• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agar data dan informasi yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan pemeriksaan keabsahan data. Untuk menganalisis dan memeriksa keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi data. Triangulasi

pada prinsipnya merupakan model pengecekan data untuk menentukan apakah sebuah data benar-benar tepat untuk menggambarkan fenomena pada sebuah penelitian.

Bachri (dalam Firdaus & Zamzam, 2018:110), menyatakan bahwa pengecekan bermacam-macam data untuk mendapatkan keabsahan informasi dapat menggunakan berbagai macam teknik, yaitu:

a. Teknik Triangulasi Sumber

Membandingkan kembali tingkat keabsahan data dan informasi yang telah diambil dari berbagai sumber yang berbeda, seperti halnya membandingkan antara hasil wawancara dengan observasi, antara informasi yang disampaikan dihadapan umum dengan yang disampaikan secara pribadi dan membandingkan antara hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b. Teknik Triangulasi Waktu

Validasi data dihubungkan dengan berlangsungnya proses perubahan perilaku manusia, sesungguhnya perilaku manusia mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan zaman. Untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih sahih, peneliti pun melakukan observasi beberapa kali pada waktu dan kondisi yang berbeda.

c. Teknik Triangulasi Teori

Tekniknya dengan cara menggunakan mengamati beberapa teori, sekurangnya dari dua teori yang berbeda kemudian dipadukan atau disentesiskan atau sekalian diadu kekuatannya. Penelitian dituntut menyusun rancangan pengumpulan dan pengolahan dan analisis yang lebih lengkap dengan tujuan agar mendapatkan teori yang lebih lengkap.

d. Teknik Triangulasi Peneliti

Cara menggunakan lebih dari satu peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara. Setiap peneliti dapat dipastikan mempunyai gaya penelitian, sikap kerja, referensi dan presepsi yang berbeda dalam mengamati suatu fenomena. Hasil pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau lebih pengamat atau pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Akan tetapi sebelum melakukan observasi dan wawancara, tim peneliti perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan dan atau wawancara.

e. Teknik Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara check dan recheck.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan membandingkan antara hasil wawancara dengan observasi dan membandingkan antara hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Peneliti juga menggunakan triangulasi metode yaitu dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data terkait dengan variabel-variabel yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn, yaitu Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Pelaksana, Sikap/Kecenderungan (disposisi) Pelaksana, Komunikasi Antar Badan Pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Kabupaten Nias

Gambar 4. 1 Peta Administrasi Kabupaten Nias

Sumber: https://peta-kota.blogspot.com

Kabupaten Nias merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berada di sebelah barat Pulau Sumatera yang berjarak sekitar 86 mil laut dari Kabupaten Tapanuli Tengah. Akses menuju wilayah ini dapat ditempuh dengan transportasi udara dan laut. Secara geografis Kabupaten Nias terletak pada 0°53’1,5’’-1°17’16,6’’ Lintang Utara dan 97°29’0,7’’-97°58’29’’

Bujur Timur. Ibukota dari Kabupaten Nias adalah Kecamatan Gidӧ.

4.1.2 Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Gambar 4. 2 Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2020.

Dinas Pariwisata Kabupaten Nias merupakan organisasi perangkat daerah yang bergerak dalam bidang pelestarian serta pemberdayaan pariwisata dan kebudayaan yang berlokasi di Jl. Pancasila No.27, Heliweto Gido, Kecamatan Gido.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Nias yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 42 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Nias sebagai berikut:

Adapun tugas Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, yaitu melaksanakan urusan pemerintahan bidang pariwisata dan kebudayaan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas permbantuan yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Nias.

Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, yaitu untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, maka Dinas Pariwisata Kabupaten Nias mempunyai fungsi:

1. Perumusan Kebijakan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program/kegiatan yang menjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab Dinas Pariwisata;

4. Pelaksanaan Administrasi Dinas Pariwisata; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

Adapun visi dan misi Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, yaitu:

Visi:

“Kabupaten Nias menjadi Destinasi Wisata yang Unggul, Berkualitas dan Berdaya Saing”

Misi:

1. Pengembangan industri pariwisata.

2. Peningkatan pemasaran pariwisata.

3. Pengembangan kawasan pariwisata (Tagaule, Bozihӧna, Mbomboaukhu dan objek wisata eksotis lainnya).

4. Pengembangan produk dan paket pariwisata.

5. Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya daerah Nias.

6. Meningkatkan potensi, kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur pengelola dan pelayan pariwisata.

Adapun susunan organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Nias adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 3 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Nias

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, 2020.

Susunan organisasi Dinas Pariwisata terdiri atas Kepala Dinas, Sekretaris yang membawahi Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan dan Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan. Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran membawahi 2 seksi yang terdiri dari Seksi Analisa Pasar dan Promosi dan Seksi Kemitraan dan Kelembagaan Pariwisata. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata membawahi 2 seksi yang terdiri dari Seksi Informasi dan Daya Tarik Pariwisata dan Seksi Sarana dan Usaha Jasa Pariwisata.

Bidang Seni dan Budaya membawahi 2 seksi yang terdiri dari Seksi Pembinaan dan Pengembangan Seni dan Budaya dan Seksi Sarana dan Prasarana Seni Budaya.

Adapun tugas pokok dan fungsi susunan organisasi di atas adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias a. Tugas Pokok

Melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten Nias.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

4) Pelaksanaan administrasi Dinas Pariwisata;

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris a. Tugas Pokok

Menyelenggarakan penyusunan program, evaluasi, pelaporan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian.

b. Fungsi

1) Penyelenggaraan penyusunan program dan anggaran;

2) Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan administrasi kepegawaian;

3) Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat;

4) Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan dinas;

5) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;

6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

3. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Kebijakan

Melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian serta urusan keuangan.

4. Kepala Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

Melaksanakan penyusunan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dinas.

5. Kepala Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran a. Tugas Pokok

Melaksanakan kebijakan teknis pengembangan kapasitas sumber daya manusia, kelembagaan dan kemitraan kepariwisataan, promosi, analisa pasar dan layanan informasi kepariwisataan daerah.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis pengembangan promosi, analisa pasar dan layanan informasi kepariwisataan, pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan kepariwisataan serta pengembangan ekonomi kreatif;

2) Pelaksanaan penyusunan rencana promosi, pemasaran dan layanan informasi kepariwisataan, pengembangan kapasitas SDM dan Kelembagaan kepariwisataan serta pengembangan ekonomi kreatif;

3) Pelaksanaan kajian dan pengembangan promosi, pemasaran dan layanan informasi kepariwisataan, pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan kepariwisataan serta pengembangan ekonomi kreatif;

4) Pelaksanaan koordinasi, kerja sama dan sinergis antar instansi/lembaga dalam pelaksanaan kegiatan promosi, pemasaran dan layanan informasi potensi serta keunggulan kepariwisataan, pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan kepariwisataan serta pengembangan ekonomi kreatif;

5) Penyelenggaraan pembinaan, pengembangan, peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM dan kelembagaan kepariwisataan serta pengembangan ekonomi kreatif;

6) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan sinergis dalam pelaksanaan kegiatan kelembagaan, kemitraan, analisa pasar, promosi dan pemasaran kepariwisataan.

7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan kegiatan kelembagaan, kemitraan, analisa pasar, promosi dan pemasaran kepariwisataan.

8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Kelembagaan Pariwisata, Promosi dan Pemasaran, terdiri dari seksi Analisa Pasar dan Promosi yang memiliki tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan analisa pasar dan promosi kepariwisataan daerah dan Seksi Kemitraan dan Kelembagaan Pariwisata yang memiliki tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan

pengembangan kemitraan dan kelembagaan pariwisata dan pengembangan kapasitas SDM kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

6. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata a. Tugas Pokok

Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan serta pengembangan informasi, objek dan daya tarik wisata, industri dan standarisasi produk pariwisata serta sarana dan usaha jasa pariwisata.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pembangunan serta pengembangan informasi objek dan daya tarik wisata, industri dan standarisasi produk pariwisata serta sarana dan usaha jasa pariwisata;

2) Pelaksanaan kajian dan penelitian serta kerja sama dalam pengembangan informasi objek dan daya tarik wisata, industri dan standarisasi produk pariwisata serta sarana dan usaha jasa pariwisata;

3) Penyelenggaraan peningkatan kualitas dan kuantitas pengembangan informasi, objek dan daya tarik wisata, industri dan standarisasi produk pariwisata serta sarana dan usaha jasa pariwisata;

4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan tugas bidang pengembangan destinasi pariwisata;

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Bidang Pengembangan Destinasi Wisata terdiri dari seksi Informasi, Objek dan Daya Tarik Pariwisata yang memiliki tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis dan perencanaan pelayanan informasi kepariwisataan daerah, pengembangan objek dan daya tarik wisata dan Seksi Sarana dan Usaha Jasa Pariwisata yang memiliki tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan pengembangan sarana dan usaha jasa pariwisata.

7. Kepala Bidang Seni dan Budaya a. Tugas Pokok

Melaksanakan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan seni budaya, pelestarian sejarah dan kepurbakalaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan seni budaya, pelestarian sejarah dan kepurbakalaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya;

2) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengembangan seni budaya, pelestarian sejarah dan kepurbakalaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya;

3) Pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan seni budaya, pelestarian sejarah dan kepurbakalaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya;

4) Pelaksanaan kajian riset dan penelitian pengembangan seni budaya, pelestarian sejarah dan kepurbakalaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya;

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Seni Budaya terdiri dari Seksi Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya yang memiliki tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan seni budaya dan Seksi Sarana dan Prasarana Seni Budaya yang memiliki tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengelolaan serta pengembangan sarana dan prasarana seni budaya.

4.2 Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan Soziona Kabupaten Nias

Kawasan Soziona merupakan kawasan yang memiliki potensi pariwisata.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 13 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nias Tahun 2016-2021.

Gambar 4. 4 Perda Kabupaten Nias Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 13 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nias Tahun 2016-2021.

Sumber:Dokumentasi Penelitian, 2020.

Dari gambar di atas dapat dilihat kawasan-kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Nias. Oleh karena itu perencanaan pengembangan Kawasan Ekonomi Wisata Soziona terdapat dalam dokumen RPJMD Kabupaten Nias.

Gambar 4. 5 Pantai Tagaule Onolimbu dan Pantai Bozihӧna

Sumber: Dokumentasi penelitian, 2020.

Gambar di atas merupakan Pantai Tagaule dan Pantai Bozihӧna yang merupakan objek wisata di Kawasan Soziona. Kawasan Soziona ditetapkan berdasarkan pemetaan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Nias. Hasil pemetaan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Nias ditemukan potensi pariwisata bahari pada Kawasan Soziona.

Dengan adanya penetapan Kawasan Soziona dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat, Dinas pariwisata memiliki peran dalam melaksanakan pengembangan pariwisata di kawasan tersebut mengingat potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut yaitu sektor pariwisata. Pengembangan pariwisata juga dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias Tahun 2019-2025.

Pengembangan pariwisata dilakukan agar pariwisata semakin berkembang dan menjadi lebih baik. Dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik, dalam arti terjadi pengembangan destinasi wisata ke arah yang lebih baik melalui penataan destinasi wisata yang mencakup pengembangan

prasarana umum, fasilitas umum pendukung pariwisata dan fasilitas pariwisata untuk menunjang kegiatan pariwisata serta melalui promosi. Peneliti mendeskripsikan Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan Soziona khususnya pada Pantai Tagaule dan Pantai Bozihӧna Kabupaten Nias berdasarkan kerangka konsep dari model implementasi kebijakan Van Meter

& Van Horn.

4.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan

Keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan dapat dipahami oleh pelaksana. Implementasi kebijakan bisa saja gagal apabila pelaksana tidak memahami apa yang menjadi standar dan sasaran kebijakan itu sendiri.

Pemahaman akan standar dan sasaran kebijakan juga memiliki hubungan erat dengan disposisi para pelaksana.

Terkait dengan dasar dan pedoman kebijakan, informan mengatakan bahwa:

“Kebijakan kita lakukan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias tentu berdasarkan landasan hukum atau kebijakan dari pemerintah pusat provinsi dan di daerah. Peraturan-peraturan dari pusat dan provinsi kita tindaklanjuti melalui Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias tahun 2018-2025. Khusus Perda Kabupaten Nias dalam penyusunannya, selain peraturan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi, dalam menyusun kebijakan pengembangan ini juga disesuaikan dengan Perda Kabupaten Nias No. 1 tahun 2014 tentang RTRW Kabupaten Nias 2014-2034. Satu lagi kita sesuaikan juga dengan RPJP dan RPJMD di situ lah kita melakukan kebijakan-kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan kita.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias tahun 2018-2025 tadi setiap tahunnya kita susun RKPD yang dijabarkan dalam renstra dan renja Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, yang diaktualisasikan dalam program kegiatan yang dilakukan setiap tahun berkenan.” (Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nias, 29 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 7).

Senada dengan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Bappeda Kabupaten Nias juga mengatakan bahwa:

“Itu yang saya sampaikan tadi legal standingnya dasar hukumnya adalah yang paling utama adalah RPJMD, berarti persoalan pariwisata nggak perlu dipertanyakan lagi karena sudah ada dalam dokumen RPJMD, trus terkait Soziona sudah ada dalam RTRW rencana tata ruang wilayah, trus masalah Soziona juga sudah ada dalam dokumen induk Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Nias:RIPARKAB.” (Kepala Bappeda, 9 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 33).

Kemudian terkait dengan pedoman kebijakan pengembangan pariwisata, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata menegaskan bahwa:

“Dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Nias, selalu berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias Tahun 2018-2025.” (Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, 30 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal.14).

Dari wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata di atas dapat diketahui bahwa pengembangan pariwisata berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias tahun 2018-2025.

Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Sarana dan Jasa Usaha Pariwisata yang mengatakan bahwa:

“Kita berpedoman pada Perda no. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias tahun 2018-2025. Itulah pedoman kita, acuan kita dalam pengembangan pariwisata.” (Kepala Seksi Sarana Usaha dan Jasa Pariwisata, 2 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 22).

Dari wawancara-wawancara di atas dapat diketahui bahwa kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nias No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias Tahun 2018-2025.

Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai pedoman kebijakan pengembangan pariwisata, dalam melaksanakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias, Dinas Pariwisata berpedoman pada Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias 2018-2025. Berdasarkan Perda tersebut dilakukan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias dengan mengaktualisasikannya dalam bentuk program atau kegiatan yang disusun dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah setiap tahun berkenan. (Observasi: 29 Juni 2020).

Gambar 4. 6 Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Kepariwisataan Daerah.

Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2020

Gambar di atas merupakan Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias yang merupakan pedoman pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias.

Kebijakan pengembangan pariwisata adalah upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Nias untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam dan budaya yang menjadi andalan untuk meningkatkan pembangunan perekonomian sebagai salah satu unsur penguatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Nias.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menegaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali. Menindaklanjuti maksud Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 9 ayat (3) yaitu pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kapariwisataan Kab/Kota yang di atur dengan Peraturan Daerah Kab/Kota, berdasarkan hal tersebut pemerintah Kabupaten Nias telah menetapkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias 2018-2020.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Nias 2018-2020 pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias dilakukan dalam berbagai aspek yaitu Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pembangunan Industri Pariwisata, Pembangunan Pemasaran Pariwisata dan Pembangunan Kelembagaan Pariwisata. Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan Soziona diwujudkan dalam pembangunan destinasi pariwisata

yaitu pembangunan fasilitas pendukung pariwisata. Di dalam peraturan tersebut terdapat program-program dalam pengembangan pariwisata dan berdasarkan perda tersebut Dinas Pariwisata Kabupaten Nias berpedoman dalam melakukan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias dengan mengaktualisasikannya dalam bentuk program atau kegiatan yang disusun dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah setiap tahun berkenan.

Pemahaman tentang standar dan sasaran kebijakan sangatlah penting. Maka dari itu dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan pariwisata pada Kawasan Soziona, implementor harus mengetahui dan memahami apa yang menjadi standar dan sasaran dari kebijakan pengembangan pariwisata.

Pemahaman terhadap standar dan sasaran kebijakan pengembangan pariwisata dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan pengembangan pariwisata.

Dengan adanya pengembangan pariwisata maka akan memberikan dampak terhadap objek wisata tersebut, hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Informasi Objek dan Daya Tarik Wisata:

“Dengan adanya kebijakan pengembangan pariwisata ini diharapkan terbangunnya sarana dan prasarana di destinasi wisata dan masih belum tercapai dikarenakan anggaran yang sangat terbatas. Ketika pariwisatanya berkembang maka nantinya akan meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di objek wisata tersebut.” (Kepala Seksi Informasi, Objek dan Daya Tarik Wisata, 2 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal.19).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, tujuan dari kebijakan pengembangan pariwisata ini adalah untuk mengembangkan potensi bahari dan alam yang dimiliki agar dapat berkembang, selain itu tujuan yang ingin dicapai yaitu tersedianya fasilitas

pendukung pariwisata sehingga menarik minat wisatawan dan meningkatkan kunjungan wisatawan dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti yang diungkapkan dalam hasil wawancara berikut:

“Jadi tujuannya adalah mengembangkan pariwisata. Ibaratnya bagaimana pariwisata bagaimana baharinya, alamnya, bagaimana supaya berkembang.

Dengan dilakukannya pengembangan maka fasilitas, akses akan memadai dan menarik wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri untuk pengenalan wisata baharinya maupun buatannya. Semua ini akan berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat.” (Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, 30 Juni 2020, Transkrip Wawancara, hal. 14).

Hal ini kembali ditegaskan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Nias dalam hasil wawancara berikut:

“Tujuan utamanya sebenarnya itu tadi bagaimana meningkatkan tingkat kunjungan ke destinasi wisata. Dengan peningkatan jumlah kunjungan maka multiplier efeknya. Ada yang sifatnya ke masyarakat yaitu pendapatan perkapita masyarakat bertambah, yang multiplier ke wilayah itu peningkatan potensi asli daerah sehingga tadi misi ketiga Nias Makmur bisa dicapai.” (Kepala Bappeda Kabupaten Nias, pada tanggal 9 Juli 2020, Transkrip Wawancara, hal. 33).

Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Nias dengan meningkatnya jumlah kunjungan maka akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Seni dan Budaya juga mengatakan bahwa:

“Tujuan dari pengembangan pariwisata itu pertama untuk melestarikan tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Nias. Kemudian setelah itu kita lestarikan dan itu kita kembangkan. Maka nanti bisa menjadi penambahan pendapatan daerah. Misalnya kalau sudah dilestarikan sudah dibangun sudah dikembangkan tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Nias maka

“Tujuan dari pengembangan pariwisata itu pertama untuk melestarikan tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Nias. Kemudian setelah itu kita lestarikan dan itu kita kembangkan. Maka nanti bisa menjadi penambahan pendapatan daerah. Misalnya kalau sudah dilestarikan sudah dibangun sudah dikembangkan tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Nias maka