• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama survey alat yang dugunakan adalah alat Perekam digital Olympus, kamera digital dan alat tulis

1.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi diperoleh melalui pengumpulan data sekunder, kunjungan langsung ke lokasi kegiatan serta wawancara mendalam dengan beberapa tokoh kunci yang diperkirakan mewakili Desa. Data sekunder yang digunakan adalah: Aceh Dalam Angka, Podes Provinsi NAD 2003 dan 2005. Data sekunder tersebut dibutuhkan untuk menggambarkan trend beberapa indikator kependudukan dan ekonomi. Wawancara mendalam terhadap informan kunci dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka dimana informan kunci diberikan kesempatan untuk mengungkapkan secara bebas apa yang ingin disampaikan mengenai situasi yang dihadapi di desa. Oleh sebab itu survey sosial masyarakat ini tidak menggunakan kuesioner yang menggunakan jawaban berupa pilihan ganda/ multiple choice karena akan membatasi informasi yang ingin disampaikan oleh informan kunci. Informasi yang digali dari informan kunci disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5. Jenis-jenis informasi yang digali melalui wawancara terhadap informan kunci

1. STRATEGI MATA PENCAHARIAN

1.1 Keterancaman Tekanan musim bencana alam dan kegiatan konstruksi, tren sumberdaya alam sebelum dan sesudah Tsunami

1.2 Aset Kepemilikan sarana mata pencaharian, modal serta pengalaman

dalam poekerjaan yang sekarang digeluti 1.3 Peran serta dalam

kegiatan mata pencaharian dan kemasyarakatan

Keaktifan dalam kelompok-kelompok masyarakat Rantai penjualan produk mata pencaharian

Keterikatan terhadap penyedia modal contoh Toke dan Muge. Peran perempuan dalam kegiatan mata pencaharian, manajemen keuangan/ belanja rumh tangga. Perempuan dalam kegiatan Green Coast, pembagian upah dan jam kerja.

Kegiatan pemberdayaan perempuan yang pernah dan sedang dikembangkan di Desa

Potensi konflik di Desa

1.4 Strategi Mata pencaharian Penghasilan sampingan dan bulan berapa dilakukan akan dibuat kalender strategi mata pencaharian tahunan

Kesempatan menabung untuk menambah modal 1.5 Outcoome dari kegiatan

mata pencaharian

Ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, kelestarian lingkungan

2. STAKEHOLDER DAN KELEMBAGAAN

Tokoh dan kelompok yang berpengaruh dan pengaruh tersebut seperti apa. Peluang dukungan pada kegiatan Green Coast Kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat

3. INFORMASI UMUM Donor/ NGO yang bekerja di lokasi dan jenis kegiatannya

• Diadaptasi dari Livelihood Monitoring in Bangladesh 2005, OXFAM

2.

Analisis Data

Analisis informasi kondisi sosial ekonomi masyarakat berupa data sekunder kuantitatif yang diperoleh dari publikasi resmi Pemerintah Propinsi NAD dilakukan dengan menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan yang lebih baik terhadap masing-masing parameter yang diamati. Hasil analisis ini antara lain kondisi kependudukan, pelayanan publik masyarakat desa, dan kecenderungan pengembangan mata pencaharian masyarakat.

Analisis terhadap informasi kualitatif yang diperoleh dari serangkaian wawancara terhadap informan kunci dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menajamkan informasi dan mengkategorisasi informasi berdasarkan keterkaitan antar isu. Hasil analisis ini adalah berupa penjelasan tentang konfigurasi pengambil keputusan dalam masyarakat dan perspektif masyarakat dalam pengembangan sumberdaya alam.

3.

Metode, Alat & Bahan

Kondisi sosial ekonomi diperoleh dari data-data sekunder Staitisk NAD dan Nias Dalam Angka yang menggambarkan kecenderungan beberapa indikator kependudukan dan ekonomi. Informasi lainnya diperoleh melalui kunjungan langsung ke lokasi dan melakukan wawancara mendalam terhadap informan kunci yang diperkirakan mewakili pihak yang teridentifikasi. Informan kunci diharapkan mengungkapkan secara bebas apa yang ingin disampaikan mengenai situasi yang tengah dialami di desanya. Oleh sebab itu survey sosial masyarakat menggunakan kuesioner terbuka yang hanya terdiri dari pertanyaan umum, tidak dibuat detail untuk mencegah kemungkinan informasi yang diperoleh dari masyarakat menjadi terbatas pada hal-hal yang tercantum dalam kuesioner.

Meski telah diusahakan untuk melakukan verifikasi terhadap data yang tersedia, dan senantiasa diupayakan menggunakan data terbaik yang dimiliki saat ini, penting untuk dipahami bahwa tidak semua data resmi tahunan yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan hasil sensus. Seringkali data-data tersebut merupakan hasil ekstrapolasi dari data sensus tahun-tahun sebelumnya sehingga belum tentu secara tepat menggambarkan keadaan sebenarnya. Kegiatan sensus penduduk sendiri misalnya, hanya dilakukan sekitar 10 tahun sekali sedangkan sensus potensi desa dilakukan 3 tahun sekali. Oleh sebab itu data yang disajikan dalam bagian kondisi sosial ekonomi terutama yang berkaitan dengan data demografi dan aktivitas produksi kegiatan ekonomi mungkin saja tidak persis sama dengan keadaan sebenarnya. Kelemahan ini telah diupayakan seminimal mungkin dengan memperbanyak sumber data dan melakukan verifikasi.

4.

Analisa

Analisis terhadap informasi kondisi sosial ekonomi masyarakat berupa data kuantitatif yang diperoleh dari publikasi resmi Pemerintah Kabupaten Nias dilakukan dengan menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kecenderungan yang lebih baik terhadap masing-masing parameter yang diamati. Hasil analisis ini antara lain kondisi kependudukan, pelayanan publik masyarakat desa, dan peluang dan kecenderungan pengembangan mata pencaharian masyarakat.

Analisis terhadap informasi kualitatif yang diperoleh dari serangkaian wawancara terhadap informan kunci dalam masyarakat dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menajamkan informasi dan mengkategorisasi informasi berdasarkan keterkaitan antar isu. Hasil analisis ini adalah berupa penjelasan tentang konfigurasi pengambil keputusan dalam masyarakat dan perspektif masyarakat dalam pengembangan sumberdaya alam.

5.

Gender

Istilah gender sering diidentikan dengan perempuan sehingga dalam masyarakat bila kita membicarakan gender pada umumnya langsung diartikan membicarakan tentang perempuan. Persepsi tersebut sepenuhnya tidaklah salah karena memang saat ini penitikberatan pembahasan mengenai gender difokuskan pada ketidakadilan hak dan perlakuan yang diterima oleh peremuan. Namun demikian gender tidak hanya sebatas pembicaraan mengenai perempuan semata. Kondisi persepsi masyarakat yang demikian bisa dipahami karena dalam kamus sendiri istilah gender tidak diartikan dengan terperinci.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata “gender” tidak dapat ditemukan dan di dalam kamus Bahasa Inggris sendiri, gender hanya didefinisikan sebagai jenis kelamin. Sebagai pengantar berikut disajikan beberapa pengertian mengenai gender :

Gender adalah pembagian peran dan tanggung jwab baik laki-laki dan perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya (Penyadaran Gender, Buku Panduan Untuk Para Pekerja, ILO Indonesia, 1997)

Gender adalah semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat laki-laki dan perempuan, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lain maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas lainnya (Mansour Faqih, Analisa Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta, 1996) Secara umum istilah gender tidak dikenal meluas di masyarakat Aceh meski demikian sebagian kecil ada yang mengetahui dan dapat mendeskripsikan secara kasar apa yang dimaksud dengan istilah gender. Responden yang mengetahui istilah gender tersebut hanya sekilas mendengar atau mendapatkan informasi dari beberapa NGO yang melaksanakan kegiatan di Desa-desa yang terkena bencana Tsunami.

Kegiatan Baseline study mengenai gender dalam kajian ini bertujuan:

• Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan kesetaraan gender dalam kehidupan keseharian, pengelolaan modal usaha dan kehidupan berpolitik atau kelembagaan masyarakat

• Mengidentifikasi kegiatan penyadaran kesetaraan gender dan kegiatan pemberdayaan perempuan yang pernah dilakukan di lokasi kegiatan GC2.

Bentuk ketidakadilan gender yang biasa dialamai perempuan seperti marginalisasi (proses pemiskinan ekonomi), subordinasi (anggapan tidak penting dalam keputusan politik) dan beban kerja (burden) akan dianalisa dalam laporan ini. Namun bentuk ketidak adilan seperti stereotipe (pelabelan negatif) dan kekerasan (violence) tidak akan banyak dikupas mengingat relevansi dengan kaitan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ekosistem dan pemberdayaan ekonomi yang akan dilaksanakan Desa Krueng Tunong.

3.

Profil Lingkungan Umum Wilayah Studi