• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN Pariwisata

4.7 Tahap Penyusunan Pola Pemanfaatan Ruang

Peta ESV_pm_bp selanjutnya menjadi Peta ESV Daratan dengan 7 kombinasi. Peta ESV_pp_pb_bl_M dan Peta ESV_pp_pb_bl_TK terlebih dahulu di dikelompokkan poligon-poligonnya berdasarkan nilai sumberdaya mangrove dan terumbu karang menjadi 3 kelompok meliputi: ESV Rendah, ESV Sedang, ESV Tinggi, selanjutnya ditumpangsusunkan keduanya menghasilkan Peta ESV Perairan dengan 37 kombinasi. Kombinasi dimaksud beserta luasnya dapat dilihat pada Lampiran 17. Peta ESV Daratan dan Peta ESV Perairan digabungkan(union) sehingga menghasilkan Peta ESV Gugus Pulau Kaledupa yang selanjutnya disebut Peta ESV GPK (Gambar 16) dengan 44 kombinasi. Kombinasi dimaksud beserta luasnya dapat dilihat pada Lampiran 18. Setiap kombinasi pada Peta ESV Gugus Pulau Kaledupa merupakan kelompok poligon atau dengan kata lain terdiri dari beberapa poligon. Jumlah 44 kombinasi inilah yang menjadi komponen Model Pola Pemanfaatan Ruang GPK berbasis Eco- Space Value (Nilai Eko-Ekonomi Ruang) di GPK. Peta Pola Pemanfaatan Ruang GPK seperti yang terlihat pada Gambar 17 terdiri dari Kawasan Lindung seluas 7 723.22 Ha (36.31% luas GPK) dan Kawasan Budidaya 13 549.65 Ha (63. 69% luas GPK). Uraian kawasan lindung dan kawasan budidaya beserta luas kombinasi yang terpilih dapat dilihat pada Lampiran 19.

Pada analisis kesesuaian dan daya dukung Bab 3.3.2 huruf a) dan b) telah diperoleh luas masing–masing kategori (sesuai, sesuai bersyarat, dan tidak sesuai) dan batasan daya dukung setiap kelompok kegiatan pemanfaatan. Luas dan batasan daya dukung tersebut masih dilakukan satu persatu kegiatan yaitu permukiman, budidaya pertanian, pariwisata pantai, pariwisata bahari, dan budidaya laut. Dalam peta pola pemanfaatan GPK diperoleh hasil pada beberapa poligon diarahkan lebih dari satu kegiatan pemanfaat an. Pemilihan satu kegiatan pemanfatan dilakukan dengan mengacu batas luas kategori sesuai dan sesuai bersyarat dan daya dukung setiap kegiatan pemanfaatan. Hasil pemilihan setiap satu kegiatan pemanfaatan di merge dengan masing-masing arahan kegiatan pemanfaatannya. Misalnya poligon kegiatan pemanfaatan permukiman di merge dengan poligon terpilih untuk permukiman dari poligon yang arahan pemanfaatnya adalah permukiman dan budidaya pertanian. Adapun hasil akhirnya diperoleh seperti yang tertera pada Tabel 17.

Tabel 17 Luas peruntukan kegiatan dalam pola pemanfaatan ruang GPK No Kawasan Luas (Ha) Persentase terhadapluas GPK (%)

A Lindung 7 723.22 36.31 Perairan 3 370.73 15.85 Daratan 4 352.49 20.46 B Budidaya 13 549.65 63.69 1 Permukiman 4 249.72 19.98 2 Budidaya pertanian 506.84 2.38 3 Pariwisata pantai 20.58 0.10 4 Pariwisata bahari 2 661.27 12.51 5 Budidaya laut 6 111.24 28.73 GPK 21 272.87 100 00

Setiap kegiatan pada kawasan pemanfaatan mem iliki batasan daya dukung yang meliputi daya dukung air tawar dan daya dukung ruang. Dari hasil penyusunan pola pemanfaatan ruang diatas diperoleh bahwa luas budidaya pertanian sebesar 506.84 Ha. Mengacu perhitungan sebelumnya (Bab 4.4.1.) yang merekomendasikan bahwa jika lahan budidaya pertanian 558.28 Ha maka potensi air tawar yang dapat mendukungnya sebesar 25% resapan curah hujan tahunan, yaitu sebesar 9 891 460.61 m3/tahun. Jika standar kebutuhan air untuk budidaya pertanian 17 029.44 m3/tahun/Ha, maka jumlah air tawar yang dibutuhkan untuk budidaya pertanian seluas 506 .84 Ha sebesar 8 631 164.30 m3/tahun. Hasil pengurangan jumlah potensi air tawar dengan kebutuhan air tawar untuk budidaya pertanian dan kebutuhan penduduk GPK tahun 2006 adalah setara dengan batasan jumlah penduduk yang dapat ditampung berdasarkan daya dukung air tawar. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 18.

Perhitungan jumlah penduduk di GPK berdasarkan daya dukung air tawar (Tabel 18) menunjukkan masih dimungkinkan adanya pe nambahan penduduk baik melalui kelahiran, migrasi maupun pengunjung wisata sebesar 39 999jiwa atau dengan kata lain jumlah maksimum penduduk yang dapat di dukung oleh ketersediaan air tawar sebesar 57 548 jiwa (=17 549 + 39 999). Jika peluang penambahan ini dibagi habis secara proporsional berdasarkan daya dukung kegiatan pemanfaatan (wisata pantai dan bahari) di areal berkategori sesuai dan sesuai bersyarat, maka daya dukung masing-masing kegiatan pemanfaatan adalah seperti yang tertera pada Tabel 19.

Tabel 18 Perhitungan jumlah penduduk GPK berdasarkan daya dukung air tawar

Uraian Keterangan

Kebutuhan penduduk GPK pada tahun 2006 (17 549 jiwa) sebesar 384 323. 10 m3/tahun

Standar kebutuhan air perorang sebesar 21.9 m3/tahun

Kebutuhan air tawar untuk budidaya pertanian seluas 506.84 Ha sebesar 8 631 164.30 m3/tahun

Standar kebutuhan air budidaya pertanian perhektar sebesar 17 029.44 m3/tahun

Potensi air tawar berdasarkan 25% resapan curah hujan tahunan sebesar 9 891 460.61 m3/tahun

Curah hujan di GPK sebesar 1 740.8 mm/tahun; Luas hutan di GPK sebagai daerah resapan air sebesar 2 272. 85 Ha

Potensi air tawar yang tersedia setelah dikurangi kebutuhan penduduk GPK tahun 2006 dan budidaya pertanian seluas 506.84 Ha adalah: 9 891 460.61 – 384 323.10 – 8 631 164.30 = 875 973.21 m3/thn setara39 999 jiwa

Asumsi:

1. Maksimum luas budidaya pertanian sebesar 506.84 Ha

2. Standar kebutuhan air perorang sebesar 21.9 m3/tahun

Berdasarkan pola pemanfaatan ruang di GPK diperoleh lu as peruntukkan pemanfaatan budidaya laut sebesar 6 111. 24 Ha. Daya dukung budidaya laut dihitung menggunakan pilihan metode budidaya yang dilakukan. Dari hasil perhitungan daya dukung ruang budidaya diperoleh:

- Jika seluruh kawasan pemanfaatan budidaya men ggunakan metode dekat dasar maka jumlah unit yang dapat di dukung sebesar 611 124 unit.

- Jika seluruh kawasan pemanfaatan budidaya menggunakan metode rakit maka jumlah unit yang dapat di dukung sebesar 4 888 991 unit.

- Jika seluruh kawasan pemanfaatan budi daya menggunakan metode long line maka jumlah unit yang dapat di dukung sebesar 407 416 unit.

- Jika seluruh kawasan pemanfaatan budidaya menggunakan metode KJA maka jumlah unit yang dapat di dukung sebesar 10 185 398 unit.

Tabel 19 Daya dukung setiap kegiatan berdasarkan pola pemanfaaatan ruang No PemanfaatanArahan Dukung (jiwa)Daya Keterangan

1 Pariwisata

Pantai 33.32% X 39 999 =13 326 33.32% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan

pariwisata pantai terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan pariwisata pantai dan pariwisata bahari

A Kegiatan

rekreasi 35.26% X 39 999 =4 699 35.26% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk kegiatan rekreas i terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan

pariwisata pantai B Kegiatan

wisata mangrove

64.74% X 39 999 =

8 627 64.74% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk kegiatan wisata mangrove terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk

pemanfaatan pariwisata pantai 2 Pariwisata

bahari 66.68% X 39 999 =26 673 Mengacu 66.68% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan

pariwisata bahari terhadap total jumla h orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan pariwisata pantai dan pariwisata bahari

A Kegiatan snorkling

4.95% X 39 999 = 1 321

4.95% adalah Persentase perbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk kegiatan snorkling terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan pariwisata bahari B Kegiatan

olahraga 52.80% X 39 999 =14 084 52.80% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk kegiatan olahraga terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan

pariwisata bahari C Kegiatan

selam 42.24% X 39 999 =11 267 42.24% adalah Persentaseperbandingan jumlah orang yang dapat ditampung untuk kegiatan selam terhadap total jumlah orang yang dapat ditampung untuk pemanfaatan

pariwisata bahari

Total 39 999

Jumlah tambahan penduduk yang masih dimungkinkan baik melalui kelahiran, migrasi maupun pengunjung wisata di GPK berdasarkan daya dukung air tawar