• Tidak ada hasil yang ditemukan

348 UMARUDDIN USMAN

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 106-108)

UMARUDDIN USMAN

348 UMARUDDIN USMAN

LATAR BELAKANG

Perilaku kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Sanusi, 2002:23). Dari segi perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Deinisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha harus mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawannya adalah sebagai berikut : jujur dalam bertindak dan bersikap, rajin, tepat waktu dan tidak pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah-tamah, sopan santun dan hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, leksibel dan suka menolong pelanggan, serius dan memiliki rasa tanggung jawab dan rasa memiliki perusahaan yang tinggi (Kasmir, 2011:28). Dan ada juga beberapa sifat dan perilaku wirausaha yang bisa mempengaruhi laba usaha mereka yaitu rajin, jujur, layanan, adil dan transaksi tanpa riba (Muzakkir 2009). Jusuf (2000:34) menyatakan bahwa laba usaha adalah besarnya keuntungan (atas kegiatan) yang diperoleh dari bisnis utama perusahaan atau usaha yang dijalankan.

Laba merupakan selisih lebih pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut, laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan suatu industri kerajinan meubel dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh industri kerajinan meubel itu sendiri, karena tujuan utaman pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan

hidup industri kerajinan meubel itu sendiri. Industri kerajinan meubel termasuk ke dalam sektor informal yang bergerak dalam bidang industri furniture, sektor ini mempunyai andil yang cukup besar dalam mengatasi masalah pengangguran. Usaha yang berkecimpung dalam sektor informal mempunyai orientasi yang lebih mendasar yaitu menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri bahkan untuk orang lain. Dengan perkembangan industri kecil yang ada, pemerintah menaruh harapan terciptanya perluasan dan pemerataan bagi masyarakat, terpacunya pembangunan daerah serta dapat memperkenalkan hasil-hasil industri kecil kepada bangsa lain.

Industri kerajinan meubel di kota Lhokseumawe masih bersifat industri kecil yang hanya mampu menyerap tenaga kerja yang tidak begitu banyak dan ada juga yang sebagian pekerjanya adalah anggota keluarga dari pemilik industri kerajinan meubel itu sendiri. Ada beberapa industri kerajinan meubel yang ada di kota Lhokseumawe yang terdiri dari 4 Kecamatan, yaitu : Banda Sakti, Muara Satu, Muara Dua dan Blang Mangat.

Istilah Kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai “ The backbone of economiy”

yaitu syaraf pusat perekeonomian atau sebagai “tail bone of economy” yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa Wirakusumo dalam (Suryana 2003:10). Secara epitimislogi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (inovative).

Menurut Zimmerer (2005:51), Kewirausahaan adalah “Penerapan kreatiitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari “ dan Kreatiitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013 349

dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi, diartikan kemampuan untuk menerapkan kreatiitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. (Suryana,2003:10).

Sikap dan perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right), kemampuan/ kompetensi (competency/ ability), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment). Dengan demikian sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya tekanan atau pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang spesiik. (Lambing dan Kuehl, 2000:124).

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003:444). Usaha yang dimiliki menurut Sartono (2001:257) dalam Asniah (2008), memiliki 3 karakteristik dalam meraih laba yaitu (1) pemegang sahamnya jelas dan mereka mengendalikan perusahaan melalui board of directors, (2) kelebihan bersih pendapatan atas semua biaya atau laba merupakan hak pemegang saham, (3) perusahaan harus membayar pajak penghasilan yang bersifat progresif sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Tingkat laba yang tinggi diperlukan setiap perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan selanjutnya. Disamping itu, keuntungan diperlukan untuk mendanai perluasan usaha, menutupi

kerugian didalam penjualan yang mungkin timbul akibat kesalahan dalam perhitungan oleh pimpinan perusahaan. Perusahaan harus dalam keadaan proitable, jika ingin tetap melangsungkan hidupnya, tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Untuk itu para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungannya, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.

Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian sehingga dengan tujuan penelitian akan dapat bekerja secara terarah baik dalam mencari data dan pemecahan masalah, adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah: Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba usaha industri kerajinan meubel.

METODE PENELITIAN

Jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 91 responden, maka dari tiap populasi yang ada di 4 kecamatan di kali 50% sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 responden. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi, maka penulis melakukan berbagai teknik pengumpulan data yang di dapat dari keteranganketerangan para responden dengan cara menyebarkan kuesioner, adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara menyusun sejumlah pertanyaan. Item-item pertanyaan dirancang sedemikian rupa guna mendapatkan data yang realiabel dan valid. Pertanyaan tersebut diberikan dan diisi oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Dalam menganalisa data maka penulis menggunkan Metode Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam bentuk angka yang selanjutnya akan dibahas dan dianalisa dengan menggunakan alat bantuan statistik. Untuk menganalisa data

Dalam dokumen Vol.14 No.3 Juli 2013 (Halaman 106-108)