• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kondisi Bio-Fisik dan Sosial Ekonomi di lokasi-lokasi Proyek Green Coast Fase II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Kondisi Bio-Fisik dan Sosial Ekonomi di lokasi-lokasi Proyek Green Coast Fase II"

Copied!
604
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kajian Kondisi Bio-Fisik dan Sosial Ekonomi di

lokasi-lokasi Proyek Green Coast Fase II

di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias

Editor:

Irwansyah Reza Lubis

Tim Penulis:

Irwansyah Reza Lubis, Dandun Sutaryo, Iwan Tricahyo Wibisino, Ita Sualia, Ferry Hasudungan, Lili Muslihat

Bogor, Desember 2008

(3)

Kajian Kondisi Bio-Fisik dan Sosial Ekonomi di lokasi-lokasi

Proyek Green Coast Fase II

d Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias

© Wetlands International - Indonesia Programme, 2008

Editor : Irwansyah Reza Lubis

Tim Penulis : Irwansyah Reza Lubis,Dandun Sutaryo, Ferry Hasudungan,

Ita Sualia, Iwan Tricahyo Wibisono dan Lili Muslihat

Desain & Tata letak : Triana

Foto-foto : Dokumentasi Wetlands International - IP

Laporan ini dapat diperoleh di:

Wetlands International – Indonesia Programme Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161

Jawa Barat – INDONESIA Tel. 0251 8312189

Fax. 0251 8325755

E-mail: admin@wetlands.or.id

Saran Kutipan:

(4)

Kata Pengantar

Laporan ini menyajikan hasil kajian Bio-fisik dan sosial ekonomi di ke-16 lokasi kegiatan proyek Green Coast fase II di wilayah propinsi Aceh dan pulau Nias. Survey dilakukan secara bertahap pada rentang waktu antara bulan September 2007 hingga Maret 2008. Penelitian ini melibatkan beberapa tenaga ahli yang cakap di bidangnya dari berbagai disiplin ilmu terkait, yaitu: ekologi lahan basah, ekologi fauna, ekologi flora dan kehutanan, sosial ekonomi, ilmu tanah dan tata guna lahan, serta ilmu perairan. Oleh karena luasnya cakupan kegiatan proyek Green Coast mulai dari pantai Timur dan Barat NAD hingga ke pulau Nias, maka untuk memudahkan pekerjaan, kegiatan survey dibagi menjadi beberapa sesi berdasarkan wilayahnya. Adapun pembagian wilayah tersebut adalah sebagai berikut: Wilayah 1 mencakup lokasi-lokasi di pantai barat aceh mulai dari daerah Meulaboh sampai dengan Lamno, Wilayah 2 mencakup pantai utara NAD termasuk wilayah sekitar Kota Banda Aceh hingga sekitar kota Lhokseumawe di bagian timur, Wilayah 3 mencakup lokasi-lokasi di Pulau Weh, sedangkan Wilayah 4 mencakup lokasi-lokasi di Pulau Nias. Kajian dilakukan secara khusus dan detail untuk masing-masing lokasi dan bukan berfokus kepada gambaran wilayah yang lebih luas. Hal ini dikarenakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tentang gambaran akan kondisi biofisik dan sosial ekonomi lokasi-lokasi tersebut guna menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan selanjutnya.

Informasi yang disajikan menampilkan keunikan dan nilai konservasi dari setiap lokasi, baik ditinjau dari sisi keanekaragaman hayatinya maupun ekosistem lahan basahnya. Ditunjang lagi dengan informasi aspek sosial ekonomi terutama yang terkait dengan keberlangsungan sumber daya hayati dan pelestarian lahan basah. Dengan diketahuinya aspek biofisik dan sosial ekonomi setiap lokasi diharapkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Green Coast di lokasi yang bersangkutan tidak akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Sedangkan yang sangat diharapkan adalah timbulnya dampak positif. Diharapkan informasi yang disajikan dalam laporan ini dapat langsung digunakan oleh para mitra dan fasilitator lapangan di seluruh lokasi Green Coast dalam menyusun program rehabilitasi.

Kegiatan dalam kajian ini merupakan bagian dari proyek Green Coast yang saat ini telah memasuki tahap ke-2. Tahap pertama berlangsung sejak bulan Agustus 2005 sampai dengan bulan Maret 2007, sedangkan tahap kedua dimulai sejak bulan April 2007 sampai dengan Maret 2009. Green Coast sendiri merupakan suatu proyek perbaikan pesisir yang dilaksanakan di beberapa negara yang terkena dampak Tsunami 2004 yang lalu. Proyek ini dilakukan oleh Empat organisasi internasional WWF, IUCN Belanda, Wetlands International dan Both ENDS dengan sumber pendanaan dari Oxfam Novib (Belanda).

Penyusun menyadari bahwa tulisan yang kami sajikan masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, namun demikian mudah-mudahan dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dalam mengisi lembar informasi ekologis dan lingkungan wilayah NAD dan Nias paska bencana Tsunami 2004.

Editor

(5)

Ucapan Terima Kasih

Wetlands International-Indonesia Programme mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan kajian ini mulai dari survey di lapangan, pencarian data sekunder, diskusi dan konsultasi, serta penulisan laporan sehingga dokumen ini dapat terselesaikan. Oleh karena banyaknya pihak yang terlibat, kami mohon maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu nama-nama secara pribadi dalam ucapan terimakasih ini, akan tetapi kami mencoba semaksimal mungkin menyertakan seluruh nama institusi atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini.

Secara khusus, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

• Seluruh anggota tim survey, baik tim survey inti, fasilitator lapangan maupun tenaga pembantu di lapangan yang telah bekerja dengan baik dan kompak sehingga tidak diketemukan kesulitan dan permasalahan selama kegiatan survey berlangsung

• Para pemuka dan anggota masyarakat desa Suak Nie, Desa Ujong Drien, Desa Ceunamprong, Desa Keude Unga, Desa Glejong, Desa Krueng Tunong, Desa Pulot, Desa Kajhu, Desa Gampong Baru, Desa Lam Ujong, Desa Paya Kameng, Desa Keude Aceh, Desa Jambo Timu, Desa Teluk Belukar, dan Desa Hilizihono/Bawonohono yang telah membantu pengumpulan informasi baik dalam hal mendampingi di lapangan maupun sebagai narasumber informasi.

• Badan Rekonstuksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD-Nias, yang telah banyak membantu memberikan berbagai arahan dan informasi penting dalam pengumpulan informasi yang dituangkan dalam dokumen ini

• Bappeda NAD, Nias dan Kota Lhokseumawe yang telah memberikan akses data tata ruang berikutnya petanya, sebagai bahan kaiian spasial lokasi-lokasi dalam dokumen ini.

• Kepala sub Dinas Kehutanan Kabupaten Nias yang telah memberikan informasi-informasi penting tentang kehutanan di Pulau Nias

• Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nias yang telah mengijinkan salah seorang staf ahlinya sebagai anggota tim survey

• Para mitra lapangan proyek Green Coast yang menjadi implementator kegiatan di lapangan yang berasal dari lembaga-lembaga: LIMID/LPLHA, APF, LPPMA, Yayasan Lebah, Yayasan Pugar, YPS, ACC, KSM Lam Ujong, KSM Krueng Tunong, KSM Gle Jong, KSM Pulot, KSM Keude Unga, KSM Ceunamprong, FK-GEMAB, P4L, dan P4KL.

• Proyek-proyek terkait, seperti ADB-ETSP, Road Project USAID, dan Sea Defence Consultant, yang telah memberikan informasi yang berharga dalam memperkaya pembahasan dalam dokumen ini.

• Laboratorium Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslihatanak) atas jasa yang diberikan dalam menganalisis fisika-kimia tanah dari beberapa lokasi survey ini.

• Herbarium Bogoriense LIPI yang telah membantu mengidentifikasi beberapa spesies tumbuhan yang tidak bisa kami identifikasi di lapangan.

• Pihak donor, Oxfam-Novib, Netherlands maupun perwakilan oxfam-novib di Banda Aceh atas biaya yang telah disalurkan sehingga kegiatan ini dapat terselenggara

• Seluruh staf proyek Green Coast di Banda Aceh dan Nias, serta staf dan pihak management Wetlands International-Indonesia Programme di Bogor yang telah memberikan dukungan teknis dan administratif dalam penyelenggaraan kegiatan ini

• Seluruh staf WWF-Indonesia, perwakilan Banda Aceh, sebagai mitra kerja utama kami dalam proyek Green Coast yang telah membantu koordinasi, pengumpulan informasi dan mendampingi kami dalam kegiatan di lapangan. Mudah-mudahan hasil dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, khususnya WWF Aceh dalam rangka mengawasi dan memantau pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan di NAD.

(6)

Daftar Istilah dan Singkatan

ADB : Asian Development Bank

BAPPEDA : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BRR : Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

CHF : Cooperative Housing Foundation

CITES : Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna

CWS : Church World Service

Dpl : diatas permukaan laut

ETSP : Earthquake and Emergency Support Project

GC2 : Green Coast Project Phase II

Gerhan : lihat arti GNRHL

GNRHL : Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (sering disingkat sebagai Gerhan)

GPS : Global Positioning System

GIS : Geographical Information Sistem

IOM : International Organization for Imigration

IPB : Institut Pertanian Bogor

IUCN : International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources

KK : Kepala Keluarga

KHY : Sistem Lahan Kahayan

KJP : Sistem Lahan Kajapah

KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MDW : Sistem Lahan Mendawai

NAD : Nanggroe Aceh Darussalam

NGO : Non-Governmental Organisation (Ornop)

P2KP : Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PEMDA : Pemerintah Daerah

PKK : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

PMI : Palang Merah Indonesia

PNS : Pegawai Negri Sipil

Puslitanak : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Bogor)

RAK : Rencana Aksi Kecamatan

Ramsar : Konvensi Internasional tentang Lahan Basah

RePPProT : Regional Physical Planning Project for Transmigration

SPT : Satuan Peta Tanah

TDH : Terre des Hommes (Jerman)

TPI : Tempat Pendaratan Ikan

(7)
(8)

Daftar Isi

Kata Pengantar... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Istilah dan Singkatan ...v

1. Pendahuluan ...1

A. Latar belakang ...1

B. Objektif ...1

C. Cakupan dan lokasi kegiatan...2

D. Tentang Green Coast ...5

E. Tim Kajian ...6

2. Metode dan Perlengkapan ...7

A. Tanah dan Pertanian ...7

1. Metode, Alat & Bahan... 7

B. Analisa ...7

C. Kualitas Air ...8

1. Metode, Alat & Bahan... 8

2. Analisa ... 10

D. Ekologi Lahan Basah ...10

E. Keanekaragaman Hayati Fauna ...11

1. Metode ... 11

2. Pengumpulan Data dan Alat yang Digunakan ... 12

F. Vegetasi dan Rehabilitasi ...12

1. Penilaian Vegetasi ... 12

2. Penilaian Daya Dukung Lahan untuk rehabilitasi... 14

3. Bahan dan Alat ... 14

G. Sosial Ekonomi ...15

1. Metode Pengumpulan Data ... 15

2. Analisis Data... 16

3. Metode, Alat & Bahan... 17

4. Analisa ... 17

5. Gender ... 17

3. Profil Lingkungan Umum Wilayah Studi...19

A. Pantai Barat NAD...19

1. Geografi ... 19

2. Profil Ekosistem Umum ... 19

(9)

B. Pantai Utara NAD ...23

1. Geografi ... 23

2. Profil Ekosistem Umum ... 24

3. Iklim... 24

C. Pulau Weh...26

1. Geografi ... 26

2. Profil Ekosistem Umum ... 27

3. Iklim... 28

D. Pulau Nias...29

1. Geografi ... 29

2. Profil ekosistem umum ... 29

3. Iklim... 30

4. Profil Lingkungan Detail Lokasi Kegiatan Green Coast II ...33

A. Suak Nie...33

1. Profil Umum Lokasi... 33

2. Tipologi Lahan Basah ... 33

3. Profil Vegetasi... 35

4. Keanekaan Fauna ... 41

5. Tanah dan Pertanian ... 42

6. Sosial Ekonomi ... 47

7. Prospek kegiatan Rehabilitasi ... 57

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 60

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 63

B. Ujong Drien ...66

1. Profil Umum Lokasi... 66

2. Tipologi Lahan Basah ... 69

3. Profil Vegetasi... 70

4. Keanekaan Fauna ... 73

5. Tanah dan Pertanian ... 73

6. Sosial Ekonomi ... 75

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 84

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 88

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 91

C. Ceunamprong ...93

1. Profil Umum Lokasi... 93

2. Tipologi Lahan Basah ... 95

(10)

4. Keanekaan Fauna ... 101

5. Tanah dan Pertanian ... 102

6. Sosial Ekonomi ... 102

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 115

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 117

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 119

D. Keude Unga ... 122

1. Profil Umum Lokasi... 122

2. Tipologi Lahan Basah ... 124

3. Profil Vegetasi... 125

4. Keanekaan Fauna ... 128

5. Tanah dan Pertanian ... 129

6. Sosial Ekonomi ... 129

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 138

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 140

9. Rekomendasi pengelolaan dan rehabilitasi... 145

E. Gle Jong... 148

1. Profil Umum Lokasi... 148

2. Tipologi Lahan Basah ... 151

3. Profil Vegetasi... 153

4. Keanekaan Fauna ... 156

5. Tanah dan Pertanian ... 157

6. Sosial Ekonomi ... 158

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 171

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 174

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 179

F. Krueng Tunong ... 181

1. Profil Umum Lokasi... 181

2. Tipologi Lahan Basah ... 184

3. Profil Vegetasi... 184

4. Keanekaan Fauna ... 188

5. Tanah dan Pertanian ... 189

6. Sosial Ekonomi ... 189

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 200

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 203

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 207

(11)

1. Profil Umum Lokasi... 212

2. Tipologi Lahan Basah ... 215

3. Profil Vegetasi... 216

4. Keanekaan Fauna ... 220

5. Tanah dan Pertanian ... 221

6. Sosial Ekonomi ... 222

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 231

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 233

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 238

H. Kajhu ... 240

1. Profil Umum Lokasi... 240

2. Tipologi Lahan Basah ... 243

3. Profil Vegetasi... 245

4. Keanekaan Fauna ... 256

5. Tanah dan Pertanian ... 256

6. Sosial Ekonomi ... 261

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 274

8. Identfifikasi kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 277

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 277

I. Lam Ujong... 281

1. Profil Umum Lokasi... 281

2. Tipologi Lahan Basah ... 283

3. Profil Vegetasi... 283

4. Keanekaan Fauna ... 287

5. Tanah dan Pertanian ... 288

6. Sosial Ekonomi ... 292

7. Prospek kegiatan Rehabilitasi ... 307

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 308

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 312

J. Gampong Baru... 314

1. Profil Umum Lokasi... 314

2. Tipologi Lahan Basah ... 317

3. Profil Vegetasi... 318

4. Keanekaan Fauna ... 321

5. Tanah dan Pertanian ... 322

6. Sosial Ekonomi ... 327

(12)

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 343

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 347

K. Gampong Paya Kameng... 349

1. Profil Umum Lokasi... 349

2. Tipologi Lahan Basah ... 351

3. Profil Vegetasi... 352

4. Keanekaan Fauna ... 357

5. Tanah dan Pertanian ... 357

6. Sosial Ekonomi ... 358

7. Prospek kegiatan rehabilitasi... 370

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 373

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 374

L. Keude Aceh... 376

1. Profil Umum Lokasi... 376

2. Tipologi Lahan Basah ... 378

3. Profil Vegetasi... 378

4. Keanekaan Fauna ... 380

5. Tanah dan Pertanian ... 381

6. Sosial Ekonomi ... 382

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 395

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 399

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 405

M. Jambo Timu ... 407

1. Profil Umum Lokasi... 407

2. Tipologi Lahan Basah ... 407

3. Profil Vegetasi... 410

4. Keanekaan Fauna ... 414

5. Tanah dan Pertanian ... 415

6. Sosial Ekonomi ... 416

7. Informasi terkait dengan Kegiatan Green Coast ... 428

8. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 429

9. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 432

10. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 436

N. Pulau Weh (Anoi Itam, Iboih) ... 439

1. Profil Umum Lokasi... 439

2. Tipologi Lahan Basah ... 439

(13)

4. Keanekaan Fauna ... 447

5. Tanah dan Pertanian ... 449

6. Sosial Ekonomi ... 449

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 470

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 473

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 476

O. Teluk Belukar ... 478

1. Profil Umum Lokasi... 478

2. Tipologi Lahan Basah ... 480

3. Profil Vegetasi... 482

4. Keanekaan Fauna ... 488

5. Tanah dan Pertanian ... 491

6. Sosial Ekonomi ... 495

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 505

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 507

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 511

P. Teluk Dalam (Bawonohono and Hilizihono)... 516

1. Profil Umum Lokasi... 516

2. Tipologi Lahan Basah ... 517

3. Profil Vegetasi... 519

4. Keanekaan Fauna ... 523

5. Tanah dan Pertanian ... 524

6. Sosial Ekonomi ... 527

7. Prospek Kegiatan Rehabilitasi... 535

8. Kegiatan Rekonstruksi dan dampaknya ... 539

9. Rekomendasi Pengelolaan dan Rehabilitasi ... 541

5. Kesimpulan dan Rekomendasi ... 545

6. Daftar Pustaka... 547

Lampiran 1. Data Keanekaragaman Fauna... 549

Lampiran 2. Keanekaragaman Flora ... 559

(14)

Daftar Tabel

Tabel 1. Daftar Koordinat lokasi kegiatan Green Coast Phase II ...5

Tabel 2. Peralatan dan metode pengukuran Morfometrik Perairan...8

Tabel 3. Parameter & alat ukur secara in situ...9

Tabel 4. Parameter & alat ukur secara ex situ...9

Tabel 5. Jenis-jenis informasi yang digali melalui wawancara terhadap informan kunci ...16

Tabel 6. Data iklim (Temperatur, Curah hujan, Hari hujan dan Kelembaban) Pada stasiun Melaboh, Aceh. (2000-2004 )...22

Tabel 7. Data iklim (Temperatur, Curah hujan, Hari hujan dan Kelembaban) Pada stasiun Blang Bintang Banda Aceh, (2000-2005 )...25

Tabel 8. Data iklim (Temperatur, Curah hujan, Hari hujan dan Kelembaban) pada stasiun Binaka Gunung sitoli (2000-2004 ). ...30

Tabel 9. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Suak Nie ...41

Tabel 10. Satuan Peta Tanah di lokasi Suak Nie, Melaboh ...42

Tabel 11. Status Kesuburan Tanah pada masing-masing SPT...45

Tabel 12. Hasil Penilaian kesesuaian lahan di lokasi Survei...46

Tabel 13. Populasi penduduk Desa Suak Nie dan Kecamatan Johan Pahlawan tahun 2003 dan 2005 ...47

Tabel 14. Agama dan Etnis Penduduk Desa Suak Nie Tahun 2003 dan 2005...48

Tabel 15. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Suak Nie sebelum Tsunami ...49

Tabel 16. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Suak Nie...49

Tabel 17. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Suak Nie tahun 2003 dan 2005 ...51

Tabel 18. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Desa Suak Nie...52

Tabel 19. Akses dan sarana transportasi umum Desa Suak Nie ...52

Tabel 20. Fasilitas Kesehatan di Desa Suak Nie Tahun 203 dan 2005 ...53

Tabel 21. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005...53

Tabel 22. Fasilitas Keagamaan tahun 2003 dan 2005 di Desa Suak Nie ...54

Tabel 23. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Desa Suak Nie ...54

Tabel 24. Kelompok masyarakat yang ada di Desa Suak Nie...55

Tabel 25. Donor atau implementator beserta jenis bantuan bidang social ekonomi yang diberikan di Desa Suak Nie...61

Tabel 26. Satuan Peta Tanah di lokasiUjong Drien, Melaboh ...73

Tabel 27. Hasil Penilaian kesesuaian lahan di lokasi Survei...75

Tabel 28. Populasi penduduk Desa Ujong Drien dan Kecamatan Meurebo tahun 2003 dan 2005 ...76

Tabel 29. Agama dan Etnis Penduduk Desa Ujong Drien Tahun 2003 dan 2005 ...77

(15)

Tabel 31. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Ujong Drien ...79

Tabel 32. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Ujong Drien tahun 2003 dan 2005...79

Tabel 33. Catatan kerusakan sarana dan prasarana Desa Ujong Drien akibat Tsunami 2004 ...80

Tabel 34. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Ujong Drien ...80

Tabel 35. Akses dan sarana transportasi umum Desa Ujong Drien...80

Tabel 36. Fasilitas Kesehatan di Desa Ujong Drien Tahun 203 dan 2005...81

Tabel 37. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005...81

Tabel 38. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 ...82

Tabel 39. Kelompok sosial kemasyarakatan di Desa Lam Ujung yang masih aktif ...83

Tabel 40. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang dilaksanakan di Desa Ujong Drien ...89

Tabel 41. Populasi penduduk Desa Ceunamprong dan Kecamatan Jaya tahun 2003 dan 2005 ... 104

Tabel 42. Agama dan Etnis Penduduk Desa CeunamprongTahun 2003 dan 2005 ... 105

Tabel 43. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Ceunamprong sebelum Tsunami ... 105

Tabel 44. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Ceunamprong ... 108

Tabel 45. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Ceunamprong tahun 2003 dan 2005 ... 109

Tabel 46. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Ceunamprong ... 110

Tabel 47. Akses dan sarana transportasi umum Gampong Ceunamprong ... 111

Tabel 48. Fasilitas Kesehatan di Desa CeunamprongTahun 2003 dan 2005 ... 111

Tabel 49. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 112

Tabel 50. Sarana komunikasi 2003 dan 2005 di Desa Ceunamprong ... 112

Tabel 51. Beberapa kelompok masyarakat yang telah terbentuk di Ceunamprong... 114

Tabel 52. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Ceunamprong ... 118

Tabel 53. Populasi penduduk Desa Keude Unga dan Kecamatan Jaya tahun 2003 dan 2005 ... 129

Tabel 54. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Keude Unga sebelum Tsunami ... 130

Tabel 55. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Keude Unga ... 132

Tabel 56. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Keude Unga tahun 2003 dan 2005 ... 133

Tabel 57. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Desa Keude Unga... 134

(16)

Tabel 59. Fasilitas Kesehatan di Desa Keude UngaTahun 2003 dan 2005... 135

Tabel 60. Jumlah Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 135

Tabel 61. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Desa Keude Unga ... 136

Tabel 62. Kelompok sosial kemasyrakatan di Desa Keude Unga... 137

Tabel 63. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Keude Unga... 140

Tabel 64. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Gle Jong ... 157

Tabel 65. Populasi penduduk Desa Gle Jong dan Kecamatan Jaya tahun 2003 dan 2005 ... 159

Tabel 66. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Gle Jong sebelum Tsunami ... 160

Tabel 67. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Gle Jong... 164

Tabel 68. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Gle Jong tahun 2003 dan 2005 ... 166

Tabel 69 . Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Gle Jong ... 166

Tabel 70. Akses dan sarana transportasi umum Gampong Gle Jong... 167

Tabel 71. Fasilitas Kesehatan di Desa Gle Jong Tahun 2003 dan 2005 ... 167

Tabel 72. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 168

Tabel 73. Kelompok sosial kemasyrakatan di Desa Gle Jong... 169

Tabel 74. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Krueng Tunong ... 188

Tabel 75. Populasi penduduk Desa Krueng Tunong dan Kecamatan Jaya tahun 2003 dan 2005 ... 190

Tabel 76. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Krueng Tunong sebelum Tsunami ... 191

Tabel 77. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Krueng Tunong ... 194

Tabel 78. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Krueng Tunong tahun 2003 dan 2005 ... 194

Tabel 79. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Krueng Tunong ... 195

Tabel 80. Akses dan sarana transportasi umum Gampong Paya Kameng... 196

Tabel 81. Fasilitas Kesehatan di Desa Krueng Tuong Tahun 203 dan 2005 ... 196

Tabel 82. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 197

Tabel 83. Sarana komunikasi tahun 2003 dan 2005 di Krueng Tunong ... 197

Tabel 84. Kelompok sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Krueng Tunong ... 198

Tabel 85. Lembaga beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Krueng Tunong... 203

Tabel 86. Populasi penduduk Desa Pulot dan Kecamatan Leupung tahun 2003 dan 2005 ... 222

Tabel 87. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Desa Pulot sebelum Tsunami ... 223

Tabel 88. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Pulot tahun 2003 dan 2005... 225

Tabel 89. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Desa Pulot... 226

(17)

Tabel 91. Fasilitas Kesehatan di Desa Pulot Tahun 2003 dan 2005... 227

Tabel 92. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 227

Tabel 93. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Desa Pulot ... 228

Tabel 94. Kelompok sosial kemasyarakatan di Desa Pulot yang masih aktif... 230

Tabel 95. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Pulot... 233

Tabel 96. Jenis-jenis tanaman yang dijumpai di lokasi penanaman ... 249

Tabel 97. Beberapa jenis tumbuhan yang dijumpai di areal mangrove artifisial ... 250

Tabel 98. Daftar tumbuhan yang dijumpai saat dilakukannya pengamatan vegetasi ... 251

Tabel 99. Hasil penimbangan berat basah tanaman cemara ... 254

Tabel 100. Bobot kering perbagian tanaman setelah dioven ... 255

Tabel 101. Satuan Peta Tanah di lokasi Kahju... 257

Tabel 102. kondisi tambahan deposit secara gradual dan sifat kimianya ... 260

Tabel 103. Hasil Penilaian evaluasi lahan di lokasi Kahju... 261

Tabel 104. Populasi penduduk Desa Kajhu dan Kecamatan Baitussalam tahun 2003 dan 2005 ... 262

Tabel 105. Agama dan Etnis Penduduk Desa KajhuTahun 2003 dan 2005 ... 262

Tabel 107. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Kajhu tahun 2003 dan 2005... 268

Tabel 108. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Kajhu ... 269

Tabel 109. Akses dan sarana transportasi umum Gampong Kajhu ... 269

Tabel 110. Fasilitas Kesehatan di Desa KajhuTahun 203 dan 2005... 270

Tabel 111.. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 270

Tabel 112. Fasilitas Keagamaan tahun 2003 dan 2005 di Gampong Kajhu ... 271

Tabel 113. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Gampong Kajhu ... 271

Tabel 114. Kelompok sosial kemasyarakatan di Desa Kajhu yang masih aktif... 273

Tabel 115. Daftar beberapa donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Kajhu ... 277

Tabel 116. Rekomendasi jenis tanaman di beberapa lokasi di wilayah pemukiman... 280

Tabel 117. Satuan Peta Tanah di wilayah Lam Ujong, Aceh Besar... 289

Tabel 118. Kondisi tambahan deposit secara gradual dan sifat kimianya... 292

Tabel 119. Populasi penduduk Desa Lam Ujong dan Kecamatan Baitussalam tahun 2003 dan 2005 ... 293

Tabel 120. Etnis Penduduk Desa Lam UjongTahun 2003 dan 2005 ... 293

Tabel 121. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Desa Lam Ujung ... 294

Tabel 122. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Lam Ujong tahun 2003 dan 2005 ... 298

Tabel 123. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Lam Ujong... 300

(18)

Tabel 125. Fasilitas Kesehatan di Desa Lam UjongTahun 2003 dan 2005 ... 301

Tabel 126. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 301

Tabel 127. Fasilitas Keagamaan tahun 2003 dan 2005 di Gampong Lam Ujong ... 302

Tabel 128. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Gampong Lam Ujong... 302

Tabel 129. Kelompok sosial kemasyarakatan di Desa Lam Ujung yang masih aktif ... 304

Tabel 130. Beberapa donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Lam Ujung ... 308

Tabel 131. Satuan Peta Tanah di lokasi Gampong baru... 323

Tabel 132. Hasil analisis kimia dan fisik tanah dari wilayah Gampong Baru... 324

Tabel 133. Hasil Penilaian evaluasi lahan di lokasi Gampong Baru ... 327

Tabel 134. Populasi penduduk Gampong Baro dan Kecamatan Masjid Raya tahun 2003 dan 2005 ... 328

Tabel 135. Agama dan Etnis Penduduk Gampong Baro 2003 dan 2005... 329

Tabel 136. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Gampong Baro sebelum Tsunami ... 329

Tabel 137. Mata pencaharian masyarakat Desa Gampong Baru ... 332

Tabel 138. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Gampong Baro... 333

Tabel 139. Perkembangan Fasilitas Pendidikan antara Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Baro... 333

Tabel 140. Sarana transportasi dan perhubungan di desa Gampong Baru ... 334

Tabel 141. Fasilitas Kesehatan antara Tahun 203 dan 2005 ... 334

Tabel 142. Perkembangan Kelurga pemilik Kartu Sehat anatar tahun 2003 dan 2005 ... 335

Tabel 143. Sarana komunikasi anatra tahun 2003 dan 2005 di Gampong Baro... 335

Tabel 144. Daftar Organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok yang masih aktif di Gampong Baro... 337

Tabel 145. Bebera[a donor dan lembaga yang teridentifikasi memberikan bantuan paska Tsunami di Gampong BAru... 343

Tabel 146. Populasi penduduk Gampong Paya Kameng dan Kecamatan Masjid Raya tahun 2003 dan 2005 ... 359

Tabel 147. Agama dan Etnis Penduduk Gampong Paya Kameng Tahun 2003 dan 2005 ... 360

Tabel 148. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Paya Kameng sebelum Tsunami ... 360

Tabel 149. Komposisi penduduk yang bertani dan Jumlah Keluarga Miskin di Paya Kameng... 362

Tabel 150. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Paya Kameng tahun 2003 dan 2005 ... 364

Tabel 151. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Gampong Paya Kameng... 364

Tabel 152. Akses dan sarana transportasi umum Gampong Paya Kameng... 365

(19)

Tabel 154. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 366

Tabel 155. Sarana komunikasi anatra tahun 2003 dan 2005 di Gampong Paya Kameng ... 366

Tabel 156. Kelompok sosial kemasyrakatan di Gampong Paya Kameng yang masih aktif... 369

Tabel 157. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Gampong Paya Kameng... 373

Tabel 158. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Keude Aceh ... 380

Tabel 159. Populasi penduduk Desa Keude Aceh dan Kecamatan Banda Sakti tahun 2003 dan 2005 ... 382

Tabel 160. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Keude Aceh sebelum Tsunami ... 383

Tabel 161. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Keude Aceh tahun 2003 dan 2005 ... 387

Tabel 162. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Desa Keude Aceh ... 388

Tabel 163. Akses dan sarana transportasi umum Desa Keude Aceh ... 389

Tabel 164. Fasilitas Kesehatan di Desa Keude AcehTahun 203 dan 2005 ... 389

Tabel 165. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 390

Tabel 166. Fasilitas Keagamaan tahun 2003 dan 2005 di Desa Keude Aceh ... 390

Tabel 167. Sarana komunikasi antara tahun 2003 dan 2005 di Desa Keude Aceh ... 391

Tabel 168. Kelompok-kelompok masyarakat di Desa Keude Aceh... 392

Tabel 169. Kelimpahan benih jenis-jenis mangrove di desa Keude Aceh... 397

Tabel 170. Lembaga beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Jambo Timu... 400

Tabel 171. Jenis-jenis tanaman yang umum dijumpai di sekitar desa Jambo timu ... 413

Tabel 172. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Jambu Timur... 414

Tabel 173. Populasi penduduk Desa Jambo Timu dan Kecamatan Blangmangat tahun 2003 dan 2005 ... 416

Tabel 174. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Jambo Timu sebelum Tsunami ... 417

Tabel 175. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Desa Jambo Timu tahun 2003 dan 2005 ... 422

Tabel 176. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Jambo Timu... 423

Tabel 177. Akses dan sarana transportasi umum Desa Jambo Timu... 423

Tabel 178. Fasilitas Kesehatan di Desa Krueng Tuong Tahun 2003 dan 2005 ... 424

Tabel 179. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 424

Tabel 180. Sarana komunikasi tahun 2003 dan 2005 di Jambo Timu ... 425

Tabel 181. kelompok sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Jambo Timu... 426

Tabel 182. Lembaga beserta jenis bantuan yang diberikan di Desa Jambo Timu... 432

Tabel 183. Beberapa langkah dalam pencegahan dan penanggulangan hama ... 438

Tabel 184. Komposisi penduduk Kelurahan Anoi Itam... 450

(20)

Tabel 186. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Anoi Itam ... 452

Tabel 187. Fasilitas pendidikan yang bisa diakses masyarakat Anoi Itam... 454

Tabel 188. Tingkat pendidikan angkatan kerja di Kelurahan Anoi Itam ... 455

Tabel 189. Fasilitas Kesehatan di Anoi Itam Tahun 203 dan 2005 ... 455

Tabel 190. Populasi penduduk Kelurahan Iboih dan Kecamatan Sukakarya tahun 2003 dan 2005 ... 458

Tabel 191. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Kelurahan Iboih sebelum Tsunami ... 459

Tabel 192. Fasilitas Perumahan, Air Bersih dan Listrik di Kelurahan Iboih tahun 2003 dan 2005 ... 463

Tabel 193. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Tahun 2003 sampai 2005 di Kelurahan Iboih ... 464

Tabel 194. Akses dan sarana transportasi umum Kelurahan Iboih... 465

Tabel 195. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan IboihTahun 203 dan 2005 ... 465

Tabel 196. Perkembangan pemilik Kartu Sehat dan Wabah Penyakit tahun 2003 dan 2005... 466

Tabel 197. Fasilitas Keagamaan tahun 2003 dan 2005 di Kelurahan Iboih ... 466

Tabel 198. Sarana komunikasi anatra tahun 2003 dan 2005 di Kelurahan Iboih... 466

Tabel 199. Kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Kelurahan Iboih... 468

Tabel 200. Donor atau implementator beserta jenis bantuan yang diberikan di Kelurahan Iboih ... 474

Tabel 201. Ciri-ciri buah/benih yang telah siap untuk dibibtkan, teknik penyimpanan dan penanaman ... 477

Tabel 202. Jenis-jenis mangrove (sejati) yang dijumpai di Teluk Belukar... 482

Tabel 203. Jenis Mammalia penting di Teluk Belukar ... 489

Tabel 204. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Teluk Belukar... 490

Tabel 205. Satuan Tanah di Lokasi Penelitian ... 492

Tabel 206. Kesesuaian Lahan di lokasi Teluk Belukar ... 495

Tabel 207. Perkembangan jumlah sekolah antara tahun 2003 – 2005 di Desa Teluk Belukar ... 497

Tabel 208. Perbandingan antara jumlah murid dan guru ... 498

Tabel 209. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Nias... 499

Tabel 210. Komposisi jenis pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat ... 501

Tabel 211. Kontribusi per-sektor terhadap PDRB ... 501

Tabel 212. Produktivitas pertanian padi sawah di Kabupaten Nias ... 502

Tabel 213. Produksi karet, kelapa, dan coklat (ton) ... 502

Tabel 214. Jenis usaha dan produksi perikanan (Ton)... 503

Tabel 215. Produksi Ternak di Kabupaten Nias ... 504

Tabel 216. Jenis Burung yang Dilindungi yang ditemukan di Bawonahõnõ... 523

(21)

Tabel 218. Kesesuaian Lahan di wilayah Bawonohono dan Hilizihono ... 527

Tabel 219. Populasi penduduk Desa Hilizihono tahun 2006 ... 529

Tabel 220. Persentasi mata pencaharian di Desa Hilizihono ... 530

Tabel 221. Kelas Pendapatan Masyarakat desa Hilizihono ... 530

Tabel 222. Penduduk Desa Hilizihono berdasarkan tingkat pendidikan ... 533

Tabel 223. kelompok masyarakat yang ada/ pernah ada di Desa Hilizihono... 534

Tabel 224. Tabel daftar donor atau lembaga yang pernah atau sedang terlibat dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di desa Hilizihono dan Bawonohono ... 539

Tabel 225. Kegitan Rehabilitasi Pesisir di Teluk Dalam, Nias Selatan... 540

Tabel 226. Jenis-jenis mangrove yang dapat ditanam di lokasi Teluk Dalam... 542

Tabel 227. Jumlah jenis fauna yang memiliki status perlindungan di lokasi Green Coast II... 550

Tabel 228. Daftar jenis-jenis mammalia yang ditemukan ... 552

Tabel 229. Daftar jenis-jenis avifauna yang ditemukan selama survey... 553

Tabel 230. Daftar jenis-jenis herpetofauna yang ditemukan selama survey ... 557

Tabel 231. Daftar jenis-jenis flora yang ditemukan selama survey ... 559

Tabel 232. Hasil analisa laboratorium sampel tanah dari lokasi Teluk Belukar ... 569

Tabel 233. Hasil analisa laboratorium sampel tanah dari lokasi Bawonohono ... 570

(22)

Daftar Gambar

Gambar 1. Kerangka pikir analisis SWOT...14

Gambar 2. Zonasi curah hujan di Aceh...22

Gambar 3. Grafik Curah Hujan di Melaboh dan sekitarnya ...23

Gambar 4. Grafik Curah Hujan di Aceh Besar dan Banda Aceh ...25

Gambar 5. Grafik Curah Hujan di Pulau Nias dan sekitarnya...31

Gambar 6.Peta Aceh barat dan Desa Suak Nie...33

Gambar 7. Foto Udara situasi wilayah Suak Nie setelah Tsunami (Sumber ETSP 2005) ...35

Gambar 1. Penampang melintang profil vegetasi di desa Suak Nie...36 Gambar 8. Sisa-sia batang pohon kelapa yang mati diterjang Tsunami ...36

Gambar 9. Formasi Pes-caprae terhampar di sepanjang pantai berpasir ...37 Gambar 10. Pohon kayu kuda dan nipah yang mengalami kerusakan parah karena dihantam

gelombang Tsunami ...37

Gambar 11. Sisa tegakan mangrove yang tersisa di pesisir Desa Suak Nie...37

Gambar 12. Perumpung yang tumbuh di tepi rawa (kiri), berbagai jens rumput dan tumbuhan

rawa (kanan) ...38

Gambar 13. Herba merambat (Climber plant) Passiflora feotida yang umum dijumpai di rawa...38

Gambar 14. Semak belukar yang terbentuk dari kebun karet yang terdegradasi...39

Gambar 16. Habitus dan buah tumbuhan legum Indigofera suffruticosa yang umum dijumpai

sela-sela semak belukar ...39

Gambar 17. Kebun karet milik masyarakat desa Suak Nie di atas lahan gambut ...40

Gambar 18. Kebun sawit yang terlantar miik masyarakat...40

Gambar 19. Satuan Peta Tanah di wilayah survey Suak Nie ...43

Gambar 20. Grafik pertumbuhan penduduk Desa Suak Nie dan Kecamatan Johan Pahlawan

tahun 2003 dan 2005 ...48

Gambar 21. Areal persawahan menjadi rawa payau ...50

Gambar 22. Strukter kepemerintahan desa Suak Nie ...55

Gambar 23. Ilustrasi sederhana tentang pembagian tapak di calon lokasi berdasarkan

kesesuaian lahan untuk rehabilitasi...57

Gambar 24. Hasil penanaman swadaya yand dilakukan oleh sebagian warga desa di

sepanjang pematang sawah ...59

Gambar 25. Kondisi aksesibilitas menuju ke lokasi penghijauan...59

Gambar 26. Kondisi tanaman yang masih hidup dengan kondisi stress karena tertimbun

pasir ...62

Gambar 27. Rekomendasi untuk masig-masing lokasi untuk penanamn...64

Gambar 28. Alur-alur air: salah satu lokasi yang harus dihindari untuk penanaman...65

Gambar 29. Ilustrasi strategi penanaman yang tepat ...65

Gambar 30. Peta Kec. Meureubo, Desa Ujong Drien (Sumber ADB 2005) ...68

(23)

Gambar 32. Kondisi umum tutupan vegetasi di lokasi calon rehabilitasi ...70

Gambar 33. Sketsa melintang formasi dan tipe vegetasi di pesisir Desa Gampong Baru ...71

Gambar 34 Kondisi penutupan lahan di formasi Pes Caprae ...71

Gambar 35. Kondisi tegakan cemara di lokasi yang di survey ...72

Gambar 36. Mangrove yang tersisa setelah tsunami (depan) dan koloni mangrove artifisial

hasil penanaman (tampak di belakang)...72

Gambar 37. Lokasi pengamatan tanah di wilayah Ujung Drien ...74

Gambar 38. Grafik pertumbuhan penduduk tahun 2003 dan 2005 ...76

Gambar 39 Air diangkut dengan ember dari A-B ...78

Gambar 40. Struktur pemerintahan desa Ujong Drien...82

Gambar 41. Kondisi di lapangan; areal terbuka yang labil...85

Gambar 42. Salah satu genangan yang dijumpai di calon lokasi penanaman ...85

Gambar 43. Kondisi berbeda di lokasi penanaman; yang berhasil (kiri) dan tidak berhasil

(kanan) ...86

Gambar 44. Lokasi yang sebaiknya dihindari untuk penanaman mangrove ...86

Gambar 45. Gerombolan ternak yang secara rutin melintasi lokasi penanaman ...87

Gambar 46. Kegiatan pembuatan hutan pantai yang telah dilakukan oleh Dinas Kehuatan

dan Perkebunan melalui GNRHL. ...89

Gambar 47. Kondisi tanaman mangrove dilokasi penanaman ...90

Gambar 48. Foto satelit daerah Ceunamprong sebelum Tsunami, garis kuning diatas merupakan jalur transek tim survey mengikuti garis pantai saat ini (paska

Tsunami) ...95

Gambar 49. Profil melintang menggambarkan kondisi vegetasi di lokasi pengamatan ...97

Gambar 50. Kondisi umum belukar pantai yang tumbuh di atas bukit...97

Gambar 51. Kondisi vegetasi di rawa dan sekitar sungai ...98

Gambar 52. Jenis tumbuhan yang umum dijumpai ; Abroma mollis...98

Gambar 53. Sketsa melintang yang menggambarkan formasi dan tipe vegetasi di pesisir

Desa Gampong Baru ...99

Gambar 54. Tegakan kelapa yang masih tersisa...99

Gambar 55. Kondisi penutupan vegetasi di formasi Pes Caprae ...99

Gambar 56. Kondisi vegetasi di sekitar tambak ... 100

Gambar 57. Kondisi vegetasi di sekitar tambak ... 100

Gambar 58. Semak belukar yang baru saja terbakar ... 101

Gambar 59. Peta Desa Ceunamprong pasca Tsunami ... 103

Gambar 60. Grafik pertumbuhan penduduk antara sebelum tsunamai tahun 2003 dan

sesudah tsunami tahun 2005... 104

Gambar 61 mekanisme bagi hasil kegiatan penangkapan ikan... 107

Gambar 62. Sekolah Dasar yang baru dibangun paska Tsunami di Desa Ceunamprong ... 110

(24)

Gambar 64. Kondisi umum di calon lokasi persemaian ... 115

Gambar 65. Kondisi di beberapa titik calon lokasi penanaman mangrove ... 116

Gambar 66. Bantuan bibit karet unggul dari pemerintah ... 118

Gambar 67. Bantuan bibit sukun yang dibiarkan tumbuh liar ... 119

Gambar 68. Lahan basah berupa kolam air tawar di desa Ceunamprong ... 120

Gambar 69. Citra satelit yang menggambarkan situasi Desa Keude Unga sebelum Tsunami ... 124

Gambar 70. Foto udara Desa Keude Unga sebelum tsunami (Juni 2003, kiri) dan setelah tsunami (Agustus 2006, kanan). Lingkaran kuning di kiri adalah adalah pemukiman yang hilang saat tsunami sedang lingkaran pada gambar kiri adalah

prioritas lokasi penanaman mangrove... 125

Gambar 71. Tegakan berembang yang tumbuh secara alami setelah Tsunami ... 126

Gambar 72. Lay out sederhana beberapa tipe vegetasi di desa Kedue Unga ... 128

Gambar 73 Pertumbuhan Penduduk Desa Keude Unga dan Kecamatan Jaya tahun 2003

dan 2005 ... 130

Gambar 74 Diagram alir penjualan udang di Desa Keude Unga... 131

Gambar 75. Struktur Pemerintahan Desa Keude Unga (Sumber : AIPRD, 2007)... 136

Gambar 76. Kegiatan pembakaran sampah yang berdampak buruk terhadap tanaman... 140

Gambar 77. Letak plot-plot penanaman... 142

Gambar 78 Kondisi lokasi penanaman di plot 1(kiri), pagar dari randu Ceiba petandra yang

tumbuh (kanan) ... 143

Gambar 79. Kondisi lokasi penanaman di plot 2... 143

Gambar 80. Kondisi lokasi penanaman di plot 3... 144

Gambar 81. Bibit kelapa didalam persemaian ... 144

Gambar 82. Bibit yang tengah dipersiapkan di persemaian ... 145

Gambar 83 Vegetasi mangrove alami (latar belakang) yang tumbuh paska Tsunami ... 146

Gambar 84. Contoh papan nama kegiatan rehabilitasi... 147

Gambar 85. Peta Geologi wilayah Aceh ... 150

Gambar 86 Perubahan Bentang Alam Desa Gle Jonga akibat Tsunami... 151

Gambar 87. Foto Udara yang menggambarkan situasi desa Gle Jong Paska Tsunami... 151

Gambar 88. Citra satelit yang menggambarkan situasi desa Gle Jong sebelum Tsunami ... 152

Gambar 89. Tunggul-tunggul pohon yang banyak dijumpai di sepanjang pantai ... 153

Gambar 90. Cross section yang menggambarkan profil vegetasi di pesisir desa Gle Jong... 153

Gambar 91. Tutupan vegetasi di barisan belakang pantai berpasir ... 154

Gambar 92. Kondisi penutupan lahan di rawa rumput... 154

Gambar 93. Tegakan berembang yang tumbuh secara alami setelah Tsunami ... 155

Gambar 94 Kayu rembulan Fagraea crenulata, jenis pohon yang umum dijumpai tumbuh

secara alami di lahan kosong ... 156

Gambar 95 Pertumbuhan Penduduk Desa Gle Jong dan Kecamatan Jaya ahun 2003 dan

(25)

Gambar 96 Diagram alir penjualan hasil tangkapan ikan di Desa Gle Jong... 162

Gambar 97. Kegiatan pengumpulan ikan hasil tangkapan oleh penduduk dengan imbalan

ikan sisa penjualan ... 163

Gambar 98. Aktivitas perikanan berupa jaring dan bagan di Muara sungai Desa Gle Jong ... 163

Gambar 99. Penambangan pasir di pantai Desa Gle Jong... 165

Gambar 100 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gle Jong ... 169

Gambar 101. Kondisi umum di areal sepanjang pantai berpasir Desa Gle Jong ... 172

Gambar 102. Zona tangkap udang sebagai alternatif lokasi penanaman ... 173

Gambar 103. Lokasi penambangan pasir ... 173

Gambar104. Puluhan kerbau yang melintasi dan mengganggu lokasi penanaman... 174

Gambar 105. Kondisi tanaman mangrove hasil program penghijauan pantai yang dilakukan

Dinas Kehutanan Kabupaten Aceh Barat ... 175

Gambar 106. Tanaman mangrove yang tertimbun pasir sebagai dampak dari dinamika

pantai ... 176

Gambar 107. Letak plot-plot penanaman... 176

Gambar 108. Penanaman mangrove dilakukan di sekeliling badan/genangan air pada areal

rawa ... 177

Gambar 109. Penanaman di genangan air dangkal ... 177

Gambar 110. Kondisi tanaman bakau di rawa berumput... 178

Gambar 111. Bakau yang ditanam di sela-sela rumput embet Typha angustifolia dan rumput

air ... 178

Gambar 112 Foto udara Muara Krueng Tunong sebelum tsunami (Juni 2003, kiri) dan

setelah tsunami (Juni 2005, kanan) Sumber foto: Laporan ADB-ETSP... 182

Gambar 113. Cross section yang menggambrkan profil pesisir desa Krueng Tunong ... 185

Gambar 114. Kondisi vegetasi di hutan pantai... 185

Gambar 115. Kondisi padang rumput muda di sepanjang pantai berpasir... 186

Gambar 116. Flemigia strobilifera (kiri) dan Piper aduncum (kanan); jenis semak yang

umum dijumpai di lapangan ... 187

Gambar 117. Kondisi vegetasi di sekitar tambak dan saluran air ... 187

Gambar 118 Grafik pertumbuhan penduduk tahun 2003 dan 2005 ... 190

Gambar 119 mekanisme bagi hasil antara pemilik tambak (toke) dan penggarap tambak... 192

Gambar 120 Skema Penjaualan hewan ternak masyarakat Desa Krueng Tunong ... 193

Gambar 121 Struktur pemerintahan Desa Krueng Tunong ... 198

Gambar 122 rencana lokasi rehabilitasi ekosistem mangrove dan hutan pantai Desa Krueng

Tunong ... 200

Gambar 123. Hasil penilaian lahan sebagai lokasi penanaman ... 201

Gambar 124. Daun bibit kelapa yang terserang (kiri) dan hama penggerek daun (kanan)... 202

Gambar 125. Salah satu bagian di lokasi penanaman yang rawan terhadap genangan air

(26)

Gambar 126. Udang galah yang dibudidayakan (kiri) tanaman mangrove yang tumbuh subur

(kanan) ... 204

Gambar 127. Stok bibit mangrove di persemaian... 205

Gambar 128. Bibit cemara yang ditampung sementara sebelum ditanam di lapangan ... 206

Gambar 129. Kondisi umum di lokasi penanaman ... 206

Gambar 130. Persemaian bibit kelapa yang diperuntukkan untuk program penghijauan di

desa Krueng Tunong ... 207

Gambar 131 Penampakan wilayah Krueng Tunong ... 208

Gambar 132. Ilustrasi sederhana tentang alteratif pola tanam di areal pertambakan ... 211

Gambar 133. Salah satu airt terjun kecil yang terdapat di belakang Desa Pulot dan

merupakan sumber air tawar laguna ... 213

Gambar 134. Sketsa situasi desa Pulot dan sekitarnya... 215

Gambar 135. Perubahan lansekap pesisir, garis pantai maju kea rah daratan ... 216

Gambar 136. Profil melintang tipe vegetasi di pesisir desa Pulot ... 216

Gambar 137. Kondisi umum vegetasi di hutan bukit pantai... 217

Gambar 138. Kondisi umum vegetasi di Formasi Pes-caprae... 217

Gambar 139. Kondisi umum vegetasi di sekitar desa Pulot... 218

Gambar 140. Kondisi vegetasi alami di sekitar laguna ... 219

Gambar 141. Mangrove yang ditanam di sekeliling laguna ... 219

Gambar 142. Kondisi semak belukar di desa Pulot ... 219

Gambar 143. Kondisi hutan bukit di desa Pulot ... 220

Gambar 144. Pertumbuhan penduduk Desa Pulot dan Kecamatan Leupung... 223

Gambar 145. Tambak yang di bangun di tepi laguna sehingga mengurangi luasan laguna... 224

Gambar 146 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulot ... 229

Gambar 147. Areal tambak yang cukup prospektif untuk ditanami mangrove ... 231

Gambar 149. Tanaman mangrove hasil penanaman BRR ... 234

Gambar 150. Tanaman mangrove hasil penanaman proyek Green Coast phase 1 ... 235

Gambar 151. Hasil penanaman di pantai berpasir desa Pulot... 236

Gambar 152. Tanaman cemara yang ditanam di sekitar laguna ... 236

Gambar 153 Pembakaran liar yang menyebabkan puluhan tanaman terbakar dan mati ... 237

Gambar 154. Koloni nipah yang menjadi korban dari aktivitas pembangunan tambak... 237

Gambar 155. Dinding batu penahan erosi yang dibangun di tepi laguna ... 238

Gambar 156. Peta Rupa Bumi wilayah Kuala Gigeng termasuk desa Kajhu ... 241

Gambar 157. Peta lokasi observasi di Desa Kajhu... 244

Gambar 158. Penampang melintang yang menggambarkan profil vegetasi pesisir Kahju ... 246

Gambar 160. Hasil tracking di lokasi rehabilitasi ... 247

(27)

Gambar 162. Ficus spp, Cocos nucifera, Cerbera manghas, Terminalia cattapa ... 248

Gambar 163. Koloni Gelang air di substrat berpasir kering ... 248

Gambar 165. Kondisi umum di lokasi penanaman ... 250

Gambar 166. Beberapa koloni api-api Avicennia marina yang tumbuh secara alami (kiri),

koloni gelang air ditempat yang agak tinggi (kanan) ... 250

Gambar 168. Diagram pie yang menggambarkan prosentase jumlah tanaman perjenis... 252

Gambar 169. Hasil visualisasi 3 D pada plot berukuran 20 m x 50 m di lokasi penanaman

Yayasan Lebah (model di generasi oleh perangkat lunak SLIM-ICRAF) ... 253

Gambar 170. Pohon yang telah ditebas oleh orang tak dikenal dipilih sebagai sampel

tanaman. ... 254

Gambar 171. Penimbangan berat basah ... 254

Gambar 172. Prosentase kandungan karbon per bagian tanaman ... 255

Gambar 173. Penampang lintang bentang alam di Lokasi Kahju ... 260

Tabel 106. Kalender kegiatan mata pencaharian masyarakat Desa Kajhu... 263

Gambar 174 mekanisme bagi hasil antara pemilik perahu dan alat tangkap dengan pawang

dan awak kapal. ... 265

Gambar 175 Rantai pemasaran hasil perikanan di Desa Kajhu ... 266

Gambar 176 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Kajhu ... 272

Gambar 177. Tanaman yang mati, di barisan depan dan di sekitar cekungan (belakang

tegakan) ... 275

Gambar 178. Pembakaran dan penebangan yang dijumpai di lokasi penanaman ... 275

Gambar 179. Sebagian besar Rhizophora spp tumbuh dengan baik di lokasi penanaman... 276

Gambar 180 Bruguiera gymnorrhiza yang mati karena tersrang hama tritip (kiri), kematian

bibit karena kesalahan memilih lokasi ... 276

Gambar 181. Foto udara wilayah Lam Ujong paska Tsunami ... 283

Gambar 182. Profil melintang tipe vegetasi di desa Lham Ujong ... 284

Gambar 183. Kondisi umum vegetasi di kebun kelapa milik masyarakat... 284

Gambar 184. Gendis Chisocheton sandoricarpus (Meliaceae); jenis pohon yang sering

dijumpai di sekitar desa ... 285

Gambar 185. Kondisi umum hamparan mangrove artifisial di areal pertambakan desa Lham

Ujong... 285

Gambar 186. Kondisi tegakan mangrove di sepanjang ka-ki sungai ... 286

Gambar 187. Koloni palem Phoenix paludosa yang dijumpai di bagian belakang anak sungai... 286

Gambar 188. Finlaysonia maritima umum dijumpai merambat pada pohon Api-api Avicennia

marina ... 287

Gambar 189. Satuan Peta Tanah wilayah Neuheun, termasuk Desa Lam Ujong dan

Gampong Baru, Aceh Besar (2005) ... 288

Gambar 190. Penampang melintang bentang alam di Wilayah Neuhen, termasuk desa

Gampong Baru dan Lam Ujong ... 292

(28)

Gambar 192. Skema pemasaran produk perikanan di desa Lam Ujong ... 296

Gambar 193 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lam Ujung ... 303

Gambar 194. Areal yang sebaiknya dihindarkan dalam penanaman mangrove (ditandai oleg

koloni gelang air Sesuvium spp.) ... 307

Gambar 195 Penanaman di sepanjang saluran air... 310

Gambar 196. Penanaman pengayaan di sepanjang anak sungai ... 310

Gambar 197 Kondisi tanaman mangrove di dalam tambak ... 311

Gambar 198 Penanaman sitem jalur di dalam tambak ... 311

Gambar 199 Sketsa situasi lahan di desa Gampong Baru ... 316

Gambar 200. Kondisi di lapangan saat ini yang menggambarkan perubahan ekstrim yang

terjadi sebagai dampak bencana Tsunami ... 317

Gambar 201. Foto udara lokasi Gampong Baru lama ... 317

Gambar 202. ”Cross section” yang menggambarkan formasi dan tipe vegetasi di pesisir

Desa Gampong Baru ... 318

Gambar 203. Kondisi penutupan lahan di formasi Pes Caprae ... 319

Gambar 204. Kondisi semak belukar di belakang formasi Pes Caprae... 319

Gambar 205. Kondisi tegakan kuda-kuda di atas punggungan pesisir... 320

Gambar 206. Kondisi vegetasi di tepi sungai ... 320

Gambar 207. Koloni rumput dan gelang yang umum dijumpai di bagian dalam tambak ... 321

Gambar208. Satuan Peta Tanah lokasi Gampong baru, Banda Aceh ... 323

Gambar 209. Kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk di Gampong Baro dan

Kecamatan Masjid Raya ... 328

Gambar 210 Diagram alir penjualan hasil tangkapan ikan di Gampong Baro ... 331

Gambar 211 Satuan wilayah pemerintahan di Propinsi NAD ... 336

Gambar 212 Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong Baro... 336

Gambar 213. Lokasi penanaman tanaman mangrove di Gampong Baru ... 339

Gambar 214. Lokasi yang sebaiknya dihindari untuk penanaman mangrove ... 339

Gambar 215. Kotoran ternak yang berpotensi sebagai pupuk kandang... 341

Gambar 216. Penanaman tanpa membuang polibag ... 342

Gambar 217 Tanaman mangrove yang terserang oleh hama tritip ... 342

Gambar 218. Tanaman pagar; hasil penanaman swadaya yang dilakukan masyarakat ... 344

Gambar 219. Persemaian mangrove di sekitar lokasi penanaman ... 345

Gambar 220. Kondisi tanaman mangrove dilokasi penanaman ... 345

Gambar 221. Penanaman mangrove di areal sepanjang sungai... 345

Gambar 222. Pengangkutan bibit dari persemaian menuju ke lokasi penanaman... 346

Gambar 223 Pagar yang telah di pasang di setiap titik tanam (kiri), pagar yang tumbang

karena diterjang sapi (kanan) ... 346

(29)

Gambar 225. Sisa-sisa tegakan Berembang yang hancur oleh gelombang Tsunami... 352

Gambar 226. Profil melintang tipe vegetasi di pesisir desa Paya Kameng ... 353

Gambar 227. Kondisi umum penutupan vegetasi di pantai berpasir terbuka ... 354

Gambar 228. Kondisi tegakan kelapa sekunder di pantai desa Paya Kameng ... 354

Gambar 229. Kondisi umum vegetasi (kiri), herba merambat Ipomea pes-caprae ... 355

Gambar 230. Kondisi umum koloni cemara di pesisir desa Paya Kameng ... 355

Gambar 231. Kondis mangrove sekunder di sepanjang sungai Desa Paya Kameng ... 355

Gambar 232. Kondisi di areal mangrove artifisial ... 356

Gambar 233. Kondisi umum vegetasi di kebun kelapa... 356

Gambar 234. Kondisi umum vegetasi di sekitar desa... 357

Gambar 235. Pertumbuhan penduduk Gampong Paya Kameng dan Kecamatan Masjid Raya ... 359

Gambar 236. Skema pemasaran cabe masyarakat Gampong Paya Kameng ... 361

Gambar 237. Skema penjualan hasil tambak di Gampong Paya Kameng... 363

Gambar 238 Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong Paya Kameng ... 367

Gambar 239 Unsur Tuha Lapan dan Aparat Kemukiman yang berhubungan langsung

dengan penduduk Paya Kameng ... 368

Gambar 240. Kondisi di lapangan; areal terbuka yang labil... 371

Gambar 241. Formasi Pes-caprae direkomendasikan sebagai lokasi rehabilitasi ... 371

Gambar 242. Penanaman mangrove intensif oleh BRR di areal pertambakan. ... 374

Gambar 243. Rhizophora mucronata yang umum dijumpai di saluran air (kiri) dan koloni

Api-api Avicennia marina yang menguasai tepi mud flat (kanan). ... 379

Gambar 244. Formasi mangrove di Desa Keude Aceh ... 379

Gambar 245 Pertumbuhan Penduduk Desa Keude Aceh dan Kecamatan Banda Sakti tahun

2003 dan 2005 ... 383

Gambar 246 Mekanisme pemasaran ikan bandeng, belanak dan kepiting (belanak dan

bandeng garis hitam, kepiting garis hijau) ... 384

Gambar 248 mekanisme pemasaran kerang batu (garis hitam) dan tiram (garis hijau)... 386

Gambar 249 Struktur pemerintahan Desa Keude Aceh... 391

Gambar 250. Lokasi penanaman yang diusulkan kelompok ... 395

Gambar 251. Lokasi yang disurvey... 396

Gambar 252. Pembuangan sampah secara sembarangan oleh masyarakat... 398

Gambar 253. Bambu yang hanyut menghantam bibit sehingga hampir roboh... 398

Gambar 254. Diskusi untuk meluruksan mispersepsi atas program Green Coast ... 399

Gambar 255. Serangan tritip pada sebagian besar mangrove ... 399

Gambar 256. Pembangunan hutan mangorve melalui GNRHL... 401

Gambar 257. Tanaman mangrove hasil penananaman swadaya masyarakat... 402

Gambar 258. Penanaman mangrove di dalam tambak melalui Twinning program

(30)

Gambar 259. Kondisi tanaman GC 1 di lokasi penanaman ... 403

Gambar 260. Kondisi tanaman GC 2 di lokasi penanaman ... 404

Gambar 261. Kondisi tanaman pada lokasi penanaman di sekitar tambak... 404

Gambar 262. Lokasi pengamatan di desa Jambo Timu ... 409

Gambar 263. Sisa-sia pohon mangrove yang umun dijumpai di sepanjang saluran air... 410

Gambar 264. Letak dan posisi tipe vegetasi di Desa Jambo Timur, tampak dari atas... 411

Gambar 265. ”Cross section” type vegetasi di Desa Jambo Timu... 411

Gambar 266. Pertumbuhan Penduduk Desa Jambo Timu dan Kecamatan Blangmangat

tahun 2003 dan 2005 ... 417

Gambar 267 mekanisme bagi hasil antara pemilik tambak dan penggarap tambak ... 418

Gambar 268. Pola pemasaran dan sumber anakan kerapu usaha pendederan kerapu di

Desa Jambo Timu... 419

Gambar 269 Proses pemasaran ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Desa Jambo Timu. ... 421

Gambar 270 Struktur pemerintahan Desa Jambo Timu ... 425

Gambar 271. Pohon Bruguiera cylindrica yang umum dijumpai di sepanjang saluran air ... 430

Gambar 272. Kambing yang menjadi ancaman bagi tanaman mangrove... 431

Gambar 273. Tritip yang dijumpai di salah satu petak tambak diluar lokasi penanaman... 431

Gambar 274. Kondisi tanaman mangrove dilokasi penanaman ... 433

Gambar 275. Penanaman tanpa membuang polibag ... 434

Gambar 276. Akar berkembang hanya pada media di dalam polibag (tidak mampu

menembus polibag) ... 434

Gambar 277. Dampak pengerukan terhadap tanaman... 435

Gambar 278. Kondisi tanaman di lokasi penanaman ... 435

Gambar 279. Bibit yang roboh (kiri), tidak mampu beradaptasi (tengah) dan dimakan

kambing (kanan) ... 436

Gambar 280. Serangan hama berupa kutu loncat dan laba-laba ... 436

Gambar 281. Ilustrasi sederhana teknik pemasangan jaring untuk menampung benih... 437

Gambar 282. Lokasi mangrove di daerah Gapang, Iboih ... 440

Gambar 283. Cross section yang menggambarkan kondisi vegetasi di Desa Iboh... 444

Gambar 284. Kondisi mangrove yang relatif masih bagus di tempat terlindung... 445

Gambar 285. Mangrove yang rsuak berat di tepi laut lepas ... 445

Gambar 286. Pohon Bruguiera gymnorrhiza (kiri) dan Xylocarpus granatum(kanan) ... 445

Gambar 287. Kondisi umum habitat di lokasi penanaman... 446

Gambar 288. Kondisi umum semak belukar di desa Iboi... 446

Gambar 289. Beberapa jenis tumbuhan yang umum dijumpai semak belukar ... 446

Gambar 290. Tanaman Jarak Jatropha curcas ditanam sebagai tanaman pagar... 447

Gambar 291. Grafik pertumbuhan penduduk tahun 2003-2005 di Kelurahan Anoi Itam... 450

(31)

Gambar 293 Grafik pertumbuhan penduduk antara sebelum tsunami tahun 2003 dan

sesudah tsunami tahun 2005... 458

Gambar 294. Skema penjualan ikan-ikan hasil tangkapan di kelurahan Iboih ... 460

Gambar 295 Struktur pemerintahan Kelurahan Iboih ... 467

Gambar 296. Kondisi tapak secara umum ... 470

Gambar 297. Tapak yang masih memungkinkan untuk ditanami ... 470

Gambar 298. Areal di sekitar alur air yang masih memungkinkan untuk penanaman... 471

Gambar 299. Areal dengan timbnan sampah organik yang tidak memungkinkan untuk

ditanami mangrove ... 471

Gambar 300. Areal bekas terbakar yang tidak memungkinkan untuk penanaman ... 471

Gambar 301. Timbunan deposit Tsunami yang tidak memungkinkan untuk penanaman

mangrove ... 472

Gambar 302. Buah Nyiri (kiri), teruntum (tengah) dan Heriteria litoralis (kanan), berpotensi

untuk dibibitkan ... 472

Gambar 303. Kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh masyarakat... 473

Gambar 304. Tanaman yang mati di lokasi penanaman Laguna ... 475

Gambar 305. Serangan astropda pada daun mangrove... 475

Gambar 306. Tanaman yang sengaja dicabut oleh manusia... 475

Gambar 307. Kondisi umum di lokasi penanaman ... 476

Gambar 308. Jenis-jenis mangrove yang dijumpai di Teluk Belukar ... 483

Gambar 309. Potensi anakan alam yang sangat menjanjikan sebagai bahan pengadaan bibit

maupun penanaman langsung di lapangan... 483

Gambar 310. Hutan bakau yang telah ditebang habis (kiri), batang bakau yang dijadikan trucuk (tengah) dan penggunaan batang bakau untuk pondasi dan penguat

saluran air. ... 484

Gambar 311. Pohon Nyamplung (kiri) dan Bintaro (kanan) ... 484

Gambar 312. Rumah semut Myrmecodia tuberosa banyak dijumpai menempel pada pohon

cemara ... 485

Gambar 313. Puluhan pohon cemara yang mati karena abrasi pantai... 485

Gambar 314. Terjadinya timbunan pasir pada tegakan cemara ... 485

Gambar 315. Pulai rawa Alstonia pneumatophora; pohon penciri lahan gambut... 486

Gambar 316. Kebun karet milik masyarakat (kiri) dan hasil sadapan karet (kanan) ... 486

Gambar 317. Kebun kelapa milik masyarakat (kiri) dan batang kelapa yang digunakan untuk

bahan kontruksi jembatan (kanan) ... 487

Gambar 318. Konversi hutan mangrove menjadi kebun kelapa yang gagal total... 488

Gambar 319. Burung Cekakak mas yang dipelihara oleh penduduk, diduga didapatkan dari

wilayaj Teluk Belukar ... 491

Gambar 320. Lokasi & Pembagian Satuan Pengamatan Tanah (SPT)... 493

Gambar 321. Kecenderungan pertumbuhan jumlah rumah tangga di Desa Teluk Belukar,

(32)

Gambar322. Kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk di Desa Teluk Belukar,

Kecamatan Tuhemberua, dan Kabupaten Nias... 496

Gambar 323. Komposisi pemeluk agama di Kabupaten Nias (Pemda Nias, 2004) ... 500

Gambar 324. Desa Teluk Belukar (Kecamatan Dalam Angka, 2005). ... 500

Gambar 325. Beberapa lokasi sasaran untuk direhabilitasi... 505

Gambar 326. Ternak yang sedang merumput; salah satu hal yang harus dipertimbangkan

dalam pemilihan lokasi... 506

Gambar 327 Pintu Gerbang calon bangunan kantor PPI (kiri) dan bangunan Jetty yang

menjorok ke laut (kanan) ... 507

Gambar 328. Kayu bakau siap angkat yang di ambil dari kawasan Laguna Teluk Belukar (kiri); kayu bakau yang digunakan untuk membangun saluran air di kiri kanan

jalan menuju Jetty (kanan)... 508

Gambar 329. Pembuatan saluran dari jalan yang baru dibuka sampai ke laguna ... 508

Gambar 330. Bibit yang tidak ditanam, hanya ditimbun di beberapa tempat dan mati ... 509

Gambar 331. Bibit yang tidak ditanam, hanya ditimbun di beberapa tempat dan mati ... 510

Gambar 332. Persemaian mahoni Swietenia mahagony... 510

Gambar 333. Penanaman bakau Rhizophora apiculata sebagai tanaman pagar oleh

penduduk ... 511

Gambar 334. Peta sosial Desa Teluk Belukar. ... 512

Gambar 335. Desain sederhana alat pengambil anakan alam (CORER) ... 514

Gambar 336. Posisi lokasi Bawonohon dan Hilizihono di wilayah Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan... 517

Gambar 337. Profil melintang yang menggambarankan kondisi vegetasi di Pantai Hilzigono... 520

Gambar 338. Mangrove di substrat berkarang (atas) dan substrat pasir berlumpur bawah) ... 521

Gambar 339. Kondisi semak belukar di pantai Hilizihono... 521

Gambar 340. Areal berawa yang didominasi oleh Perumpung Praghmites karka ... 522

Gambar 341. Kebun kelapa milik masyrakat di belakang pantai Hilizihono ... 522

Tiga puluh enam (36) jenis burung teramati dan teridentifikasi di daerah ini. Dari jumlah tersebut, 10 jenis diantaranya merupakan jenis yang dilindungi berdasarkan

undang-undang yang berlaku di Indonesia ( ... 523

Gambar 342. Peta kerusakan akibat Tsunami dan Gempa Bumi di Pulau Nias ... 528

Gambar 343 Alur pemasaran hasil tangkapan ikan ... 532

Gambar 344. Kondisi umum calon lokasi penanaman mangrove... 535

Gambar 345. Variasi kondisi substrat di calon lokasi rehabilitasi ... 536

Gambar 346. Ikan gelodok dijumpai di areal belumpur, di dekat tegakan mangrove ... 536

Gambar 347. Kondisi lantai hutan mangrove yang sangat miskin anakan sebegai dampak

sedimentasi pasir ... 537

Gambar 348. Kegiatan penebangan bakau yang dijumpai di lapangan ... 538

Gambar 349. Kegiatan pasir skala rumah tangga yang dilakukan masyarakat di desa

(33)

Gambar 350. Arahan penanaman propagul di sekeliling koloni mangrove ... 541

Gambar 351. Jumlah jenis mamalia pada masing-masing lokasi survey ... 549

Gambar 352. Jumlah jenis avifauna pada masing-masing lokasi survey ... 549

Gambar 353. Jumalh jenis herpetofauna pada masing-masing lokasi survey... 550

(34)

1. Pendahuluan

A.

LATAR BELAKANG

Bencana Tsunami yang terjadi pada tanggal 24 Desember 2004 di wilayah Asia Tenggara, telah menimbulkan dampak yang sangat dahsyat, dimana hingga saat ini dampak tersebut masih dapat dirasakan oleh masyarakat yang terkena bencana. Hampir seluruh aspek kehidupan terkena dampak ini, baik terhadap manusia, keanekaragaman hayati maupun ekosistem itu sendiri. Dampak terhadap lingkungan dapat terlihat, baik yang secara langsung diakibatkan oleh bencana itu sendiri, maupun merupakan turunan yang timbul akibat dari kegiatan rekonstruksi yang direncanakan dan dilakukan kurang baik oleh berbagai pihak. Kajian tentang dampak Tsunami terhadap lingkungan telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, tetapi umumnya kajian dilakukan secara umum untuk daerah yang sangat luas atau untuk suatu region tertentu, misalnya untuk propinsi, pantai barat, pantai timur dan sebagainya. Padahal kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh banyak pihak, banyak yang bersifat cakupan lokal, seperti desa ataupun wilayah lebih sempit lainnya, sehingga ketika akan menjalankan suatu aksi kongkrit di tingkat lapangan maka sering terjadi ketidakharmonisan dan asinkronisasi di tingkat mikro. Hal tersebut umumnya terjadi karena perencanaan dilakukan dengan mengandalkan informasi dari dokumen yang bersifat regional atau analisis makro.

Belajar dari pengalaman tersebut, proyek Green Coast fase kedua yang kegiatannya bersumbu pada kegiatan di lokasi-lokasi percontohan yang tersebar di berbagai desa di Aceh dan Pulau Nias, merasakan perlu terlebih dahulu dilakukan kajian multidisiplin sebelum melaksanakan dan merencanakan kegiatan. Hasil dari kegiatan kajian ini akan menjadi masukan bagi berbagai komponen lain dalam Green Coast Phase II (GC2). Komponen-komponen yang memerlukan informasi dari kajian ini antara lain:

• Kegiatan penanaman/rehabilitasi pesisir

• Kegiatan pengembangan alternatif mata pencaharian

• Kegiatan pengembangan kebijakan pembangunan pesisir yang ramah lingkungan

• Kegiatan pembentukan kelembagaan pengelolaan pesisir

• Kegiatan peningkatan kesadaran akan pentingnya kelestarian pesisir.

Besar harapan, hasil dari laporan ini terutama dapat digunakan oleh para mitra proyek GC2 dalam merencanakan kegiatan rehabilitasi di lokasinya masing-masing, dan juga pemerintah daerah setempat dalam mengelola kawasan yang berwawasan lingkungan.

B.

OBJEKTIF

Secara khusus, dilakukannya kegiatan kajian ini adalah bertujuan untuk:

• untuk mengetahui kondisi bio fisik dan sosial ekonomi lokasi-lokasi GC2, dengan titik berat kepada 8 lokasi demonstrasi yg mewakili 8 tipologi lahan basah yang berbeda.

• Untuk menghasilkan peta lokasi kegiatan GC2 termasuk proyek-proyek lain serupa GC2 yang didanai donor lain

• Untuk mengetahui kegiatan rekonstruksi lain yang telah dan sedang berlangsung, sekaligus mengetahui dampaknya terhadap lokasi kegiatan GC2

• Untuk mengetahui sejauh mana pendekatan GC direplikasi oleh pihak lain dan bagaimana proses adaptasinya

• untuk mengidentifikasi nilai penting lokasi tersebut dari sisi bio-fisik dan sosial ekonomi

(35)

C.

CAKUPAN DAN LOKASI KEGIATAN

Dalam fase ke-II ini, kegiatan kajian lingkungan di lokasi-lokasi pelaksanaan proyek Green Coast di fokuskan untuk mendapatkan data dan informasi lingkungan tentang

• Aspek tanah dan pertanian,

• Aspek kawasan pesisir dan lahan basah,

• Aspek keanekaragaman hayati (Flora dan Fauna),

• Aspek rehabilitasi pesisir dan silvikutur

• Aspek sosial ekonomi masyarakat setempat

• Aspek kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan oleh stakeholders.

Selain itu sebagai pelengkap, dikumpulkan pula informasi akan:

• Data dan informasi mengenai kondisi lingkungan sebelum tsunami,

• Data dan informasi mengenai kondisi lingkungan setelah tsunami dan rehabilitasinya,

• Data dan informasi mengenai kegiatan berbagai pihak (stakeholders) dalam rehabilitasi dan

• rekonstruksi lingkungan setelah tsunami.

Di Indonesia kegiatan Green Coast fase II masih di fokuskan dilakukan di propinsi Aceh dan Pulau Nias (termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Sumatra Utara). Telah terpilih16 lokasi sebagai lokasi pilot proyek yang tersebar di pantai timur, utara dan barat propinsi NAD dan 3 lokasi di Pulau Nias. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kepada usulan dari para mitra lokal atas persetujuan dari tim pengarah. Atas dasar usulan inilah, Wetlands International-Indonesia Programme melakukan kajian biofisik dan sosial ekonomi di ke 16 lokasi pilihan sebagai upaya untuk mengumpulkan data dasar

Daerah yang di survey pada kegiatan ini adalah;

1. Laguna di Desa Teluk Belukar, Kec. Gunung Sitoli Utara, Kab. Nias, Sumatera Utara (Ekosistem Mangrove)

2. Desa Bawonahönö, Kec. Teluk Dalam, Kab. Nias Selatan, Sumatera Utara, (ekosistem mangrove)

3. Desa Anoi Itam & Iboih di Pulau We,(Terumbu karang dan pantai pasir)

4. Desa Kahju di wilayah Aceh Besar (Pantai berpasir)

5. Lham Ujong di wilayah Aceh Besar (tambak)

6. Gampong Baroe di wilayah Aceh Besar (tambak)

7. Paya Kameng di wilayah Aceh Besar (tambak)

8. Pulot di wilayah Aceh Besar (laguna)

9. Suak Nie di wilayah Aceh Barat (rawa gambut pesisir)

10. Ujong Ndrien di wilayah Aceh Barat (Muara)

11. Desa Gle Jong di wilayah Aceh Jaya (rawa pantai)

12. Ceunamprong di wilayah Aceh Jaya (pantai berpasir)

13. Keude Unga di wilayah Aceh Jaya (pantai berpasir)

14. Kreung Tunong di wilayah Aceh Jaya (pantai berpasir)

15. Desa Jambu Timur di wilayah Aceh Timur (Tambak)

(36)
(37)
(38)

Tabel 1. Daftar Koordinat lokasi kegiatan Green Coast Phase II

No Nama Lokasi Latitude (N) Longitude (E)

1 Teluk Belukar 1° 23’ 5.35” 97° 32’ 25.66”

2 Bawonohono 0° 34’ 46.81” 97° 46’ 36.95”

3 Kajhu 5° 36’ 23.22” 95° 22’ 16.03”

4 Lam Ujong 5° 37’ 13

Gambar

Tabel 1. Daftar Koordinat lokasi kegiatan Green Coast Phase II
Tabel 2. Peralatan dan metode pengukuran Morfometrik Perairan
Gambar 1. Kerangka pikir analisis SWOT
Tabel 5. Jenis-jenis informasi yang digali melalui wawancara terhadap informan kunci
+7

Referensi

Dokumen terkait