• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya

yang berjudul :

KAJIAN KRITERIA PANEN DAN PENUNDAAN PENGERINGAN TERHADAP MUTU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L)

merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri dengan pembimbingan Komisi

pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini belum pernah

diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

Bogor, Januari 2010

Kardiyono

ABSTRACT

KARDIYONO, Assesment of Harvesting Indecs and Postponemen of Draying for Physic Nut (jatropha curcas L) Quality. Under direction of USMAN AHMAD and SUTRISNO

Jatropha curcas is one of crop chosen as a source of biodiesel raw material. Some excellences of this crop among others are; it can grow well at marginal land, has high oil content (25 - 35 %), and not function as food crop. While weakness of this crop for example are fruits damage easily after harvesting and has high acidity level (free fatty acid). Because of its high fatty oil acidity, in biodiesel processing technology it should use two step processes, recognized as etherification of transesterification (estrans). Consequence of applied technology is requiring much high cost and long time. High free acid number or fatty acid in Jatropha curcas oil is technically due to inappropriate post- harvest handling. Objective for research are (1) to understand characteristics of fruit and kernel of jatropha, as well as their quality change during postharvest handling (2) to determine optimum harvesting time and method of jatropha fruits for good quality of its oil. The result show that harvesting indecs have diferent quality. Kernel from harvesting Indecs 3 and 4 have high quality beter than indecs 1, 2 and 5. Jatropha curcas kernel preservation for biodisel suggested used the harvesting indec 3 and 4. The delay of drying have significant affected on Jatropha curcas kernels. The drying delay of fruits form for 2 days cause decreased of Jatropha kernel quality. Contrary with the delay on fruit form relatively stable even delayed for 3 days. Desinfectan can used for to preserve the kernel quality as long as the drying delayed. The desinfectant can be used like smoke acid or Natrium Cloride.

RINGKASAN

KARDIYONO, Kajian Kriteria Panen dan Penundaan Pengeringan terhadap Mutu Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Dibimbing oleh USMAN AHMAD DAN SUTRISNO

Keunggulan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagai sumber bahan baku biodisel antara lain memiliki kemampuan tumbuh dan berkembang pada lingkungan kurang menguntungkan, memiliki kandungan minyak yang tinggi (25–35%) dan tidak kompetitif dengan kebutuhan pangan. Sedangkan kelemahan tanaman ini antara lain buah mudah mengalami kerusakan setelah dipanen (peningkatan bilangan asam) dan tidak seragamnya tingkat kemasakan buah jarak dalam setiap tandan. Akibat tingginya keasaman minyak jarak pagar maka teknologi pengolahan biodiesel dengan esterifikasi transesterifikasi (estrans) dengan konsekuensi jumlah methanol dan katalis (KOH) menjadi meningkat. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa ekplorasi jarak pagar memiliki bilangan asam mencapai nilai 10 dan meningkat dengan cepat samapi 80 – 100 jika disimpan pada tempat yang tidak tepat. Tingginya bilangan asam tersebut selain karena faktor intristik (kandungan asam lemak oleat dan linoleat, enzimatik dan mikrobiologi) juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsin diantaranya teknis penanganan pasca panen kurang tepat.

Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan biji jarak bermutu melalui metoda panen dan penanganan pasca panen. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah (1) menentukan kriteria panen untuk menghasilkan biji jarak pagar bermutu (2) menghasilkan metode penundaan penanganan pasca panen untuk mempertahankan mutu biji jarak pagar (3) mempelajari perubahan sifat fisik, kimia dan mikrobiologi akibat kriteria panen dan metode penundaan pengeringan.

Penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pertama penelitian untuk mengetahui hubungan warna buah dengan sifat kimia dan mikrobiologi biji jarak pagar. Kriteria warna buah yang dipanen yaitu hijau, hijau kekuningan, kuning, kuning kehitaman dan hitam. Pengamatan yang diamati adalah warna kulit buah dan biji, berat jenis biji, kadar air, asam lemak bebas, bilangan iod, kadar minyak dan TPC. Tahap kedua penelitian bertujuan untuk mendapatkan metode dan waktu penundaan pengeringan yang masih dapat ditoleransi. Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama bentuk penundaan yaitu bentuk biji dan buah. Faktor kedua adalah lama waktu penundaan (3 taraf ) yaitu 0, 1, 2 dan 3 hari. Parameter yang diamati : jumlah biji / buah, berat biji, kandungan kimia biji jarak (kadar air, asam lemak bebas, kadar minyak) dan tingkat serangan mikrobiologis (kapang). Tahap ketiga Penelitian bertujuan untuk pengaruh desinfectan terhadap mutu biji selama penundaan pengeringan. Sebagai perlakuan adalah jenis desinfektan terdiri dari asap cair (10%), Natrium hipoklorit (NaOCl 5%) dan kontrol. Penundaan pengeringan dilakukan selama 4 hari. Parameter yang diamati adalah : jumlah biji / buah, berat biji, kandungan kimia biji jarak (kadar air, asam lemak bebas, kadar minyak) dan tingkat serangan mikrobiologis (kapang).

Hasil penelitian yang diperoleh pada tahap pertama yaitu tingkat kemasakan buah saat panen sangat menentukan terhadap mutu biji jarak pagar. Tingkat kematangan yang diukur menggunakan indeks warna menunjukan bahwa biji jarak pagar yang baik untuk bahan baku biodiesel adalah buah yang dipanen ketika buah berwarna kuning (indeks 3) atau warna kuning kecoklatan (indeks 4). Sedangkan untuk buah yang berwarna hijau (indeks 1), hijau kekuningan (indeks 2) dan hitam (indeks 5) bermutu rendah karena memiliki kadar minyak rendah untuk panen indeks 1 dan 2. Sedangkan indeks 5 memiliki

kandungan asam lemak bebas yang tinggi. Hasil penelitian tahap kedua karakterististik mutu biji jarak pagar dalam bentuk buah relatif stabil selama penundaan pengeringan. Meskipun secara fisik kulit buah telah berubah warnanya menjadi coklat / kehitaman dan ditumbuhi oleh kapang dan tekstur lunak. Sedangkan penundaan dalam bentuk biji dalam kurun waktu 2 dan 3 hari telah terjadi perubahan yang nyata terhadap mutu fisik, kimiawi dan mikrobiologi biji. Namun demikian mutu tersebut masih memenuhi standar mutu biji jarak pagar karena nilai asam lemak bebas (Alb) masih kurang dari 1%. Tahap ketiga perlakuan desinfektan dapat mempertahankan mutu biji jarak selama penundaan pengeringan. Jenis desinfektan Natrium hipoklorit (NaOCl 5%) memiliki kemampuan lebih tinggi dalam mengendalikan pengaruh mikroorganisme dan mempertahankan mutu biji jarak pagar selama penundaan pengeringan.