• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISWA SEKOLAH DASAR

Dalam dokumen PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELAL (Halaman 73-76)

KELAS IV SDN KEDUNGKANDANG II MALANG

SISWA SEKOLAH DASAR

Fina Dwi Rosita Dewi

Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Malang Email: finamurdianto@gmail.com

Abstrak

Model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) merupakan jenis model pembelajaran kooperatif. Model TSTS ini digunakan bertujuan dalam upaya guru meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah dasar pada mata pelajaran IPS. Model TSTS merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir kritis dan mencari informasi dengan cara bertamu kekelompok lain, sehingga mampu memotivasi siswa untuk belajar. Motivasi belajar sangat perlu di miliki bagi semua siswa khususnya siswa sekolah dasar. Usia sekolah dasar merupakan tahapan awal anak dalam memperoleh ilmu pengetahuan melalui pembelajaran. Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan sistem pembelajaran salah satunya dengan penggunaan model-model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan melalui model pembelajaran TSTS.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, , TSTS (Two Stay Two Stray), Motivasi Belajar, IPS.

Abstract

TSTS learning model ( Two Stay Two Stray ) is a type of cooperative learning model . This TSTS models used in efforts aimed at improving teachers' motivation to learn the elementary school students in social studies . Model TSTS a learning model that requires students to think critically and look for information by other kekelompok visit , so as to motivate students to learn . Motivation to learn is necessary in for all our students, especially primary school students . The primary school age children in the early stages of obtaining knowledge through learning . Motivation is very important in learning activities, because their motivation to encourage the spirit of learning and conversely lack of motivation will weaken the spirit of learning. Therefore, it is necessary to the improvement of the system of learning one of them with the use of learning models that are innovative, creative and fun through learning model TSTS .

Keywords : Learning Model, Learn Motivation, TSTS (Two Stay Two Stray), IPS PENDAHULUAN

Proses Belajar Mengajar (PBM) yang baik tentu banyak faktor yang mempengaruhinya dan diantaranya adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pembelajaran

sampai kepada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan adalah model TSTS. Model TSTS ini bersifat

kerjasama, saling berdiskusi untuk

mendapatkan suatu informasi kepada

kelompok lain. Lie (dalam Yusritawati,

2009:14) menyatakan, ―Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk

membagikan hasil dan informasi dengan

kelompok lain‘‘. Hasibuan (2006: 22-23) mengatakan ada beberapa manfaat dari diskusi , yaitu sebagai berikut : (1) memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa; (2) memberi kesempatan

kepada siswa untuk menyalurkan

kemampuannya; (3) mendapat balikan dari siswa, apakah tujuan telah dicapai; (4) membantu siswa belajar berpikir kritis; (5)

membantu siswa belajar menilai

kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain); (6) membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai permasalahan yang dilihat, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah dan; (7) mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi siswa adalah

motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekundan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh

dalam proses belajar pembelajaran.

Dorongan motivasi dalam belajar

merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Motivasi

belajar yang dimiliki siswa dalamsetiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11). Siswa yang bermotivasi tinggi

dalam belajar memungkinkan akan

memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Dalam proses belajar, motivasi memiliki peran yang sangat penting, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar, tidak akan mungkin

melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi: (a) Motivasi sebagai pendorong

perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar; (b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang tak

terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik; (c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi

mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Misalnya dalam pelajaran IPS

muatan yang terlalu banyak materi dan bersifat menghafal, sehingga siswa enggan untuk belajar. Oleh karena itu motivasi belajar khususnya pada mata pelajaran IPS ditingkatkan dengan menggunakan salah satu model pembelajaran TSTS. Program pendidikan IPS yang komprehensif adalah program pendidika yang mencakup empat dimensi. Menurut Siradjudin (2012:45), empat dimensi itu meliputi: (1) Dimensi

Pengetahuan (knowledge), secara

konseptual, pengetahuan mencakup fakta, konsep, dan generalisasi yang dipahami oleh siswa; (2) Dimensi Keterampilan (skills) antara lain yaitu, Keterampilan meneliti/ akademik dan keterampilan berpikir; (3) Dimensi Nilai dan Sikap (vallues and attitudes), antara lain nilai substantif adalah

keyakinan yang telah dipegang oleh

seseorang umumnya hasil belajar.

Sedangkan nilai prosedural secara eksplisit atau implisit hendaknya telah ada dalam langkah-langkah pembelajaran dan tidaklah menjadi bagian dari konten tersendiri; (4)

Dimensi Tindakan (action), meliputi:

percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas; berkomunikasi dengan

anggota masyarakat yang diciptakan;

pengambilan keputusan dan dapat menjadi bagian kegiatan kelas khususnya pada saat siswa diajak melakukan inkuiri.

Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar

mengajar. Kemampuan menangkap

pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat,

sehingga tujuan pembelajaran yang

diharapkan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat

dijadikan alternatif bagi guru untuk

menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam belajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe

two stay two stray (dua tinggal dua tamu). Dimana model TSTS ini mempunyai salah satu manfaat bagi peserta didik yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa.

PEMBAHASAN

A.MODEL PEMBELAJARAN TSTS

(TWO STAY TWO STRAY)

Model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang sangat menyenangkan, dimana dua siswa menjadi tamu dan dua siswa menjadi informan. TSTS yang sering

disebut ―dua tinggal dua tamu‖

dikembangkan oleh Spencer Kagan pada

tahun 1992. Menurut Slavin (Isjoni,

2011:15) ―In cooperative learning methods,

students work together in four member teams to master material initially presented

cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana sistem belajar dan bekerja

kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan‖.

Menurut Lie (2002:60-61) model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar

memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal. Dalam model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Menurut Agus Suprijono (2012:93) strategi Two Stay Two Stray atau strategi dua tinggal dua tamu adalah strategi yang dapat mendorong

anggota kelompok untuk memperoleh

konsep secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa.

B.LANGKAH-LANGKAH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Dalam dokumen PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELAL (Halaman 73-76)