• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan Soziona

4.2.2 Sumber Daya

Sumber daya merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi kebijakan dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya. Salah satu kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias di fokuskan pada Kawasan Soziona. Untuk memberhasilkan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona maka harus didukung ketersediaan sumber daya yang memadai. Sumber daya dimaksud dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona adalah sumber daya manusia dan sumber daya finansial.

Sumber daya finansial merupakan dukungan dana yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan dan mendukung jalannya suatu kebijakan. Tanpa dukungan sumber daya finansial maka suatu kebijakan tidak dapat terlaksana dengan baik dan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengimplementasiannya. Untuk mengetahui kondisi sumber daya finansial dalam implementasi kebijakan

pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias, peneliti melakukan wawancara dengan informan, informan mengatakan bahwa:

“Sumber dana yang dilaksanakan untuk mengimplementasikan kebijakan pengembangan pariwisata selama ini yaitu berasal dari APBD di Kabupaten Nias dan juga sebagian ada anggaran dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.”

(Wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Seni dan Budaya, 6 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 31).

Informan lainnya juga mengatakan bahwa:

“Ada dari DAU ada juga dana dari APBD Kabupaten Nias.” (Wawancara peneliti dengan Kepala Bappeda Kabupaten Nias, 9 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 34).

Suatu objek wisata harus didukung dengan aksesibilitas yang memadai.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nias selaku organisasi perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi terkait aksesibilitas tentunya harus berperan untuk memprogramkan sarana dan prasarana pendukung yang memadai menuju kawasan wisata yang ada di Kawasan Soziona.

Untuk mengetahui sumber daya finansial terkait hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nias, informan mengatakan bahwa:

“Tentunya di satu sisi kita berharap mendapatkan alokasi anggaran dari DAK ataupun dari DAU.” (Wawancara peneliti dengan informan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, 13 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 38).

Dari wawancara-wawancara di atas dapat diketahui bahwa sumber dana dalam pelaksanaan kebijakan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintah daerah.

Agar implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona dapat berhasil, sangat diperlukan sumber daya finansial yang memadai.

Sumber daya finansial yang memadai tentunya akan mendukung implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona yang semakin memperbesar kemungkinan implementasi kebijakan tersebut dapat berhasil.

Terkait dengan hal tersebut peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias yang mengatakan bahwa:

"Ya memang dalam RIPARKAB tadi kita sudah buat anggaran yang begitu baik yang begitu besar untuk merencanakan ini tetapi itu lagi kembali kepada kemampuan keuangan daerah, sepertinya harus kami akui masih belum memadai untuk mempercepat pembangunan yang sesuai rencana awal. Seperti yang saya sampaikan tadi kita dibatasi oleh ketersediaan anggaran. Terlebih lagi dengan adanya pandemi Covid-19 ini, khusus pariwisata karena dananya dari DAK fisik, maka sudah direfocusing jadi tidak ada. Makanya juga tahun ini pengembangan pariwisata kita terganggu, tidak ada pembangunan fisik dalam mendukung Soziona. Dari tahun ke tahun pembangunan menunjukkan kemajuan tapi belum signifikan sekali karena keterbatasan dana yang dialokasikan ke kami, juga karena ada prioritas lain yang lebih diutamakan dalam mewujudkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Nias.” (Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 10).

Adanya keterbatasan anggaran juga diperkuat oleh pernyataan informan lainnya, yang mengatakan bahwa:

“Penyediaan anggarannya belum tercukupi untuk program dan kegiatan kepariwisataan.” (Kepala Seksi Informasi Objek dan Daya Tarik Pariwisata, 2 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 20).

Keterbatasan anggaran juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nias yang mengatakan bahwa:

“Belum tercukupi. Jangankan khusus pariwisata, secara umum saja untuk infrastruktur itu masih sangat terbatas.” (Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nias, 13 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 38).

Dari wawancara-wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa sumber daya finansial dalam pelaksanaan kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona di Kabupaten Nias masih belum memadai. Dana yang di alokasikan untuk pengembangan pariwisata masih sangat terbatas. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 maka dana untuk pengembangan pariwisata telah direfocusing sehingga mempengaruhi pengembangan pariwisata. Selain itu, keterbatasan anggaran juga disebabkan oleh adanya prioritas lain yang lebih diutamakan untuk mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Nias. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Nias yang mengatakan bahwa:

“Ada persoalan anggaran, anggaran yang belum maksimal diarahkan ke sektor pariwisata karena memang ada banyak kebutuhan di daerah. Sementara yang pariwisata bukan urusan wajib/dasar sehingga anggarannya memang belum maksimal diarahkan ke pariwisata.” (Wawancara peneliti dengan Kepala Bappeda Kabupaten Nias, 9 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 34).

Tabel 4. 2: Data Anggaran Pembangunan Destinasi Wisata di Kawasan pembangunan destinasi wisata di Kawasan Soziona Kabupaten Nias. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa anggaran yang diperuntukkan untuk pembangunan destinasi wisata di Kawasan Soziona Kabupaten Nias paling besar Rp 2.822.128.000 dan paling kecil Rp 943.714.300. Terkait dengan hal tersebut, informan mengatakan bahwa:

“Dananya masih sangat terbatas, namanya pariwisata ini kan investasi sebenarnya. Kita sebenarnya rindu kalau di destinasi wisata itu ada homestay, restoran, wahana-wahana permainan atau keindahan wisata. Tetapi karena sangat terbatas ya terpaksa kita harus bertahan dulu dan bertahap. Yang kita harapkan pariwisata itu menjadi prioritas. Kalau mau membangun daerah itu ya harus di atas 10 Milyar sebenarnya kalau boleh sampe 20 Milyar. Di situ baru nampak kemajuannya.” (Wawancara peneliti dengan informan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal.10).

Agar proses implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan dana yang sangat besar yang memadai dan dukungan keseriusan untuk mengalokasikan anggaran pengembangan pariwisata. Apabila ada keseriusan dan dukungan dalam mengalokasikan anggaran pengembangan pariwisata maka hasil yang didapatkan akan memuaskan, hal tersebut juga disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata:

“Berapa kali saya studi banding di Bali, di Palembang, di Belitung, inilah kita ketinggalan sebenarnya. Seperti Belitung aja saya kemarin ke sana, saya tanya aja anggaran mereka pariwisata paling kecil 5 Miliyar. Di Belitung itu anggaran mereka untuk pariwisata 15 Miliyar. Jangankan 15 Miliyar, 5 Miliyar aja APBD diluncurkan untuk kepariwisataan saya jamin kita bisa maju.”

(Wawancara peneliti dengan informan, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, 30 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 16).

Hasil wawancara dengan informan-informan di atas menunjukkan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan pariwisata masih sangat terbatas. Sementara untuk mengimplementasikan kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias sangat dibutuhkan dukungan anggaran yang memadai setiap tahun untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Nias.

Ketersediaan anggaran dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona tentu harus dimanfaatkan dengan baik. Akan tetapi apabila anggaran sudah tersedia namun anggaran masih terbatas, maka akan menghambat implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona. Hal ini diketahui dalam wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata yang mengatakan bahwa:

“Nah itu yang sudah saya sampaikan tadi, kita hanya membangun secara bertahap karena dana anggaran untuk itu sangat terbatas. Sehingga untuk sementara ini kita harus akui fasilitas belum memadai tapi kita berupaya untuk bisa memenuhi itu secara bertahap agar destinasi kawasan itu agar menjadi andalan kita.” (Kepala Dinas Pariwisata, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 8).

Kepala Bidang Seni dan Budaya juga mengatakan bahwa:

“Objek-objek wisata sudah mulai dibangun, tetapi karena keterbatasan anggaran tadi maka pembangunannya terbatas.” (Wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Seni dan Budaya, 6 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 30).

Selanjutnya, informan lainnya mengatakan bahwa:

“3A yang terkenal itu, akses, akomodasi sama amenity. Nah itu ketiga memang tiga-tiganya belum representative. Jadi untuk mencapai kawasan Soziona memang akses masih punya catatan khusus perbaikannya kondisi aksesnya, akomodasi juga di sana masih belum ada, penginapan homestay masih belum ada dan juga amenitynya yang sifatnya hiburan rekreasi fasilitas untuk itu juga masih belum ada. Kendala utama memang dari yang 3A tadi itu adalah persoalan anggaran.” (Wawancara peneliti dengan Kepala Bappeda Kabupaten Nias, 9 Juli 2020, Trankip Wawancara, hal. 34).

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan tesebut di atas, dapat diketahui bahwa faktor keterbatasan anggaran sangat mempengaruhi pembangunan pada objek wisata, penyelesaiannya dilakukan secara bertahap terutama fasilitas dan akses pada objek wisata Kawasan Soziona sangat terbatas.

Keterbatasan anggaran mempengaruhi pembangunan di objek wisata. berdasarkan observasi peneliti tidak terdapat kegiatan pembangunan pada objek wisata Kawasan Soziona karena anggaran yang ditujukan untuk pengembangan pariwisata sudah direfocusing. (Observasi: Juli 2020).

Berdasarkan wawancara, dokumentasi dan observasi di atas dapat dinyatakan bahwa sumber daya finansial dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona masih belum memadai.

Anggaran yang ditujukan untuk sektor pariwisata terbatas karena ada prioritas lain yang lebih diutamakan. Keterbatasan sumber daya finansial dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona menyebabkan pembangunan yang ditujukan pada objek wisata tersebut dilakukan secara bertahap dan menyebabkan terbatasnya fasilitas dan aksesibilitas pada objek wisata yaitu Pantai Tagaule dan Pantai Bozihӧna yang ada di Kawasan Soziona tersebut.

Selain sumber daya finansial, sumber daya manusia juga merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber daya manusia merupakan sumber daya utama karena menjadi pelaku atau pelaksana dari implementasi kebijakan itu sendiri. Maka dari itu dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk mengetahui apakah sumber daya manusia dari segi kuantitas sudah memadai, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Sarana Usaha dan Jasa Pariwisata yang mengatakan bahwa:

“Kalau jumlahnya sudah cukup, mencukupi lah.” (Kepala Seksi Sarana Usaha dan Jasa Pariwisata, 2 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 22).

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi Kemitraan dan Kelembagaan Pariwisata:

“Dari segi jumlah udah mencukupi.” (Kepala Seksi Kemitraan dan Kelembagaan Pariwisata, 3 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 27).

Terkait dengan jumlah pegawai di bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran, informan menyatakan bahwa:

“Di bidang promosi ada 2 orang kepala seksi dan 1 orang staf, sudah mencukupi dalam melaksanakan tugas masing-masing.” (Kepala Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran, 3 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 25).

Pernyataan Kepala Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran tersebut semakin memperkuat pernyataan dari informan-informan

sebelumnya yang menyatakan bahwa dari segi kuantitas sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona sudah memadai. Jumlah pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Nias dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. 3 : Daftar Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Tahun 2020

No. Pegawai Jumlah

1. PNS 22 orang

2. Honorer 1 orang

3. Petugas kebersihan dan Keamanan 5 orang Sumber: Dinas Pariwisata, 2020.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah personil secara keseluruhan adalah 28 orang yang terdiri dari PNS 22 orang, Honorer 1 orang dan petugas kebersihan dan keamanan 5 orang.

A. Jumlah PNS berdasarkan pangkat dan golongan:

a). Golongan IV : 4 orang

b). Golongan III : 15 orang

c). Golongan II : 3 orang

B. Jumlah PNS masing-masing sekretariat/bidang

a). Sekretariat : 9 orang

b). Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran : 4 orang c). Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata : 5 orang

d). Bidang Seni dan Budaya : 3 orang

C. Jumlah PNS berdasarkan pendidikan:

a). Strata 2 : 1 orang

b). Strata 1 : 10 orang

c). Diploma 3 : 5 orang

d). SLTA : 6 orang

D. Jumlah PNS berdasarkan jabatan struktural:

a). Eselon II/b : 1 orang

b). Eselon III/a : 1 orang

c). Eselon III/b : 3 orang

d). Eselon IV/a : 8 orang

E. Jumlah PNS Jabatan Pelaksana : 9 orang

Data di atas merupakan daftar pegawai pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias. Daftar tersebut terdiri dari jumlah pegawai berdasarkan pangkat dan golongan, tingkat pendidikan, jabatan pelaksana dan jabatan struktural.

Berdasarkan data di atas dapat ketahui bahwa jumlah pegawai Dinas Pariwisata adalah sebanyak 22 orang.

Berdasarkan hasil observasi peneliti peneliti tidak menemukan pegawai yang mengeluh atau merasa kewalahan dalam melaksanakan tugas karena kekurangan jumlah pegawai. (Observasi: Juli 2020). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa tidak ada masalah terkait dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari beberapa informan sebelumnya.

Selain sumber daya manusia yang memadai dari segi kuantitas, sumber daya manusia yang berkualitas juga dibutuhkan dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona. Kualitas sumber daya manusia dalam hal ini pegawai Dinas Pariwisata dapat dinilai berdasarkan kompetensi

yang dimiliki oleh pegawai tersebut. Kompetensi yang dimiliki pegawai tentunya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Maka dari itu, untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona dibutuhkan pegawai yang memiliki kualifikasi di bidang pariwisata. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, yang mengatakan bahwa:

“Penempatan pegawai itu kan sesuai dengan keahlian masing-masing. Itu kan udah di atur dalam Peraturan Bupati. Sebenarnya kita butuh pegawai yang profesional yang melekat dengan basic pendidikannya. Tapi dalam pemerintahan ini nggak ada yang seperti itu. Sebenarnya banyak yang kami butuhkan, kami bidang destinasi membutuhkan jurusan yang menyangkut dengan destinasi tapi orang-orangnya nggak ada. Contoh bidang seni budaya, mereka nggak ada yang memiliki pendidikan ilmu budaya, makanya lah tertunda kegiatan. Selanjutnya yang ditempatkan di bidang promosi itu sebenarnya harus ada latar belakang pendidikannya bahasa inggris, ada pendidikan pariwisata untuk promosi wisatanya, ada marketingnya karena itu menyangkut promosi. Pariwisata kita kan banyak terkendala soal promosi. Jangankan orang luar negeri orang-orang kita di Kabupaten Nias itu pun nggak tau destinasi-destinasi unggulan kita.

Karena orang-orang yang ditempatkan di bidang itu adalah orang-orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang saya sebutkan tadi. Itu D3 pariwisata ada dua orang. Ada banyak dulu cuman kan karena mutasi ini.“

(Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 15).

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidangnya sangat dibutuhkan, terjadinya mutasi pegawai menjadi salah satu faktor sumber daya manusia di Dinas Pariwisata Kabupaten Nias masih belum memadai. Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias latar belakang pendidikan pegawai masih belum sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias yang mengatakan bahwa:

“The right man on the right place yang artinya ditempatkan sesuai dengan disiplin ilmu dan kemampuan sangat dibutuhkan akan tetapi di daerah hal

tersebut sulit sekali diterapkan. Pegawai dengan latar belakang pendidikan pariwisata di kantor ini baru dua orang selebihnya berasal dari pendidikan umum. Makanya diperlukan pelatihan dan pemberdayaan lebih lanjut.” (Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 8).

Hal senada juga diungkapkan oleh informan lainnya:

“Saya rasa dari yang kita harapkan itu sebenarnya tidak memenuhi karena orang-orang yang profesional khusus pariwisata ini hanya sedikit.” (Wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Seni dan Budaya, 6 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 30).

Pernyataan-pernyataan di atas juga didukung oleh pernyataan dari Kepala Bappeda Kabupaten Nias yang mengatakan bahwa:

“Dilihat dari pendidikannya, menurut kami dari Bappeda masih belum memadai. Pada prakteknya pegawai di Dinas Pariwisata memang banyak yang tidak punya latar belakang pariwisata atau perencanaan wilayah mereka nggak punya personilnya.” (Kepala Bappeda Kabupaten Nias, 9 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 34).

Pernyataan dari Kepala Bappeda semakin menegaskan bahwa sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona masih belum memadai. Berdasarkan hasil wawancara-wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa sumber daya manusia dalam hal ini pegawai Dinas Pariwisata yang memiliki latar belakang pendidikan pariwisata masih sangat sedikit, sementara untuk dapat mengimplementasikan kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona dibutuhkan pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tersebut.

Untuk dapat mengetahui presentase jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pegawai di Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, peneliti

mempresentasekan data latar belakang pendidikan pegawai dengan menggunakan diagram sebagai berikut:

Diagram: Presentase Pegawai Latar Belakang Pendidikan D3 Pariwisata dan Pendidikan Lainnya

Dari diagram di atas dapat diketahui perbandingan presentasi pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan pariwisata dengan pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan lainnya. Presentase pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan pariwisata adalah sebesar 9% dan dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan yang sangat jauh apabila dibandingkan dengan pegawai dengan latar belakang pendidikan lainnya.

9%

91%

D3 Pariwisata Pendidikan lainnya

Tabel 4. 4: Peta Jabatan Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Sumber: Dinas Pariwisata, 2020.

Berdasarkan tabel di atas pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias dibutuhkan pegawai dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan jabatan di atas, yaitu analisa pasar dan promosi, penyusun rencana promosi, pengelola promosi dan informasi wisata, pengadministrasian sarana dan prasarana, analis kerjasama lintas sektor, pengelola pelaksanaan program kelembagaan dan kerjasama, pengadministrasi kerjasama bilateral dan regional.

Tabel 4. 5: Peta Jabatan Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Sumber: Dinas Pariwisata, 2020.

Berdasarkan data di atas pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias dibutuhkan pegawai yang dibutuhkan pegawai dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan jabatan di atas, yaitu pengembangan destinasi pariwisata, informasi objek dan daya tarik pariwisata, analis objek wisata, pengelola objek wisata, pemandu wisata, selain itu dibutuhkan analis pariwisata, pengelola usaha kepariwisataan dan pengadministrasi sarana pengembangan usaha.

Tabel 4. 6: Peta Jabatan Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Sumber: Dinas Pariwisata, 2020.

Berdasarkan data di atas pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias dibutuhkan dibutuhkan pegawai dengan latar belakang pendidikan yang relevan dengan jabatan di atas, yaitu analis kesenian dan budaya daerah, pengelola adat dan kesenian, pengadministrasi pendidikan dan kebudayaan, analis budaya, pengelola penataan sarana dan prasarana, pengadministrasi kesenian dan budaya daerah.

Tabel 4. 7: Tabel Latar Belakang Pendidikan Yang Dibutuhkan di Dinas

4. Analis Objek Wisata S1 (Manajemen Pariwisata)/bidang lain yang relevan dengan jabatan 5. Pengelola Objek Wisata D3 Pariwisata

6. Pemandu Wisata SLTA/D-1/D-2/D3 Bidang

Manajemen Pariwisata/bidang lain yang relevan dengan jabatan 7. Analis Pariwisata S-1 Bidang Manajemen Pariwisata 8. Pengelola Usaha

10. Penyusun Rencana Promosi S-1 Manajemen Ekonomi,

Administrasi/bidang lain yang relevan 13. Analis Kerjasama Lintas Sektor S-1/D4 Bidang

Hukum/Pemerintahan/Administrasi 16. Analis Kesenian dan Budaya

Daerah

S-1/D4 Kajian Budaya

17. Pengelola Adat dan Kesenian D-3 (Bidang Kajian Budaya, Seni atau yang relevan dengan jabatan)

18. Pengadministrasi Pendidikan dan Kebudayaan

SLTA, D-3 Perkantoran

19. Analis Budaya S-1/D-4 Bidang Kajian Budaya/Religi atau bidang lain yang relevan dengan jabatan.

20. Pengelola Penataan Sarana dan Prasarana

21. Pengadministrasi Kesenian dan Budaya Daerah

SLTA/D-1/D-2/D-3/Manajemen Perkantoran, Administrasi Perkantoran/Tata Perkantoran atau bidang lain yang relevan dengan tugas jabatan

Sumber: Dinas Pariwisata, 2020.

Tabel di atas adalah latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk menempati jabatan yang ada di Dinas Pariwisata Kabupaten Nias. dapat dilihat bahwa pegawai dengan latar belakang pendidikan pariwisata yang dibutuhkan minimal SLTA bidang manajemen pariwisata hingga S1 bidang manajamen pariwisata. Jika dilihat dengan kondisi SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Nias saat ini yang hanya terdiri dari dua orang pegawai dengan latar belakang pendidikan D3 Pariwisata, maka dapat dikatakan bahwa SDM di Dinas Pariwisata masih belum memadai.

Latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan kebijakan pengembangan pariwisata. Dalam hal ini, latar belakang pendidikan mempengaruhi pemahaman dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan kebijakan pengembangan pariwisata. Seperti yang disampaikan oleh informan berikut:

“Kita akui kecepatan dan percepatan dalam menyusun sebuah program kerja, kita menargetkan seminggu agar cepat selesai kadang tidak tercapai karena pegawainya harus dibekali lagi supaya pegawainya bisa mengetahui dan memahami apa yang mau dikerjakan jadi tidak secepat yang kita harapkan.

Kalau disiplin ilmunya sesuai tentunya hanya dengan dibekali informasi dan petunjuk pasti langsung bisa dilakukan dengan baik sehingga hasilnya bisa lebih baik dan lebih cepat selesai. Karena disiplin ilmu yang dimiliki berbeda maka terjadi kelambanan dalam menyikapi dan melaksanakan. Jadi karena kondisi yang seperti itu mereka harus didampingi terus oleh pimpinannya.” (Kepala Dinas Pariwisata, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 9).

Pernyataan Kepala Dinas Pariwisata yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan pegawai yang tidak sesuai dengan bidang kepariwisataan mempengaruhi kemampuan pegawai sehingga pegawai masih membutuhkan pendampingan juga diakui oleh Kepala Bidang Seni dan Budaya, seperti yang diungkapkan dalam wawancara berikut:

Pernyataan Kepala Dinas Pariwisata yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan pegawai yang tidak sesuai dengan bidang kepariwisataan mempengaruhi kemampuan pegawai sehingga pegawai masih membutuhkan pendampingan juga diakui oleh Kepala Bidang Seni dan Budaya, seperti yang diungkapkan dalam wawancara berikut: