• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dikoordinasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar 2007). Definisi bisnis secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya- biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.

Kasmir dan Jakfar (2009) mengungkapkan bahwa bisnis merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis bisnis adalah suatu metode untuk menentukan pilihan berbagai penggunaan yang kompetitif dari sumberdaya-sumberdaya dengan cara sederhana. Pada dasarnya analisis bisnis adalah menaksir manfaat dan biaya suatu usaha serta merumuskannya menjadi alat ukur yang berlaku umum.

Pendirian suatu bisnis akan memberikan berbagai manfaat atau keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Di samping itu, keuntungan dan manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha, antara lain:

1) Memperoleh keuntungan

Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan, terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini

biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankannya.

2) Membuka peluang usaha

Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan usaha atau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha. Adanya peluang pekerjaan ini akan memberikan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.

3) Manfaat ekonomi

a) Menambah jumlah barang dan jasa

Pendirian pabrik tertentu akan memproduksi barang dan jasa. Dengan tersedianya jumlah barang dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya banyak pilihan. Hal ini akan berdampak pada harga yang cenderung turun dan kualitas barang sejenis akan lebih meningkat.

b) Meningkatkan mutu produk

Peningkatan mutu produk disebabkan oleh adanya barang dari usaha sejenis dapat memacu produsen untuk meningkatkan kualitas produknya.

c) Meningkatkan devisa

Barang produksi suatu industri dengan tujuan ekspor akan dapat menambah devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa bagi negara dari barang yang kita ekspor.

d) Menghemat devisa

Artinya apabila semula barang tersebut kita impor dan sekarang bisa diproduksi di dalam negeri maka jelas tindakan ini akan dapat menghemat devisa negara.

4) Tersedia sarana dan prasarana

Bisnis yang akan dijalankan di samping memberikan manfaat seperti di atas juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas terutama bagi masyarakat sekitar bisnis yang akan dijalankan. Manfaat yang dirasakan seperti tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, telepon, air, penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga, dll.

5) Membuka isolasi wilayah

Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan, jalan, atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang semula tertutup akan menjadi terbuka sehingga akses masyarakat akan menjadi lebih baik.

6) Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan

Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam proyek akan datang dari berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagai suku akan dapat meningkatkan persatuan. Kemudian dengan adanya proyek di berbagai daerah akan memberikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), studi kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh- sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.

Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan (2009) adalah penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang tidak berorientasi laba semata. Namun demikian, semua ditujukan untuk mencapai keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat- manfaat yang bisa diambil suatu negara. Sebaliknya industrialisasi bisa gagal karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi, tujuan dilakukannya

studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2009) dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan datang sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya.

Kasmir dan Jakfar (2009) memaparkan bahwa terdapat lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, antara lain:

1) Menghindari risiko kerugian

Untuk mengatasi risiko kerugian karena di masa datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.

2) Memudahkan perencanaan

Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana cara mengawasinya jika terdapat penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha yang dijalankan sampai waktu tertentu.

3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan

rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.

4) Memudahkan pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.

5) Memudahkan pengendalian

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

Studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan usaha dan siklus pelaksanaan. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.

1) Aspek Pasar

Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Untuk mencapai hasil pemasaran yang diinginkan suatu perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Analisis aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan digunakan, serta perkiraan penjualan.

Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Walaupun secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan tapi tidak artinya apabila tidak diikuti dengan adanya pemasaran dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-

benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa datang serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk yang dihasilkan merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi. Penyusunan jumlah produksi sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lain yang dibutuhkan.

Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran, sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-angka permintaan dan penawaran di daerah pemasaran dari produk pemasaran dari produk yang

dihasilkan pada masa lalu (trend perkembangan permintaan) dan membuat

perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan datang. Selain itu, harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pemasaran, seperti pesaing, kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan. Penentuan market space (peluang pasar) dan market share (peluang yang dapat dimanfaatkan) merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi permintaan dan penawaran (Ibrahim 2003).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), pasar dapat diartikan sebagai suatu mekanismen yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran. Hal-hal yang penting dalam penilaian kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek pasar adalah:

a) Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang atau jasa ialah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus.

b) Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang

memengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input, tujuan perusahaan, dan faktor khusus.

c) Struktur pasar

Jumlah permintaan dan penawarann serta jenis barang yang ada di pasar saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk atau jasa tersebut. Jadi kalau kita menanamkan investasi untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, maka pengenalan struktur pasar yang ada mutlak diperlukan sebelum produk atau jasa tersebut diluncurkan agar strategi dan kebijakan tentang pemasaran yang diambil benar-benar tepat sasaran.

Dalam praktiknya terdapat berbagai struktur pasar yang ada. Salah satu cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan yang ada dalam industri yang menawarkan barang atau jasa. Adapun jenis struktur pasar yang ada bisa dikelompokkan ke dalam pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli.

d) Program pemasaran

Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur

strategi persaingan tersebut adalah menentukan segmentasi pasar (segmentation),

menetapkan pasar sasaran (targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning)

atau sering disebut pula dengan STP. Setlah strategi bersaing diterapkan, maka selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi

bauran pemasaran (marketing mix). Adapun strategi bauran pemasaran tersebut

ialah strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, serta strategi promosi.

e) Pangsa pasar atau market share perusahaan

Market space adalah peluang pasar (market potential) yang dapat

dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan. Market space terjadi apabila permintaan

lebih besar dari penawaran. Selisih yang terjadi ini merupakan ruang gerak bagi perusahaan untuk dapat masuk pasar.

Market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan usaha

tidak mungkin akan terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan market share sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dalam melakukan persaingan di antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan teknologi, dll (Ibrahim 2003).

2) Aspek Teknis

Aspek teknis mencakup masalah penyediaan sumber-sumber dan pemasaran hasil-hasil produksi, seperti lokasi usaha, besaran skala operasional

untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment,

layout, proses produksi, serta ketepatan penggunaan teknologi. Apabila studi kelayakan yang disusun adalah dalam bidang usaha produksi atau pengolahan, faktor utama yang perlu dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi usaha/pabrik yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu dijelaskan antara lain dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja, transportasi, dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah apabila diperlukan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan mengenai kemungkinan untuk mengadakan ekspansi di masa datang, baik dilihat dari kemungkinan tersedianya areal serta lingkungan maupun situasi dan kondisi dimana lokas usaha ditetapkan. Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan baik mengenai jenis, jumlah, dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan. Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan teknis (Ibrahim 2003).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis, antara lain:

a) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik,

gudang, cabang, maupun kantor pusat.

b) Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi

yang dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi.

c) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam

menjalankan produksinya.

d) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk

e) Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa datang.

Menurut Ibrahim (2003), hal-hal yang perlu ditinjau dalam penilaian kelayakan berdasarkan aspek teknis suatu usaha antara lain:

a) Lokasi proyek

Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung memengaruhi kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan masalah pemasaran hasil produksi dan masalah biaya pengangkutan, di samping masalah persediaan bahan baku. Dalam penyusunan studi kelayakan bisnid, faktor lokasi harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara tepat dan benar baik dilihat dari segi ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemungkinan pengembangan usaha di masa yang akan datang.

b) Daerah pemasaran

Kebijakan dalam menentukan lokasi usaha, apakah dekat dengan pasar hasil produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan dari segi teknis dan ekonomis sehingga kelangsungan usaha terjamin. Lokasi usaha yang dekat dengan pasar biasanya memiliki keunggulan yaitu pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut dari produk yang dihasilkan relatif lebih murah, dan volume penjualan dapat ditingkatkan.

c) Bahan baku

Pendirian usaha yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa

keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan

usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat dari proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

d) Tenaga kerja

Dalam menentukan lokasi usaha, supply tenaga kerja juga perlu mendapat

perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan. Apabila usaha yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar (padat karya) sebaiknya lokasi usaha yang didirikan dekat dengan

pemukiman penduduk. Demikian pula dengan usaha yang memanfaatkan keahlian penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan logam, dll.

e) Fasilitas pengangkutan

Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu menjadi perhatian karena masalah pengangkutan merupaan masalah dalam pengangkutan bahan mentah, barang jadi, maupun tenaga kerja. Besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi dan gagasan ini bisa mengakibatkan usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.

f) Fasilitas tenaga listrik dan air

Apabila di lokasi proyek tidak tersedia fasilitas listrik, usahakan lokasi proyek didirikan dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti adanya air terjun yang memungkinkan pembangunan tenaga listrik.

g) Luas produksi

Untuk menentukan luas produksi dalam usaha yang direncanakan tergantung pada pangsa pasar dari produk yang dihasilkan. Apabila pangsa pasar dapat dimiliki dalam jumlah yang tidak terbatas, tentu jumlah produksi yang dihasilkan sangat tergantung pada keuntungan optimal yang mungkin diperoleh.

h) Proses produksi

Proses produksi dari gagasan usaha yang akan direncanakan juga perlu diketahui untuk menentukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan, serta bentuk bangunan yang diperlukan sesuai dengan proses produksi secara teknis.

3) Aspek Manajemen

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Hal ini dikarenakan walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.

Baik menyangkut masalah SDM maupun rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah atau tahapan dalam

proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.

Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan akan tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi- fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar.

Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.

b) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

c) Pelaksanaan (actuating)

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus menggerakkan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.

d) Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

4) Aspek Hukum

Tujuan dari penilaian kelayakan berdasarkan aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang dipilih seperti persereoan terbatas (PT), firma, koperasi, atau yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar 2009).

5) Aspek Ekonomi

Analisis ekonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui dengan baik oleh manajemen atau pengusaha agar pengambilan keputusan tidak terjadi kesalahan. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah, dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah daerah maupun pusat. Sebaliknya, dampak negatif adalah eksplorasi sumberdaya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.