• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

I.1 Latar Belakang

1.5 Manfaat Penelitian

1.6.2 Teori Politik Lingkungan

Politik lingkungan adalah suatu kerangka politis yang memandang lingkungan secara instrumental, sebagai sumber daya yang harus dieksploitasi demi penciptaan nilai-nilai pemanfaatan yang berikutnya didistribusikan di antara masyarakat dan umat manusia secara umum.36Politik lingkungan tidak lepas dari makna keadilan demi pemerataan mutu dan dampak lingkungan hidup.Persoalan tentang pemerataan ini, tentunya sudah pasti berciri ruang yang mempertimbangkan sifat material alam dan keragaman lingkungan pada skala lokal, regional dan global.

Lingkungan hidup yang baik bagi umat manusia tidak serta-merta merupakan lingkungan hidup yang baik bagi makhluk hidup non-hayati.Namun Marx dan Engels menyebutkan buruknya lingkungan hidup yang diciptakan secara manusiawi yang pada hakikatnya tidak manusiawi.Seperti, kotor, limbah dan padatnya rumah-rumah miskin di kota-kota industry. Lingkungan hidup yang manusiawi, dengan umat manusia dan makhluk non-manusia di dalamnya, merupakan lingkungan hidup yang menjadi tempat pemenuhan kebutuhan mereka dan dapat berkembang biak secara optimal.Marx dan Engels juga mengatakan

“jika pencerahan kepentingan diri merupakan prinsip dari semua moralitas, maka

kepentingan pribadi manusia harus diselaraskan dengan kepentingan umat

36

Nicholas Low, Brendan Gleeson. 1998. Politik Hijau: kritik terhadap politik konvensional menuju politik

berwawasan

manusia.Jika manusia dibentuk oleh lingkungannya, maka lingkungannya harus

dibentuk lebih manusiawi”.37

Mutu lingkungan merupakan inti kesejahteraan bagi individu dan masyarakat, dan dengan demikian menjadi persoalan pokok keadilan.Sebagaimana halnya dengan dimensi kesejahteraan lainnya, mutu lingkungan mengandung unsur yang baik sekaligus buruk yang tersebar di dalam masyarakat, negara dan bumi. Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai sosial memainkan peran penting dalam menentukan cara penyebaran tersebut sekaligus kepuasan kita.

Ulrich Beck menjelaskan bagaimana modernitas kapitalis dan logika prometheannya telah menimbulkan berbagai dapak buruk industrial yang mengancam kehidupan umat manusia dan non-manusia di semua tingkat geografis.Terlebih-lebih lagi, zat-zat berbahaya yang baru berikut pemanfaatan tanah yang terkait dengan produksi, penyimpanan dan perusakan zat-zat tersebut, dialokasikan secara sosial dan geografis, memunculkan tuntutan baru untuk berjuang menegakkan keadilan distribusi kebaikan, dan keburukan lingkungan.Harus diakui bahwa ketidakramahan masyarakat-masyarakat lokal di negara-negara barat terhadap fasilitas-fasilitas pembuangan limbah telah mendorong perdagangan internasional yang berupaya untuk membuang produk limbah industri di negara-negara berkembang. „lalu lintas resiko‟ ini membahayakan kesejahteraan penduduk miskin di negara-negara berkembang

37

sekaligus berpeluang menimbulkan ketidakadilan pembangunan global yang timpang.38

Politik lingkungan acapkali disamakan pengertiannya dengan ekologi politik. Beberapa definisi tentang ekologi politik yang asumsinya adalah sama

yaitu: “environmental change and ecological conditions are (to some extent) the

product of political processes”39. Jika produk lingkungan adalah produk dari proses-proses politik, maka tidak terlepas pula dalam hal ini adalah keterlibatan proses-proses dialektika dalam politik ekonomi.Perhatian tertentu difokuskan pada konflik yang di timbulkan karena adanya akses lingkungan yang dihubungkan ke sistem politik dan hubungannya dengan ekonomi.

Menurut Vandana Silva (1993), akar krisis ekologi terletak pada kelalaian pihak penguasa dalam menyingkirkan hak-hak komunitas lokal untuk berpartisipasi secara aktif dalam kebijakan lingkungan.40Paterson mengatakan bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekatan yang menggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk mewakili suatu pergantian tensi yang dinamik antara lingkungan dan manusia, dan antara kelompok yang bermacam- macam di dalam masyarakat dalam skala dari individu lokal kepada transnasional secara keseluruhan.41

38

Ibid. hal.148. 39

Sansen Situmorang. 2008. Ekologi Politik: Gagasan CSR Dalam Meredam Gejolak Sosial Masyarakat

Lokal. hlm. 40

Umar Syadat Hasibuan. 2008. Green Politics dan Penyelesaian Persoalan Hidup di Indonesia. Melalui (http://www.unisosdem.org/article) diakses tanggal 16 November 2016 pukul 17.10 wib

41

Herman Hidayat. 2008. Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm.9.

Sementara menurut Bryant, politik lingkungan boleh didefinisikan sebagai usaha untuk memahami sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi suatu jaringan dari pergantian lingkungan.Bryant memusatkan kajian politik lingkungan dengan meneliti operasional dalam pengelolaan hutan dalam kasus Indonesia.Dari definisi di atas, jelaslah bahwa definisi Bryant yang menekankan bahwa politik hal yang pertama atas politik lingkungan, yang berbasis aspek pembangunan dan berwawasan lestari.Ada dua alasan rasional untuk kondisi ini.Pertama, bahwa tekanan politik dan ekonomi dari pemerintah Soeharto mewarnai secara mendalam dalam pengelolaan hutan sejak tiga dekade pemerintahannya (1966- 1998).Kedua, implikasi dari tekanan politik dan ekonomi atas perspektif lingkungan telah diabaikan oleh birokrat kehutanan, yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan hutan.42

Mengamati skala sosial dan lingkungan yang berbeda, politik lingkungan menjelaskan sekurangnya tiga penelitian area yang berbeda.Pertama, penelitian ke dalam sumber yang kontekstual perubahan lingkungan yang menguji pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara, hubungan antar negara, dan kapitalisme global.Judul ini merefleksikan dampak yang tumbuh dari kekuatan nasional dan transnasional atas lingkungan dari suatu dunia yang saling bertambah ketergantungan, baik secara politik dan ekonomi.Kedua, area penelitian mencari tahu suatu lokasi dari aspek-aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan, yaitu dengan studi suatu konflik atas akses sumber-sumber lingkungan.Ilmuan

42

memperoleh pandangan bagaimana kontekstual pelaku berpengaruh atas kondisi sosio-lingkungan yang khusus, hubungan, dan menekankan perjuangan lokasi yang khusus atas lingkungan.Mengambil, baik sejarah maupun dinamika konflik, penelitian area ini menggambarkan bagaimana para petani yang miskin dan masyarakat lokal tanpa kekuasaan berperang melindungi fondasi lingkungan atas kehidupannya.Ketiga, penelitian area ini menjelaskan jaringan politik dari perubahan lingkungan atas hubungan sosio-ekonomi dan politik.43