• Tidak ada hasil yang ditemukan

Smart Logistics

Dalam dokumen Menjaga Integritas Pencalonan (Halaman 121-136)

Smart and Green Logistics

1. Smart Logistics

Era revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini telah mengubah pola hidup masyarakat, cara bekerja, termasuk konektivitas sosial, perekonomian, pemerintahan, dan aspek kehidupan lainnya.

Contohnya sektor pemerintahan sekarang mengalami banyak kemajuan, terlebih dengan hadirnya e-goverment, e-budgeting, smart city, dan lain sebagainya. Tata kelola pemerintahan menjadi

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

mitra teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Era digital semakin melekat dalam merubah gaya kehidupan masyarakat di Indonesia.

Perubahan ini harus mampu direspon secara cepat oleh semua pihak, organisasi pemerintah maupun non pemerintah, publik maupun swasta guna mempersiapkan dir dalam menghadapi inovasi digital. Saat ini semua sektor sedang mengalami tranformasi menuju era digitalisasi.

Tidak dapat dipungkiri, perlahan semua sudah beralih ke arah digital. Sehingga interaksi antara manusia dan teknologi tidak terelakkan lagi. Semua pemenuhan kebutuhan kini sudah tersedia secara digital. Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan dimana untuk memproduksi suatu barang memanfaatkan mesin sebagai tenaga penggerak dan pemroses. Revolusi industri ini hadir untuk menjawab permasalahan efektivitas dan efisiensi dalam memproduksi suatu barang.

Digitalisasi lahir dengan serangkaian fitur dan manfaat yang dihadirkannya. Berbagai kemudahan bisa didapatkan dengan menerapkan digitalisasi baik itu dalam keseharian individu maupun dalam operasional sebuah organisasi atau perusahaan termasuk lembaga pemerintah yang di dalamnya ada Komisi Pemilihan Umum.

Menurut Sukmana1, digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital.

Digitalisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi

1 Ena Sukmana, Digitalisasi Pustaka, Makalah disampaikan pada Seminar

“Peran Pustakawan pada era digital”, Sabtu, 16 April 2005 di Gedung Loka Abika Widya (Student Center) ITENAS, Jl. PHH Mustafa no. 23 Bandung

107 perpustakaan digital. Digitalisasi memerlukan peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software pendukung. Sementara menurut Lasa2, digitalisasi adalah proses pengelolaan dokumen tercetak/printed document menjadi dokumen elektronik. Brennen & Kreiss (2016), mendefinisikan digitalisasi dengan meningkatnya ketersediaan data digital yang dimungkinkan oleh kemajuan dalam menciptakan, mentransfer, menyimpan, dan menganalisis data digital, dan memiliki potensi untuk menyusun, membentuk, dan mempengaruhi dunia kontemporer logistik.

Era revolusi industri 4.0 merupakan era yang memberdayakan peran digitalisasi manufaktur dan jaringan suplai yang melibatkan integrasi informasi digital dari berbagai sumber dan lokasi untuk menggerakkan manufaktur dan distribusi secara fisik. Terdapat lima teknologi utama Revolusi Industri 4.0, yaitu Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Wearable Technology (WT), Advanced Robotic (AR) dan 3D Printing (3DP). Masing-masing komponen teknologi dapat dimanfaatkan pada berbagai industri dan manufaktur.

Pemanfaatan revolusi industri 4.0 diyakini akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih banyak misalnya kinerja menjadi lebih efektif dan lebih efisien3.

Demikian halnya dalam menyelenggarakan pemilu atau pemilihan kepala daerah. Kompleksitas penyelenggaraan yang disebabkan antara lain karena luasnya wilayah penyelenggaraan, panjangnya tahapan, pelaksaaan secara kolosal karena melibatkan banyak orang dan dilaksanakan di hanya satu hari

2 Lasa, Hs. (2005). Manajemen Perpustakaan.Yogyakarta : Gama Media 3 Suharman, Hari Wisnu Murti. (2019). Kajian Industri 4.0 Untuk Penera-pannya di Indonesia. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik, Vol. 03 No.

01. (01-13)

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

saja, serta kondisi-kondisi problematis lainnya, menuntut penyelenggaraan pemilu membutuhkan sentuhan teknologi yang lebih massif pada pemilu di masa yang akan datang dalam semua tahapan pemilihan.

Smart election adalah pilihannya, sehingga walaupun pemilihan dilangsungkan dengan segala kompleksitasnya, efektifitas dan efisiensi dapat tetap di wujudkan. Wacana smart election harus didorong oleh penyelenggara untuk pemilihan di masa yang akan datang. Tidak hanya tentang teknologi yang canggih, efisiensi biaya, efektivitas dari sebuah demokrasi digital, smart election berperan penting dan memang telah menunjukkan sumbangsihnya dalam penyelenggaraan pemilu.

Smart election harus mendapatkan kepercayaan publik dakam rangka akuntabilitas Pemilu. Peserta pemilu, penyelenggara pemilu, dan masyarakat pemilih harus memanfaatkan hadirnya teknologi untuk kepentingan masing-masing. Teknologi smart election adalah berupa sarana pendukung, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang berhubungan dengan sistem dan tata cara kepemiluan, akses publik yang mudah dan cepat secara online dan offline yang ditunjang oleh kemampuan personil untuk mengoperasikannya (brainware) guna meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemilu.

Smart election dalam upaya memupuk dan meningkatkan kepercayaan publik untuk menjaga kemandirian penyelenggara pemilu dan meningkatkan profesionalisme penyelengara pemilu.

Bagi penyelenggara pemilihan, tidak ada pilihan lain ke depan, salah satu strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu adalah penggunaan teknologi informasi. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa teknologi informasi sudah

109 menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang pada umumnya sudah memiliki jaringan teknologi komunikasi internet maupun telepon seluler. Saat ini peralatan teknologi informasi dan komunikasi berupa telepon pintar (smartphone) dan laptop atau PC Tablet sudah bukan merupakan barang mewah lagi bagi masyarakat, bahkan bagi pemangku kepentingan Pemilu (peserta pemilu, caleg, tim kampanye, tim sukses), peralatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut begitu mudah ditemui sampai ke desa kelurahan yang mempunyai jaringan internet. Pertukaran informasi bisa berlangsung dengan sangat cepat serta akses real time. Informasi yang disebar bisa dalam berbagai bentuk, seperti data, gambar, suara, ataupun video.

Dengan memanfaatkan ketersediaan teknologi informasi tersebut.

Dalam satu dekade terakhir, KPU telah melahirkan berbagai sistem informasi melaksanakan tahapan pemilu maupun pemilihan kepala daerah. Pesan kepemiluan yang disampaikan kepada masyarakat pemilih berupa sistem informasi Partai Politik (SIPOL) ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada partai politik untuk mengisi data kepengurusan dan anggota dan membantu KPU melakukan verifikasi administrasi dan faktual serta untuk mendorong akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam mengontrol kerja KPU dalam melakukan proses verifikasi partai politik peserta pemilu.

Ada juga Sistem Informasi Data Pemilih, dikenal dengan SIDALIH, adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh KPU untuk menyusun dan memutakhirkan daftar pemilih untuk kebutuhan penyelenggaraan pemilu di Indonesia yang bertujuan untuk membuat daftar pemilih yang akurat, komprehensif, dan terkini (up-to-date). Aplikasi SIDALIH selain memiliki fungsi penyusunan dan pemutakhiran, juga memiliki fungsi untuk mempublikasikan daftar pemilih secara online di laman

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

KPU. Yang tidak kalah penting adalah SIDALIH memiliki fitur monitoring. Fitur ini sangat membantu KPU dalam memantau proses penyusunan daftar pemilih, memberikan informasi daftar pemilih secara nasional yang berupa data potensi ganda, data pemilih yang belum lengkap elemen datanya, dan/ atau elemen data yang belum valid.

Berikutnya adalah sistem Informasi Penghitungan Suara disingkat dengan Situng. Aplikasi SITUNG telah menstimulasi masyarakat untuk mengawal dan mengawasi proses rekapitulasi hasil penghitungan suara yang dilakukan secara berjenjang.

Aplikasi pindai dan publikasi Model C1 juga membuat masyarakat aktif untuk melaporkan kesalahan atau ketidakakuratan maupun potensi kecurangan yang terjadi pada Model C1.

Kemudian, Sistem Informasi Pencalonan (SILON) dan Sistem Informasi Tahapan Pemilihan (SITAP). Dengan adanya sistem informasi, diharapkan beban kerja KPU di daerah dalam memeriksa dan memverifikasi syarat dukungan menjadi lebih ringan. KPU daerah tidak perlu menghitung secara manual jumlah minimal dukungan, indikasi dukungan ganda internal pasangan calon atau ganda dengan pasangan calon lain, maupun dukungan yang tidak memenuhi syarat. Sebagai sarana infomasi tahapan pemilihan, diluncurkanlah SITAP.

SITAP bermanfaat bagi sosialisasi tahapan yang sementara berjalan kepada peserta pemilu dan masyarakat pemilih.

SITAP adalah sebuah portal KPU yang menyajikan informasi setiap tahapan pemilihan.

SITAP adalah sebuah upaya dari KPU untuk memberikan pelayanan “one stop service” kepada masyarakat untuk mendapatkan berbagai jenis informasi terkait dengan penyelenggaraan pemilihan

111 Website utama KPU4, terus dilakukan pengembangan karena merupakan sarana bagi KPU untuk berinteraksi dengan masyarakat luas, sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja KPU kepada publik, dan sebagai salah satu sarana sosialisasi berbagai aktivitas, produk hukum, dan kegiatan terkait dengan tahapan penyelenggaraan kepemiluan yang sedang dilaksanakan KPU. Website KPU adalah website yang paling populer dan menjadi rujukan masyarakat untuk mendapatkan data pemilu.

KPU juga memiliki Jaringan Dokumentasi dan Informasi hukum (JDIH) adalah portal milik KPU yang dikelola oleh Biro hukum Sekretariat Jenderal KPU dengan tujuan memberikan layanan kepada KPU di daerah dan masyarakat luas untuk memperoleh berbagai macam dokumen produk hukum berupa peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, proses sengketa hukum kepemiluan, jadwal persidangan perselisihan hasil pemilu/pemilihan di Mahkamah Konstitusi, dan berbagai informasi lainnya terkait dengan hukum kepemiluan.

Portal JDIH ini menjadikan sumber informasi yang sangat penting karena portal JDIH memberikan informasi yang cepat dan akurat terkait dengan berbagai macam dokumen dan informasi terkait hukum dalam pemilu. Portal JDIH juga dijadikan sebagai sarana untuk melakukan sosialisasi dan uji publik terhadap draf Peraturan KPU yang akan ditetapkan oleh Rapat Pleno KPU.

Setiap draf peraturan KPU dipublikasikan di portal JDIH ini dengan harapan masyarakat dapat mengakses, mempelajari, dan memberikan masukan dan kritik terhadap materi yang ada di dalam draf peraturan KPU tersebut. JDIH ini juga menjadi sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban dan transparansi

4 http://www.kpu.go.id

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

KPU kepada publik terkait dengan produk hukum yang dihasilkan KPU yang berupa peraturan KPU, surat keputusan, surat edaran, standard operating procedure (SOP), dan/atau petunjuk teknis, serta proses sengketa hukum antara KPU dengan peserta pemilu di lembaga pengawas pemilu, peradilan tata usaha negara, Mahkamah Agung, ataupun di Mahkamah Konstitusi.

Ada juga sistem informasi dana kampanye (SIDAKAM). Pada pemilihan serentak tahun 2020, pasangan calon telah lebih dipermudah dalam melaksanakan pelaporan dana kampaye, dan sebagai sarana publikasi kepada pihak-pihak terkait. SIDAKAM dioperasikan secara offline maupun online. SIDAKAM offline untuk memudahkan pasangan calon melaporkan aktivitas dana kampanye selama kampanye berlangsung, sementara SIDAKAM online digunakan untuk melaporkannya kepada KPU.

Yang paling popular belakangan ini, yang sangat penting dan sejak lama diharapkan dapat mengakhiri permasalahan yang paling banyak ditemui dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah di Indonesia adah Sistem Informasi Perhitungan Suara (SIREKAP). Sebagaimana kajian dari berbagai ahli pemilu di Indonesia, permasalahan utama pemilu di Indonesia terletak pada tahapan rekapitulasi suara. Tahapan ini sangat panjang, dan masih saja ada upaya-upaya dari oknum-oknum tertentu yang mencoba merubah hasil perolehan suara. Dengan kehadiran Sirekap, hal-hal tersebut pasti dapat diselesaikan.

Selain itu, SIREKAP juga akan lebih memangkas penggunaan formulir-formulir yang biasanya sangat banyak harus diisi oleh penyelenggara pemilihan di tingkat TPS, PPS, maupun PPK.

Dan tentu sehubungan dengan pengelolaan logistik sendiri, KPU sudah memiliki Sistem Informasi Logistik (SILOG). Untuk memudahkan KPU dalam melakukan monitoring dan supervisi

113 proses pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu, KPU memanfaatkan teknologi informasi dalam tahapan pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu. Aplikasi yang dibangun oleh KPU untuk tahapan ini dinamakan Sistem Informasi Logistik (SILOG). Aplikasi SILOG adalah sebuah aplikasi yang berbasis website di mana setiap KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memiliki akses untuk memberikan informasi terkait dengan proses pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu. Operator SILOG pada masing-masing tingkatan secara berkala diminta melakukan pemutakhiran (up date) informasi sampai di mana proses pengadaan, berapa jumlahnya, dan sampai di mana proses pendistribusian logistik pemilu yang sedang berjalan.

Dengan portal SILOG ini, masyarakat dapat memantau berapa jumlah surat suara, tinta pemilu, formulir, dan perlengkapan lainnya yang diproduksi, sampai di mana proses pendistribusian logistik tersebut. Dengan kehadiran portal SILOG, KPU lebih mudah memantau dan mengantisipasi berbagai macam persoalan terkait dengan logistik pemilu/pemilihan.

Tentu kedepan, semua sistem informasi tersebut harus dikembangkan dan juga harus terintegrasikan. Sistem informasi yang terintegrasi menjadi target yang harus diselesaikan. Kehadiran sistem informasi yang terintegrasi akan banyak memotong jalur proses, sehingga tentu menjadi lebih efisien. Dari sisi pengguna, sistem informasi yang terintegrasi akan semakin memudahkan penggunannya yang tentu akan lebih cepat dalam mengakses.

Selain itu, penjabaran fungsi dari sistem informasi yang ada di penyelenggara pemilu tersebut jangan hanya dipakai sebagai sarana pendukung, tetapi ke depan harus dipakai sebagai alat pengambilan keputusan. Harapannya di waktu-waktu mendatang, fungsi teknologi dalam sistem informasi diatas dapat ditingkatkan

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

sebagai penentu hasil yang valid dan memiliki kredibilitas dalam menunjang legitimasi penyelenggaraan pemilu.

Pembahasan dalam buku ini yaitu logistik di pemilu yang akan datang adalah implementasi konsep smart logistic. Konsep ini tentu tidak bisa lepas dari konsep smart election sebagaimana yang dicita-citakan. Smart logistic adalah upaya memodernisasi cara kerja pengelolaan logistik yaitu dengan pemanfaatan teknologi. Tujuannya agar dapat menekan ongkos operasional tetapi pelayanan tetap prima.

Smart logistic bertujuan meningkatkan efisiensi pengelolaan logistik secara keseluruhan dengan pemanfaatan teknologi.

Di dalam proses logistik ada kombinasi berbagai fungsi, mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, pergudangan, penyortiran, pengepakan, pemeliharaan, dan distribusi. Smart logistic dapat berupa penggunaan teknologi informasi ke dalam semua proses logistik tersebut, sehingga terjadi efisiensi.

Tujuannya adalah untuk memenuhi harapan regulasi yang sangat besar terkait pengiriman perlengkapan pemungutan suara yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat sasaran, tepat kualitas, dan efisien. Hal yang penting juga bisa dilacak posisinya, sehingga aman dari risiko hilang, rusak, atau hambatan dari pihak yang secara sengaja mengganggu distribusi logistik.

Dalam upaya pemanfaatan teknologi informasi, KPU Provinsi Sulawesi Utara dalam pemilihan serentak tahun 2020 melakukan terobosan teknologi informasi yaitu dengan menyiapkan sistem informasi monitoring dan evaluasi logistik yang dinamakan Tarsius. Pemilihan nama Tarsius ini dilandasi dari maskot Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tahun 2020. Selain itu filosofi yang paling istimewa

115 dari Tarsius adalah matanya yang besar. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam. Gambaran inilah yang melatarbelakangi pemilihanan nama ini yang dianggap mewakili dalam sisi pengawasan dan pengendalian logistik.

Pengembangan Portal Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Distribusi merupakan terobosan yang baru di lingkungan KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara. Dengan adanya Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Distriburi Logistik (TARSIUS), yang digunakan untuk memantau logistik yang telah dikirim oleh penyedia ke gudang KPU kabupaten/kota, bahkan sampai logisitik tiba di TPS. Melalui aplikasi ini, dapat juga dilakukan monitoring kekurangan logistik di setiap Kabupaten/

kota sehingga dapat langsung dimintakan kekurangannya kepada Gambar... Beranda Aplikasi Tarsius

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

pihak penyedia.

Tujuan dari Portal Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Distribusi Logistik (TARSIUS), yaitu :

a. Menjadi sarana informasi publik tekait proses pengelolaan logistik pemilihan.

b. Memberikan informasi secara real time keberadaan logistik di Gudang KPU Kabupaten/Kota.

c. Sarana informasi dalam pengendalian dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan logistik

Memaksimalkan proses pengawasan terhadap pengadaan Logistik Pemilihan Tahun 2020, KPU Provinsi Sulawesi Utara membentuk Tim Monitoring harian (Posko Logistik) yang ditetapkan melalui Surat Tugas Sekretaris KPU Provinsi Sulawesi Utara. Setiap hari tim tersebut melaksanakan tugas memonitoring penerimaan logistik dari masing-masing satuan kerja KPU kabupaten/kota dan membuat rekapitulasi. Sebagai alat bantu proses monitoring dan pelaporan harian progress penerimaan logistik sesuai dengan

Gambar... Monitoring Logistik Tarsius

117 jumlah dan jenis kebutuhannya, diwajibkan bagi anggota tim untuk menginputnya pula ke Sistem Informasi Monitoring Logistik Pemilihan KPU Provinsi Sulawesi Utara yang diberi nama Tarsius tersebut.5

Digitalisasi logistik pemilihan dapat disimpulkan berdasarkan definisi digitalisasi dan logistik yang sudah diuraikan, yaitu merupakan rangkaian kegiatan logistik yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik asal sampai titik penggunaan untuk memenuhi kebutuhan pemilihan yang ditransformasikan ke dalam format digital.

Tidak ada pilihan, bagi penyelenggara dalam menata logistik pemilihan yang lebih baik di masa yang akan datang, harus terus mendorong penggunaan telnologi informasi. Penggunaan teknologi informasi dalam setiap tahapan pemilu atau pemilihan

5 dapat diakses di https://tarsius.kpu-sulutprov.go.id/public.

Gambar... Monitoring Logistik Tarsius

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap pemenuhan asas efektifitas dan efisiensi. Apalagi dalam hal pengelolaan logistik. Luas wilayah maupun kondisi alam dan geografis di Indonesia, dan juga melaksanakan pemilu terbesar dalam satu hari adalah kondisi-kondisi yang mengharuskan penyelenggara melibatkan teknologi dalam pengelolaannya.

Sistem informasi yang telah ada, yaitu antara lain SILOG ataupun misalnya yang dibangun oleh masing-masing daerah seperti Tarsius di Sulawesi Utara harus terus dikembangkan agar lebih handal. Masih banyak aktivitas dan praktek yang perlu didukung dengan penggunaan teknologi informasi agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan detail.

Namun demikian, tidak sepenuhnya hanya sebatas penggunaan teknologi informasi, smart logistic juga harus dimulai dari mengubah mindset orang-orang, baik dari sisi penyelenggara hingga seluruh pemangku kepentingan. Dalam hal ini yang penting adalah digital mindset, bukan hanya mengubah proses manual jadi digital. Tentu agar tidak hanya berhenti dalam pembuatan sistem saja, tapi harus ke arah pemanfaatan yang maksimal.

Tantangannya adalah pemilu kita sudah terlalu lama terbiasa dengan pola kerja lama, kurang dekat dengan teknologi sehingga merubah mindset merupakan pekerjaan yang cukup membutuhkan kerja keras. Misalnya, ke depan kurir pembawa logistik ke TPS akan dilengkapi dengan aplikasi di smartphone sehingga mampu memberi update status pengiriman logisitk dengan lebih cepat.

Atau label pengiriman logistik dilengkapi dengan barcode atau kode QR sehingga proses penanganan logisitik bisa dilakukan automasi untuk sorting dan status pengiriman. Teknologi tersebut harus dipastikan mampu diadaptasi oleh setiap pemangku kepentingan maupun penyelenggara sendiri.

119 Hal ini juga berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap suatu teknologi baru. Misalnya, apakah para pemangku kepentingan kita seperti partai politik atau peserta pemilihan dapat menerima dokumen terkait hasil pemilu bukan hardcopy, namun hanya dalam bentuk spesimen elektronik? Atau apakah laporan pengiriman logisitik dapat dipercaya dengan hanya mengamati data laporan yang tercantum pada sistem informasi? Semua ini membutuhkan perubahan mindset dari semua pihak yang terlibat dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah.

Satu hal yang juga penting dalam hal melaksanakan smart logistic, adalah pengembangan infrastruktur kearah yang lebih modern. Mengembangkan infrastruktur untuk mendukung pergerakan arus logisitik harus dimulai dari sistem pergudangan yang modern, serta distribusi logisitik oleh penyedia yang profesional.

Sistem pergudangan modern bisa dikatakan sebagai cara mengelola aktivitas yang saling berkaitan antara satu dan lainnya.

Dengan adanya manajemen pergudangan yang baik, proses distribusi logistik bisa tetap terjaga dengan baik. Manajemen gudang modern yang baik paling tidak memiliki kelebihan dalam beberapa hal berikut ini, :

1. Penerimaan Barang. Sistem pergudangan modern mengatur secara penuh penerimaan barang. Tujuan dari kegitan barang ini adalah agar lebih mudah dalam melakukan pemetaan jumlah dan jenis barang logisitik yang diperoleh.

Dalam proses ini, barang-barang yang diterima juga sudah disortir. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan proses penggantian barang yang rusak.

2. Penyimpanan Barang. Tahap selanjutnya yang berlangsung dalam manajemen pergudangan adalah penyimpanan

Model Logistik Pemilihan Masa Depan

barang di gudang. Dalam menjalankan tahapan ini, harus benar-benar memperhatikan keamanan gudang. Untuk menjaga gudang dan segala hal yang terdapat di dalamnya, maka harus menggunakan sistem keamanan yang canggih, misalnya penggunan CCTV, dan lain sebagainya.

3. Memilih. Para petugas sortir yang bertugas di dalam gudang harus mencari stok barang yang sedang diperlukan.

Dalam menjalankan tugasnya, para petugas tidak boleh membuang banyak waktu dalam memilih logisitik yang dibutuhkan. Agar mudah melakukan pencarian, maka tempat penyimpanan barang harus mudah dijangkau oleh petugas.

4. Packing atau Pengepakan Barang . Tahapan berikutnya adalah melakukan proses packaging atau pengepakan.

Proses ini untuk memastikan apakah barang logisitik siap untuk dikirim, ataupun untuk mengetahui apakah barang tersebut sudah dalam paket dan bentuk untuk dikirimkan.

5. Pengiriman. Tahap selanjutnya adalah pengiriman barang.

Proses ini harus dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat sehingga dapat meminimalisir terjadinya keterlambatan.

Untuk itu, petugas dituntut untuk membuat manifest pengiriman yang benar-benar tepat.

Dalam dokumen Menjaga Integritas Pencalonan (Halaman 121-136)

Dokumen terkait