• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tentang Solipsisme Mach dan Avenarius

Dalam dokumen v i lenin materialisme dan empiriokritisme (Halaman 107-123)

Kita telah melihat, bahwa titik asal dan pangkal pendapat dasar daripada filsafat empiriokritisisme adalah idealisme subyektif. Dunia adalah perasaan kita, -- itulah pangkal pendapat dasar yang terpadamkan tapi yang sedikitpun tak terubah oleh istilah “elemen”, oleh teori-teori “deret yang tak tergantung”, “koordinasi” dan “introyeksi”. Ketidak-masuk-akalan filosofis terletak dalam hal, bahwa dia mengarah ke solipsisme, ke pengakuan adanya hanya satu individu yang berfilsafat. Tapi kaum Machis Rusia kita meyakinkan para pembaca bahwa “tuduhan” pada Mach “sebagai penganut idealisme dan bahkan solipsisme” adalah “subyektivisme yang keterlaluan”. Demikianlah kata Bogdanov dalam Kata pendahuluan bagi “Analisa Perasaan” hal XI dan seluruh gerombolan Machis itu dalam banyak cara mengulangi hal itu.

Untuk menguaraikan, dengan menggunakan selubung-selubung yang bagaimana Mach dan Avenarius menutupi diri dari Solipsisme, sekarang kita harus menambahkan satu hal: penegasan “yang kererlaluan subyektivismenya” terletak sepenuhnya di pihak Bugdanov & Co, sebab dalam kesusteraan filsafat, penulis-penulis dari berbagai aliran telah lama membuat penemuan tentang dosa dasar Machisme di balik semua selubungnya. Kita membatasi diri pada kesimpulan sederhana dari pendapat-pendapat yang cukup jelas menunjukkan “subyektivisme” dari pada ke-tidak-tahuan kaum Machis kita. Dalam hal ini kita catat, bahwa para ahli filsafat-

105

spesialis, hampir semuanya simpati terhadap berbagai bentuk idealisme: di mata mereka idealisme sama sekali bukan suatu umpatan, sebagaimana bagi kita – kaum marxis, tapi mereka mengkonstatasi arah filsafat yang sebenarnya dari pada Mach, dengan mempertentangkan satu sistim idealisme dengan sistim idealisme lain yang menurut hemat mereka lebih konsekwen..

O.Ewald dalam buku yang diperuntukkan bagi analisa ajaran Avenarius: “Pencipta empiriokritisisme” volens-nolens ** menakdirkan diri sebagai solipsisme (l.c., hal. 61-62).

Hans Kleinpeter, murid Mach, yang dalam kata Pengantar bagi “Erkenntnis und Irrtum”*** secara khusus mengemukakan catatan atas solidaritet kepadanya: “Mach justru adalah contoh kesesuaian teori pemahaman idealis dengan tuntutan ilmu alam” (bagi kaum eklektis semua hal dan setiap hal adalah “sesuai”!), “contoh akan hal, bahwa yang tersebut terakhir itu bisa dengan baik berasal dari solipsisme tanpa membicarakannya” (“Archiv fur systematiche Philosophie” (29), band VI, 1900, S.87.****

E.Lucka dalam menganalisa “Analisa Perasaan” Mach:kalau dikesampingkan kesalah fahaman (Missvertandnisse), maka Mach berdiri di atas dasar idealisme tulen”. Tidak bisa dimengerti, bagaimana Mach menolak hal, bahwa dia adalah seorang Berkeleianis”. “Kant Studien” (30) Band VIII, 1903, SS. 416, 417 ***** )

* R.Willy. “ ! ”, S.169. Sudah barang tentu si pedant Petzoldt tidak membuat pengakuan5pengakuan yang begitu. Dia dengan puas diri filistinnya memamah biah skolastika “biologis” Avenarius (jilid I, bab II) (R.Willy. “Melawan kebijaksanaan Akademis”, hal. 169. Red.)

** mau tidak mau. Red.

*** “Pemahaman dan Kesesatan” Red.

**** “Arsip filsafat sistimatis” jli. VI, 1900, hal. 87. Red.

106

')

V.Yerusalem – seorang Kantianis yang paling reaksioner, terhadap siapa Mach dalam kata pendahuluan itu menyatakan solidaritasnya sebagai fikiran (“yang lebih sejenis” dari pada dulu Mach mengira: S.X. Vorwort* ke “Erk. U. irrt.”, 1906):

“fenomenalisme yang konsekwen mengarah ke solipsisme”, -- (“Der

kritische Idealismus und die reine Logik”, 1905, S.26 **

R.Honingswald: ….. “alternatif bagi kaum immanentis dan kaum empiriokritis: ataukah solipsisme, atau metafisika model Fichte,

Scheling atau Hegel” (Uber die Lehre Humes von der Realitat der

Aussendinge” 1904, S.68 *** )

Seorang ahli ilmu fisika Inggris Oliver Lodge di dalam bukunya yang diperuntukkan bagi seorang pengedar materialisme Haeckel, sambil lalu, seolah-olah tentang sesuatu yang sudah cukup dikenal umum, berkata tentang “orang-orang solipsis semacam Pearson

dan Mach” (Sir Oliver Lodge. (“La vie et la matierre”, P. 1907, p. 15

**** ).

Terhadap seorang Machis Pearson, organ ahli-ahli ilmu alam Inggris “Nature”(31) (“Alam”) mengajukan dalam bahasa ahli ilmu ukur E.T.Dixon sebuah pendapat yang cukup tepat yang ada gunanya untuk diajukan bukan karena dia baru, melainkan karena kaum Machis Rusia secara naïf menganggap kekacauan filosofis Mach sebagai “filsafat ilmu alam” (Bagdanov, hal. XII dll, kata Pengantar bagi “Analisa Perasaan”)

Dasar dari seluruh karangan Pearson,--tulis Dixon,-- prinsip, bahwa karena kita tidak bisa tahu sesuatu secara langsung kecuali tanggapan

panca indera (sense impression), maka, oleh sebab itu barang-barang

tentang mana kita biasa berbicara sebagai benda-benda obyektif atau benda-benda luar, tak lain dan tak bukan adalah sebagai grup-gerup tanggapan panca indera. Tetapi profesor Pearson mengakui adanya kesadaran orang lain, dia mengakui hal itu bukan secara diam dengan mengarahkan bukunya pada mereka, tapi juga secara langsung di banyak tempat dalam bukunya”. Tentang adanya kesadaran orang lain Pearson menyimpulkan secara analogis dengan melihat gerak tubuh orang lain: karena kesadaran orang lain riil, maka diakui adanya orang lain di luar saya! “Sudah barang tentu, dengan begitu kita kiranya kita tidak bisa membantah seorang idealis yang konsekwen, yang kiranya

107

akan menekankan, bahwa bukan hanya benda-benda luar, tapi juga kesadaran orang lain adalah tidak riil dan ada hanya dalam bayangannya; tapi menyatakan keriilan kesadaran orang lain – berarti mengakui keriilan alat-alat dengan pertolongan mana kita menyimpulkan kesadaran orang lain yaitu….. bentuk luar daripada tubuh manusia”. Jalan keluar dari kesulitan – pengakuan “hypotese” bahwa tanggapan-tanggapan panca indera kita sesuai dengan realitas obyektif di luar kita. Hypotese itu secara menenuhi syarat menjelaskan tanggapan-tanggapan panca indera kita. “Saya tidak bisa secara serius ragu-ragu akan hal, bahwa profesor Pearson sendiri percaya akan hal itu, sebagaimana orang-orang lain. Tapi andaikata kita terpaksa menulis kembali hampir setiap halaman dari “Gramatika Ilmu pengetahuannya”“ *****

Ejekan itu – yang dijumpai oleh ahli-ahli ilmu alam yang mau memeras otak bagi filsafat idealis yang menimnbulkan kegairahan pada Mach.

Dan inilah akhirnya pendapat ahli fisika Boltzmann. Kaum Machis akan berkata, sebagai kata Fr.Adler, bahwa ahli ilmu fisika itu adalah dari aliran lama. Tapi sekarang masalahnya berkisar bukan tentang teori-teori ilmu fisikan , tapi tentang masalah dasar filsafat. Dalam menentang orang-orang “yang asyik dengan dogma-dogma gnosiologis baru”, Boltzmann menulis: “ketidak kepercayaan pada bayangan-bayangan yang kita hanya bisa menarik dari tanggapan panca indera yang langsung, mengarah ke pertentangan yang secara langsung berlawanan dengan kepercyaan naif yang terdahulu. Orang- orang bilang: yang kita ketahui hanya tanggapan-tanggapan panca indera, lebih lanjut kita tidak bisa selangkahpun maju. Tapi

* Hal. X, Kata Pendahuluan Red.

** “Idealisme Kritik dan Logika Sejati”, 1905, hl. 26. Red. *** “Ajaran Hume tentang keriilan dunia luar”, 1904, hlm 68 **** Oliver Lodge “Kehidupan dan materi” pr. 1907, hal. 15

***** “Nature”, 1892, July 21, p. 269 (“Alam”, 1892, 21 juli, halm. 269. Red.)

108

'

andaikata orang-orang itu konsekwen, maka kiranya mereka akan mengajukan pertanyaan yang

lebih lanjut: kita ketahuikah tanggapan-tanggapan panca indera kita yang kemarin? Yang secara langsung kita ketahui adalah hanya satu tanggapan panca indera atau hanya satu fikiran yaitu yang kita fikirkan pada saat ini. Artinya, kalau konsekwen maka harus mengingkari bukan hanya adanya orang-orang lain kecuali Aku kita sendiri, tapi juga adanya semua bayangan di masa lalu”*.

Titik Tolak “fenomenologis” yang seolah-olah “baru” daripada Mach & Co, oleh ahli ilmu fisika itu secara adil bisa diabaikan sebagai ketidak-masuk kalan tua dari pada fislsafat idealisme subyektif.

Tidak, orang-orang yang “tidak melihat” solipsisme sebagai kesalahan dasar Mach telah dikagumi oleh kebutaan “Subyektif”.

$$$$$ $$$$$

* Ludwig Boltzmann. “$ ! ”, Lpz.1905, S.132, Bandingkan SS 168, 177, 187 dll. (Ludwig Boltzmann. “Karangan Populer”, Leipzig, 1905, hal. 132. Bandingkan hal.5halm. 168, 177, 187 dll. Red.)

109

'

! !

! " # $ %

Tentang “benda dalam dirinya” ditulis oleh kaum Machis kita sedemikian banyak, sehingga kalau dikumpulkan menjadi satu, maka kita dapatkan segudang kertas cetak. “Benda dalam dirinya” – adalah betul-betul merupakan bete noire* bagi Bogdanov dan Valentinov, Bazarov dan Chernov, Berman dan Yuskevic. Tidak ada kata-kata yang sedemikian “kuat” yang kiranya tidak disasarkan ke alamatnya, tidak ada kiranya ejekan yang tidak ditimbunkan ke atasnya. Dan siapakah yang mereka perangi demi “benda di dalam dirinya” yang sangat jahat itu? Di sinilah mulailah pembagian atas ahli-ahli filsafat dari kaum Machis Rusia menurut partai-partai politik. Semua kaum Machis, yang menghendaki menjadi kaum Marxis berperang melawan “benda dalam dirinya” Plekhanov, menuduh bahwa Plekhanov menjadi kacau dan terperosok ke dalam Kantianisme dan bahwa dia membelok dari Engels. (tentang tuduhan pertama kita akan bicara dalam bab ke-empat, tentang tuduhan ke-dua akan bicara di sini). Kaum Machis tuan V.Chernov, seorang Narodnik, musuh bebuyutan Marxisme, secara langsung menyerang Engels mengenai “benda dalam dirinya”.

Adalah malu untuk mengakui, tapi kiranya berdosa untuk merahasiakan bahwa pada kali ini, permusuhan terbuka melawan Marxisme telah membuat tuan Viktor Chernov menjadi musuh literatur yang lebih prinsipiil daripada kawan-kawan kita separtai dan lawan-lawan filsafat (32). Sebab hanya rasa batin yang tidak jujur ( atau sebagai tambahan, tidak tahu Marxisme?) telah membuat hal, bahwa kaum Machis yang menghendaki sebagai orang-orang Marxis, secara diplomatic mengesampingkan Engels, samasekali

110

mengabaikan Feuerbach dan mondar-mandir betul-betul di sekitar dan di dekat Plekhanov. Itu adalah ke-mondar-mandiran yang penuh kesepian, perdebatan kecil-kecilan, umpatan-umpatan kecil ke alamat murid Engels di bawah pengelakan secara pengecut dari analisa pandangan-pandangan guru. Dan karena tugas catatan- catatan sambil lalu ini untuk menunjukkan kereaksioneran Machisme dan ketepatan materialisme Marx dan Engels , maka kita kesampingkan saja percekcokan kaum Machis yang ingin menjadi kaum Marxis dengan Plekhanov, dan mari menghadap secara langsung ke Engels yang dibantah oleh seorang empiriokritis tuan V.Chernov. Di dalam “Studi filosofis dan sosiologis” nya (M.1907 – kumpulan artikel-artikel yang ditulis terutama sebelum tahun 1900 dengan sedikit kekecualian) artikel: “Marxisme dan filsafat transedentil” secara langsung mulai dengan usaha mempertentangkan Marx dengan Engels dan dengan tuduhan pada yang tersebut terakhir tadi sebagai “materialisme naïf-dogmatis”, sebagai “dogmatic materialis yang paling kasar” (hal. 29 dan 32). Tuan V.Chernov menyatakan sebagai contoh “yang sudah cukup” analisa Engels menentang benda dalam fikiran milik Kant dan menentang garis filsafat Hume. Maka kita sekarang memulai dengan analisa tersebut.

Dalam karyanya “Ludwig Feuerbach” Engels menyatakan materialisme dan idealisme sebagai aliran-aliran filsafat dasar. Materialisme mengambil alam sebagai yang primer, jiwa, -- sebagai yang sekunder. Pada tempat pertama meletakkan kenyataan, pada tempat kedua – fikiran. Idealisme tampil sebaliknya. Perbedaan dasar daripada “dua kubu-kubu besar”, di atas mana ahli-ahli filsafat terbagi menjadi “aliran-aliran yanag berbeda-beda” menjadi aliran- aliran idealisme dan materialisme, dikatakan oleh Engels sebagai hal yang paling penting, secara langsung

* Terjemahan harfiah: binatang buas hitam; yang menakutkan, bahan kebencian. Red.

111

''

menuduh “menjadi bingung” atas orang-orang yang dengan arti lain menggunakan istilah idealisme dan materialisme.

“Masalah tertinggi dari semua filsafat”, “masalah dasar yang besar daripada semua filsafat, khususnya filsafat terbaru”, -- kata Engels, -- adalah “masalah tentang hubungan fikiran dengan kenyataan, jiwa dengan alam”. Dengan demikian para ahli filsafat menjadi “dua kubu besar” sesuai dengan masalah dasar itu, Engels menunjukkan bahwa “ada dua segi lain” daripada masalah dasar filsafat, yaitu:”bagaimana hubungan antara fikiran kita tentang dunia yang mengelilingi kita dengan dunia itu sendiri. Mampukah fikiran kita memahami dunia yang sesungguhnya, bisakah kita di dalam bayangan dan pengertian kita tentang dunia yang sebenarnya menyusun cerminan yang betul tentang realitas?” *

“Sejumlah besar dari ahli filsafat secara pasti menyelesaikan masalah itu”, -- kata Engels, dengan membawa kemari bukan hanya semua kaum materialis, tapi juga kaum idealis yang paling konsekwen, misalnya seorang idealis absolut Hegel, yang menganggap dunia yang sebenarnya sebagai realisasi daripada sesuatu “ide absolut” yang abadi, di mana jiwa manusia, yang dengan tepat memahami dunia yang sebenarnya , akan memahami di dalamnya dan lewat dia memahami “ide absolut”.

“Tetapi di samping mereka” (yaitu di samping kaum materialis dan kaum idealis konsekwen) “adalah sejumlah ahli filsafat lain yang membantah kemungkinan pemahaman dunia, atau, paling tidak membantah kemungkinan akan pemahaman secara sepenuhnya. Di antara ahli-ahli fisafat baru yang termasuk di dalamnya adalah Hume dan Kant, dan merasa memainkan peranan besar dalam perkembangan filsafat”……(33) .

“Dalam tahun 1888 adalah aneh untuk menyebut sebagai ahli-ahli filsafat “terbaru” seperti Kant dan khususnya Hume. Pada waktu itu yang wajar adalah mendengar nama-nama Cohen, Lange, Riehl, Laas, Liebmann, Goring dsb. Tapi Engels, tampaknya, tidak begitu mahir dalam filsafat “terbaru” “ (hal. 33, catatan 2).

112

Tn V.Chernov percaya pada dirisendiri. Baik di dalam masalah ekonomi maupun di dalam masalah-masalah filsafat dia sama saja mirip dengan Voroshilovnya Turgenyev (34) , yang memusnahkan kadang-kadang Kautsky yang tolol ** , kadang- kadang Engels yang tolol hanya secara elementer mengambil sumberpada nama-nama “para sarjana”! Celakanya hanya dalam hal—bahwa semua orang-orang otoriter yang disebut oleh tuan Chernov tadi – adalah kaum Katianis-baru, tentang mana Engels di halaman itu juga daripada “L.Feuerbach”-nya membicarakan sebagai kaum reaksioner teoritis, yang berusaha menghidupkan mayat kembali ajaran-ajaran Kant dan Hume yang sudah lama dibantah. Tn Chernov yang gagah berani tidak mengerti bahwa Engels justru membantah dengan analisanya otoriter-otoriter (bagi kaum Machis) daripada profesor-profesor yang bingung!

Setelah menunjukkan bahwa sejak Hegel mengajukan argumen yang “menentukan” melawan Hume dan kant dan bahwa Feuerbach melengkapi argumen-argumen itu dengan pertimbangan- pertimbangan yang lebih menonjol ketajamannya daripada kedalamannya, Engels melanjutkan.

* Fr.Engels. “L/Feuerbach” etc. ( Fr.Engels. “L.Feuerbach, dst.Red.) Terbitan ke54, bhs. Jerman, S.15. Terjemahan ke dalam bahasa Rusia, terbitan Jenewa th 1905, hal. 12513. Tn. V.Chernov menterjemahkan kata Spiegelbild – “cerminan sebagai kaca”, dengan menuduh Plekhanov mengantarkan teori Engels “dalam bentuk yang sangat diperlemah”: mengatakan dalam bahasa Rusia hanya tentang “Cerminan”, tidak tentang “bagaikan kaca”. Itu – keluhan yang tak berarti; Spiegelbild dipakai dalam bahasa Jerman juga hanya dalam arti Abbild (cerminan, gambaran. Red.)

** “Masalah Agraria”V.Ilyin, bag. 1, SPB, 1908, hal. 195 (Lih. V.I.Lenin Karya, edisi ke54, jil. 5, hal. 134. Red.)

113

'*

“Pembatahan yang paling tegas atas ketidak normalan (atau reka- rekaan, Schrullen) itu, sebagaimana atas ketidak-normalan filosofis lain terletak dalam praktek, yaitu di atas eksperimen dan di dalam industri. Kalau kita bisa membuktikan benarnya pengertian kita akan gejala tertentu dengan hal, bahwa kita sendiri memproduksinya, melahirkan dia dari syarat-syaratnya, dengan begitu memaksanya mengabdi kepada tujuan-tujuan kita, maka “benda dalam dirinya” milik Kant yang tak bisa diraih (atau yang tak bisa dimengerti: unfassbaren – kata yang penting itu terlewati baik dalam terjemahan Plekhanov maupun dalam terjemahan tn V.Chernov) itu berakhir. Zat- zat kimia yang terbentuk dalam tubuh binatang dan tumbuh-tumbuhan tetap merupakan “benda dalam dirinya” berubah menjadi “benda untuk kita”, seperti misalnya alizarin, bahan pewarna dari rumput-rumputan marena, yang sekarang kita dapatkan bukan dari akar marena yang ditanam di ladang, melainkan jaug lebih murah dan lebih sederhana dari ter batu-bara” (hal. 16 dari karya tsb.) (35) .

Tuan Chernov, dengan mengemukakan analisa itu, betul-betul kehilangan kesabaran dan samasekali memusnahkan Engels yang malang. Dengarkan:”Bahwa dari ter batu-bara ‘dengan lebih murah dan lebih mudah’ bisa di dapat alizarin, tentang hal itu, sudah barang tentu tak seorang Kantianis baru merasa heran. Tapi bahwa bersama dengan alizarin dari ter tadi bisa dengan murah di dapat pembantahan “benda dalam dirinya”, -- itu, sudah barang tentu bukan bagi kaum Kantianis-baru saja merupakan penemuan yang sangat baik dan belum pernah ada”.

“Engels, rupanya setelah mengetahui, bahwa menurut Kant ‘benda dalam dirinya’ tak bisa terpahami, membuat kembali teorema itu menjadi kebalikannya dan memutuskan bahwa semua yang tak terpahami adalah benda dalam dirinya ……” (hal. 33).

Dengarkanlah tuan Machis: membohonglah tapi tahu batas! Kan tuan di sini juga, di hadapan umum, memutar balikkan sitiran dari Engels, sitiran yang ingin tuan “sebarkan”, bahkan tanpa mengetahui berkisar tentang apa masalahnya!

Pertama, tidak benar bahwa Engels “mendapatkan pembatahan atas benda dalam dirinya”. Engels secara langsung dan jelas berkata bahwa membantah benda dalam dirinya milik Kant yang tak teraih

114

(atau tak bisa terpahami). Tn.Chernov meruwetkan pandangan materialis Engels akan adanya benda-benda secara tak tergantung dari kesadaran kita. Kedua, kalau teorema Kant berbunyi bahwa benda dalam dirinya tak bisa terpahami, maka teorema “kebalikannya” akan berbunyi: yang tak bisa terpahami adalah benda dalam dirinya, dan tn Chernov mengganti kata-kata yang tidak bisa terpahami dengan kata yang tak terpahami, tampa mengerti bahwa dengan penggantian semacam itu dia lagi meruwetkan dan masalah tafsiran pandangan materialis Engels!

Tn.Chernov sedemikian dibingungkan oleh orang-orang reaksioner dari filsafat resmi, orang-reaksioner yang dianggap sebagai pemimpin-pemimpin, sehingga dia ribut-ribut dan berteriak-berteriak melawan Engels, dengan samasekali tidak mengerti di dalam contoh yang diajukan. Coba-coba kita jelaskan kepada wakil Machisme itu, bagaimana masalahnya.

Engels secara langsung dan jelas berkata bahwa tidak setuju dengan Hume dan dengan Kant berdua. Nyatanya, pada Hume tidak ada samasekali tentang “Benda dalam dirinya yang tak bisa dipahami”. Keumuman apa yang ada antara dua ahli filsafat itu? Yalah bahwa mereka secara prinsipiil memisahkan “gejala” dengan apa yang bergejala, perasaan dengan apa yang dirasakan, benda untuk kita dengan “benda dalam dirinya”, di mana Hume samasekali tidak mau tahu tentang “benda dalam dirinya”, fikiran tentangnya sendiri dianggap hal yang tidak diperkenankan dari segi filsafat, menganggap sebagai “metafisika” (sebagaimana mereka berkata kaum Humeanis dan kaum Katianis); sedang Kant menganggap adanya “benda dalam dirinya” tapi menyatakan bahwa dia “tidak bisa dipahami”, dia secara prinsipiil berbeda dengan gejala, dia termasuk dalam bidang yang secara prinsipiil lain, bidang “akhirat” (Jenseits), yang tidak bisa dicapai oleh kepercayaan.

Di mana letak tidak setujunya Engels? Kemarin kita tidak tahu bahwa di dalam ter batu-bara ada alizarin. Hari ini kita mengetahui itu. Pertanyaan, adakah kemarin alizarin di dalam ter batu-bara?

115

'(

Ya, sudah barang tentu. Setiap keragu-raguan akan hal itu kiranya akan merupakan hinaan atas ilmu alam modern.

Kalau ya, maka dari sini timbul tiga kesimpulan gnosiologis yang penting:

1). Barang-barang berada tak tergantung dari kesadaran kita, tak tergantung dari perasaan kita, di luar kita, sebab tak teragukan bahwa alizarin kemarin ada dalam ter batu-bara, dan sedemikian juga tak teragukannya, bahwa kita kemarin sama sekali tidak tahu tentang adanya itu, kita tidak menerima perasaan yang manapun dari alizarin itu.

2). Secara tegas tidak ada, dan tidak mungkin ada perbedaan prinsipiil yang manapun antara gejala dengan benda dalam dirinya. Perbedaan yang ada hanya antara apa yang terpahami dan apa yang belum dipahami, sedang lamunan filosofis tentang batas khusus antara yang satu dengan yang lain, tentang hal bahwa benda dalam dirinya terletak “di seberang sana” daripada gejala (Kant) atau, bahwa boleh dan harus membatasi dengan sesuatu dinding pemisah filosofis dari masalah tentang dunia di luar kita yang bagian-bagiannya yang ini atau yang itu belum terpahami (Hume), semua itu omong kosong, Schrulle, ketidak normalan, lamunan.

3). Dalam teori pemahaman, sebagaimana dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan lain perlu menganalisa secara dialektis, yaitu bukannya menganggap pemahaman kita sudah jadi dan tak terubah- ubah tetapi menyelami bagaimana dari ketidak tahuan menjadi berpengetahuan, bagaimana pengetahuan yang kurang penuh, yang kurang tepat menjadi lebih penuh, lebih tepat.

Karena kalian condong pada titik tolak perkembangan pemahaman manusia dari kekurangan pengetahuan, kalian akan melihat bahwa jutaan contoh-contoh, yang sedemikian sederhana sebagaimana penemuan alizarin di dalam ter batu-bara, pengamatan yang jutaan jumlahnya bukan hanya dari sejarah ilmu pengetahuan dan tekhnik, tapi juga dari kehidupan sehari-hari dari semua dan setiap orang menunjukkan kepada manusia perubahan “benda dalam dirinya” menjadi “benda untuk kita”, timbulnya “gejala”, ketika alat-alat panca indera mendapat sentuhan dari luar, dari obyek-obyek yang ini atau

116

uang itu, -- lenyapnya “gejala”, ketika halangan yang ini atau yang itu menyingkirkan kemungkinan pengaruh dari byek yang ada secara tak tergaukan bagi kita ke panca indera kita. Kesimpulan yang satu- satunya dan yang tak terelakkan oleh materialisme sebagai dasar daripada gnosiologinya, -- terletak dalam hal, bahwa di luar kita, dan tak tergantung dari kita, ada obyek-obyek, barang-barang, benda- benda, bahwa perasaan kita adalah gambaran daripada dunia luar.

Dalam dokumen v i lenin materialisme dan empiriokritisme (Halaman 107-123)