• Tidak ada hasil yang ditemukan

326 TAFRIADI DAN RISTAT

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 84-86)

PT PUPUK ISKANDAR MUDA DI ACEH UTARA

326 TAFRIADI DAN RISTAT

LATAR BELAKANG

Awal mula pembahasan budaya perusahaan setelah munculnya tulisan Andrew Pettigrew yang berjudul “on studying organizational culture” yang dimuat administrative science quartely pada tahun 1979 (Sobirin, 1997). Tulisan Andrew Pettigrew membawa perubahan paradigma dalam memandang organisasi tidak hanya dari aspek formalnya saja namun terdapat aspek informal yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kinerja perusahaan.

Kemudian apa keterkaitan antara budaya perusahaan dangan kinerja perusahaan. Budaya perusahaan merupakan sistem kontrol sosial didalam organisasi sehingga anggota organisasi tersebut mempunyai satu kebudayaan yang relatif sama, dengan kebudayaan yang relatif sama tersebut diharapkan berdampak pada perilaku dan

ways of thinking para anggota yang lain. Pada akhirnya tujuan perusahaan akan dapat lebih efektif karena perusahaan berhasil menciptakan pengendalian sistem sosial terhadap anggotanya melalui budaya perusahaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Dalam hal kepuasan kerja, Gilmer dalam As’ad (2003) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas. Sementara itu, menurut Ranupandojo dan Husnan (2002) mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keingianan karyawan, yakni gaji yang baik, pekerjaan yang aman,

rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat.

Kepuasan kerja atau ketidakpuasan karyawan tergantung pada perbedaan antara apa yang diharapkan. Sebaliknya, apabila yang didapat karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perilaku yang adil, keamanan kerja, peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan kinerja, dan kesempatan bertumbuh.

PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) adalah salah satu perusahan besar yang termasuk kedalam perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pengolahan bahan- bahan kimia menjadi pupuk yang nantinya digunakan oleh petani khususnya yang berada diwilayah provinsi Aceh. Sebagai perusahan besar PT. Pupuk Iskandar Muda juga memiliki budaya perusahaan dan peraturan guna menunjang efektivitas dan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya budaya perusahaan juga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya dikarenakan segala sesuatu yang menjadi tugas dari seorang karyawan sudah tercantum dengan jelas sehingga para karyawan tahu dan sadar akan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) sempat mengalami masa-masa sulit pada tahun 2003-2006 dimana produktivitas perusahaan terhambat dikarenakan ketiadaan pasokan gas yang memadai sebagai bahan bakar produksi. Di tengah kondisi sulit yang sempat menyebabkan aktivitas produksi terganggu namun hal itu tidak serta merta membuat perusahaan berhenti beroperasi secara total atau bangkrut seperti yang dialami oleh beberapa perusahaan besar

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 327 yang ada di Aceh Utara seperti PT. Asean

Aceh Fertilizer (AAF) dan PT. Kertas Kraff Aceh (KKA).

Selama masa-masa sulit tersebut perusahaan tetap menjaga kedisiplinan dan tanggung jawab kerja karyawan dengan tetap mempekerjakan mereka sesuai dengan bidang masing-masing dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Hal itu membuktikan bahwa perusahaan secara umum memiliki etos kerja yang tinggi untuk tetap menjaga keberlangsungan perusahaan dan tetap menjaga kepercayaan karyawan kepada perusahaan sehingga di tengah kesulitan yang ada karyawan masih tetap bekerja sesuai dengan apa yang di instruksikan perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

TINJAUAN TEORITIS

Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang panjang. Kebudayaan diambil dari kata dasar budaya, kebudayaan dalam bahasa inggris adalah culture berasal dari bahasa latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, kemudian berkembanglah pengertian kultur, Ahmad (2004:58) mendeinisikan kulture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Hofside dalam phesey (2001:4) meng- artikan budaya sebagai nilai (values) dan kepercayaan (beliefs) yang memberikan orang-orang satu cara pandang terprogram. Dengan demikian budaya merupakan suatu cara pandang yang sama bagi sebahagian besar orang. Selanjutnya phesey (2001:4) megartikan nilai-nilai sebagai segala sesuatu yang dimuliakan (esteemed), dijunjung (prized), dan dihargai (appreciated) dalam budaya tersebut. Sedangkan kepercayaan diartikan sebagai apa yang seseorang anggap benar (true). Dengan demikian sebagai bentuk atau wujud dari pengertian budaya

dapat dilihat dalam tiga hal, yaitu: pertama bahwa budaya itu abstrak (ideal), budaya itu merupakan kepercayaan, asumsi dasar, gagasan, ide, moral, norma, adat istiadat, hukum atau peraturan. Kedua budaya itu berupa sikap yang merupakan pola perilaku atau kebiasaan dari kegiatan manusia dalam lingkungan komunitas masyarakat, yang menggambarkan kemampuan beradaptasi baik secara internal maupun eksternal. Ketiga budaya itu nampak secara isik yang merupakan bentuk isik dari hasil karya manusia.

Menurut Malinowski dalam Ahmad (2003:59) mengatakan budaya adalah peralatan, adat dari kelompok sosial, buah pikiran manusia dan kepercayaan atau dengan kata lain suatu cara hidup dimana manusia berada dalam keadaan yang lebih baik untuk mengatasi masalah nyata dan tertentu yang dihadapinya semasa beradaptasi dengan lingkungan guna memenuhi kebutuhannya. Selanjutnya menurut Koentjaningrat (2001:72), budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Dalam kaitan tersebut beberapa pemikir telah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan dengan budaya.

Kebudayaan sebagai hasil karya, cipta dan rasa manusia dalam perjalanan sejarahnya dimulai dari yang paling sederhana, berkembang dan maju terus setahap demi setahap sampai pada yang kompleks dan modern seperti pada awal abad XXI sekarang ini. Kebudayaan yang bertambah maju secara akumulatif, mutunya semakin meningkat, sehingga didalamnya sering ditemui unsur-unsur kebudayaan yang statis disamping bersifat dinamis. Kebudayaan itu berpengaruh langsung pada kehidupan individu dan masyarakat dalam mewujudkan eksistensinya masing- masing. Pengaruh budaya dan agama secara bersama-sama membentuk sistem nilai yang mewarnai sikap mental dan membatasi

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 84-86)