• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR MAKRO DALAM LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO EDISI JANUARI–JUNI TAHUN 2016

2.1 Pengantar

Pada Bab II ini diuraikan struktur makro dalam laporan utama yang dimuat di majalah Tempo edisi Januari–Juni tahun 2016. Hal yang diamati pada struktur makro ialah unsur tematik yang mengedepankan topik (tema) dalam suatu berita. Topik menggambarkan ungkapan wartawan dalam pemberitaan yang menjadi domain sentral dari isi berita. Oleh karena itu, tematik menunjukkan gambaran umum dari suatu teks yang berisi konstituen gagasan atau ringkasan utama dari teks. Berdasarkan pengamatan penulis ditemukan lima topik yang termuat dalam laporan utama pada majalah Tempo edisi Januari–Juni tahun 2016 yaitu (i) korupsi, (ii) terorisme, (iii) politik, (iv) sosial budaya, dan (v) kriminalitas. Berikut dipaparkan topik-topik wacana berita dengan memanfaatkan aspek-aspek kebahasaan.

2.2 Korupsi

Klitgaard (dalam Burhanuddin, 2014: 11-12) mendefinisikan korupsi sebagai tingkah laku menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara, karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, dan kelompok sendiri). Sementara itu, laporan mendalam (indept report) yang memberitakan topik tentang korupsi bermula dari kecurigaan beberapa pihak atas penyelewengan suatu hal demi kepentingan pribadi atau orang lain. Dari

penyimpangan itu tugas wartawan sebagai penunjang nilai-nilai kebenaran mengorek segala tindak tanduk kejahatan para pelaku koruptor.

Seperti pada laporan utama dalam majalah Tempo berjudul “Jejak Suap di Hang Lekir V” yang dimuat 8 Mei 2016 secara berlanjut hendak mengungkapkan kasus suap Sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta yang menyeret Sekretaris Mahkamah Agung, atas praktik mafia pengadilan. Berikut contoh topik/tema wacana (berita) tentang korupsi yang digambarkan secara representatif:

(8) Kasus dugaan suap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyeret sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi. Ditengarai menerima uang untuk “mengamankan” sejumlah perkara yang terkait dengan Lippo Group: sempat empat kali hampir ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. (Aprianto, Anton, dkk. “Jejak Suap di Hang Lekir V”. Majalah Tempo. 8 Mei 2016: 33-38)

Dalam penggalan wacana berita pada contoh (8), topik tersebut ditunjukkan melalui teras berita (lead) yang memuat unsur tematik. Tematik berperan sebagai penekanan topik terkait peristiwa dugaan suap Sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta yang menyeret Sekretaris Mahkamah Agung (MA). Kasus korupsi yang melibatkan kedua birokrat itu ditelusuri dari dugaan suap untuk melindungi beberapa perkara di Lippo Group.

Secara mendasar pada contoh (8), tematik mengemukakan hal-hal pokok di dalam berita yang merujuk topik mengenai korupsi. Hal itu tercantum dari isi

wacana berita tentang kasus suap yang dialami oleh kedua panitera pengadilan. Penyimpulan topik korupsi ini didasari dari penekanan wacana berita yang mengarah langsung dalam menuliskan informasi dengan faktual; kasus suap (korupsi) di lapangan.

2.3 Terorisme

Laporan mendalam (indept report) yang memberitakan kasus terorisme bermula dari suatu peristiwa kekerasan di kalangan masyarakat atas kekacauan publik. Kekalutan itu secara terbuka akan menimbulkan ketakutan atau keresahan terhadap seluruh elemen masyarakat. Djelantik (2010: 21) menyebutkan bahwa peneliti ilmu sosial mendefinisikan aksi teroris sebagai kekerasan yang dikalkulasikan dan ditunjukkan terhadap masyarakat melalui agen-agen rahasia dalam upaya mencapai tujuan politik. Seperti pada laporan utama dalam majalah Tempo bertajuk “Jejak Lelaki Bertopi Nike” yang dimuat 24 Januari 2016. Wacana berita tersebut secara bertahap ingin menguak peristiwa terorisme yang terjadi di kawasan Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat. Berikut contoh topik wacana berita tentang terorisme:

(9) Kelompok pengikut ISIS dituduh berada di balik serangan bom dan penembakan brutal di kawasan Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat. Polisi menyebut Bahrun’naim, mantan narapidana penyimpan bahan peledak, sebagai otak teror itu. Rencana operasi terendus sejak November tahun lalu. (Sunudyantoro, dkk. “Jejak Lelaki Bertopi Nike”. Majalah Tempo. 24 Januari 2016: 34-37)

Berdasarkan pada contoh (9), topik wacana berita tentang terorisme menjadi permasalahan utama yang dibahas oleh penulis (wartawan). Hal itu terlampir pada penekanan wacana terkait serangan bom dan penembakan brutal yang terjadi di kawasan Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat. Kemudian penegasan lain menyebutkan insiden itu disinyalir kelompok pengikut ISIS berada di balik aksi terorisme tersebut. Salah satu pelaku teror dan pengikut ISIS yang terindikasi ialah Muhammad Bahrunna’im Anggih Tamtomo. Bahrun’naim merupakan tokoh ISIS asal Indonesia yang menjadi “dalang” sekaligus otak teror dari peristiwa tersebut.

Ihwal lain ditunjukkan pada epilog wacana berita (9) bahwa rencana operasi terorisme sudah termonitor oleh pemerintah setahun yang lalu.

Secara eksplisit contoh wacana berita (9) telah menunjukkan topik mengenai terorisme. Unsur terorisme itu terkemukakan melalui isi wacana berita yang mengarah langsung pada tindak kekerasan di lingkungan masyarakat. Selain itu, penulisan wacana berita dalam memberitakan kasus terorisme disajikan dengan lugas dan objektif sehingga memunculkan intisari wacana dengan terang.

2.4 Politik

Secara etimologi kata ‘politik’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu polis. Polis merupakan suatu negara yang memiliki sebuah wilayah dan batas tertentu dengan regulasi pemerintah untuk melindungi serta menjaga kepentingan rakyat. Sementara itu, seorang ilmuwan – Andrew Heywood – mendefinisikan politik sebagai sebuah aktivitas sebuah bangsa yang membuat, mempertahankan, dan mengamandemen undang-undang guna mengatur hidup masyarakat (Djuyandi, 2018: 3-4). Sebagaimana laporan utama pada majalah Tempo berjudul “Gaduh Trunojoyo Menjelang Suksesi” yang dimuat 5 Juni 2016. Keberlanjutan wacana berita tersebut dengan gamblang mengarah pada situasi perpolitikan di Indonesia terkait pergantian dan perpanjangan jabatan Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti. Berikut contoh wacana berita tentang politik:

(10) Presiden Joko Widodo mengkaji opsi perpanjangan masa tugas Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti. Upaya berkelit dari desakan PDI Perjuangan yang tetap menginginkan Budi Gunawan dipilih. Ada operasi penggiringan opini publik.

(Prihandoko, dkk. “Gaduh Trunojoyo Menjelang Suksesi”. Majalah Tempo. 5 Juni 2016: 36-41)

Dalam contoh (10) topik wacana berita tentang politik mengurai kegaduhan yang terjadi di wilayah internal kepemerintahan hingga publik menjelang suksesi Kapolri. Hal itu disebabkan gesekan politik dari PDIP yang tetap menginginkan Budi Gunawan sebagai Kapolri baru. Namun, Presiden memiliki opsi lain setelah KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka suap dan gratifikasi. Oleh karena itu, Presiden pun mengkaji opsi perpanjangan Kapolri lama, Badrodin Haiti – sembari menyiapkan kandidat lain. Langkah politik yang dilakukan oleh Presiden juga menjadi peredam kegaduhan publik atas pencalonan Budi Gunawan.

Dari contoh wacana berita (10) penekanan topik politik teridentifikasi dari orientasi wacana teks berita yang bertautan dengan situasi perpolitikan di Indonensia. Temuan-temuan itu ditunjukkan melalui kebijakan-kebijakan Presiden atas suksesi Kapolri. Hal tersebut yang menengarai pula wacana berita (10) memiliki variabel dominan dalam menegaskan unsur tematik pada politik.

2.5 Sosial Budaya

Sosial budaya dipahami sebagai segala sesuatu yang diciptakan manusia dengan akal dan budi dalam kehidupan masyarakat. Unsur sosial budaya juga memberikan dampak positif maupun negatif bagi khalayak. Hal itu yang menyebabkan perubahan iklim sosial budaya di masyarakat bersifat dinamis. Dalam laporan utama pada majalah Tempo berjudul “Aliansi Pemburu Kaum Kiri” yang dimuat 22 Mei 2016 – memberitakan perihal kelompok anti-komunisme yang melawan segala gerak-gerik para pendukung PKI. Hal itu dipicu dengan

tanda-tanda kebangkitan komunisme sehingga menimbulkan perpecahan di Indonesia. Berikut contoh topik wacana tentang sosial budaya:

(11) Kelompok anti-komunisme bermunculan di sejumlah kota. Disokong pensiunan tentara dan tokoh Islam garis keras.

(Trianita, Linda, dan Artika Rachmi Farmati. “Aliansi Pemburu Kaum Kiri”. Majalah Tempo. 22 Mei 2016: 72-73)

Berdasarkan pada contoh (11) penggalan wacana berisi kekalutan situasi sosial budaya masyarakat atas isu kebangkitan PKI di Indonesia. Dewasa ini, isu tentang kebangkitan PKI kian mencuat di pelosok tanah air. Beberapa gerakan anti-komunisme pun muncul untuk menggaungkan penolakan terhadap paham komunisme. Sebab, komunisme seyogianya tidak sesuai dengan falsafah negara yang berlandaskan pancasila. Penekanan wacana sosial budaya (11) kembali memerikan perubahan sosial yang seiring mengalami permasalahan di masyarakat. Tak ayal, gagasan wacana mengenai sosial budaya juga dibentuk dalam tata ruang publik sehingga mencerminkan pandangan luas yang koheren dengan keadaan masyarakat saat ini.

2.6 Kriminalitas

Tindak kriminalitas diartikan sebagai segala perbuatan yang melanggar hukum dan norma-norma sosial (Kartono, 1999: 122). Proses penyimpangan itu merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial di masyarakat. Demikian pula, hal tersebut menjadi konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum. Sebagaimana pada majalah Tempo bertajuk “Penjaja Ginjal di Selasar Kencana” yang dimuat 21 Februari 2016. Wacana berita itu dengan terang mengungkap kasus kriminalitas yang terjadi di lembaga kesehatan

pemerintah. Motif yang diterapkan dalam tindak kejahatan itu dinilai telah menciderai nilai-nilai norma sosial di masyarakat. Salah satunya ialah penjualan ginjal ilegal. Berikut contoh topik wacana berita tentang kriminalitas:

(12) Polisi membongkar jaringan penjual ginjal yang kerap berkeliaran di rumah sakit milik pemerintah. Beraksi sejak 2008, mereka mematok tarif ratusan juta rupiah. Jumlah “korban” yang terlacak polisi lebih banyak daripada pengakuan pelaku.

(Persada, Syailendra dan Dwi Renjani. “Penjaja Ginjal di Selasar Kencana”. Majalah Tempo. 21 Februari 2016: 66-72)

Wacana berita (12) mengandung unsur tematik mengenai kriminalitas. Topik kriminalitas dijajaki dari penonjolan isi wacana yang merujuk pada tindakan menyimpang masyarakat, terkhusus di lingkup lembaga kesehatan. Proses penindaklanjutan pidana diperoleh selepas polisi membongkar jaringan ilegal penjual ginjal yang kerap berkeliaran di rumah sakit pemerintah. Penelusuran polisi merekam jejak “korban” lebih banyak daripada pengakuan sang pelaku. Gerak-gerik itu menandakan penjualan ginjal gelap terorganisasi secara masif dan baik tanpa ada intervensi landasan hukum.

Penegasan topik wacana kriminalitas (12) dapat ditunjukkan melalui alur wacana berita yang menginformasikan tindak penyimpangan masyarakat. Aksen-aksen itu pula yang menjadi titik utama penyusunan tematik wacana kriminalitas memiliki unsur konstituen dalam pemberitaan. Selain itu, isi wacana kriminalitas menghasilkan komponen yang mengacu pada situasi kekosongan pengendalian sosial seperti pada contoh wacana berita (12). Demikian, rasionalisasi tematik mengenai kriminalitas didapat setelah mencermati wacana berita dengan komprehensif.

33