• Tidak ada hasil yang ditemukan

tanda intravitalitas mati tenggelam (drowning), yaitu :

Dalam dokumen 67839673 Buku Roman Forensik Second Edition (Halaman 69-75)

Asfiksia traumatik

Ada 7 tanda intravitalitas mati tenggelam (drowning), yaitu :

1.Cadaveric spasme.

2.Perdarahan pada liang telinga tengah mayat. 3.Benda air (rumput, lumpur, dan sebagainya)

dapat kita temukan dalam saluran pencernaan dan saluran pernapasan mayat.

4.Ada bercak Paltauf di permukaan paru-paru mayat.

5.Berat jenis darah pada jantung kanan berbeda dengan jantung kiri.

6.Ada diatome pada paru-paru atau sumsum tulang mayat.

7.Tanda asfiksia tidak jelas, mungkin ada Tardieu's spot di pleura mayat. Pada kasus mati tenggelam (drowning), dapat kita temukan tanda-tanda adanya kekerasan berupa luka lecet pada belakang kepala, siku, lutut, jari-jari tangan, atau ujung kaki mayat. Ada 4 macam pemeriksaan khusus pada kasus mati tenggelam (drowning), yaitu :

1.Percobaan getah paru (lonset proef). 2.Pemeriksaan diatome (destruction test). 3.Penentuan berat jenis (BD) plasma.

4.Pemeriksaan kimia darah (gettler test).

Adanya cadaveric spasme dan tes getah paru (lonset proef) positif menunjukkan bahwa korban masih hidup saat berada dalam air.

Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)

Kegunaan melakukan percobaan paru (lonsef proef) yaitu mencari benda asing (pasir, lumpur, tumbuhan, telur cacing) dalam getah paru-paru mayat. Syarat melakukannya adalah paru-paru mayat harus segar / belum membusuk.

Cara melakukan percobaan getah paru (lonsef proef) yaitu permukaan paru-paru dikerok (2-3 kali) dengan menggunakan pisau bersih lalu dicuci dan iris permukaan paru-paru. Kemudian teteskan diatas objek gelas. Syarat sediaan harus sedikit mengandung eritrosit. Evaluasi sediaan yaitu pasir berbentuk kristal, persegi dan lebih besar dari eritrosit. Lumpur amorph lebih besar daripada

pasir, tanaman air dan telur cacing. Ada 3 kemungkinan dari hasil percobaan getah paru (lonsef proef), yaitu :

1.Hasilnya positif dan tidak ada sebab kematian lain.

2.Hasilnya positif dan ada sebab kematian lain. 3.Hasilnya negatif.

Jika hasilnya positif dan tidak ada sebab kematian lain maka dapat kita interpretasikan bahwa korban mati karena tenggelam. Jika hasilnya positif dan ada sebab kematian lain maka ada 2 kemungkinan penyebab kematian korban, yaitu korban mati karena tenggelam atau korban mati karena sebab lain. Jika hasilnya negatif maka ada 3 kemungkinan penyebab kematian korban, yaitu :

1.Korban mati dahulu sebelum tenggelam. 2.Korban tenggelam dalam air jernih.

3.Korban mati karena vagal reflex / spasme larynx.

Jika hasilnya negatif dan tidak ada sebab kematian lain maka dapat kita simpulkan bahwa tidak ada hal hal yang menyangkal bahwa korban mati karena tenggelam. Jika hasilnya negatif dan ada sebab kematian lain maka kemungkinan korban telah mati sebelum korban dimasukkan ke dalam air.

Pemeriksaan Diatome (Destruction Test)

Kegunaan melakukan pemeriksaan diatome adalah mencari ada tidaknya diatome dalam paru-paru mayat. Diatome merupakan ganggang bersel satu dengan dinding dari silikat. Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis

diatome harus sama dengan diatome di perairan tersebut.

Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu ambil jaringan paru-paru bagian perifer (100 gr) lalu masukkan ke dalam gelas ukur dan tambahkan H2SO4. Biarkan selama 12 jam kemudian panaskan sampai hancur membubur & berwarna hitam. Teteskan HNO3 sampai warna putih lalu sentrifus hingga terdapat endapan hitam. Endapan kemudian diambil menggunakan pipet lalu teteskan diatas objek gelas. Interpretasi pemeriksaan diatome yaitu bentuk atau besarnya bervariasi dengan dinding sel bersel 2 dan ada struktur bergaris di tengah sel.

Positif palsu pada pencari pasir dan pada orang dengan batuk kronik. Untuk hepar atau lien, tidak akurat karena dapat positif palsu akibat hematogen dari penyerapan abnnormal gastrointestinal.

Penentuan Berat Jenis (BD) Plasma Penentuan berat jenis (BD) plasma bertujuan untuk mengetahui adanya hemodilusi pada air tawar atau adanya hemokonsentrasi pada air laut dengan menggunakan CuSO4. Normal 1,059 (1,0595-1,0600); air tawar 1,055; air laut 1,065. Interpretasinya ditemukan darah pada larutan CuSO4 yang telah diketahui berat jenisnya.

Pemeriksaan Kimia Darah (Gettler Test)

Pemeriksaan kimia darah (gettler test) bertujuan untuk memeriksa kadar NaCl dan kalium. Interpretasinya adalah korban yang mati tenggelam dalam air tawar, mengandung Cl lebih rendah pada jantung kiri daripada jantung kanan. Kadar Na menurun dan kadar K meningkat dalam plasma. Korban yang mati tenggelam dalam air

laut, mengandung Cl lebih tinggi pada jantung kiri daripada jantung kanan. Kadar Na meningkat dan kadar K sedikit meningkat dalam plasma.

Pemeriksaan Histopatologi

Pada pemeriksaan histopatologi dapat kita temukan adanya bintik perdarahan di sekitar bronkioli yang disebut Partoff spot.

Catatan dr. Mursyad A, Sp.Fdi air tawar atau air laut

ada lumpur  masuk air  ke dalam alveolitanda-tanda tenggelam

o asfiksia pada umumnya

o muka bengkak, hitam, mata menonjol

o perdarahan pada telinga  tekanan intra telinga meningkat  pemb. Darah telinga tengah pecah

o buih halus keluar dari mulut

o lidah menonjol, dan ada bekas gigitan pada lidah

o bulu roma berdiri

o kaku mayat muncul 0,5 jam post mortem o cadaferik spasme

o pakaian basah, kuku keriput

o lebam mayat lebih gelap

hemokonsentrasi karena air asin

o jika tenggelam di air tawar  hemodilusi  eritrosit pecah, hiperkalemia  aritmia  kematian

o pembusukan di leher  air masuk ke saluran napas (bengkak)

o ada air maniotopsi ke arah leher

o ada benda di saluran napas, buih, buih halus di laring, trakea, bronkus dan sisa-sisa lumpur

o orang mati di air tawar  NaCl lebih tinggi di ventrikel kiri daripada di ventrikel kakan

o otopsi  pada gaster  lumpur dari TKP

o pada paru  air masuk

ada krepitasi (ada air dan udara di alveoli). Paru ditekan tidak kembali (emfisema aquatum)

tepi tumpul

berat paru >> normal

tes air  sedot dari alveoli  bandingkan dengan air dari tempat tenggelam

tes diatom o sebab kematian

asfiksia  air dan enda asing masuk ke lumen saluran napas

refleks vagaledema laring

air  Hemodilusi/hemokonsentrasi  eritrosit pecah  K+ keluar  hiperkalemia  fibrilasi ventrikel

Sufokasi

Inhalation of suffocating gasses adalah suatu keadaan dimana korban menghisap gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga kebutuhan O2

kekurangan O2 di suatu tempat/daerah sekitarnya (daerah tambang)

tanda asfiksia

tanda intoksikasi CO2

tanda trauma seperti kejatuhan batu

Ada 3 cara kematian pada korban kasus inhalation

Dalam dokumen 67839673 Buku Roman Forensik Second Edition (Halaman 69-75)