• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN SKEMA AKTANSIAL DAN SKEMA FUNGSIONAL

3.2 Kajian Skema Fungsional

3.2.3 Skema Fungsional Cerpen “Ny. Elberhart”

3.2.3.1 Skema Fungsional Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”

Situasi Awal

1. Ketertarikan tokoh saya terhadap sosok Ny. Elberhart 2. Keingintahuan tokoh saya terhadap jati diri Ny. Elberhart

Transformasi Tahap Uji Kecakapan

1. Usaha tokoh saya mengetahui jati diri Ny. Elberhart 2. Potongan informasi tentang jati diri Ny. Elberhart 3. Tuduhan Ny. Elberhart terhadap tokoh saya

Transformasi Tahap Utama

1. Permintaan maaf Ny. Elberhart 2. Penyesalan diri tokoh saya 3. Meninggalnya Ny. Elberhart

Transformasi Tahap Kegemilangan

- Situasi Akhir

98 2. Penyesalan diri tokoh saya

3. Kematian Ny. Elberhart dan harta warisan

4. Potongan informasi tentang Ny. Elberhart yang tersisa

Situasi awal cerita dimulai dengan suatu insiden yang menarik perhatian

tokoh saya. Peristiwa Ny. Elberhart yang menuduh tukang pos menggelapkan suratnya menimbulkan gairah pada tokoh saya untuk mengetahui Ny. Elberhart lebih jauh. Keingintahuan tokoh saya mulai mengarah kepada keinginan mencampuri kehidupan Ny. Elberhart saat melihat pekarangannya yang kotor. Dan memunculkan perasaan kasihan di waktu yang hampir bersamaan. Kedua perasaan tersebut adalah buah dari rasa kesepian yang menuntut tokoh saya mengetahui jati diri Ny. Elberhart (objek).

Tahap transformasi uji kecakapan ditandai oleh tokoh saya yang berusaha

menjalin relasi dengan Ny. Elberhart. Langkah awal yang ia lakukan adalah menelepon tetangga-tetangga Ny. Elberhart, menganjurkan mereka untuk menegurnya. Langkah berikutnya yang dilakukan tokoh saya adalah mengirim surat kepada koran daerah dan wali kota. Terakhir, tokoh saya mengirimkan surat langsung kepada Ny. Elberhart. Surat tersebut membantu tokoh saya menyingkirkan kekotoran pekarangan milik Ny. Elberhart.

Setelah sepuluh hari tidak melewati Jalan Jefferson, tokoh saya melihat pekarangan yang mengganggu pikirannya telah bersih. Tokoh saya merasa bertanggung jawab apabila Ny. Elberhart jatuh sakit akibat membersihkan pekarangannya. Ia merasa bersalah dan memutuskan untuk menengok Ny.

99

Elberhart setelah menelepon beberapa tetangga guna mencari informasi. Usaha tersebut ia lakukan agar tokoh saya dapat dengan mudah mengetahui dan mengenali Ny. Elberhart.

Ny. Elberhart sangat berhati-hati dengan kedatangan tokoh saya saat menjenguknya. Namun, ia tidak bisa menampik bahwa rasa kesepian membuatnya ingin bersahabat dengan tokoh saya. Bahkan Ny. Elberhart merasa kecewa ketika suatu kali tokoh saya tidak dapat hadir menjenguknya.

Tokoh saya hanya berasumsi terkait jati diri Ny. Elberhart. Ia meyakini Ny. Elberhart menderita penyakit berat. Tokoh saya mendapatkan berbagai macam keterangan dari pegawai kamar rontgen dan pegawai laboratorium. Mereka menceritakan bahwa otak dan ginjal Ny. Elberhart pernah dipotret puluhan kali, sumsum tulang belakangnya pernah diambil untuk diperiksa, serta darah dan kencingnya sering kali diperiksa. Kemudian tokoh saya mendapatkan pembenaran bahwa obat yang diminum Ny. Elberhart adalah obat untuk melawan infeksi. Dari sorot matanya, tokoh saya menyadari bahwa Ny. Elberhart menderita penyakit yang berat.

Tokoh saya akhirnya berhasil memancing Ny. Elberhart untuk bercerita. Dari cerita yang ia sampaikan, tokoh saya berkesimpulan bahwa sosok Ny. Elberhart selalu diperbudak oleh egonya karena ingin melindungi dirinya sendiri dari segala kesalahan dengan jalan melemparkan sumber kesalahan kepada orang lain. Selain itu, tokoh saya berasumsi bahwa Ny. Elberhart ingin namanya dikenang setelah dirinya meninggal.

100

Hubungan tokoh saya dengan Ny. Elberhart semakin dekat. Kedekatan mereka mengarah kepada hubungan yang saling membutuhkan, namun hubungan tersebut lebih condong menjadikan tokoh saya sebagai korban.

Pada suatu hari tokoh saya memergoki Ny. Elberhart merasa kesakitan. Untuk menutupi hal tersebut, Ny. Elberhart mengaku baik-baik saja dan hanya merasa teralalu lelah karena sudah tua. Beberapa saat kemudian tokoh saya merasa kesakitan dan terbongkok-bongkok menuju kamar mandi. Ketika kencing, tokoh saya menyadari bahwa kencingnya berwarna merah kehitam-hitaman. Dirinya menjerit. Dengan adanya kejadian tersebut, Ny. Elberhart menuduh tokoh saya menyebarkan penyakit kencing ke tubuhnya. Ia merasa puas karena tebakan dan kecurigaannya kepada tokoh saya benar.

Transformasi tahap utama dimulai ketika tokoh saya dan Ny. Elberhart

bertemu di sebuah ruang tunggu pemeriksaan. Mereka saling diam. Saat mereka ditempatkan bersebelahan di ruang pemeriksaan, Ny. Elberhart meminta maaf dan menyatakan penyesalannya atas segala sikapnya selama ini kepada tokoh saya. Ia memuji tokoh saya sebagai sosok yang patut dijadikan teladan. Hal tersebut merupakan bentuk pembenaran atas segala asumsi tokoh saya tentang jati diri Ny. Elberhart. Namun karena obat bius, tokoh saya tidak sempat mengucapkan maaf dan meminta maaf kepada Ny. Elberhart.

Situasi akhir dalam skema fungsional pertama ini adalah tokoh saya yang

merasa menyesal karena tidak sempat mengucapkan pemberian maaf dan permintaan maaf. Kepastian dirinya tidak menderita kanker juga menjadi situasi yang anti-klimaks. Tokoh saya akhirnya menelepon Ny. Elberhart dan

101

berniat untuk menjenguknya. Namun dirinya tidak dapat bertemu Ny. Elberhart.

Situasi memburuk dan Ny. Elberhart akhirnya meninggal. Dalam surat wasiatnya, Ny. Elberhart mewariskan seluruh hartanya kepada tokoh saya. Melalui dokter yang merawat Ny. Elberhart, tokoh saya mengetahui penyebab kematian Ny. Elberhart.

Pengaruh aktan pengirim terlihat sejak situasi awal hingga situasi akhir karena alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Pada situasi awal pengirim (rasa kesepian, rasa kasihan, rasa bersalah) memperlihatkan pengaruhnya untuk mendorong subjek (tokoh saya) memperoleh objek (mengenal jati diri Ny. Elberhart). Pada transdormasi tahap uji kecakapan subjek (tokoh saya) dihadang oleh pelaku aktan penentang. Namun, pelaku aktan penolong membantu subjek dalam mendapatkan objek. Pada transformasi tahap utama, tokoh saya berhasil mengenal jati diri Ny. Elberhart

melalui pembenaran berupa permintaan maaf dari Ny. Elberhart. Situasi akhir ditandai oleh berakhirnya hubungan tokoh saya dengan Ny. Elberhart dan informasi yang tersisa tentang jati diri Ny. Elberhart.