• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 33-42)

POTENSI ZAKAT PADA NELAYAN DI WILAYAH PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

TINJAUAN TEORITIS

Zakat adalah ibadah yang bertalian dengan harta benda seperti yang dikatakan Dr. Al-Arabi memiliki dua makna, pertama

pencucian jiwa dan ini merupakan tujuan ritual spritual, kedua pencucian dan pengembangan harta dan ini merupakan tujuan ekonomis dalam rangka membangun solidaritas sosial. (Dr.Al-‘Arabi, 1042H : 363). Agama Islammenuntut supaya orang yang mampu (kaya) menolong rakyat kecil (miskin) dalam menutupi kebutuhan ekonominya.

Muhammad Saltut menyatakan bahwa zakat wajib bagi orang yang mampu, dari kekayaannya yang berlebihan dari kepentingan dirinya dan kepentingan orang-orang yang menjadi tanggungannya. (Muhammad Syaltut, 1994 : 94). Harta tersebut bisa berupa uang, barang perniagaan, ternak, hasil tanaman, dan sebagainya.Hasil zakat untuk menutupi keperluan orang miskin dan kepentingan masyarakat umum.

Secara etimologis, kata zakat adalah bentuk masdar dari kata zaka, yang bermakna “Berkah”, “Tumbuh”, “Bersih”

Tabel 1

Rata-rata produksi penangkapan ikan di Pusong Lhokseumawe Tahun 2011

No Nama Pemilik Nama Kapal Jumlah Pekerja Hasil Penangkapan Ikan Tahun 2011 Per (ton)

1 Armansyah Nabawi 30 54

2 Razali Super Indah 30 43

3 Armansyah Metro 30 45

4 Razali Badar 30 54

5 Razali Seribu Dinar 30 48,6

6 Rusli Benteng 27 52.2 7 Zulkarnain Atlantik 30 43 8 Ismail Farabi 30 43 9 Marzuki Gardova 30 43 10 Zulkili Syukur 30 50,4 11 Zamzami Mandiri 30 54 12 Faisal Lintas 30 50,4 13 Faisal Frilin 30 54

14 Mustafa Jumpa Rezki 30 54

15 H.Hasan Jenara 30 48,6

16 Nyak Ni Kawan Sama 30 50,4

17 H.Baiko Aquarium 30 43

18 H.Hasan Putra Pidie 30 54

19 Man Galang Buana 30 45

20 Abu Leman Mandiri 30 54

21 Mahdani Tetap Saudara 30 50,4

22 Bang Man Kucing Hitam 25 43

23 Samsuar Karunia 30 45

276 D A M A N H U R

dan “Baik”. Makna ini didasarkan kepada bahasa arab yang menyebutkan sesuatu yang bersih dengan kata zaka, atau perkataan seorang hakim yang memerintahkan untuk menambahkan saksi pada suatu perkara dengan menyebutkan kata zaka. (Yusuf Qardhawi, 1996 : 8)

Imam al-Mawardi (1994 : 3) juga mendeinisikan zaka dengan tumbuh dan bertambah. Ketika dikatakan seseorang itu zaka, berarti “seseorang itu banyak kebaikan dan kebajikannya”. Namun secara lengkap zakat menurut Yusuf Qardhawy dideinisikan sebagai bentuk pengeluaran bagian tertentu dari harta yang diwajibkan Allah kepada orang yang berhak menerimanya.

Zakat Profesi

Hingga saat ini, asumsi bahwa zakat adalah ibadah maliyahyang bersifat Tauiqi masih kuat mencengkram sebagian besar masyarakat kita.Asumsi ini mengandaikan bahwa perintah zakat harus dijalankan sesuai dengan teks hadist yang berhubungan dengan harta-harta yang wajib dizakati tanpa ada illat. Tentu saja, asumsi demikian perlu dikoreksi secara mendalam sebab pada kenyataannya saat ini telah banyak kelompok yang berpenghasilan besar lewat profesi tertentu yang tidak termasuk dalam kategori pewajib zakat muzakki sebagaimana yang tercantum dalam iqih klasik. Padahal penghasilan mereka jika dibandingkan dengan kategori muzakki dalam iqih klasik sebenarnya memenuhi syarat untuk dikeluarkan zakatnya.Misalnya, seorang dokter, anggota legislatif, dan beragam jenis profesi lainnya. (Asmuni, 2007 : 47)

Dalam iqih klasik, profesi tersebut sama sekali tidak disentuh sebagai kelompok yang diwajibkan membayar zakat. Mereka bukanlah peternak hewan, pedagang, penambang, dan bukan pula petani. Penghasilan mereka tidaklah dalam bentuk emas dan perak.Karena itu, bila mengacu pada kategori muzakki yang disodorkan

iqih klasik, jelas mereka tidak termasuk didalamnya.Padahal tidak tertutup kemungkinan penghasilan mereka jauh lebih besar ketimbang penghasilan para petani, pedagang, penambang, dan peternak hewan yang jika telah mencapai nisab diwajibkan mengeluarkan zakat.

Beberapa ulama iqih kontemporer seperti Yusuf Al-Qardhawi terdorong untuk menganalisis fenomena ini.Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan hukum (fatwa) untuk memberlakukan satu jenis zakat yang kemudian populer dengan istilah zakat profesi. (Asmuni, 2007 : 48)

Didalam kamus bahasa Indonesia (1989 : 702) disebutkan bahwa, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandaskan pendidikan keahlian (ketempilan, kejuruan dan sebaginya) tertentu. Profesional adalah yang bersangkutan dengan profesi memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan. Sedangkan menurut fachrudin (1996 : 23) seperti dikutip oleh Muhammad dalam buku zakat profesi, wacana pemikiran zakat dalam iqih kontemporer, profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang) yang relative banyak dengan cara yang mudah, baik melalui suatu keahlian atau tidak.

Dengan demikian, deinisi tersebut diatas maka diperoleh rumusan zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang dapat mendatangkan uang yang relaitif banyak dengan cara yang mudah, melalui suatu keahlian tertentu. Dari deinisi diatas jelas ada poin-poin yang perlu di garisbawahi berkaitan dengan pekerjaan profesi yang dimaksud, yaitu: a. Jenis usahanya halal

b. Menghasilkan uang yang relative c. Diperoleh dengan cara yang mudah d. Melalui keahlian tertentu

Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 277 bersama dengan orang/lembaga lain, yang

mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batasan minimum untuk bisa berzakat).Yang dimaksudkan dengan zakat profesi adalah zakat penghasilan atau pendapatan seperti gaji, honorium, komisi dan sebagainya. Semua profesi tersebut apabila menghasilkan uang senilai minimal 96 gram emas murni selama 1 tahun, maka wajib dikeluarkan zakat nya sebesar 2,5%. Istilah ini sebenarnya sudah banyak dikenal, tetapi memang belum memasyarakat. Zakat profesi adalah zakat atas setiap penghasilan yang dieterima oleh sesorang yang merupakan imbalan atas kerja atau jasa yang dilakukannya.

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut.Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-desa atau pesisir (Sastrawidjaya. 2002).

Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi. Sebagai berikut :

a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

b. Dari segi cara hidup. Komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong. Ke- butuhan gotong royong dan tolong me- nolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak. Seperti saat berlayar dan membangun rumah atau tanggul pe- nahan gelombang di sekitar desa. c. Dari segi ketrampilan. Meskipun pe-

kerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Keban- yakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh

orang tua. Bukan yang dipelajari secara professional.

Dilihat dari teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat dibedakan dalam dua katagori, yaitu nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan modern mengunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena pengunaan motor untuk mengerakkan perahu, melainkan juga besar kecilnya motor yang digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan.

Deinisi Operasional variabel ini di lakukan untuk memberi batasan terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan hipotesis yang telah disusun, maka variabel yang diperlihatkan dalam penelitian ini dapat dideinisikan sebagai berikut :

1. Zakat adalah bagian dari harta yang wa- jib disisihkan oleh seorang muslim atau badan (korporasi) sesuai dengan keten- tuan syari’at Islam untuk disalurkan ke- pada yang berhak menerimanya (di ukur dengan rupiah).

2. Potensi adalah menemukan perubahan dan kecenderungan seseorang dalam- menggunakan media pada proses terten- tu untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Keuntungan adalah selisih antara harga

penjualan dengan produksi

4. Total revenue adalah total penerimaan pe- rusahaan dari penjualan setiap kuantitas tertentu produk.

5. Total cost menjelaskan biaya ekonomi total produksi dan terdiri dari biaya- variabel, yang bervariasi sesuai dengan kuantitas yang baik diproduksi dan mencakup input seperti tenaga kerja dan bahan baku, ditambah biaya tetap, yang independen dari kuantitas yang baik di- produksi dan mencakup input (modal) yang tidak dapat divariasikan dalam jangka pendek, seperti bangunan dan mesin.

278 D A M A N H U R

6. Produksi adalah proses dan metode yang digunakan untuk mengubah nyata in- put (bahan baku, setengah jadi barang, atau sub assemblies) dan tidak berwujud masukan (ide, informasi, pengetahuan) menjadi barang atau jasa.

7. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang din- yatakan dalam satuan moneter.

8. Total ixed cost adalah bisnis pengeluaran yang tidak tergantung pada tingkat ba- rang atau jasa yang dihasilkan oleh bis- nis.

9. Total variable cost adalah biaya yang berubah sebanding dengan aktivitas bis- nis.

10. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satu- an uang menurut harga pasar yang ber- laku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Analisis struktur biaya dan keuntungan nelayan pemilik kapal. Keuntungan nelayan dapat dirumuskan dengan:

П = TR – TC TR = Q . Pq TC = TFC + TVC TFC = (BMK) TVC = (BBK + BTK) Dimana:

П = Keuntungan nelayan (Rp/proses) TR = Total revenue (Rp/proses) TC = Total cost (Rp/proses)

Q = Jumlah produksi ikan(Rp/proses) Pq = Harga ikan (Rp/kg)

TFC = Total ixed cost (Rp/proses) TVC = Total variable cost (Rp/proses) BMK = Biaya minyak kapal (Rp/proses) BBK = Biaya bahan baku (Rp/proses) BTK = Biaya tenaga kerja (Rp/proses)

HASIL PENELITIAN

Dengan menggunakan model

analisis data yang telah disebutkan untuk menganalisis potensi zakat pada nelayan, maka Analisis struktur biaya dan keuntungan nelayan pemilik kapal dalam satu kali penangkapan (3 hari) dengan menggunakan mesin kapal berukuran 160pk dan jenis ikan yang ditangkap adalah tongkol dapat dirumuskan dengan:

П = TR – TC TR = Q . Pq TC = TFC + TVC TFC = (BMK) TVC = (BBK + BTK) Dimana:

П = Keuntungan pengasinan ikan (Rp/ proses)

TR = Total revenue (Rp/proses); TC = Total cost (Rp/proses);

Q = Jumlah produksi ikan(Rp/proses) Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Nabawi dan Metro bernama Armansyah dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.200.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.300.000 = Rp.38.700.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.700.000) = Rp 6.300.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.200.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.700.000

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 279 Di bawah ini merupakan angka estimasi

biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Super Indah, Badar dan Seribu Dinar bernama Razali dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011. BMK = 800L BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Benteng bernama Rusli dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011. BMK = 800L BTK = Rp. 1.350.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 5.950.000 = Rp 39.050.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.350.000) = Rp 5.950.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.350.000) = Rp 2.350.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Atlantik bernama Zulkarnain dan kapal Lintas, Friline yang bernama Faisal dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.500.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.600.000 = Rp 38.400.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (Rp 3.600.000 + Rp 3.000.000) = Rp 6.600.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.500.000 + Rp 1.500.000) = Rp 3.000.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Farabi bernama Ismail dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011. BMK = 800L BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini :

280 D A M A N H U R P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Gardova bernama Marzuki dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Syukur bernama Zulkili dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000//180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang

dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Mandiri bernama Zamzami dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000//180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Jumpa Rizki bernama Mustafa dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 281 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000//180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Jenara dan Putra Pidie bernama H.Hasan dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = Rp. 800L BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Kawan Sama bernama Nyakni dalam satu kali

penangkapan (3 hari) pada tahun 2011. BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Aquarium bernama H.Beiko dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

282 D A M A N H U R

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Galang Buana bernama Man dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Mandiri bernama Abu Leman dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Tetap Saudara bernama Mahdani dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Kucing Hitam bernama Bang Man dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.250.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini :

P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 39.150.000

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 283 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Di bawah ini merupakan angka estimasi biaya penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan pemilik kapal Karunia bernama Samsuar dalam satu kali penangkapan (3 hari) pada tahun 2011.

BMK = 800L

BTK = Rp. 1.500.000 BBK = Rp. 1.000.000 Q = 1,8 ton

Pq = Rp. 2.500.000/180Kg

Berdasarkan estimasi biaya yang dikeluarkan pada penangkapan ikan seperti yang ada di atas, maka jika dimasukkan ke dalam rumus seperti yang terlihat di bawah ini : P = Rp 45.000.000 – Rp 6.100.000 = Rp 38.900.000 TR = (1,8 X Rp 2.500.000) = Rp 45.000.000 TC = (3.600.000 + Rp 2.500.000) = Rp 6.100.000 TFC = (Rp 3.600.000 ) TVC = (Rp. 1.000.000 + Rp 1.500.000) = Rp 2.500.000

Berdasarkan hasil setelah dimasukkan ke dalam rumus tadi, maka keuntungan nelayan pemilik kapal setelah dipotong seluruh biaya produksi pada satu kali (3 hari) penangkapan ikan pada tahun 2011. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, hasil P dijumlahkan dari hasil TR dikurangkan dengan hasil TC. Uraian pada tabel di atas dapatlah diketahui bahwa hasil keuntungan nelayan pemilik kapal pada satu kali (3 hari) penangkapan ikan setelah dikurangi seluruh biaya produksi dan pengeluaran zakat sebesar

Tabel 2

Keuntungan Pemilik Kapal Pada Satu kali (3 hari) Penangkapan

No Nama Nelayan Pemilik Kapal Jumlah Produksi ikan Hasil P (2.5%)Zakat Pendapatan Bersih

1 Armansyah 54 38.700.000 374.000 38.362.000 2 Razali 43 38.900.000 378.000 38.522.000 3 Armansyah 45 38.700.000 374.000 38.362.000 4 Razali 54 38.900.000 378.000 38.522.000 5 Razali 48,6 38.900.000 378.000 38.522.000 6 Rusli 54 39.050.000 381.000 38.669.000 7 Zulkarnain 43 38.400.000 368.000 38.032.000 8 Ismail 43 38.900.000 378.000 38.522.000 9 Marzuki 43 38.900.000 378.000 38.522.000 10 Zulkili 50,4 38.900.000 378.000 38.522.000 11 Zamzami 54 38.900.000 378.000 38.522.000 12 Faisal 50,4 38.400.000 368.000 38.032.000 13 Faisal 54 38.400.000 368.000 38.032.000 14 Mustafa 54 38.900.000 378.000 38.522.000 15 H.Hasan 48,6 38.900.000 378.000 38.522.000 16 Nyak Ni 50,4 38.900.000 378.000 38.522.000 17 H.Baiko 43 38.900.000 378.000 38.522.000 18 H.Hasan 54 38.900.000 378.000 38.522.000 19 Man 45 38.900.000 378.000 38.522.000 20 Abu Leman 54 38.900.000 378.000 38.522.000 21 Mahdani 50,4 38.900.000 378.000 38.522.000 22 Bang Man 43 39.150.000 383.000 38.767.000 23 Samsuar 45 38.900.000 378.000 38.522.000 Total 1122 893.200.000 22.330.000 884.608.000

284 D A M A N H U R

2,5 persen masih bisa mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar. Total keuntungan nelayan pada penangkapan ikan sebesar Rp 893.200.000, jika dikenakan zakat 2,5% totalnya sebesar Rp 22.330.00 dan total pendapatan bersih nelayan sebesar Rp 884.608.000

Jadi bisa kita lihat bahwa berpotensi zakat pada nelayan diwilayah Pusong Kota Lhokseumawe dengan total zakatnya sebesar Rp 22.330.000. Dikatakan berpotensi karena mencapai nisab dan haulnya. Dari ke 23 pemilik kapal ini ada mengeluarkan zakat, tetapi pola penyaluran zakat yang terkumpul selama ini juga masih menganut cara-cara tradisional, artinya zakat yang terkumpul langsung disalurkan secara merata kepada fakir dan miskin oleh tokoh-tokoh masyarakat di desa tersebut. Seharusnya zakat disalurkan ke lembaga seperti BAITULMAL. Hal ini sesuai dengan tujuan dari syariatkan zakat oleh Allah.

Perbedaan modernitas teknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan jelajah operasional mereka (Imron, 2003:68).

Pada umumnya dalam pengusahaan perikanan laut terdapat tiga jenis nelayan, yaitu nelayan pengusaha, nelayan campuran dan nelayan penuh. Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memusatkan penanaman modalnya dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang nelayan yang juga melakukan pekerjaan yang lain di samping pekejaan pokoknya sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan yang hidup sebagai penangkap ikan di laut dan dengan memakai peralatan lama atau tradisional.

Nelayan yang berperan dalam penangkapan ikan pada kapal berjumlah 25 sampai 30. Pembagian tugas masing-masing nelayan antara lain :

1. Nahkoda/tekong bertugas sebagai pengemudi sekaligus penentu kapan dan dimana jaring harus diturunkan.

2. Masnis bertugas sebagai menghidupkan dan mematikan mesin kapal serta mem- perbaiki jika ada kerusakan pada mesin kapal atau mesin kapal itu mati.

3. Awak 1 bertugas sebagai mempersiap- kan dan menurunkan jaring.

4. Awak 2 bertugas sebagai menurunkan pemberat batu.

5. Awak perahu bertugas untuk menarik ja- ring.

Meskipun masing-masing nelayan mempunyai tugasnya sendiri, namun pada nyatanya mereka saling membantu dan bekerja sama saat pengoprasian jaring hingga penanganan hasil penangkapan ikan. Keahlian nelayan melakukan penangkapan ikan di kapal tidak melakukan pembelajaran tetapi sudah menjadi tradisi secara turun menurun. Penangkapan ikan dilakukan tiga hari sekali.

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 33-42)