• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik CG03

Berdasarkan sampel pertama yang digunakan, teks deskriptif peserta didik CG03 di post-test kembali disajikan. Berikut ini adalah teks deskriptif tersebut.

Teks Deskriptif oleh CG03

Grizzly Bear

Bear is a big animal which live in the forest that you can find them in North America and Canada. Bear usually eat fish or meat. Bear is a carnivore.

Bear almost as tall as humans. Bear has four legs for walk. Bear has sharp teeth and, sharp claws to catch fish. Bear has two eyes. Bear has a mouth to eat fish and meat. Bear has two ears. Bear sleeps in winter for Hibernation. Its ears usually use to listen audio sonic voices. Its eyes use to see anything. It having child. Bear uses its claws for self defense. Bear also uses its teeth for self defense.

(1) Tanda baca

Tanda koma (,) merupakan salah satu tanda baca yang digunakan untuk memisahkan setiap bagian pada sebuah daftar dalam kalimat. Umumnya tanda koma digunakan jika terdapat tiga hal atau lebih yang disebutkan di dalam kalimat. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga perlu diperhatikan yang digunakan untuk menampilkan nama dan mengawali sebuah kalimat. Terkait dengan tanda-tanda baca tersebut, kesalahan penggunaan tanda koma ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG03 pada kalimat berikut ini.

a) Bear has sharp teeth and, sharp claws to catch fish. (Kalimat 3, Paragraf 2) Kalimat di atas menunjukkan terdapat kesalahan yang terjadi ketika peserta didik meletakkan tanda koma setelah kata hubung and. Berdasarkan modul Punctuation Basics dari Universitas Lincoln (2013:6) , tanda koma (,) tidak diletakkan setelah kata hubung ‘and’. Dalam menulis, kata hubung and tidak diikuti oleh sebuah tanda koma. Oleh karena itu, peserta didik seharusnya menulis ‘Bear has sharp teeth and sharp claws to catch fish’.

b) Bear sleeps in winter for Hibernation. (Kalimat 7, Paragraf 2)

Kesalahan kedua yang ditemukan adalah kata Hibernation. Penggunaan huruf kapital pada kata tersebut tidak tepat karena tidak digunakan untuk mengawali sebuah kalimat. Selain itu, kata tersebut bukan merupakan sebuah nama, melainkan suatu kegiatan (noun).

Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik CG03, perbandingan persentase kesalahan yang dilakukan pada pre-test dan post-test perlu dikaji untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik. Persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik CG03 pada pre-test sebesar 7.69%, sedangkan pada post-test hanya 6.67%. Meskipun jumlah kesalahan sama, baik pada pre-test maupun post-test, peserta didik CG03 menggunakan tanda baca yang lebih banyak. Oleh karena itu, pada aspek ini, peserta didik CG03 mengalami peningkatan sebesar 1.02%.

(2) Ejaan

Setelah melakukan kajian terperinci terhadap ejaan setiap kata yang digunakan oleh peserta didik CG03, tidak ditemukan kesalahan di dalam teks deskriptif. Hal ini tentunya dapat dijadikan sebuah indikasi bahwa peserta didik CG03 memahami dengan baik ejaan setiap kata yang dituangkannya ke dalam tulisan.

Berdasarkan analisis teks deskriptif pada pre-test dan post-test, peserta didik CG03 tidak melakukan kesalahan dalam mengeja setiap kata yang ditulisnya. Oleh karena itu, persentase kesalahan yang ditunjukkan adalah 0%.

(3) Tata Bahasa

Dalam menulis sebuah teks deskriptif, simple preset tense merupakan jenis tense yang dapat digunakan karena menyatakan hal yang masih eksis hingga sekarang atau berdasarkan fakta. Dengan kata lain, dalam menampilkan ide-idenya, peserta didik harus memperhatikan penggunaan tense ini. Berdasarkan analisis terhadap teks deksriptif, peserta didik CG03 melakukan beberapa kesalahan dalam menggunakan pola simple present tense. Tabel 4.19 berikut ini merupakan daftar kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh peserta didik, termasuk penggunaan simple present tense.

Tabel 4.19 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik CG03

No. Kesalahan Perbaikan Keterangan

1.

Bear is a big animal which live in the forest that you can find them in North America and Canada.

Bear is a big animal that lives in the forest. You can find it in North America and Canada.

Kalimat 1, Paragraf 1

2. Bear usually eat fish or meat.

Bear usually eats fish or meat.

Kalimat 2, Paragraf 1 3. Bear almost as tall as

humans.

Bear is almost as tall as humans.

Kalimat 1, Paragraf 2 4. Bear has four legs for

walk.

Bear has four legs to walk.

Kalimat 2, Paragraf 2 5.

Its ears usually use to listen audio sonic voices.

Its ears usually are used to listen audio sonic voices.

Kalimat 8, Paragraf 2 6. Its eyes use to see

anything.

Its eyes are used to see anything.

Kalimat 9, Paragraf 2 7. It having child. It usually produces a

baby.

Kalimat 10, Paragraf 2

Kesalahan pertama ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata kerja live. Dalam menyusun kalimat tersebut, peserta didik seharusnya menambahkan akhiran –s pada kata kerja live agar sesuai dengan aturan ketika subjek yang ditampilkan pada kalimat adalah tunggal (seperti bear). Selain itu, kalimat tersebut juga sedikit kurang efektif karena menggabungkan ide-ide yang sedikit berbeda. Oleh karena itu, kalimat di atas akan menjadi lebih tepat jika ditulis ‘Bear is a big animal that lives in the forest. You can find it in North America and Canada’.

Kesalahan kedua ditemukan ketika peserta didik menggunakan simple present tense. Pada kalimat ‘Bear usually eat fish or meat’, kata kerja eat seharusnya ditulis eats karena subjek kalimat yang dijadikan acuan bersifat tunggal (berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Seligson, 2012:100--102). Kesalahan selanjutnya juga masih terkait dengan simple present tense, khususnya penggunaan nominal sentence. Secara gramatika, kalimat ‘Bear almost as tall as humans’ kurang tepat karena peserta didik ingin menyatakan bahwa beruang memiliki tinggi yang hampir sama dengan manusia. Oleh karena itu, kalimat tersebut perlu penambahan be ‘is’ agar menjadi benar secara gramatika sehingga menjadi ‘Bear is almost as tall as humans’.

Kesalahan keempat ditemukan ketika peserta didik menggunakan preposisi for dalam kalimat yang disusunnya. Terkait dengan konteks kalimat tersebut, preposisi yang lebih tepat untuk digunakan adalah to, yakni preposisi yang digunakan untuk menunjukkan aksi selanjutnya dalam bentuk infinitive.

Selanjutnya, kalimat ‘Its ears usually use to listen audio sonic voices’. Peserta didik seharusnya menggunakan kalimat pasif, karena ingin menyatakan bahwa subjek kalimat (its ears) merasakan pengaruh dari suatu tindakan (listen the audio sonic voice). Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi dimengerti jika ditulis ‘Its ears usually are used to listen audio sonic voices’. Hal serupa juga ditemukan pada kalimat ‘Its eyes use to see anything’. Dalam menggunakan kalimat pasif, peserta didik harus meletakkan be (sesuai dengan subjek kalimat) sebelum kata kerja bentuk past participle. Dengan kata lain, peserta didik seharusnya menulis ‘Its eyes are used to see anything’.

Kesalahan terakhir terkait dengan aspek tata bahasa ditemukan ketika peserta didik bermaksud menerangkan bahwa seekor beruang umumnya melahirkan seekor bayi beruang. Oleh karena itu, kalimat yang tepat untuk mengganti kalimat sebelumnya adalah ‘It usually produces a baby’.

Setelah melakukan analisis secara kualitatif, persentase kesalahan yang ditemukan dalam menggunakan tata bahasa pada pre-test adalah 50.00%, sedangkan pada post-test sebesar 46.67%. Dengan kata lain, setelah mengikuti pembelajaran di kelas terkait dengan teks deskriptif, peserta didik CG03 mengalami peningkatan sebesar 3.33% dalam menggunakan kalimat yang sesuai dengan tata bahasa dalam bahasa Inggris.

(4) Ide

Berdasarkan apa yang telah ditulis oleh peserta didik CG03, dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan terutama dalam penyajian teks deskriptif. Pada post-test peserta didik telah mampu membagi teks deskriptif menjadi dua bagian, yaitu

identification dan description. Ide-ide yang dikembangkan pun sudah cukup sesuai dengan struktur tersebut.

Di sisi lain, seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa ide-ide atau koherensi teks deskriptif dapat dipengaruhi oleh tata bahasa. Dalam teks peserta didik CG03 pun ditemukan kesalahan tata bahasa yang membuat ide-ide teks menjadi kurang baik. Sebagai contoh, jika kalimat ‘Its eyes use to see anything’ diterjemahkan secara literal maka berarti ‘Mata-matanya menggunakan untuk melihat apa pun.’ Berdasarkan hal tersebut, untuk membuat idenya menjadi jelas, seharusnya peserta didik menggunakan kalimat pasif ‘Its eyes are used to see anything’ karena beruang menggunakan matanya untuk melihat, bukan mata yang menggunakan beruang untuk melihat.

Aspek yang terakhir yang penting dalam menentukan apakah koherensi teks deskriptif telah mencapai kata ‘baik’ adalah penggunaan kata ganti, yakni salah satu penanda kohesi. Pada bagian berikutnya dipaparkan kesalahan yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG03.

(5) Kata Ganti

Penggunaan kata ganti yang juga menandai adanya penanda kohesi sangat penting diperhatikan karena dapat menciptakan koherensi atau paparan ide yang baik dan sistematis. Oleh karena itu, analisis dilakukan untuk menemukan apakah peserta didik telah memahami penggunaan kata ganti yang tepat. Faktanya, pada teks deskriptif peserta didik CG03 masih ditemukan kesalahan kata ganti yang dipaparkan sebagai berikut.

‘Bear is a big animal which live in the forest that you can find them in North America and Canada.’ (Kalimat 1, Paragraf 1)

Kalimat di atas menunjukkan adanya kesalahan penggunaan kata ganti them. Kata ganti them digunakan untuk mengacu hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, kata ganti tersebut dapat merepresentasikan subjek yang berjumlah lebih dari satu, tetapi sebelumnya, subjek yang ditemukan bersifat tunggal (bear). Dengan kata lain, kata ganti yang tepat untuk menggantikan them pada kalimat di atas adalah it.

Berbeda dengan apa yang ditemukan pada pre-test, kesalahan yang ditemukan pada post-test untuk teks deskriptif peserta didik hanyalah satu. Namun untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi, persentase kesalahan pada pre-test dan post-test perlu diperhatikan. Persentase kesalahan penggunaan kata ganti yang juga salah satu indikator penggunaan penanda kohesi pada pre-test sebesar 40.00%, sedangkan pada post-test, persentase kesalahan yang didapatkan hanya 16.67%. Jadi, peserta didik CG03 lebih mengerti bagaimana menggunakan kata ganti yang tepat dengan adanya peningkatan pemahaman sebesar 23.33%.