buah-buahan (mangga, rambutan, nangka, durian dan lainnya) atau tanaman perkebunan seperti kopi.

Pada dasarnya kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Samosir sudah terpenuhi dalam segi akses untuk mendapatkan air tetapi belum sepenuhnya akses air minum yang layak dirasakan oleh penduduk Kabupaten Samosir. Baru 1 Kecamatan yang dilayani oleh PDAM yaitu Kecamatan Pangururan. Jumlah pelanggan air bersih pada PDAM Tirtanadi Cabang Samosir tahun 2013 adalah sebanyak 3.090 pelanggan, mengalami peningkatan sebesar 60% bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 1.840 pelanggan. Untuk wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan PDAM, berbagai program dari tahun ke tahun terus dilakukan, yaitu dengan pembangunan sarana air bersih di perdesaan dan program Sistem Penyediaan Air Minum di kecamatan (SPAM):

1. Belum lengkap dan terbarukan perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum:  Masih rendahnya kapasitas SDM maupun kelembagaan penyelenggara air minum di daerah;  Mindset penyelenggaraan, tugas dan kewenangan dalam pelayanan air minum masih harus

dirubah;

 Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM sehingga peran pembinaan pengembangan SPAM menjadi sangat lemah;

 Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM) termasuk rekrutmen SDM Belum terpadu dengan dengan program pengembangan SDM Penyelenggara SPAM.

2. Menurun kuantitas, kualitas dan kontinuitas air baku air minum:

 Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik;

 Kualitas sumber air baku semakin menurun akibat meningkatnya akitvitas dan kegiatan masyarakat dan industri tidak disertai dengan perlindungan terhadap lingkungan;

 Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi sehingga pemanfaatan air baku yang lintas wilayah seringkali menimbulkan konflik;

 Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.

3. Masih rendahnya cakupan dan kualitas pelayanan:

 Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan berkisar antara 19.% - 20% dengan 2014 dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah. Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah. Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi;

 Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat miskin selain belum memadai, juga harus membayar lebih mahal;

 Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk;

 Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan;  Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar lebih mahal;  Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum

memadai;

 Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman.

4. Belum optimal sistem perencanaan penyediaan air minum.

5. Terbatasnya pendanaan untuk mendukung keseluruhan aspek penyediaan air minum:

 Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan yang diantaranya disebabkan oleh masih rendahnya tarif dan masih tingginya beban utang;

 Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari pinjaman luar negeri daripada mengembangkan alternatif pendanaan dalam negeri;

 Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah.

6. Peran Masyarakat:

 Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah;

 Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah;

 Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.

Tabel 6.29 Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Yang Dihadapi di Kabupaten Samosir

No. Aspek Pengelolaan

Air Limbah Permasalahan

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan A. Kelembagaan/Perundangan

1 Organisasi SPAM Pada tingkatan (level) kelembagaan, menyangkut struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata kerja, instrumen manajemen, tata hubungan dan jejaring organisasi, dll.

Menerapkan Prinsip tata pemerintahan yang baik (good govermance) dengan penegakan

supremasi hukum pelaku KKN.

Meningkatkan efektifitas dan budaya kinerja aparatur untuk menciptkan kualitas dan kapasitas pelayanan public.

2 Tata Laksana (SOP, Koordinasi,dll)

Belum adanya SOP SPAM Memanfaatkan dan membedayakan SDM yang ada.

Segera menyusun SOP SPAM.

3 SDM Masih timpang tindihnya

fungsi-fungsi kelembagaan serta kurang efektif dan efesiennya tata laksana serta prosedur di setiap SKPD, sehingga sangat di perlukan usulan program kelembagaan

Peningkatan keterampilan(skills), kualitas,

pengetahuan, sikap, estetika dan motivasi kerjanya

Penambahan SDM khususnya sector SPAM

No. Aspek Pengelolaan

Air Limbah Permasalahan

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan B. Teknis Operasional

1 Sumber Air Baku Masih belum tertata dengan baik karena anggaran yang minim.

Pemkab sudah melakukan

pembenahan.

Rencana membangun sumber air baku.

2 Bangunan Intake Masih bebrapa bangunan intake yang baru dilakukan pembangunan.

Pemkab telah melakukan perbaikan serta pembangunan intake.

Akan membangun intake yang lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

3 IPA Minimnya anggaran dalam

pembangunan IPA.

Memanfaatkan IPA yang ada.

Pemkab akan menambah IPA sesuai dengan kebutuhan.

4 Reservoir dan Pompa Distribusi Minimnya anggaran dalam pembangunan Reservoir dan pengadaan Pompa Distribusi.

Memanfaatkan Reservoir dan Pompa Distribusi yang ada.

Pemkab akan menambah Reservoir dan Pompa Distribusi sesuai dengan kebutuhan.

5 Jaringan Transmisi Minimnya anggaran pembangunan Jaringan Transmisi dan kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata membuat biaya instalasi Jaringan Distribusi semakin tinggi.

Memanfaatkan Jaringan Transmisi yang ada dan melakukan

pemeliharaan.

Pemkab akan menambah serta memperluas Jaringan Transmisi dari sumber air baku sesuai dengan kebutuhan.

6 Jaringan Distribusi Minimnya anggaran pembangunan Jaringan Distribusi dan kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata membuat biaya instalasi Jaringan Distribusi semakin tinggi.

Memanfaatkan Jaringan Distribusi yang ada dan melakukan

pemeliharaan.

Pemkab akan menambah serta memperluas Jaringan Distribusi dari sumber air baku sesuai dengan kebutuhan.

7 Sambungan Rumah Jaringan untuk sambungan rumah saat masih belum terjangkau seluruhnya, hal ini bahwa penyebaran penduduk yang tidak merata.

Sambungan Rumah SPAM saat ini mensosialisakan kepada masyarakat agar menjaga jaringan serta melaporkan apabila ada kebocoran.

Pemkab akan menambah serta memperluas Sambungan Rumah sampai seluruh Kabupaten.

8 Meter Pelanggan Instansi terkait

memasang meteran pelanggan setiap rumah pelanggan.

Pemkab akan memberikan meteran pelanggan sesuai dengan mutu yang standart.

C. Pembiayaan

1 Sumber-sumber pembiayaan Masih minimnya anggaran untuk peningkatan SPAM. Kondisi geografis Kabupaten membuat pengembangan SPAM sangta tinggi. Mengoptimal pendapat/laba dari SPAM. Melakukan koordinasi dengan Provinsi untuk peningkatan anggaran serta sarana dan prasaran SPAM di Kabupaten.

2 Tarif Retribusi Rendahnya tarif retribusi  Terkadang ada tunggakan

dari pelanggan.

Pemkab akan melalukan evaluasi terhadap tariff yang ada saat ini.

Pemkab akan menaikkan tariff untuk dapat memenuhi kebuthan dan peningkatan SPAM.

Tabel 6.30 Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Yang Dihadapi di Kabupaten Samosir

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Teknis Manfaat Biaya Teknis Manfaat biaya Teknis Manfaat Biaya A. Kelembagaan/Perundangan

1 Organisasi SPAM Diperlukan perbaikan/pembenahan organisasi SPAM yang ada

Untuk memaksimalkan tupoksi.

sedang - - - - - -

2 Tata Laksana (SOP, Koordinasi,dll) Merencanakan SOP SPAM Agar lebih jelas tata laksana yang diterapkan.

tinggi - - - - - -

3 SDM Penambahan SDM SPAM Untuk memaksimalkan tupoksi

dan kinerja agar tidak terjadi tumpang tindih tugas.

sedang - - - - - -

B. Teknis Operasional - - - - - -

1 Sumber Air Baku Revitalisasi sumber Air Baku yang ada Untuk meningkatkan sumber air baku.

tinggi - - - - - -

2 Bangunan Intake Penambahan bangunan intake Untuk meningkatkan kuantitas bangunan intake.

tinggi - - - - - -

3 IPA Penambahan IPA SPAM Untuk meningkatkan IPA

SPAM.

tinggi - - - - - -

4 Reservoir dan Pompa Distribusi Penambahan reservoir dan Pompa Distirbusi

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas reservoir dan Pompa Distirbusi.

tinggi - - - - - -

5 Jaringan Transmisi Peningkatan jaringan transmisi SPAM Untuk meningkatkan jaringan transmisi SPAM.

tinggi - - - - - -

6 Jaringan Distribusi Peningkatan jaringan distribusi SPAM Untuk meningkatkan jaringan distribusi SPAM.

tinggi - - - - - -

7 Sambungan Rumah Peningkatan sambungan rumah (SR) Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sambungan rumah (SR).

tinggi - - - - - -

8 Meter Pelanggan Mengontrol meteran pelanggan SPAM Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas meteran pelanggan SPAM.

ii. Tantangan Pengembangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke depan, agar dapat digambarkan, misalnya:

1) Tantangan Internal:

a) Peningkatan cakupan kualitas air minum masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani meskipun minat masyarakat untuk mendapatkan pelayan penyediaan air minum cukup tinggi. Potensi peningkatan cakupan pelayanan air minum antara lain melalui program-program peningkatan kinerja operasi unit pengolahan air eksisting, optimalisasi kapasitas unit produksi yang belum termanfaatkan dan penambahan jaringan perpipaan distribusi;

b) Adanya tuntutan PP Nomor 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan;

c) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM;

d) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan;

e) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP Nomor 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan;

f) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.

2) Tantangan Eksternal:

a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup;

b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan;

c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan;

d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta;

e) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim investasi yang kompetitif.

6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pad akurun waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasional sebesar 47,71%, dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan dan 45,72% di perdesaan.