• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trauma listrik (Electrical Injury) Ada 2 jenis tenaga yaitu :

Dalam dokumen 67839673 Buku Roman Forensik Second Edition (Halaman 96-104)

Tingkat II yaitu luas dry heat 30%  membahayakan jiwa

Ada 8 reaksi umum :

3. Trauma listrik (Electrical Injury) Ada 2 jenis tenaga yaitu :

Tenaga listrik alam seperti petir dan kilat.

Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti telepon (30-50 volt) dan tram listrik (600-1000 volt) dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti listrik rumah, pabrik, dll

Arus listrik bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke potensial rendah. Arahnya sama dengan arah gerak muatan-muatan positif (berlawanan arah dengan elektron-elektron).

1.Arus listrik (I)

a.Arus listrik searah atau direct current (DC) mengalir secara terus menerus ke satu arah, dipakai dalam industri elektrolisa,

misalnya pada pemurnian dan

pelapisan/penyepuhan logam. Juga digunakan pada telefon (30-50 volt), dan kereta listrik (600-1500 volt). Sumber misalnya batere dan accu.

b. Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC)

mengalir bolak-balik, digunakan di rumah-rumah dan pabrik-pabrik, biasanya 110 volt atau 220 volt, jauh lebih berbahaya daripada arus DC, tubuh manusia 4-6 kali lebih sensitif terhadap arus AC.

2.Frekuensi listrik

Satuan : cycle per second atau hertz, yang paling sering digunakan 50 dan 60 hertz, yang paling tinggi 1 jt hertz dengan voltage 20.000-40.000 volt tidak begitu berbahaya dapat digunakan sebagai diatermi. Tubuh sangat tidak peka terhadap frekuensi yang sangat tinggi atau sangat rendah, contohnya kurang dari 40 hertz atau lebih dari 1.000 hertz.

3.Tegangan (voltage/V)

Satuan : volt. 1 volt = tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm.

Voltase rendah (110-460 V) misalnya penerangan, pabrik, tram listrik.

Voltase tinggi (= 1.000 V) misalnya transpor arus listrik.

Voltase sangat tinggi (20.000-1.000.000 V) misalnya deep X-rays therapy dan diatermi. Diatermi : frekuensi 1 juta Hz dan tegangan 20 ribu - 40 ribu volt. Kuat arus yang sering kita gunakan dibawah 6 ampere. Let go current = kuat arus dari aliran listrik dimana korban masih bisa melepaskan diri darinya. 4.Tahanan/hambatan listrik (resistance/R)

Satuan : ohm. Menurut hukum Ohm, besarnya intensitas listrik (I) sama dengan besarnya tegangan/voltage (V) dibagi dengan tahanan (R) dari medium.

Panas yang terjadi tergantung dari : 1.banyaknya arus

2.lamanya kontak

3.besarnya hambatan

Hal ini sesuai dengan rumus :

Keterangan : W = panas yang dihasilkan (kalori)

I = kuat arus (ampere) R = hambatan (ohm) t = waktu (detik)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efek Listrik pada Tubuh

1.jenis / macam aliran listrik

Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan intensitas 70-80 mA  kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.

2.tegangan / voltage

Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis kurang berarti. Voltage yang paling rendah yang sudah

V I =

---R W = I2 R t

dapat menimbulkan kematian manusia  50 volt. Makin tinggi voltage akan menghasilkan efek yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general. +60% kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya vibrilasi ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma elektrotermis. 3.tahanan / resistance

Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat syaraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.

Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan produksi keringat meningkat.

Pertimbangkan tentang ”transitional resistance”, yaitu suatu tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju,

sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain.

4.kuat arus / intensitas /amperage

Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu perak dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus yang di atas 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan vibrilasi ventrikel.

Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh (Lobl. O, 1959) : 1

mA Efek

1,0 Sensasi, ambang arus

1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus 2,0 Tangan mati rasa

3,5 Tangan terasa ringan dan kaku 4,0 Parestesia lengan bawah

5,0 Tangan tremor dan lengan bawah spasme

7,0 Spasme ringan yang luas sampai lengan atas

10,0 Dapat sengaja melepaskan diri dari arus listrik

15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran listrik

20,0 Kontraksi otot yang sangat sakit

Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang, pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi pada kuat arus 100 mA atau lebih.

Koeppen menggolongkan akibat kecelakaan listrik dalam 4 kelompok yaitu :

a. Kelompok I : kuat arus < 25 mA AC (DC antara 25-80 mA) dengan transitional R yang tinggi efek yang berbahaya (-).

b. Kelompok II : kuat arus 25-80 mA AC (DC 80-300 mA) dg transitional R < dari kel.I  hilangnya kesadaran, aritmia dan spasme pernafasan.

c. Kelompok III : Kuat arus 80-100 mA AC (DC 300 mA - 3A), transitional R < dari kel. II. Jk t = 0,1-0,3s , efek biologisnya sama dg kel. II. Jk > 0,3s  vibrilasi ventrikel irreversibel.

d. Kelompok IV : kuat arus > 3A  cardiac arrest

5. adanya hubungan dengan bumi / earthing

Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.

6.lamanya waktu kontak dengan konduktor

Makin lama korban kontak dengan konduktor  makin banyak jumlah arus yang melalui tubuh  kerusakan tubuh akan bertambah besar&luas. Dengan tegangan yang rendah  spasme otot-otot  korban malah menggenggam konduktor  arus listrik akan mengalir lbh lama  korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi  segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.

Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak titik keluar bervariasi  efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik, sepatu dapat berfungsi sebagai isolator, t.u sepatu karet

8.faktor-faktor lain

a. adanya penyakit-penyakit tertentu yang sudah ada pada korban sebelumnya, seperti penyakit jantung, kondisi mental yang menurun,dsb, yang dapat memperberat efek listrik pada tubuh manusia sampai timbulnya kematian.

b. Antisipasi terhadap syok.

c. Kelengahan atau kekurang hati-hatian. d. Luas kontak dengan arus listrik.

e. Kesadaran adanya arus listrik.

f. Kebiasaan dan pekerjaan.

g. Konstitusi tubuh yaitu tubuh kurus dan gemuk.

Cara Kematian

Paling sering : kecelakaan, jarang terjadi karena pembunuhan atau bunuh diri. Oleh karena itu pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) sangat penting.

Patofisiologi

Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera dengan atau kematian melalui depolarisasi otot dan syaraf, inisiasi abnormal irama elektrik pada jantung dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun eksternal melalui panas dan pembentukan pori di membran sel. Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan penurunan kesadaran segera karena depolarisasi syaraf otak. AC dapat menghasilkan ventrikular fibrilasi jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama membuat kerusakan iskemik otak terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat mengakibatkan mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan berbagai komplikasi. Selain itu dapat juga mengakibatkan luka bakar.

Sebab Kematian

Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai trauma mekanis. Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera.

Sebab kematian karena arus listrik yaitu : 1. Ventrikel fibrilasi

Tergantung ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan

yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.

Dalam dokumen 67839673 Buku Roman Forensik Second Edition (Halaman 96-104)