• Tidak ada hasil yang ditemukan

I o = Nilai Investas

6.3. Struktur Rantai Pasokan berbasis Jaringan

Jaringan direkayasa dengan mengacu pada Giannakis dan Croom (2004), Choi et al. (2002), Barba et al. (1998), Giles dan Hancy (1998) dengan ciri keterhubungan antar individu dengan individu menembus batas organisasi. Desain menggunakan tiga dimensi strategis yakni struktural, sinergi interaksi manusia dan hubungan di dalam rantai pasokan. Penstrukturan jaringan terlebih dahulu menetapkan siapa yang menjadi anggota utama.

Kebaruan jaringan terletak pada pengaturan berjejaring dimana pada penelitian sebelumnya lebih ditekankan pada unsur perilaku. Jaringan yang diajukan memadukan perilaku dan operasionalisasi sehingga abstraksi ditegaskan melalui pembagian fungsi. Anggota yang menyebar dengan tingkat kerumitan pengelolaan, dipecahkan dengan memasukkan unsur kelompok mewujudkan ciri jaringan salin berbagi.

Hakekat berjejaring yang menekankan pada hubungan, diwujudkan dengan terjalinnya koneksi antar petani secara horisontal menembus batas lokasi, kemampuan, usia dan perbedaan kapasitas.

1. para aktor dan lembaga yang terlibat 2. garis hubungan

3. penjabaran fungsi

4. aliran fisik dan informasi, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 23

Aliran bahan baku

La ng su n g g ud an g in du st ri In fo rm a s i p e n e lit ia n La ng su n g g ud an g in du st ri Kelompok petani Personnel PETANI Personnel PETANI PETANI Kelompok petani Kelompok petani Fasilitator Pusat Manajemen Jaringan F U N G S I Perencanaan, pengendalian, koordinasi jaringan Sosialisasi dan pembinaan Pemasaran dan hubungan eksternal Pengelolaan keuangan dan distribusi dana

Penyimpanan/ pergudangan Aliran bahan baku Aliran informasi

Aliran bahan baku PETANI Kelompok petani Fasilitator Pemerintah daerah Lembaga Pembiayaan Lembaga Penelitian/ Perguruan tinggi Lembaga usaha Pendukung industri K e rj a s a m a u sa h a A lir a n k re d it Aliran informasi Aliran informasi Bergabung dlm kelp Garis komunikasi antar kelompok Bergabung dlm kelp Bergabung dlm kelp Bergabung dlm kelp M e la lu i g u d a n g ja ri n g a n M e la lu i g u d a n g ja ri n g a n A lira n k e rja sa m a Aliran manfaat Aliran manfaat Aliran manfaat fungsi jaringan Aliran Keputusan operasional Aliran Keputusan operasional Aliran Keputusan operasional A lir a n k e p u tu sa n st ra te g is A lir a n k e p u tu s a n st ra te g is pedagang Aliran dana

menjadi penting. Melalui jaringan, anggota diberi ruang untuk menyatukan dan menghubungkan proses rantai pasokan. Pasokan bahan baku yang semula mengalir melalui beberapa tingkat pedagang pengumpul direstruktur menjadi satu tingkat melalui pusat manajemen jaringan sebagai operator yang mengatur proses permintaan dan penawaran bahan baku. Hubungan secara horizontal antara petani dan secara vertikal berhubungan dengan industri merupakan model jaringan baru untuk pemberdayaan dan kemajuan petani.

Jaringan memberikan ruang pada peningkatan kualitas hubungan yang mendorong perubahan kemampuan anggota. Perbedaan jaringan dibandingkan dengan sistem pasokan yang telah berlangsung saat ini adalah pedagang pengumpul yang walaupun memiliki banyak pemasok, terdapat pengaturan yang bersifat mekanisme defensif dari pembeli. Model hubungan tersebut disebut sebagai hubungan pembeli-pemasok diadik.

Ketika hubungan diantara pemasok berlangsung sangat terbatas dan memiliki jarak, maka merupakan hubungan antar pemasok yang berkompetisi dan bukan sebagaimana dikehendaki pada jaringan. Model hubungan tersebut, pada kenyataannya tidak membuka peluang perilaku bertukar pengetahuan atau proses lintas fungsi diantara pemasok yang menjadi landasan jaringan sebagaimana dinyatakan oleh Giles dan Hancy (1998).

Teori jaringan pada rantai pasokan agroindustri farmasi dengan kompleksitas tanaman obat dan keragaman petanimengubah rantai pasokan yang bekerja sendiri-sendiri diintegrasikan dalam satu kesatuan. Jaringan dimiliki dan dikelola oleh petani. Masing-masing petani mengidentifikasi kemampuan yang dikuasai. Keluaran dari petani, dapat menjadi masukan proses yang diselenggarakan oleh petani lainnya. Secara bertahap kemampuan proses petani berpindah pada tingkat yang lebih maju.

Anggota jaringan ketika beraktivitas dalam kesatuan, menghasilkan fungsi lebih menyeluruh. Jaringan tidak sekedar penyatuan lahan

industri. Persyaratan agar jaringan berfungsi dengan baik adalah bilamana struktur dan sistem, nilai-nilai anutan menjadi perilaku, pengintegrasian proses, pengendalian strategik, sebagaimana diuraikan di atas dapat terwujud.

Jaringan mengambil ruang gerak yang relatif sama dengan kegiatan pedagang pengumpul yang telah beroperasi selama ini sehingga terdapat kemungkinan ancaman menggagalkan operasi jaringan. Kondisi ini perlu ditangkal melalui penguatan keanggotan, memberikan manfaat kuantitatif yang lebih baik dan pemberdayaan terus menerus.

Pedagang pengumpul dapat memperoleh peran lain dari keberadaan jaringan melalui aktivitas pendukung maupun proses lanjutan berasal dari distribusi pekerjaan jaringan. Keberadaan pedagang pengumpul besar dapat disetarakan dengan industri sehingga kedudukannya akan berlaku sebagai perusahaan pembeli.

Penjelasan mengenai penstrukturan adalah sebagai berikut : a. Anggota jaringan

Adalah petani yang memiliki usaha tanaman obat. Petani dengan ciri tersebut terlibat sebagai anggota utama dan memberikan sumber daya, pengetahuan, dan hasil panen tanaman obat. Walaupun terdapat variasi kepemilikan luas lahan, jaringan didesain tanpa pengklasifikasian anggota berdasarkan luas lahan. Sejauh petani bersedia mematuhi ketentuan dan perilaku yang ditetapkan bekerjasama, petani diterima sebagai anggota. Petani tidak direkrut untuk tugas tertentu tetapi berkontribusi sesuai dengan kemampuan.

Petani anggota berhimpun dan menjadikan jaringan sebagai organisasi yang berkekuatan dan sebagai sarana pemberdayaan, sehingga pada akhirnya jaringan menjadi organisasi petani yang kuat. Fungsi produksi dan pengolahan hasil panen menjadi tanggungjawab petani. Petani yang belum memiliki kemampuan pemrosesan bahan baku sebagaimana dipersyaratkan dapat diambil alih petani lain atau oleh pusat

baku segar dapat diserahkan kepada sehingga memberikan penghasilan lebih baik kepada anggota.

Menggunakan gambaran sumber bahan baku tanaman obat di Jawa Tengah, petani berlokasi mulai dari kecamatan Karangpandan, Ngargoyoso yang terletak di lereng gunung Lawu dan kecamatan Karanganyar serta Nguter yang relatif dekat dengan pusat agroindustri. Lokasi petani yang jauh dari pusat industri lebih mengalami kendala akses dan transportasi dalam menyalurkan bahan baku, sehingga sangat mengandalkan pengumpul. Petani yang tersebar di 842 desa di empat kabupaten penghasil tanaman obat yakni Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri dan Karanganyar berpotensi menjadi anggota utama bilamana jaringan diimplementasikan di daerah tersebut.

Total petani yang dibutuhkan oleh jaringan sebesar jumlah target pasokan yang mampu dipasok jaringan kepada industri. Menggunakan perhitungan rata-rata luas petani sekitar 2000 m2 dengan break even point pada kondisi 332 ton, diperkirakan akan membutuhkan 110 petani (lihat bab VIII).

b. Kelompok petani

Ketika petani telah bergabung, dimungkinkan terdapat sejumlah lokasi dan variasi kemampuan yang perlu dikoordinasikan. Dalam kondisi ini pasokan dan informasi akan mengalir dalam sebaran yang lebar dengan kerumitan pengelolaan. Karenanya, dipandang perlu dibuat mekanisme yang memudahkan interaksi dan penyampaian pesan.

Mempelajari kebiasaan petani di desa cenderung terlibat di dalam kelompok secara informal (Sajogyo,1999), maka pendekatan tersebut dipandang baik untuk dipergunakan. Manfaat secara positif adalah terbangun kerjasama dan satu sama lain dapat berbagi pengetahuan dan informasi.

Anggota diarahkan berhimpun di dalam kelompok sehingga mempermudah pengimplementasian proses dan pertukaran informasi

oleh peneliti terdahulu yang lebih memfokuskan pada perilaku hubungan. Melalui kelompok, diberikan ruang untuk mengubah kepemilikan pengetahuan menjadi distribusi pengetahuan. Alasan lain memanfaatkan kelompok petani adalah dalam hal pengelolaan sejumlah besar petani dengan melibatkan interaksi dan pertukaran informasi.

Hubungan antar anggota dan antar kelompok secara horisontal dibangun dengan fasilitasi fasilitator. Interaksi inter dan intra kelompok memungkinkan mengalirnya informasi kondisi pasokan bahan baku, status anggota, dan pertukaran informasi usaha tanaman obat. Wujud sinergi ini sebagaimana dinyatakan oleh Giannakis dan Croom (2004) dilakukan dalam bentuk mengalirnya informasi: 1) usaha, 2) pengetahuan, 3) kondisi pasar dan harga, 4) keuangan, 5) kondisi organisasi dari pusat manajemen jaringan.

Berapa sebaiknya jumlah petani yang menjadi anggota kelompok tergantung dari jumlah yang masih memungkinkan pertemuan diselenggarakan secara efektif. Memakai kondisi di pedesaan, bisa terdapat satu desa berhimpun banyak petani tetapi berlokasi saling berjauhan dibatasi oleh lahan yang luas atau sebaliknya pada jarak yang saling berdekatan. Petani dari desa yang sama atau berbeda bilamana dipandang masih dalam jarak jangkauan dapat bergabung dikarenakan konsep jaringan tidak membedakan batas lokasi.

c. Pusat manajemen jaringan

Struktur jaringan, menetapkan garis hubungan dimana informasi, bahan baku, manfaat dan keputusan mengalir. Aliran informasi ini berlangsung dari kelompok ke kelompok dan dari kelompok ke pusat manajemen jaringan secara bolak-balik. Aliran bahan baku dari anggota menuju lokasi pengiriman berdasarkan perintah kirim.

Keberadaan pusat manajemen diperlukan guna pengelolaan empat bagian besar aliran dimaksud disamping anggota, proses, aset dan sumberdaya. Mengingat perilaku pembeli senantiasa menekankan pada

dan mengendalikan sesuai tanggungjawab bersangkutan.

Manajemen rantai pasokan melibatkan dua bagian besar menurut Maku

et al. (2005) yakni demand dan supply process dengan tujuan kepuasan pembeli. Fungsi jaringan berkaitan distribusi, pemasaran, manajemen permintaan dan hubungan pelanggan (Customer Relation Management) sebagaimana dinyatakan oleh Stock dan Lambert (2001), disolusikan dengan menghadirkan pusat manajemen jaringan. Fungsi produksi dan pengolahan hasil panen menjadi tanggungjawab petani.

1. Mekanisme Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk menilai kinerja organisasi secara keseluruhan yang terbagi atas : keanggotaan, pasokan, proses, usaha dan keuangan. Penjelasan mekanisme pengendalian sebagaimana gambar 24 sebagai berikut :

• Kendali keanggotaan dimaksudkan untuk memantau masukan, kontribusi dan perilaku anggota. Anggota yang aktif berarti akan memasok bahan baku sebagaimana diminta. Pusat manajemen mengendalikan penerimaan, pengolahan permintaan dan kemudian diturunkan melalui kelompok dengan fasilitasi fasilitator. Anggota akan memberikan informasi kesanggupan pasokan melalui kelompoknya.

• Kendali pasokan dimaksudkan untuk memantau sejauh mana anggota menjamin bahan baku pasokan dapat dipenuhi baik jumlah, jenis, kualitas, waktu dan harga. Apabila tidak terpenuhi, akan dilakukan penelusuran terhadap kontribusi anggota.

• Kendali proses akan mengecek pencapaian mutu dari setiap bagian proses. Pusat manajemen akan mendata kinerja anggota ditinjau dari total penolakan, atau ketidaksesuaian hasil. Standar kualitas dan tingkat penolakan telah terlebih dulu diserahkan kepada kelompok untuk disebarkan kepada anggota.

penyaluran akan ditelusur kembali kearah persiapan pasokan. Kendali usaha juga akan memantau kemajuan perluasan pasar. Dalam hal ini dimonitor sejauh mana terdapat tambahan pembeli baru dan apakah mampu dipenuhi. Apabila ternyata tidak bisa, maka dilakukan penundaan untuk persiapan kemampuan internal. Pusat manajemen jaringan menerima permintaan pasokan dari industri sebagai hasil kegiatan pemasaran dan memperhitungkan kesanggupan waktu kirim berdasarkan waktu proses dan distribusi. Kendali terhadap penyimpanan bahan baku dipecah menjadi tanggung jawab jaringan dan anggota melalui kelompok masing-masing. Informasi terhadap data stok mengalir dari kelompok ke jaringan sebagai dasar pengambilan keputusan penawaran kepada industri.

• Kendali keuangan melibatkan kemampuan pengelola mengatur keuangan sehingga organisasi sehat dan mampu meraih keuntungan yang masih dapat dibagikan kepada anggota. Kendali keuangan akan memantau pendapatan dan rugi laba operasi. Bilamana tidak tercapai ditelusur lagi ke arah persiapan pasokan.

Sub-elemen perilaku berorganisasi yang menjadi elemen kritis, membuka pemahaman diperlukan seseorang untuk memediasikan arus informasi dan berbagai bentuk pengambilan keputusan. Unsur bekerja sangat erat atas dasar kepercayaan yang ditemui di semua rujukan jaringan, dipertegas melalui struktur dan sistem jaringan yang jelas. Tanggungjawab menjamin ketercapaian kualitas produk dan proses yang diintegrasikan sebagaimana hasil QFD, perlu dimengerti oleh anggota jaringan.

Gambar 24. Mekanisme Pengendalian

PASOKAN USAHA KEUANGAN

ANGGOTA MASUKAN BAHAN BAKU PASOKAN Jml, jenis,kualitas, waktu harga PROSES Biaya, kecepatan, kualitas HASIL Kualitas, Jenis, Kemasan, Harga PEMENUHAN TARGET PENYALURAN Jml, jenis,kualitas, waktu PERLUASAN PASAR Mampu ? Tunda KEANGGOTAAN Jml, lokasi, lahan, kemampuan KONTRIBUSI Aktif ? PEMBINAAN ya ya ya ya PENCAPAIAN SASARAN Pendapatan R/L Tidak Tidak ya Tidak ya ya ya Survei Tidak Tidak KINERJA JARINGAN Tidak Kembali ke pasokan

Fasilitator diperlukan dan berperan di dalam lintas informasi dan kegiatan teknis maupun kendali proses. Siapa yang paling tepat sebagai fasilitator, adalah tokoh yang telah dikenal petani agar mengurangi resistensi dan menjadi pendorong. Keberadaan fasilitator menjadi penting mengingat kelangsungan hubungan dengan anggota petani harus dipertahankan.

Fasilitator melaksanakan aktivitas:

(1) memfasilitasi berbagai kepentingan petani, (2) mendata kemampuan petani,

(3) menyalurkan informasi, (4) mengelola konflik, (5) memberikan motivasi, (6) mengorganisasikan proses

(7) mengorganisasikan aktivitas petani dan

(8) memfasilitasi pembahasan persoalan di lapangan.

Fasilitator adalah seseorang yang mampu mewujudkan kepercayaan anggota terhadap jaringan dan membangun dinamika kelompok agar diperoleh pengambilan keputusan bersama. Tugas fasilitator menerjemahkan informasi sesuai dengan tingkat pemahaman petani dan sebaliknya menyampaikan ke pusat manajemen mengenai kondisi di lapangan. Fasilitator juga menginformasikan kepada pusat manajemen jaringan pencapaian hasil kelompoknya dan sejauh mana proses pertukaran dan pengintegrasian proses berlangsung.

3. Pengelola Pusat Manajemen

Penyelenggara aktivitas di pusat manajemen adalah manajer yang memahami perdagangan tanaman obat dan direkrut untuk menjalankan fungsi pusat manajemen jaringan dimaksud. Manajer bertanggung jawab terhadap hubungan eksternal yakni industri sebagai pelanggan utama dan lembaga terkait seperti lembaga pemerintah yang membidangi tanaman obat di tingkat kabupaten. Jaringan akan menjadi mata rantai pasokan

ekspor, dan industri kosmetik atas dasar sinergi.

Manajer selaku pengelola menjalin hubungan dengan lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksudkan pada Gambar 23, agar memperoleh akses pinjaman modal baik bagi anggota maupun lembaga jaringan. Kendala utama membangun jaringan adalah permodalan yang dipergunakan untuk mengadakan fasilitas, sebagaimana hasil ISM. Sumber dana tersebut dapat digali dari lembaga di luar jaringan. Kemudahan memperoleh pinjaman diharapkan difasilitasi oleh pemerintah dan/atau industri.

Hubungan dengan lembaga penelitian dijalin baik yang dimiliki oleh perguruan tinggi maupun pemerintah sehingga dapat diperoleh bimbingan teknis guna kepentingan anggota, dan bantuan penyuluhan hasil penelitian mengalir dengan koordinasi pusat manajemen jaringan.

Jaringan mengambil ruang gerak yang relatif sama dengan kegiatan pedagang pengumpul yang telah beroperasi selama ini sehingga terdapat kemungkinan ancaman menggagalkan operasi jaringan. Bentuk persaingan usaha di satu sisi dapat diterima dengan wajar, dengan mendorong langkah positif dalam upaya bersaing secara konstruktif. Apabila terdapat tindakan persaingan tidak sehat, anggota perlu menangkal melalui penguatan keanggotan, memberikan manfaat kuantitatif yang lebih baik dan pemberdayaan terus menerus.

Sesungguhnya pedagang pengumpul dapat memperoleh peran lain dari keberadaan jaringan melalui aktivitas pendukung maupun proses lanjutan berasal dari distribusi pekerjaan jaringan. Keberadaan pedagang pengumpul besar dapat disetarakan dengan industri sehingga kedudukannya akan berlaku sebagai perusahaan pembeli. Penjabaran kemungkinan faktor penghambat internal dan eksternal diperlukan untuk memperdalam sejauh mana konsep jaringan dapat diimplementasi.

INTERNAL PETANI