• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah di Wilayah Pesisir dan Lautan

2. Sumber dan Cara Memperoleh Kewenangan

rumusan dasarnya, misalnya suatu ketentuan yang berbunyi pejabat yang

berwenang wajib memberikan cuti kepada bawahannya. Jadi, pejabat

tersebut harus memberikan cuti dan tidak ada alternatif lainnya. Berbeda

halnya dengan wewenang yang bersifat bebas (discretioner), di mana

peraturan dasarnya memberikan ruang lingkup yang longgar atau bebas

kepada badan atau pejabat tata usaha negara untuk menolak atau

mengabulkan, dengan mengaitkannya atau meletakkannya pada

syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ketentuan UU Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (sekarang Undang-undang

No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara), mengatur bahwa pejabat

yang berwenang memiliki wewenang untuk memberikan cuti kepada

bawahannya. Rumusan seperti ini pada akhirnya meletakkan pemberian

wewenang cuti kepada pejabat tata usaha negara dan pemberian cuti itu

diberikan atau tidak sepenuhnya menjadi wewenang pejabat tata usaha

negara tersebut.55

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kewenangan adalah hak dan kekuasaan yang dimiliki oleh badan dan

perorangan untuk mengatur, bertindak, dan memutuskan sesuatu hal

terkait pelaksanaan fungsinya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Sumber dan Cara Memperoleh Kewenangan

Seiring dengan bergemanya pilar utama negara hukum yakni asas

legalitas, maka wewenang pemerintahan haruslah bersumber dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengetahui sumber dan

cara memperoleh wewenang organ pemerintahan adalah sangat penting

oleh karena, berkenaan dengan pertanggung jawaban hukum (rechterlijke

verantwoording) dalam penggunaan wewenang tersebut seiring dengan

salah satu prinsip dalam negara hukum yaitu tidak ada kewenangan tanpa

pertanggung jawaban. Secara teoritik, kewenangan yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku tersebut diperoleh melalui 3

(tiga) cara yaitu, atribusi, delegasi, dan mandat, yang defenisinya adalah

sebagai berikut :56

a) Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh pembuat Undang-Undang dalam suatu ketentuan peraturan perundang-undangan kepada organ pemerintah. Jadi, disini dilahirkan/diciptakan suatu wewenang pemerintahan yang baru.

b) Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari suatu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya, atau terjadi pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh Badan atau jabatan TUN yang telah memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara

atributif kepada Badan atau Jabatan TUN lainnya. Jadi, suatu delegasi

selalu didahului oleh adanya sesuatu atribusi wewenang.

c) Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. Jadi, tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru maupun pelimpahan wewenang dari suatu badan atau Jabatan TUN yang satu kepada yang lain.

Sejalan dengan pendapat di atas, di dalam Undang-Undang No. 30

Tahun tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa kewenangan

pemerintahan (kewenangan) diperoleh dari Atribusi, Delegasi dan/atau

56 Op. Cit., Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. Hal 75. dan Prajudi Atmosudirdjo.1981. Hukum Administasi Negara. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal. 29.

Mandat57. Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang. Delegasi adalah

pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan

yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih

rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya

kepada penerima delegasi. Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung

jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat.

Setiap pemberian kewenangan kepada pejabat pemerintahan

tertentu, akan tersirat di dalamnya pertanggungjawaban dari pejabat yang

bersangkutan. Wewenang yang diperoleh secara atribusi merupakan

perolehan kewenangan secara langsung dari redaksi Pasal tertentu dalam

suatu peraturan perundang-undangan. Dalam hal atribusi, penerima

wewenang dapat menciptakan wewenang baru atau memperluas

wewenang yang sudah ada dimana tangung jawab intern pelaksanaan

wewenang tersebut diatribusikan sepenuhnya kepada penerima

wewenang (atributaris)58.

Terkait dengan sumber kewenangan ini, Ridwan dalam bukunya

Hukum Administrasi Negara, menjelaskan sebagai berikut:59

57 Pasal 11 Undang-undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan 58 Pendapat Ridwan dikutip oleh Kahar dkk. 2013. Laporan Kajian Rencana Revitalisasi

Teluk Benoa-Bali. PT. TWBI. Hlm. 12. 59Ibid., Hal 77.

“bahwa pada delegasi tidak ada penciptaan wewenang, melainkan hanya pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu ke pejabat yang lain. Tanggung jawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi delegasi (delegans). Sementara pada mandate, penerima mandat (mandataris) hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi mandat (mandans), tanggung jawab akhir keputusan yang diambil mandataris tetap berada pada mandans, karena pada dasarnya penerima mandat tersebut bukan pihak lain dari pemberi mandat”. Berdasarkan keterangan tersebut diatas, tampak bahwa wewenang

yang diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari peraturan

perundang-undangan. Dengan kata lain, organ pemerintahan memperoleh

kewenangan secara langsung dari redaksi Pasal tertentu dari suatu

peraturan perundang-undangan. Dalam hal atribusi, penerima

kewenangan dapat menciptakan wewenang baru atau memperluas

wewenang yang sudah ada dengan tanggung jawab intern dan ekstern

pelaksanaan wewenang yang diatribusikan sepenuhnya berada pada

penerima wewenang. Pada delegasi tidak ada penciptaan wewenang,

namun hanya ada pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu kepada

pejabat lainnya. Tanggungjawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi

delegasi, tetapi beralih kepada penerima delegasi. Sementara itu pada

mandat, penerima mandat hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi

mandat, tanggungjawab akhir keputusan yang diambil mandataris tetap

berada pada pemberi mandat. Hal ini karena pada dasarnya, penerima

mandat ini bukan pihak lain dari pemberi mandat60.

Dalam Undang-undang Adminsitrasi Pemerintahan, diatur bahwa

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh Wewenang melalui

60 Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hal. 108.

Atribusi, apabila: a. diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan/atau undangundang; b. merupakan wewenang

baru atau sebelumnya tidak ada; dan c. Atribusi diberikan kepada Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan

yang memperoleh Wewenang melalui Atribusi, tanggung jawab

Kewenangan berada pada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang

bersangkutan. Kewenangan Atribusi tidak dapat didelegasikan, kecuali

diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan/atau undang-undang61.

Selanjutnya pendelegasian kewenangan ditetapkan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan memperoleh wewenang melalui delegasi apabila: a.

diberikan oleh Badan/Pejabat Pemerintahan kepada Badan dan/atau

Pejabat Pemerintahan lainnya; b. ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, dan/atau Peraturan Daerah; dan c. merupakan

Wewenang pelimpahan atau sebelumnya telah ada. Kewenangan yang

didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak dapat

didelegasikan lebih lanjut, kecuali ditentukan lain dalam peraturan

undangan. Dalam hal ketentuan peraturan

perundang-undangan menentukan lain, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang

memperoleh Wewenang melalui Delegasi dapat mensubdelegasikan

Tindakan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain dengan

ketentuan: a. dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum Wewenang

dilaksanakan; b. dilakukan dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri; dan

c. paling banyak diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan 1

(satu) tingkat di bawahnya. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang

memberikan Delegasi dapat menggunakan sendiri Wewenang yang telah

diberikan melalui Delegasi, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dalam hal pelaksanaan wewenang

berdasarkan Delegasi menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan

pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan

pendelegasian kewenangan dapat menarik kembali wewenang yang telah

didelegasikan. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh

Wewenang melalui Delegasi, tanggung jawab Kewenangan berada pada

penerima Delegasi.62

Sumber kewenangan berikutnya adalah mandat. Dalam UU

Administrasi Pemerintahan diatur bahwa badan dan/atau pejabat

pemerintahan memperoleh mandat, apabila: a. ditugaskan oleh Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya; dan b. merupakan pelaksanaan

tugas rutin. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan

Mandat kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain yang menjadi

bawahannya, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang

menerima Mandat harus menyebutkan atas nama Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan yang memberikan Mandat. Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menggunakan sendiri

Wewenang yang telah diberikan melalui Mandat, kecuali ditentukan lain

dalam ketentuan peraturan perundangundangan. Mandat dapat ditarik

kembali, bilamana pelaksanaan wewenang berdasarkan mandat

menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan. Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui

Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan/atau Tindakan yang

bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada

aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran. Badan dan/atau

Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat

tanggung jawab kewenangan tetap pada pemberi mandat. Kewenangan

Mandat diperoleh dari sumber kewenangan atributif dan delegatif.