• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai penulisan peristiwa sejarah, merupakan suatu hasil penyelidikan untuk mendapatkan data apa saja yang ditinggalkan manusia pada masa lampau. Menurut Sidi Gazalba (1981 : 105) sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu : (1) sumber tertulis yang mempunyai fungsi mutlak dalam sejarah, (2) sumber lisan, yaitu sumber tradisional dalam pengertian luas, (3) sumber visual atau benda, yaitu semua warisan masa lalu yang berbentuk dan berupa seperti candi dan prasasti. Sumber sejarah merupakan bahan mentah yang mencakup segala macam bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukkan segala aktivitas manusia masa lalu baik tertulis, lisan maupun benda. Sumber sejarah sebagai produk dari kegiatan manusia baik sengaja maupun tidak yang mampu memberikan informasi pada generasi berikutnya. Menurut Helius Sjamsuddin (1996 : 62), sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi : (1) sumber dokumenter, berupa bahan sejarah dalam bentuk tulisan; (2) sumber korporal, berwujud benda; dan (3) sumber lisan, berupa cerita sejarah lisan oleh subyek sejarah baik yang mengalaminya langsung maupun saksi mata. Sumber sejarah merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi sebenar-benarnya tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Jadi, sumber sejarah merupakan sesuatu yang dapat menceritakan tentang kenyataan pada masa lalu yang diperoleh dari peninggalan dan data pada masa lalu.

Sumber sejarah merupakan peninggalan masa lampau yang kejadiannya telah terjadi, maka terdapat keterbatasan dalam pengungkapan peristiwa karena tidak semua peristiwa mendapat perhatian secara menyeluruh. Hanya sebagian peristiwa sejarah yang mampu direkam dalam ingatan manusia, maka informasi

yang diperoleh dari sumber sejarah serba kurang lengkap sehingga sumber sejarah perlu dihimpun untuk mendapatkan kebenaran informasi sejarah. Sumber sejarah yang asli atau sumber saksi mata disebut sumber primer. Sumber berupa pencitraan atau garapan terhadap sumber asli dinamakan sumber sekunder.(Helius Sjamsuddin, 1996 : 65)

Menurut Louis Gottschalk (1975 : 35), sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi mata dengan mata kepala sendiri atau saksi dari panca indera yang lain, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya. Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi mata yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan.

Sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara yaitu : (1) kontemporer (contemporary) dan lama (remote), (2) formal (resmi) dan informal (tidak resmi), (3) pembagian menurut asalnya (dari mana asalnya), (4) isi (mengenai apa), (5) tujuan (untuk apa) yang masing-masing dibagi lagi lebih lanjut menurut waktu, tempat dan cara atau produknya. Sumber sejarah secara garis besar dibedakan menjadi peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan-catatan. (Helius Sjamsudin, 2007 : 96).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber tertulis primer maupun sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah beberapa arsip perusahaan rokok kretek Kudus milik Nitisemito yang dibuat saat perusahaan tersebut masih beroperasi, arsip pemerintahan Jepang dan Belanda mengenai kebijakan terhadap industri rokok kretek Kudus, dan wawancara, misalnya : (1) Sumber subyek wawancara : (a) Bp. Masturi penjaga makam Sunan Kedu yang mengetahui proses dan peranan Sunan Kedu dalam memperkenalkan tembakau sebagai bahan baku rokok kretek Kudus, (b) Bp. Afif Masluri, sejarawan industri rokok kretek Kudus yang banyak mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus baik oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa, (2) Arsip Belanda Betreffende Eene Behouden Enquete naar de Arbeids Toestanden in de Industrie van Strootjes en inheemsche Sigaretten op Java, (3) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang, Gunseikan Zamubutyo

No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603, (4) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo No. TAI/16/19 di Jakarta 19 Oktober 2603, (5) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603, (6) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949, (7) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan Oktober 1934 di Kudus oleh M. Karmaen, (8) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang M. Nitisemito yang disarikan dari buku Der Kretek Koening, (9) Arsip Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes , (10) Arsip PPRK yatiu artikel Asal-Usul Tembakau, artikel Almarhum Nitisemito, artikel tentang Asal Mula Rokok.

Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku literatur yang relevan dengan penelitian ini. Adapun buku-buku literatur yang relevan, antara lain : (1) Buku karangan Lance Castle yang berjudul Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa : Industri Rokok Kudus yang menguraikan tentang sejarah dan persoalan-persoalan industri kretek Kudus serta fakta lingkungan Kudus dalam persoalan pembangunan di Indonesia, (2) Buku Rokok Kretek Lintasan Sejarah dan Artinya Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara karangan Amen Budiman dan Onghokham menguraikan tentang penemuan rokok kretek di Kudus, lahirnya industri rokok kretek di Kudus, perkembangan industri rokok kretek di Kudus dari tahun ke tahun dilihat dari sisi : pengusaha, buruh, inovasi produksi dari rokok kretek, (3) Sumber subyek wawancara : pihak PPRK (Persatuan Perusahaan Rokok Kudus) Bapak Dhani yang mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus (4) ”Indonesia Sekarang” karangan Parada Harahap, (5)

”Kudus dan Kekunoan Islam” karangan Solichin Salam, (6) John Multiplysite (13 Maret 2008), (7) ”Museum Kretek Ing Kudus” karangan Suharyanto BP 1991

dalam Djoko Lodang 1009, (8) ”Kudus dan Sejarah Rokok Kretek” karangan

Solichin Salam, (9) ”Islam di Jawa Dilihat dari Kudus” karangan Marcel Bonneff, (10) ”Kretek The Culture and Heritage of Indonesia Clove Cigarretes” karangan

Pengumpulan data berdasarkan sumber data yang ditetapkan yaitu teknik studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis menggali data dari buku-buku dan bentuk pustaka lainnya. Sumber-sumber ini diperoleh melalui kunjungan pustaka, analisis dan lain-lain.